Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label ABNS PEMBAHASAN. Show all posts
Showing posts with label ABNS PEMBAHASAN. Show all posts

Benarkah Syiah Melaknat Para Sahabat Nabi?. Ternyata Jawabannya Begini Didalam Do'a Asyura, Simak!


Siapa yang Pertama, Kedua dan Ketiga yang Dilaknat Syiah dalam Ziarah Asyura?

Oleh: Ismail dg. Naba

Akhir-akhir ini ketentraman dan kedamaian dalam masyarakat diusik oleh segelintir orang yang merasa dirinya paling benar, paling beragama dan merasa penegak sunnah Rasulullah saw, mereka adalah kelompok Pengikut Muhammad bin Abdul Wahab. Mereka merasa terusik dan tidak tenang melihat perkembangan pesat pengikut mazhab cinta (mazhab Ahlulbait) yang lebih dikenal dengan sebutan “Syiah” di penjuru dunia khususnya di tanah air Indonesia. Untuk membendung vitamin cinta ini, mereka terus menerus menebarkan virus penangkal dengan tuduhan dan fitnahan murahan yang tidak mendasar supaya mata air kecemerlangan yang terpancar dari Rasulullah saw dan keluarganya yang suci tersamarkan dan bahkan menjauh dari masyarakat.

Setiap musim haji dan umrah di sekitar pekuburan suci Baqi’ (pemakaman para sahabat dan keluarga Rasulullah saw) tepatnya disekitar kuburan empat imam dalam mazhab Ahlulbait (Imam Hasan al-Mujtaba, Imam Ali Zainal Abidin, Imam Muhammad Al-Baqir, Imam Ja’far Shadiq alaihimussalam) para pencinta keluarga Rasulullah saw berziarah ke pemakaman tersebut dengan membaca doa ziarah dan tawassul yang dibaca melalui buku Mafatihul Jinan. Para petugas pemerintahan Saudi (yang bermazhab Wahabi) melakukan sweeping terhadap buku do’a tersebut dan bertanya bahwa maksud dari “pertama”, “kedua”, “ketiga” yang kalian laknat dalam doa ziarah Asyura siapa saja?.

Sebenarnya pertanyaan seperti ini sudah pernah muncul sejak zaman Syekh Thusi ra dan sampai hari ini pertanyaan itu masih tetap digulirkan oleh para pengikut Muhammad bin Abdul Wahab guna menyudutkan mazhab Ahlulbait (Syiah) dengan ingin mengatakan bahwa mazhab Ahlulbait bukan bagian dari Islam sebagaimana yang baru baru terjadi dikota Makassar. Segelintir orang yang tidak senang kepada pencinta Ahlulbait Nabi melontarkan tuduhan bahwa orang-orang Syiah melaknat sahabat Rasulullah SAW dengan menuduh bahwa yang dimaksud oleh orang-orang Syiah dengan yang pertama, kedua dan ketiga dalam do’a tsb adalah khalifah pertama, khalifah kedua dan khalifah ketiga.

Apakah tuduhan tersebut benar? Apakah memang betul seperti itu keyakinan dalam mazhab Ahlulbait? Mari kita simak beberapa penjelasaan atas jawaban dari pertanyaan diatas.

Ada beberapa jawaban terhadap pertanyaan tersebut:

1. Dari mana kita mengetahui bahwa siapa orang orang yang dimaksud dalam do’a tersebut,? Jika pengucap pertama (Imam dalam mazhab Ahlulbait) do’a ini, ingin menerangkan secara jelas siapa yang dimaksud, maka dari awal beliau akan memperjelas maksudnya sehingga tidak terjadi tanda tanya dan ketidakjelasan. Dan kalian wahai pengikut Muhammad bin Abdul Wahab yang tidak meyakini ilmu ghaib bahkan ilmu ghaib para Anbiyah saja anda tidak meyakininya, maka bagaimana mungkin kalian mengetahui niat orang orang Tasyayyu dan niat para imam dalam mazhab Ahlulbait pada do’a tersebut bahwa siapa siapa yang dimaksud tiga orang tersebut?. Syarat untuk mengetahuinya adalah mesti memiliki ilmu ghaib.

2. Salah satu ulama mazhab Ahlulbait mengatakan, “Ketika saya ada di masjid Nabawi, pada saat itu saya memegang kitab do’a Mafatihul Jinan, tiba tiba salah seorang petugas (pengikut mazhab wahabi) mengambil buku tersebut dari tangan saya dan mencari ziarah Asyura dan memperlihatkan kepada saya kemudian berkata, “Yang pertama, kedua dan ketiga yang kalian laknat ini siapa?”

Ulama tersebut menjawab, “Memangnya kita wajib mengetahui siapa orang-orangnya?” Dia (Wahabi) menjawab, “Ketika kita tidak mengetahui siapa orang tersebut maka bagaimana mungkin kita melaknatnya?”. Ulama Syiah itu menjawab, “Kaum muslimin shalat lima kali sehari dan senantiasa mengatakan “ghairil maghdhubi ‘alaihim wa laddhaalliin” apakah orang orang yang melaksanakan shalat tersebut mengetahui siapa saja “maghdhubi ‘alaihim” (orang-orang ang dimurkai), dan “dhallin“(orang-orang yang sesat)? Dia berpikir sejenak dan berkata, “Tidak, Mereka tidak mengetahuinya”. Maka ulama Syiah tersebut menjawab, “Ketika mereka tidak mengetahuinya, bagaimana mereka memohon kepada Tuhan untuk tidak ditunjukkan kepada jalan orang orang yang dimurkai dan disesatkan?” Dia menjawab, “Ini adalah shalat dan diperintahkan untuk membaca seperti itu dan Tuhan tidak menginginkan kepada kita untuk mengetahui siapa siapa yang dimaksud.” Mendengar jawaban petugas itu, sang ulama berkata, “Ini juga adalah doa ziarah dan diperintahkan untuk dibaca seperti itu dan mereka yang membaca do’a tersebut tidak mengetahui siapa yang dimaksud dalam do’a tersebut.”

Dengan jawaban yang diberikan oleh ulama tsb, petugas itu terdiam dan pergi.

3. Kalian (pengikut Muhammad bin Abdul Wahab) sendiri yang berprasangka dan menuduh bahwa yang dimaksud oleh Syiah dengan yang pertama, kedua dan ketiga adalah khalifah pertama (Abu Bakar as-Siddiq), khalifah kedua (Umar bin Khattab), Khalifah ketiga (Usman bin Affan). Apakah kalian menemukan didalam buku-buku Syiah Imamiyah yang dikarang oleh ulama-ulama mu’tabar Syiah mulai dari ulama-ulama terdahulu sampai yang kontemporer yang menulis secara jelas bahwa yang dimaksud ketiga orang tersebut adalah orang-orang yang sebagaimana kalian sebutkan? Tentunya kalian tidak akan menemukannya karena memang tidak ada dan kenapa pertanyaannya berhenti sampai yang ketiga? Kalau bisa saya melanjutkan pertanyaannya yaitu yang dimaksud dengan yang keempat dalam do’a tersebut adalah siapa? apakah kalian berani mengatakan bahwa yang keempat adalah khalifah keempat (imam Ali as)?, Kalau dijawab dengan kalimat: “Saya tidak tahu”. Maka saya mengatakan bahwa dari mana kalian mengetahui ketiganya tetapi yang keempat kalian tidak mengetahuinya? Sebagaimana jawaban kalian terhadap pertanyaan tentang yang keempat bahwa “saya tidak tahu”, kami juga mengatakan bahwa kami tidak mengetahui siapa yang pertama, kedua dan ketiga tersebut dan kami tidak menerima segala macam prasangka dan tuduhan yang lontarkan kepada kami tentang ketiga orang tersebut.

4. Begitupula bisa dikatakan bahwa memangnya kalian tidak membuka kitab kalian sendiri yang diriwayatkan dari Rasulullah saw bahwa: “Jika ada orang tidak layak dilaknat dan dilontarkan pelaknatan kepadanya maka pelaknatan yang dilontarkan kepadanya berubah menjadi rahmat dan keberkahan baginya?[1]

Kalau memang seperti itu kenapa mesti bersedih apalagi marah-marah!!.”

5. Dalam sejarah disebutkan bahwa Musuh-musuh Syaikh Thusi (385-460 H) (salah seorang ulama terkemuka Syiah) melaporkannya kepada khalifah Abbasi bahwa Syekh Thusi dan teman temannya melakukan pelaknatan kepada para sahabat dengan bukti yang tertulis didalam kitabnya yang berjudul al-Mishbah dan Doa Ziarah Asyura. Khalifah Abbasi memanggil SyaikhThusi dan meminta pertanggungjawaban atas tuduhan yang dilemparkan kepadanya. Syaikh Thusi menjawab tuduhan tersebut dengan mengatakan bahwa bukan begitu maksudnya sebagimana yang khalifah dengar dari sipenebar fitnah, maksud dari
- Yang pertama adalah qabil yang membunuh habil, dia adalah orang pertama yg mencontokan pembunuhan dan penzaliman,
- Yang kedua adalah Qaidar yang membunuh onta Nabi Shaleh as, yang ketiga adalah pembunuh Nabi Yahya as, dia adalah raja Rumania yang tergila-gila dengan seorang pelacur dan
- Yang keempat adalah Abdurrahman bin Muljam, pembunuh Imam Ali as. 

Setelah khalifah mendengar jawaban Syaikh Thusi, bukan hanya tidak menerima perkataan sipenebar fitnah tetapi justru Syaikh Thusi malah diberikan kedudukan yang terhormat dan penebar fitnah dihukum karena menebarkan fitnah dan merusak persaudaraan sesama kaum muslimin.[2]

Setelah kita menyimak beberapa jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan oleh orang-orang yang tidak senang kepada pencinta Ahlul Bait Nabi maka dapat disimpulkan bahwa mereka hanya ingin menebarkan kebencian dan keresahan didalam masyarakat karena klaiman mereka tidak terbukti dan tidak mendasar. Oleh karena itu kami hanya ingin mengatakan kepada para pembenci pencinta Rasul dan Keluarganya yang suci tanpa kami meyakini siapa saja yang dimaksud dengan orang-orang tersebut bahwa siapa pun mereka, mereka adalah orang-orang yang secara terang-terangan menzalimi para Anbiyah dan keluarganya dan mereka berhak untuk dilaknat dan sama sekali tidak ada kaum muslimin yang menolak pelaknatan kepada mereka yang menzalimi para Anbiya dan keluarganya kecuali orang-orang yang tidak punya akal dan hatinya tertutup untuk menerima kebenaran.

Wallahu ‘Alim


Catatan Kaki:

[1]. Sahih muslim, Muslim bin al Hujaj al Nisyaburi, dar ibnu katsir, Beirut, jilid 4 hal.2007

[2] .Al istibshar fi makhtalafa min al akhbar, Muhammad bin Hasan Thusi (yang dikenal dengan nama syekh Thusi atau syekh At Thaifah), dar al-kitab al-islamiyah, Tehran, jilid 1 hal.14.

(Bahtera-Nuh/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kesempurnaan Ilmu Dan Budaya: Penemuan-penemuan di Masa Kemunculan Imam Mahdi As


Penemuan-penemuan di masa kemunculan Imam Mahdi As

Kami telah katakan bahwa pada masa kemunculan Imam Mahdi As kecepatan dalam mencari ilmu pnegtahuan pada masa itu dengan sangat mudah akan di capai oleh manusia hingga sumber-sumber dari pengetahuan itu sendiri.

Pada masa itu bimbingan dan arahan yang di berikan oleh Imam Mahdi As adalah penyebab meluas dan cepatnya ilmu pengetahuan kepada menyebar keseluruh masyarakat. Dan hal ini tentunya merupakan sebuah sebab perkembangan pencarian pengetahuan dimana hal ini tentunya di karenakan nikmat keberadaan dari Imam Mahdi As. kesempurnaan akal dan berkembangnya pikiran yang di miliki oleh manusia pada masa pemerintahan Imam Mahdi As di karenakan oleh keberadaan Imam Mahdi As sendiri.

Pada bahasan kesempurnaan akal dan teraktualnya segenap kekuatan yang dimiliki oleh akal manusia yang telah kami sebutkan di katakan bahwa hal ini merupakan salah satu karakter yang dimiliki pada masa pemerintahan Imam Mahdi As. Pada masa itu tentara nafsu di kalahkan oleh tentara akal dan akal manusia akan memimpin nafsu yang di miliki oleh manusia dan hal inilah yang menjadi penyebab berfungsinya atau teraktualnya segenap kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh akal manusia tersebut, sebuah kekuatan yang sebelumnya tidak di kenal oleh manusia dimana hal ini menyampaikan manusia pada bagaimana cara untuk berpikir besar dan meninggalkan cara berpikir yang kekanak-kanakan.

Dengan alasan ini kami berkeyakinan bahwa : berpikiran besar dari segenap kejumudan yang ada merupakan sebuah kekhususan yang dimiliki pada masa kemunculan imam Mahdi As.

Tentunya ketika masyarakat manusia tiba pada cara berpikir yang besar betapa perubahan yang sangat besar, ajaib, dan luar biasa akan terjadi di muka bumi ini bukan hanya dalam ilmu pengetahuan agama bahkan dalam bidang industri dan tekhnologi juga akan terwujud. Pada masa kegelapan keghaiban jutaan orang bekerja dan berusaha untuk menemukan dan mencari temuan-temuan baru dimana keputusan seseorang pada masa ini sangatlah terbatas akan tetapi mampu menciptakan sebuah kerja yang nyata. Akan tetapi pada masa kemuculan imam Mahdi As dimana akal manusia menjadi sempurna dan kehendak mereka juga sampai pada derajat yang paling tinggi maka pikiran manusia pada masa itu akan memberikan efek yang luar biasa dimana apa yang mereka inginkan dapat terwujud dengan sangat cepat.

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kesempurnaan Ilmu Dan Budaya: Efek Dari Pengaruh Dari Kehadiran Imam Mahdi As Dalam Mencari Ilmu Pengetahuan


Efek Dari Pengaruh Dari Kehadiran Imam Mahdi As Dalam Mencari Ilmu Pengetahuan

Manusia-manusia pada pemerintahan imam Mahdi tidak lagi butuh kepada penelitian yang membutuhkan waktu yang lama dan hasil yang tidak pasti, karena dari bahasa imam Hasan Mujtaba As dunia pada masa itu akan dipenuhi dengan keadilan, pengetahuan, argumentasi dan burhan. Benar bahwa jika manusia memanfaatkan kehadiran imam Mahdi as di dalam kehadiran beliau di tengah-tengan masyarakat maka manusia akan mempelajari dengan begitu sangat cepat dan ilmu pengetahuan tersebut senantiasa akan dibarengi ilmu ladunni yang berumber dari mata air wahyu yang pasti kebenarannya.

Sekarang untuk memperjelas bahasan ini secara sempurna kami akan menukil tentang jenis hewan-hewan yang dapat berbicara kemudian sebuah riwayat terkait dengan hal tersebut.

Sebagaimana yang telah kami katakan bahwa dipuncak gunung-gunung yang tinggi di padang pasir yang tandus begitu juga di kedalaman lautan terdapat makhluk-makhluk yang ajaib dimana cara hidup mereka karakteristik dan sifat yang mereka miliki begitu juga dengan cara perkembangbiakan dikarenakan banyaknya jumlah mereka kita tidak dapat mengetahui mereka semua. Hingga sekarang tercatat bahwa di dunia ini terdapat 86.000 jenis burung.[1] Dan diantara hewan jenis serangga terdapat 400.000 jenis kupu-kupu yang telah tercatat dimana sekitar 150.000 darinya terdapat di Iran.[2]

Dengan memperhatikan jenis-jenis hewan yang ada jika seseorang hendak mengetahui ilmu tentang zoologi atau ilmu tentang hewan dan mengkhususkan penelitiaannya pada bagaimana perkembang-biakan hewan-hewan yang ada dimuka bumi. Yang mana dari hewan-hewan yang bertelur dan yang mana melahirkan ? berapa banyak tahun yang akan dibutuhkan untuk melakukan penelitian hanya untuk hal tersebut ?

Selain dari hal ini bagaimana kita dapat mengenal kondisi jutaan hewan-hewan yang hidup dikedalaman samudera di padang pasir dan puncak gunung yang tinggi ? akan tetapi jika orang sama mengetahui hal-hal tersbut tidak dengan cara meneliti dan mencari bahkan diajari oleh orang yang memiliki pengetahuan akan rahasia-rahasia penciptaan dan dia sendiri adalah saksi dari penciptaan makhluk, dengan mempelajari sebuah kaidah umum kita dapat melewati jalan jutaan tahun hanya dalam dua detik. Sekarang kami hendak menjelaskan hal ini melalui bahasa riwayat , dikutip dari kumpulan kisah almarhum Haji Muktamad dulla farhad Mirza dari majelis Amir Kamaluddin Husein Fana’i dimana ummu jabir bertanya kepada imam Shadiq as :”Apa yang sedang engkau lakukan ?, saya berkata: saya hendak meneliti yang mana hewan pemakan rumput dan yang mana burung yang bertelur dan melahirkan ? imam menjawab : sebenarnya hal ini tidak buutuh pada pemikiran yang panjang, imam berkata tulislah telinga dari hewan-hewan yang tinggi ia melahirkan anak dan telinga setiap hewan yang bersambung dengan kepalanya itu bertelur, Dzalika taqdirul azizil alim. Kemudia hewan-hewan pemakan rumput dimana telinganya pendek dan bersambung dengan kepalanya adalah hewan yang bertelur dan hewan pemakan rumput yang memiliki kulit yang tebal atau yang seperti ini juga bertelur dan telinga kelelawar dikarenakan telinga mereka yang tinggi dan tidak bersambung dengan kepalanya maka hewan ini melahirkan.[3]

Dengan demikian, aturan umum bahwa burung dikarenakan dia terbang tidak memestikan maka pastilah burung tersebut bertelur. Begitu juga dengan binatang pemakan rumput dikarenakan mereka memakan rumput bukanlah sebuah kepastian bahwa hewan tersebut melahirkan karena bisa saja hewan-hewan tersebut dalam keadaan menyusui proses perkembang biakannya dengan cara bertelur dan tidak dengan cara melahirkan.

Salah satu hewan yang paling ajaib adalah sebuah hewan yang memiliki kemiripan dengan bebek akan tetapi hewan ini dikarenakan hewan mamalia tetapi hewan ini berkembang biak dengan cara bertelur. Berikut ini adalah sebuah laporan yang terkait dengan bebek yang kami maksud : mungkin bebek jenis ini bisa jadi bukan hewan yang ajaib, akan tetapi secara nyata kami mengatakan bahwa ini adalah hewan yang aneh. Hewan ini adalah hewan mamalia yang memiliki kemiripan 100% dengan hewan mamalia lainnya dan hewan ini memiliki moncong yang sama persis dengan bebek dan juga memiliki cakar seperti burung lainnya dan yang paling aneh karena hewan ini bertelur. Bebek jenis ini memiliki moncong sekitar 50 cm dan hidup di daratan Australia. Hewan ini adalang perenang yang sangat cepat. Ketika hewan ini berenang maka moncongnya dikeluarkan ke permukaan air dan pada saat bersamaan ia dapat bernafas dengan cara ini. Hewan ini juga dapat hidup di daerah pinggiran sungai dimana betinanya bertelur didaerah tersebut dan menyusui anak-anaknya.[4]

Pada bahasan sebelumnya telah kami katakan bahwa salah-satu dari kriteria masa kemunculan imam Mahdi As adalah meluasnya ilmu pengetahuan diseluruh masyarakat dan pada bahasan ini kami telah menjelaskan dua kriteria penting dari masa pemerintahan imam Mahdi As.
1. Kecepatan mempelajari ilmu pengetahuan jika kita mendapatkan pengajaran dari seorang yang mumpuni atau ahli dibidang tersebut tanpa membutuhkan penelitian tentunya akan mempersingkat waktu pembelajaran.
2. Hasil pasti dari ilmu pengetahuan ketika kita diajar oleh seorang guru yang ahli tentunya tidak lagi membutuhkan penelitian yang lama dan kita tidak lagi bekerja sia-sia atau tidak mendapat hasil sama sekali.

Tentunya kedua kekhususan ini memiliki efek yang luar biasa dan begitu penting didalam menciptakan perkembangan pengetahuan dan peradaban yang sesungguhnya bagi masyarakat manusia.


Catatan Kaki:

[1] Diantara 86.000 jenis tersebut yang hidup di dunia kita yang paling besar dan paling tinggi adalah burung unta yang berasal dari Afrika, akan tetapi hewan tidak dapat terbang karena berat badan mereka secara umum 135 kg dengan tinggi mencapai 2,40 m. Menurut sebuah informasi dikatakan bahwa burung gagak adalah burung yang paling banyak terbang dimuka bumi dan setelah burung gagak adalah burung camar. Burung gagak yang paling tua mencapai 108 tahun dan burung camar yang paling tua mencapai 44 tahun. (dairatul maarif, 1001 nokteh ye jazab hal 263).
[2] Buku mingguan hal 22, syanbeh 17 bahman tahun 1383 no 611. Salah seorang dari penulis yang meneliti tentang burung mengatakan bahwa saya melakukan penelitian terkait dengan burung selama sembilan tahun dan pada tahun 1994 dimana pertama kali saya memotret setiap jengkal dari wilayah Iran dimana setiap perjalanan yang saya lakukan umumnya dalam bentuk perjalanan penelitian, didalam perjalanan tersbeut saya memotret dan melakukan pengenalan setiap jenis burung, kupu-kupu, baik kupu-kupu yang berada didalam taman ataukan kupu-kupu yang berada di perkebunan, yang ada digunung ataukah yang berada di atas rumput. Begitu juga dengan kupu-kupu yang telah dikumpulkan di museum didatangkan dari luar negeri dengan tujuan untuk menyempurnakan peneltian yang saya lakukan. Burung-burung dengan segenap keindahan yang dimiliki sebenarnya adalah sebuah keberadaan yang begitu terdzalimi dari sekian banyak serangga yang ada. Kupu-kupu tersebut terbang dalam bentuk berkelompok dari satu titik ke titik lainnya dan meghinggapi lahan-lahan pertanian dan merusak lahan pertanian tersbeut, kupu-kupu juga dapat menyisakan bakteri-bakteri yang menyebabkan penyakit bagi manusia.
[3] Guldzar akbari hal 266.
[4] Shegefti Haye Afarinash ,hal 20.

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kesempurnaan Ilmu Dan Budaya: Bimbingan Imam Mahdi As Dalam Mencari Ilmu Pengetahuan


Untuk mengenalkan kita akan masa pemerintahan Imam Mahdi As dimana masa itu adalah masa yang penuh dengan kegemilangan, masa ilmu pengetahuan, masa kerja dan usaha, masa yang penuh dengan kebaikan ini adalah masa yang memberikan kehidupan di seluruh sisi-sisi kehidupan dan dengan keajaiban-keajaiban yang ada pada alam penciptaan, ini adalah masa untuk mengetahui keagungan keberadaan semesta dan mengenal Imam Mahdi sebagai khalifatullah di atas bumi ini di mana beliau adalah saksi penciptaan bagi seluruh makhluk, berikut ini kami mengutarakan sebuah pertanyaan;

Seperti apakah makhluk hidup yang ada di puncak gunung yang paling tinggi dimuka bumi ini hingga padang pasir yang sangat luas sampai titik lembah yang paling dalam, dari permukaan laut yang tak terbatas hingga samudera yang paling dalam? Mahkluk ajaib yang seperti apakah hidup di tempat seperti itu? Apakah mungkin kita mengenal rahasia penciptaan alam keberadaan? Bagaimana cara kita dapat mengetahui rahasia di balik keberadaan penciptaan tersebut? Apakah selain dari saksi penciptaan terdapat orang yang mengetahui semua alam penciptaan tersebut? Apakah terdapat orang lain yang mengetahui alam penciptaan ini selain dari Imam Mahdi As?

Benar bahwa pada masa kemunculan Imam Mahdi As dunia akan dipenuhi dengan argumentasi, pengetahuan dan kecerdasan. Begitu juga dengan seluruh sisi dari kehidupan manusia senantiasa akan dibarengi dengan pengetahuan, argumentasi dan dalil. Imam Hasan Mujtaba as terkait dengan hal ini beliau mengatakan :” Bumi akan dengan dipenuhi dengan keadilan dan argumentasi”.[1]

Pada masa itu manusia diseluruh bumi melalui perjalanan ratusan tahun dengan satu malam dan hal-hal mereka tidak dapat pelajari semasa hidupnya mereka dapat mempelajarinya dalam beberapa kata saja. Untuk memberikan sebuah contoh akan meluasnya ilmu pengetahuan pada masa kemunculan imam Mahdi As berikut ini kami mengutarakan pertanyaan sebagai berikut : jika seseorang hendak melakukan sebuah penelitian yang begitu mendalam dan meluas dan ia mengetahui segala sesuatu yang terkait dengan hal tersebut akan tetapi ia sama sekali tidak mendapatkan bantuan dan pertolongan dari guru atau ustad yang memiliki keahlian dibidang tersebut, betapa orang tersebut akan melakukan penelitian yang sangat panjang dengan waktu yang bertahun-tahun. Apakah orang yang melakukan penelitian dengan cara yang seperti ini dapat mencapai apa yang ia inginkan. Akan tetapi jika orang yang seperti ini mendapat bantuan dari seorang guru atau seorang ustad yang memiliki keahlian dan kemampuan dibidang tersebut tentunya orang yang melakukan penelitian ini akan sampai pada apa yang ia inginkan dalam waktu yang sangat singkat dan apa yang ia cari akan ia temukan degan mudah.

Dengan bahasa lain ilmu pengetahuan kita dapat bagi menjadi dua bagian :
1. Belajar dari seorang guru yang memiliki pengetahuan akan hal tersebut dimana guru atau ustad tersebut memiliki pengetahuan yang sempurna di bidang itu.
2. Jika guru atau ustad atau buku yang terkait dengan apa yang hendak kita teliti itu tidak ada tentunya akan butuh pada penelitian dan pencarian dengan kerja dan usaha yang sangat banyak sehingga apa yang kita cari dapat kita temukan.

Tentunya perbedaan-perbedaan yang begitu banyak didalam pencarian ilmu pengetahuan dengan jalan mencari dan meneliti begitu juga dengan mempelajari akan memberikan perbedaan yang begitu penting sebagai berikut :
1. Kecepatan mempelajari ilmu pengetahuan jika kita mendapatkan pengajaran dari seorang yang mumpuni atau ahli dibidang tersebut tanpa membutuhkan penelitian tentunya akan mempersingkat waktu pembelajaran.
2. Hasil pasti dari ilmu pengetahuan ketika kita diajar oleh seorang guru yang ahli tentunya tidak lagi membutuhkan penelitian yang lama dan kita tidak lagi sia-sia atau ragu untuk tidak mendapat hasil sama sekali.


Catatan Kaki:

[1] Biharul anwar jilid 44 hal 21 dan jilid 52 hal 280.

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kesempurnaan Ilmu Dan Budaya: Ilmu Pengetahuan Yang Dimiliki Oleh Ahlul Bait As


Ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh Ahlul bait As

Dengan berdasar pada keyakinan mazhab Ahlul Bait As dikatakan bahwa para nabi di zaman apapun mereka ilmu yang mereka miliki senantiasa berada diatas dari ilmu yang dimiliki oleh masyarakat pada masa itu di mana tidak satupun dari ulama dan ilmuwan dapat berhadapan dengan mereka dan dapat mengalahkan mereka pada setiap bahasan diskusi dan sejenisnya.

Ilmu yang dimiliki oleh Imam-imam Makzum As memiliki keutamaan dan kelebihan di bandingkan dengan ilmu yang dimiliki oleh ulama dan ilmuwan pada seluruh masa dimana ilmu pengetahuan mereka sama sekali bukan bandingan dengan ilmu yang dimiliki oleh para ilmuwan tersebut.

Keutamaan dari ilmu yang dimiliki oleh para makzumin As adalah bahwa ilmu mereka bukanlah ilmu yang di peroleh dengan cara belajar bahkan ilmu yang mereka miliki adalah ilmu yang merupakan kenikmatan yang di berikan oleh Allah Swt. Dengan demikian ilmu yang dimiliki oleh para makzumin As adalah ilmu yang berasal dari pengetahuan rahasia ilahi dan tentunya pengetahuan jenis ini lebih utama dari pengetahuan yang dimiliki oleh orang lain.

Meskipun riwayat-riwayat terkait dengan ilmu para makzumin As memiliki batasan yang berbeda dan bahasan terkait dengan hal ini akan butuh bahasan yang sangat panjang. Kita dapat mengatakan bahwa sumber perbedaan riwayat terkait dengan hal ini adalah perbedaan tingkatan pengetahuan orang yang disampaikan oleh Imam-imam Makzum As, perbedaan yang di karenakan oleh kemampuan dan kapasitas yang dimiliki oleh orang yang disampaikan. Kami mengatakan bahwa : ilmu yang dimiliki oleh Imam Mahdi As adalah ilmu yang lebih tinggi dari apa yang dimiliki oleh seluruh manusia yang ada di muka bumi karena beliau memiliki seluruh ilmu pengetahuan. Di dalam doa ziarah kepada Imam Mahdi As dikatakan : Innaka haizun kullu ilmin artinya engkau yang memiliki seluruh ilmu pengetahuan.[1]

Di dalam doa ziarah Nudbah juga dikatakan : “ Wahai Ali yasin! Allah memberikan maqam khalifah kepada kalian dan dari ilmu majari akan perintah penghakiman, pengaturan dan perencanaan dari kehendak alam malakut “[2].

Dengan bahasa yang di sampaikan melalui lizan doa seperti yang kami kutip diatas menjelaskan kepada kita bahwa bukan hanya alam kepemilikan ( materi ) yang berada dalam genggaman Imam Mahdi bahkan alam malakut itu sendiri berada dalam cakupan ilmu dan pengetahuan beliau. Dan berdasarkan bahasa dari sebagian riwayat tentang keajaiban-keajaiban pada masa kemunculan Imam Mahdi As dikatakan bahwa beliau juga akan menyempurnakan alam malakut tersebut.

Jadi kebangkitan yang akan di pimpin oleh Imam Mahdi As tidak hanya memiliki sisi dunia materi semata bahkan selain dari alam materi ini beliau juga akan menyempurnakan alam batin yang tidak terlihat sehingga keberadaan makhluk dari alam yang tak terlihat tersebut juga berada dalam naungan cahaya pemerintahan beliau.

Terkait dengan ilmu yang dimililki oleh Imam Makzum As merupakan sebuah bahasan yang sangat menarik akan bab pengetahuan yang dimiliki oleh Ahlul bait As, tentang bagaimana dan batasan dari pengetahuan tersebut di karenakan tidak memiliki hubungan yang cukup selaras dengan tema yang kami angkat pada buku ini menjadikan kami menjauhi bahasan tersebut.


Dengan demikian setiap Imam yang berada pada setiap zaman mengetahui segenap apa yang di miliki oleh manusia pada zaman itu. Setiap ilmuwan pada masa itu dari berbagai macam cabang pengetahuan yang mereka miliki mulai dari industri hingga permasalah-permasalahan ilmiah lainnya haruslah dapat di selesaikan oleh Imam Zaman mereka hal ini di sebabkan karena kesemestian maqam keimamahan dan kepemimpinan ilahi adalah ilmu yang ada pada mereka memiliki keutamaan dan kelebihan dari ilmu yang dimiliki oleh seluruh manusia yang ada dimuka bumi ini dan tentunya hal ini merupakan sebuah keutamaan dari Imam itu sendiri. Dan jika tidak demikian maka yang terjadi adalah dahulunya keutamaan dari yang memberikan keutamaan.

Dari penjelasan di atas maka ilmu yang dimiliki oleh imam Mahdi As adalah ilmu pengetahuan yang senatiasa lebih tinggi dari ilmu dan peradaban sebelum masa kemunculan beliau. Di bawah ini kami mengutip sebuah riwayat dari Imam Ridha As terkait dengan apa yang kami sampaikan sebelumnya: “ Sesungguhnya para nabi dan para Imam As di berikan kesuksesan oleh Allah dan di berikan kepada mereka pengetahuan dari tempat perbendaharaan dan hikmah yang tidak di berikan kepada selain mereka, maka ilmu yang mereka miliki di atas ilmu yang dimiliki oleh orang-orang di zamannya,[3] sebagaimana firman Allah :

“أَفَمَنْ يَهْدي إِلَى الْحَقِّ أَحَقُّ أَنْ يُتَّبَعَ أَمَّنْ لا يَهِدِّي إِلاَّ أَنْ يُهْدى‏ فَما لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ”[4]

Artinya : “Maka apakah orang yang dapat memberi petunjuk kepada kebenaran itu lebih berhak diikuti ataukah orang yang tidak dapat memperoleh petunjuk kecuali (bila) diberi petunjuk? Mengapa kamu (berbuat demikian)? Bagaimanakah kamu mengambil keputusan?

Dengan demikian ilmu pengetahuan jika ia berkembang dalam seluruh sisi yang ia miliki maka ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang imam melingkupi seluruhnya dan dapat di katakan sebagai lautan pengetahuan dari yang menampung seluruh tetesan air hujan, seluruh ilmu pengetahun akan hilang jika di bandingkan dengan pengetahuan yang mereka miliki dimana tetesan air hujan sebenarnya berangkat dari lautan itu sendiri.

Sebagaimana yang telah di sebutkan di dalam riwayat bahwa pada masa kemunculan Imam Mahdi As seluruh burhan dan argumentasi akan penuh sesak di bumi ini dan manusia di seluruh bidang kehidupan memiliki argumentasi dan dalil yang benar dari ilmu pengetahuan, sehingga para sahabat Imam Mahdi As mengalahkan musuh-musuh mereka dengan perkataan dan membimbing mereka menuju kebenaran itu sendiri.

Imam Mahdi As dengan perkatan dan penyampaian yang ia berikan kepada manusia saat itu menyeru dan menghidayai manusia sehingga dunia ini penuh dengan pengetahuan dan pandangan yang baru sehingga dengan ini kebenaran menjadi nampak dan kebatilan akan hancur dan hilang dari muka bumi ini. Seluruh keraguan dan kebimbangan yang yang ada dalam diri seorang manusia akan hilang.

Ini adalah sebuah kenyataan yang di bawah oleh Imam Mahdi As dan telah di sampaikan melalui doa-doa ziarah kepada beliau pada awal kelahiran beliau di bulan Syaban. Dikatakan : “ orang-orang dzalim beranggapan bahwa Allah telah membatalkan hujjahnya dan sekiranya bagi kami di berikan izin untuk berkata maka hilanglah segenap keraguan yang ada “[5].

Tentunya dengan hilangnya keraguan dan kebimbangan dalam diri manusia hati akan penuh dengan iman dan keyakinan dan ketika hati penuh dengan iman dan keyakinan maka akan terjadi perubahan kehidupan dan memberikan kesempurnaan bagi kepribadian seseorang.


Catatan Kaki:

[1] Mizabahuh Zair, hal 437, Shahifah Mahdiah, hal 630.
[2] Biharul Anwar , jilid 94, hal 37, Shahifah Mahdiah, hal 571.
[3] Kamalu Ad-Din Wa Tamamun Nimah, hal 670, Ushul Kaafi, jilid 1 hal 202.
[4] Surah Yunus ayat 35.
[5] Al-ghibah, Syeikh Thusi, hal 147.

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kesempurnaan Ilmu Dan Budaya: Perubahan Yang Luar Biasa di Masa Kemunculan Imam Mahdi As


Perubahan yang luar biasa di masa kemunculan Imam Mahdi As

Allah mengetahui bahwa dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan sempurnanya akal manusia perubahan besar yang seperti apa yang akan terjadi di dunia ini! Dan rahasia apa yang akan di perlihatkan dari rahasia penciptaan alam semesta ini!

Pada masa kegelapan keghaiban terkadang sebuah penemuan kecil memiliki sebuah manfaat dan memberikan sebuah perubahan besar dalam pikiran manusia di masa keghaiban ini. Sebagai contoh adalah penemuan sebuah teleskop dan kamera yang sangat kuat di mana kedua hal ini memberikan pengaruh yang luar biasa dalam penglihatan manusia? Begitu juga dengan pengetahuan manusia akan luas angkasa raya dan lebarnya langit diatas sana? Bagaimana anggapan para ilmuwan dan filosof tentang kebagaimanaan bumi dan bebintangan? Temuan-temuan yang seperti ini di karenakan kesempurnaan ilmu dan perdaban yang dimiliki oleh manusia, betapa akan luar biasa lagi jika hal ini di masa kemunculan Imam Mahdi As dimana manusia memiliki pengetahuan dan ilmu mereka senantiasa bertambah tentang hakikat dan rahasia dari penciptaan alam semesta dimana kita pada masa keghaiban ini tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui rahasia di balik penciptaan tersebut, pada masa itu apa saja kira-kira yang dapat di temukan oleh manusia dan efek keajaiban yang ada padanya?

Para ilmuwan di masa keghaiban sama sekali belum menemukan sebuah solusi akan anti materi, melewati batas waktu dan jalan menuju alam ghaib. Apakah anda mengetahui dengan di temukannya solusi dari hal-hal diatas dan terbukanya rahasia dari hal-hal tersebut betapa perubahan yang ajaib yang akan terjadi di alam penciptaan ini ? apakah kita dengan pengetahuan yang begitu sedikit ini kita dapat mengetahui keagungan pengetahuan tersebut?

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kesempurnaan Ilmu Dan Budaya: Cara Lain Untuk Memperoleh Ilmu Pengetahuan


Cara lain untuk memperoleh ilmu pengetahuan

1. Dengan indera penciuman
2. Dengan indera peraba
3. Dengan indera pengecap
4. Mempelajari ilmu pengetahuan dengan cara meta indera


1. Dengan indera penciuman

Indera penciuman yang ada pada manusia adalah salah satu dari indera dimana jika indera ini sampai pada tahap kesempurnaanya manusia dapat memperoleh ilmu pengetahuan melalui perantaraan indera ini. Sebagian orang dapat memperoleh ilmu pengetahuan menggunakan perantaraan indera penciuman ini sehingga pengetahuan mereka dapat bertambah. Didalam sebuah riwayat dikatakan dari Imam Ali Ibnu Abi Thalib beliau bersabda: Harumkan diri kalian dengan istigfar hingga bau dari dosa tidak menjadikanmu terhina !”[1]

Terdapa sebagian dari orang yang dapat mengetahui amal perbuatan yang di lakukan oleh seseorang dengan bau nafas yang dimiliki oleh orang tersebut. Hal inilah yang di sampaikan oleh Imam Ali As, supaya manusia beristigfar sehingga orang lain tidak mengetahui amal perbuatan yang kita lakukan.


Catatan Kaki:

[1] Biharul Anwar, jilid 6, hal 22 dan jilid 93, hal 278


2. Dengan indera peraba

Dikatakan bahwa di sekitar diri manusia terdapat aura atau lingkaran cahaya yang meliputinya, dari jenis dan warna aura yang ada pada diri manusia seseorang dapat memahami amal perbuatan yang di lakukan oleh orang tersebut. Orang yang dapat melihat aura yang dimiliki oleh seseorang dan mengenali berbagai macam jenis dari aura dari orang tersebut, ia dapat mengenali orang tersebut begitu juga dengan amal perbuatan yang ia lakukan. Aura yang ada di sekitar tubuh manusia umumnya terpusat pada tangan manusia, dengan demikian sebagian dari manusia dengan memberikan tangannya dan merabanya ia dapat mengetahui pikiran dan kondisi yang di alami oleh orang tersebut. Dengan demikian indera peraba yang dimiliki oleh manusia juga dapat memberikan pengetahuan pada diri manusia.

Sebagian orang dengan memegang pakaian atau sesuatu yang di miliki oleh orang lain ia dapat mengetahui kondisi dan keadaan ruhani yang dimiliki oleh pemilik pakaian tersebut dan ia dapat mengatakan bagaimana keadaan yang dimiliki oleh pemilik baju tersebut, banyak kisah-kisah yang di tulis terkait dengan model perolehan pengetahuan jenis ini.


3. Dengan indera pengecap

Indera pengecap juga dapat memiliki peranan sebagai peratara perolehan pengetahuan bagi manusia. Dari peristiwa yang kami kutip terkait dari wali-wali Allah , mereka dengan memakan roti atau makanan dapat mengetahui kondisi orang yang telah memasak makanan tersebut.

Dengan demikian penguatan indera yang ada pada manusia dan perolehan kehidupan yang sebenarnya tidak hanya menyebakan mata dan telinga manusia yang mendatangkan pengetahuan bagi mereka bahkan indera-indera lain yang di miliki oleh manusia itu sendiri dapat menjadi wasilah atau perantaraan pengetahuan bagi manusia itu sendiri, sebagaimana indera batin yang dimiliki oleh manusia juga dapat memberikan pengetahuan bagi manusia itu sendiri.


4. Mempelajari ilmu pengetahuan dengan cara meta indera

Poin lain yang sangat menarik untuk kita perhatikan pada bagian ini adalah mencari dan memperoleh pengetahuan dengan cara melihat dan mendengar dengan menggunakan kekuatan indera yang ada pada manusia dan keduanya berasal dari indera lahiriah tersebut. Dengan memperhatikan kesempurnaan yang ada di masa kemunculan Imam Mahdi As dimana kehidupan hati manusia menjadi sempurna begitu juga dengan akal yang mereka miliki maka untuk memperoleh ilmu pengetahuan dengan cara meta indera akan dengan mudah di temukan.

Dengan merenungkan dan memikirkan apa yang telah kami katakan maka akan dengan sangat mudah kita akan menemukan bahwa kehidupan hati dan kesempurnaan akal akan membuka jalan untuk mencari dan mendapat ilmu pengetahuan. Dengan demikian jalan mencari ilmu pengetahuan di masa dimana umumnya manusia memiliki akal yang sempurna dan hati yang hidup tidak hanya akan terbatas pada cara pendengaran dan melihat semata bahkan kemampuan meta indera juga akan dimiliki oleh manusia sehingga mereka dengan sangat mudah akan mendapatkan dan menambah ilmu pengetahuan yang mereka miliki.

Dengan melihat manfaat yang di akibatkan oleh hati yang hidup maka kita akan menemukan contoh-contoh jalan pencarian ilmu dengan menggunakan kekuatan meta indera. Pada masa kemunculan Imam Mahdi As yang merupakan masa ilmu pengetahuan, manusia dikarenakan kehidupan hati yang ada pada dirinya mereka sampai pada kekuatan meta indera ini dan dengan perantaraan ilmu pengetahuan ini mereka meninggikan budaya yang mereka miliki.

Pada masa pemerintahan sang Imam manusia tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan dengan cara mendengar dan melihat bahkan dengan hati dan bashirah yang mereka miliki ilmu pengetahuan juga dapat dapat bertambah bagi mereka. Dengan terbukanya jalan-jalan indera yang lain dan jalan meta indera bagi manusia maka terbuktilah bahwa jalan pencarian ilmu sama sekali tidak terbatas pada penglihatan dan pendengaran semata.

Poin lain yang dapat kita perhatikan bahwa ilmu pengetahuan pada masa itu menyebar kepada seluruh manusia dan menjadi hal yang biasa saja dimana ilmu pengetahuan nampak seperti sebuah inspirasi yang membuka pintunya bagi setiap orang sehingga semua dapat mengambil manfaat darinya sebagaimana yang telah di sebutkan dalam riwayat.

Hari ini setiap ilmuwan dengan pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki pada bidang ilmu mereka masing-masing sama sekali tidak memiliki kemampuan dalam memahami cabang ilmu pengetahuan lainnya, karena jalan pengetahuan yang ada hanya dengan melihat dan mendengar semata dan tentunya hal ini memberikan batasan pengetahuan bagi manusia itu sendiri baik untuk pencari ilmu ataukah bagi para ilmuwan itu sendiri.

Dengan memperhatikan kesucian dan kebersihan nafs yang ada pada diri seseorang, matinya setan dan sempurnanya akal yang dimiliki manusia tentunya akan memberikan kemudahan bagi manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan manusia dapat memperoleh ilmu pengetahuan selain dari jalan mendengar dan melihat tersebut.

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kesempurnaan Ilmu Dan Budaya: Sisi-sisi Kesamaan Sejak Masa Kenabian Hingga Zaman Sekarang


Sisi-sisi kesamaan sejak masa kenabian hingga zaman sekarang

Dengan memperhatikan dan meneliti ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia sejak awal penciptaan melalui lizan para nabi As dan cara bagaimana ilmu pengetahuan tersebut di ajarkan kepada mereka begitu juga dengan ilmu yang di bawah oleh rasulullah Saw dan masa imam Makzum As hinggga zaman sekarang, kesemua dari ilmu pengetahuan tersebut memiliki sisi-sisi kesamaan dimana sama sekali tidak ada perubahan dan penambahan didalamnya.

Karena semua ilmu pengetahuan yang di bawah oleh para nabi As dan di ajarkan kepada manusia begitu juga dengan apa yang di bawah oleh rasulullah Saw dan para imam Makzum As lainnya dan setelah mereka para ilmuwan yang mengajarkan kepada seluruh manusia memiliki satu kondisi dari dua kondisi. Dan kondisi itu, umumnya masyarakat yang mengambil manfaat dari agama mereka di peroleh dengan cara mendengar atau melihat artinya semua manusia mengambil ilmu pengetahuan dari para nabi, baik ilmu-ilmu mereka di dapat dari apa yang tertulis di buku kemudian mereka baca ataukah mereka mendengar dari orang lain.

Perlu kita ketahui bahwa terdapat cara lain untuk mendapat dan memperoleh ilmu pengetahuan di mana masyarakat secara umum tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan kemampuan tersebut dan terkadang ada juga yang dapat menggunakan kemampuan tersebut meskipun hanya sedikit saja.

Jadi cara untuk mendapat dan memperoleh ilmu pengetahuan dengan segenap perkembangan dan kemajuan yang ada pada ilmu tersebut sejak zaman kenabian hingga sekarang adalah ilmu pengetahuan yang di peroleh dengan cara melihat dan mendengar. Jadi yang di maksudkan dengan dua bagian mungkin dalam mencari dan memperoleh ilmu pengetahuan hingga sekarang di peroleh dengan kedua cara di atas sampai masa kemunculan Imam Mahdi As akan seperti itu. Manusia akan memperoleh ilmu pengetahuan dengan cara melihat dan mendengar tersebut.

Umumnya masyarakat mendapat ilmu pengetahuan mereka dengan kedua cara ini akan tetapi dengan sempurnanya akal manusia maka akan terbuka jalan lain untuk mendapat ilmu pengetahuan selain dari kedua cara diatas seumpama di perolehnya ilmu pengetahuan dengan pemberitaan dari malaikat yang sama sekali bukan pendengaran dan bukan penglihatan sebagaimana hal ini telah di sebutkan dalam banyak riwayat. Jika rasionalisasi ini kita terima maka kita akan mengetahui betapa akan maju dan berkembangnya ilmu pengetahuan dengan cara yang luar biasa. Karena menurut bahasa riwayat yang kami artikan maka cara memperoleh ilmu pengetahuan bisa dikatakan mencapai tiga belas kali lipat dan sama sekali tidak berarti bahwa ilmu pengetahuan yang dimiliki hanya berjumlah tiga belas ilmu pengetahuan saja.

Jika kemajuan ilmu pengetahuan yang ada hingga hari ini berlipat ganda menjadi tiga belas kali lipat pada masa kemunculan Imam Mahdi As tentunya dengan memperhatikan tingkat kesempurnaan akal yang di miliki oleh manusia kamajuan yang di dapat hari ini adalah kemajuan yang tidak berarti apa-apa.

Pada riwayat yang ada terdapat alasan yang paling tidak karinah-karinah yang menjelaskan bahwa yang dimaksudkan oleh Imam Shadiq As dengan pengetahuan yang terbagi atas dua puluh tujuh kata bukanlah dua puluh tujuh bagian dari ilmu pengetahuan bahkan bermakna lain karena dikatakan bahwa : ilmu pengetahuan pada masa di turungkannya nabi hingga masa kemunculan dan kebangkitan Imam Mahdi As hanya dua kata pengetahuan saja. Jika yang dimaksudkan oleh Imam Shadiq As dengan dua kata ilmu pengetahuan adalah dua bagian ilmu pengetahuan maka mestinya tidak akan terdapat kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan kemajuan ilmu pengetahuan itu sendiri akan terhenti, sehingga sejak masa kenabian hingga sekarang dan masa kemunculan Imam Mahdi As ilmu pengetahuan yang di miliki oleh manusia telah berkembang ratusan kali lipat dan sama sekali tidak stagnan dan tetap pada dua bagian ilmu pengetahuan tersebut. Untuk itu maka yang di maksudkan adalah cara untuk mendapatkan dan memperoleh ilmu pengetahuan itu sendiri.

Apa yang jelas dari masa kenabian hingga masa kemunculan imam Mahdi As adalah jalan dan cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan bagi manusia dimana cara untuk mendapat pengetahuan bagi manusia secara umum adalah dengan cara mendengar dan melihat tadi dan cara ini sama sekali tidak dilakukan oleh wali-wali Allah dimana mereka mendapat pengetahuan dengan cara yang berbeda. Dari membaca buku hingga menulis buku ataukah dengan cara mendengar ceramah-ceramah pelajaran yang telah di rekam melalui radio atau komputer dan berbagai macam alat yang di gunakan dalam melakukan proses belajar untuk kemajuan pengetahuan sama sekali tidak keluar dari kedua cara ini melihat dan mendengar.

Jika Imam Shadiq As berkata pada masa itu bahwa jalan dan cara mencari pengetahuan ada dua puluh tujuh bagian, apakah akan ada beberapa orang yang dapat menerima hal tersebut bahkan manusia yang ada hari ini berapa orang yang kira-kira akan menerima hal ini ?

Poin lain yang menarik untuk kita simak bersama adalah bahwa dalam riwayat di atas terkait dengan bukti-bukti yang telah di kutip di gunakan kata Harfan dan kata Harfaini sementara huruf adalah wasilah untuk mendapat ilmu pengetahuan dan bisa jadi yang di maksud oleh Imam Shadiq As bahwa huruf merupakan wasilah untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan sama sekali yang di maksud bukanlah seperti apa yang pertama kali terlintas di benak kita akan makna huruf dan Harfain.

Sebagaimana dari dua lafaz kalimat terkadang di gunakan dalam ayat dan riwayat yang berbeda dengan apa yang pertama kali kita pahami dalam benak kita dan hal ini merupakan huruf dan lafaz yang di gunakan untuk berbicara. Jadi jika rasulullah Saw dan ahlul baitnya begitu juga dengan nabi Isa As di istilahkan dengan kata “ kalimatullahi “ maka yang di maksudkan disini bukanlah huruf dan lafaz itu sendiri.

Jika kita memperlihatkan iradah dan kehendak yang kita miliki dengan kata dan kalimat maka hal ini merupakan tempat munculnya iradah yang kita miliki maka kata “Kalimatullah “juga merupakan iradah Allah yang menggunakan perantaraan yang nampak secara lahiriah. Dari sisi inilah Ahlul bait As juga di istilahkan dengan kata “Kalimatullah “ .

Huruf sendiri meskipun pada awalnya berarti sebagai sesuatu yang membentuk lafaz akan tetapi pada kenyataannya hal ini merupakan perantaraan untuk mempelajari ilmu pengetahuan. Imam Hadi As terkait dengan ayat Al-Quran yang mengatakan :

وَلَوْ أَنَّ ما فِي الْأَرْضِ مِنْ شَجَرَةٍ أَقْلامٌ وَ الْبَحْرُ يَمُدُّهُ مِنْ بَعْدِهِ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ ما نَفِدَتْ كَلِماتُ اللهِ إِنَّ اللهَ عَزيزٌ حَكيمٌ

Artinya :” Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (laut itu kering), niscaya kalimat Allah tidak akan pernah habis. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”[1] Beliau mengatakan : kami adalah kalimatullah dimana keutamaan-keutamaan kami tidak akan di pahami dan tidak memiliki akhir.[2]

Untuk itu penjelasan dua puluh tujuh kata ilmu artinya dua puluh tujuh cara mempelajari dan memperoleh ilmu pengetahuan. jika manusia sebelum masa kemunculan Imam Mahdi As memperoleh ilmu pengetahuan dengan dua cara seperti yang kami sebutkan di atas - dengan mata dan telinga- maka pada masa kemunculan Imam Mahdi As dua pulu tujuh cara memperoleh ilmu pengetahuan akan di ajarkan oleh beliau.


Catatan Kaki:

[1] Surah lukman ayat 27.
[2] Biharul Anwar, jilid 50, hal 166.

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Terkait Berita: