Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label ABNS SENI. Show all posts
Showing posts with label ABNS SENI. Show all posts

200 Sahifah Sajjadiyah Tulisan Tangan Ada di Haram Razavi


Di perpustakaan pusat Haram Suci Razavi disimpan lebih dari 200 manuskrip tulisan tangan langka dan cetakan batu kitab Shahifah Sajjadiyah, komentar dan catatan kakinya. Beberapa di antara manuskrip itu merupakan karya langka karena usia atau khat dan seni ukiran emas para seniman terkemuka.

Astan News melaporkan, Kepala Pusat Manuskrip Tulisan Tangan, Lembaga Perpustakaan, Museum dan Pusat Dokumen, Haram Suci Razavi menuturkan, kitab Shahifah Sajjadiyah adalah kitab kumpulan doa yang diriwayatkan dari Imam Ali Zainal Abidin as dan karena dari sisi ilmu ia adalah kitab yang komprehensif, di zamannya, sebagai sumber rujukan ilmu bagi Muslimin, banyak dibahas.

Saat ini, lebih dari 160 naskah tulisan tangan dan cetakan batu bernilai Shahifah Sajjadiyah tersimpan di Haram Suci Razavi dan jika ditambahkan dengan karya-karya lain yang terkait seperti komentar dan catatan kaki atas kitab tersebut, jumlahnya melebihi 200 naskah.

Hujatulislam Mohammad Hassan Nouri Nia menjelaskan, dua putra Imam Sajjad as yaitu Imam Baqir as dan Zaid bin Ali, adalah orang yang menulis kitab Shahifah Sajjadiyah.

Ia menambahkan, apa yang diriwayatkan dari Imam Ali Zainal Abidin as juga tercatat di kitab-kitab hadis terpercaya Ahlu Sunnah dan sekarang maksimal ada 58 doa menurut riwayat Najmoddin Allavi Baha Ashraf yang diambil dari kitab Shahifah Sajjadiyah tersebar luas di tengah masyarakat.

Menurut Hassan Nouri, riwayat kitab Shahifah Sajjadiyah tertua dan terkuno sebelum riwayat Najmoddin Allavi adalah kitab yang diriwayatkan oleh ulama Ahlu Sunnah pada awal tahun 416 atau 417 Hijriyah Qamariyah dan satu-satunya naskah yang tersisa disimpan di Haram Suci Razavi.

Ia juga menyinggung salah satu kitab Shahifah Sajjadiyah terbaik yang memiliki ukiran emas di perpustakaan Haram Suci Razavi dan menerangkan, naskah yang memiliki catatan pinggir dari Mulla Sadra ini, bagian atasnya dihias ukiran emas Pourkar dan bagian pinggir dua halaman pertama dihias dengan daun dan bunga emas Aslimi, dan jilidnya terbuat dari kulit binatang hitam bercampur emas yang terdiri dari empat alis emas terbakar, salah satu contoh berharga ukiran emas.

Terkait naskah digital bernilai karya ini, Hassan Nouri menuturkan, gambar komentar kitab Shahifah Sajjadiyah, Allamah Majlesi Awal yang ditulis dengan khat Nastaliq Aali di masanya, dilengkapi koreksi, cap dan tandatangan Majlesi Kedua, disimpan di perpustakaan digital Haram Suci Razavi.

Ia menambahkan, naskah langka lain dari abad ke-10 yang disimpan di tempat ini dan beberapa komentarnya dari Mir Damad dengan naskah Syahid Tsani yang sudah dikoreksi, adalah wakaf dari Fazel Khan di tahun 1065 Hq.

Nouri Nia di akhir wawancara ini menuturkan, sejumlah ulama dan ilmuwan memberikan komentar atas kitab Shahifah Sajjadiyah. Menurutnya, naskah yang sangat menonjol adalah Shahifah Tsaniah Sajjadiyah yang mendapat penambahan dari ahli hadis terkemuka Syiah, Syeikh Hurr Ameli tahun 1053 Hq dan sepertinya ditulis di tahun yang sama, dan beberapa naskah lain dari Mir Damad dan Abdulali Karaki, merupakan contoh lain dari naskah langka yang disimpan di Haram Suci Razavi.

(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Arsitek Sejumlah Masjid di Pakistan/ Dari Desain Bentuk Tenda Sampai Kubah Terbesar


Paksitan memiliki banyak masjid, husainiyyah, sekolah, hauzah ilmiah dan lembaga-lembaga kebudayaan dan agama dan desain masjid negara ini termasuk hal yang luar biasa.

Menurut laporan IQNA, Maryam Sedehi, pakar kebudayaan Organisasi Kebudayaan dan Komunikasi Islam dalam sebuah laporan khusus memperkenalkan ke IQNA 9 masjid Pakistan, dan akan kita baca bersama-sama:

Pakistan sebuah negara muslim di selatan Asia, yang dibentuk pada tahun 1947 M pasca kemerdekaan umat muslim dan berpisah dari negara India. Agama resmi negara ini adalah Islam dan ditengah-tengah negara Islam, adalah negara kedua dari aspek populasi muslim.


Pakistan memiliki banyak masjid, husainiyyah, sekolah, hauzah ilmiah dan lembaga-lembaga kebudayaan dan tulisan ini akan mengupas 9 masjid negara ini dengan arsitek klasik Islam dan modern.

1. Masjid Raja Faisal dengan Desain Bentuk Tenda

Masjid ini termasuk salah satu masjid terbesar Pakistan dan selatan Asia dan termasuk salah satu masjid terbesar dunia, yang terletak di Islamabad.

Motivasi pembuatan masjid ini pada tahun 1966; dibangun saat raja Faisal bin Abdulaziz, raja Arab Saudi waktu itu mengunjungi Islamabad. Pada tahun 1969 diselenggarakan musabaqoh internasional antar para arsitek muslim dan setiap dari arsitek partisipan mengetengahkan desain-desainnya dengan mempertimbangkan nilai-nilai kebudayaan masyarakat Pakistan. Akhirnya desan rekomendasi arsitek Turki Vedat Ali Dalokays diterima.

Pekerjaan pembuatan masjid dimulai pada tahun 1976 dan rampung pada tahun 1986 M dan digunakan sebagai universitas internasional Islam.


Termasuk kriteria tunggal masjid ini adalah desain bentuk tenda kubahnya. Serambi jamaah salat dengan bentuk segitiga dan empat menara di sekitarnya berdasarkan desain-desain klasik Turki, dalam bentuk ramping dan runcing seperti pensil.


Rancangan masjid ini memang tidak lazim dipadupadankan dengan garis-garis kontemporer lebih mirip seperti tenda suku Badui Arab, dengan ruang salat triangular yang begitu besar dan empat menara. Namun tanpa kehadiran kubah satupun. Interior ruang salat utama masjid ini di dekorasi degan mozaik dan kaligrafi oleh seniman kaligrafi ternama Pakistan, Sadequain.


Pola mozaik juga menghias dinding sisi barat masjid, dengan kalimat sahadat dengan seni kaligrafi kuffi diulang dalam pola mirror. Sisi kiblat masjid ini dihias dengan lempengan kaca-kaca indah yang didatangkan dari Turki (negeri asal sang arsitek) sedangkan lambang bulan sabit berukuran besar di puncak atap masjid dilapisi dengan emas membuatnya berkilau di bawah sinar matahari. Luas masjid ini, lima ribu meter persegi dan dengan kapasitas 300 ribu jamaah salat. Arsitek tunggal masjid ini dipaparkan dengan menggunakan teknologi struktural yang signifikan dan tidak menggunakan bahan-bahan yang marak saat itu seperti batu dan bata, masjid Faisal ini menjadi pelambang penting dari kota Islamabad.


2. Masjid Badshahi

Masjid Badshahi (atau masjid Kaisar) termasuk salah satu masjid bersejarah Pakistan yang terletak di kota Lahore. Pekerjaan pembuatannya dimulai pada tahun 1671 M atas perintah raja ke enam Kesultanan Mughal, Raja Aurangzeb Alamgir (atau Abul Muzaffar Muhiu 'd-Din Muhammad Aurangzeb Alamgir) dan rampung pada tahun 1673 M. Masjid ini termasuk masjid terbesar kedua Pakistan setelah masjid raja Faisal.

Pintu utama masjid ini menghadap ke istana Lahore dan tersohor dengan gerbang Alamgir, yang untuk berikutnya ditambahkan dengan bangunan masjid.

Desain masjid Badshahi adalah persegi empat dan setiap sisinya adalah 170 meter. Dengan bertolak bahwa ujung utara masjid dibangun di sepanjang sungai Ravi, maka tidak memungkinkan untuk memasang gerbang utara. Untuk menjaga simetri bangunan maka juga tidak dibangun gerbang selatan.

Arsitek dan desain masjid mirip dengan masjid jami’ di Delhi tua, India, yang dibangun atas perintah ayah Aurangzeb , imperatur raja dunia; namun melanggar masjid jami’ Delhi Tua, yang menaranya adalah delapan sisi; menara bangunan ini adalah berbentuk persegi empat.

Eksterior masjid ini didekorasi dengan batu berukir juga dengan lapisan pualam dan batu pasir warna merah khususnya untuk beberapa motif dan relif-relif tebalnya. Ditambah dengan sedikit sentuhan indo-greek, Asia Tengah dan pengaruh dari arsitektur India dalam teknik maupun motif-motifnya.


Skyline masjid ini dihias dengan seni bangunan yang begitu indah menggunakan lapisan pualam, memberikan garis-garis megah di seantero masjid. Dalam berbagai fitur arsitekturalnya seperti halaman tengah, lorong-lorong, menara di empat penjuru, garis proyeksi yang mengarah ke ruang salat utama dan pintu masuk utama, ditambah dengan perjalanan panjang sejarah perkembangan arsitektur Islam sebelum pembangunan masjid ini pada tahun 1673. Di masjid Badshahi hanya ada dua prasasti: satu prasasti terletak di atas gerbang masuk dan yang lainnya berada di serambi di bawah lengkungan utama (berbentuk kubah) yang menjulang. Masjid Badshahi memiliki kapasitan 50 ribu jamaah salat.


3. Masjid Shah Jahan

Masjid Shah Jahan terletak di kawasan Thatta di propinsi Sindh. Pelaksanaan rekonstruksi masjid dimulai pada tahun 1644 atas perintah Shah Jahan dan rampung pada tahun 1647. Gaya arsitektur masjid terpengaruh dari gaya arsitektur Iran dan Turki. Penggunaan batu bata dan ubin biru menunjukkan bahwa gaya arsitektur Timurid (di Asia Tengah) berpengaruh dalam pembuatan masjid Shah Jahan.

Dikatakan, masjid ini memiliki 93 kubah dan hanya masjid ini saja di dunia yang memiliki kubah dengan jumlah sebanyak ini.


Desain universal masjid ini terinspirasi dari gaya masjid Timurid di kota Agra India. Pintu masuk utama masjid didesain dengan gaya arsitektur Iran dengan bentuk segi empat (persegi). Serambi utama terletak di sebelah barat halaman utama dan di setiap empat arahnya terletak serambi.

Masjid Shah Jahan didesain khusus dimana suara azan dapat terdengar dengan jelas dengan tanpa menggunakan pengeras suara di kawasan Thatta.

Masjid ini dari tahun 1993 dicatat dalam daftar warisan dunia UNESCO. Meski adanya kondisi sejarah khusus masjid ini, namun dikarenakan ketidakpedulian hampir mengalami kerusakan dan keruntuhan.


4. Masjid Tooba

Masjid Tooba yang tersohor dengan masjid bunga terletak di Karachi. Masjid ini memiliki kubah terbesar di kalangan masjid-masjid dunia, dan berdiameter sekitar 72 meter. Masjid Tooba dibangun pada tahun 1969 M secara akustik (perlengkapan suara) dan termasuk salah satu tempat wisata yang diminati di Pakistan dan dengan kapasitas 5 ribu jamaah salat. Masjid ini dibangun dengan batu pualam putih; menara menjulang masjid ini berketinggian 70 meter.





Masjid Tooba didesain dan dibangun oleh Dr. Babar Hamid Chauhan, arsitektur Pakistan dan insinyur Zaheer Haider Naqvi.


5. Masjid Bhong

Masjid ini terletak di kawasan Rahim Yar Khan di selatan Punjab. Desain dan pembuatannya dilakukan dari tahun 1932 sampai 1982 selama 50 tahun. Lebih dari seribu pekerja dan seniman ikut andil dalam pembuatan masjid tersebut. Pembuatan masjid berlangsung di bawah pengawasan Sardar Rais Ghazi Mohammad Indhar dan para pakar dan spesialis terlatih dari seantero Pakistan dan India ikut berpartisipasi dalam pembuatan masjid ini.Pembuatan masjid Bhong ini menggunakan kerajinan tangan klasik, batu pualam, gading, kaca warna, batu akik, ubin berkilau, lukisan cat air, cermin, keramik, penerangan, kaligrafi dan pahatan.

Masjid Bhong yang termasuk arsitektur tunggal, mendapatkan penghargaan The Aga Khan Awardpada tahun 1986.




Pada tahun 2004, presiden Pakistan waktu itu dikarenakan lukisan menonjol dan pelayanan Sardar Rais Ghazi Mohammad Indhar dalam pembuatan masjid; pada hari nasional Pakistan memberikan penghargaan Sitara-i Imtiaz kepadanya.


6. Masjid Mohabbat Khan


Masjid ini terkait pada abad ke 17 M di Peshawar. Nama masjid ini setelah gubernur Mongol penguasa Peshawar; Nawab Mahabat Khan bin Ali Mardan Khan dikenal dengan Mahabat Khan dan Ali Mardan.

Masjid Mohabbat Khan dibangun pada tahun 1630 M. Tempat wudhu masjid terletak di tengah halaman. Serambi masjid terletak di samping dua menara menjulang di bagian barat. Ruang utama serambi terletak di bawah tiga kubah agak pendek yang memiliki lukisan geometris.


7. Masjid Raja Eidgah

Masjid ini terkait pada awal abad ke 18 M dan terletak di kota Mutlan di selatan kawasan Punjab.

Masjid Eidgah dibangun pada tahun 1735 M oleh keluarga Khokhar dan Nawab Abdul Samad Khan, saat menjabat gubernur Multan.


Masjid ini amat besar dan luas karena memiliki halaman luas dan tempat salat dengan dimensi 250x55 kaki. Memiliki 7 kubah.

Interior luarnya dihiasi dengan ubin biru dengan corak Moltany dan di dalam masjid juga dihiasi dengan mosaik komposit dan memiliki baragam lukisan.


8. Masjid Wazir Khan

Masjid ini terkait abad 17 M, di kota Lahore, markas propinsi Punjabi. Masjid ini pada masa kerajaan Shah Jahan dimasukkan sebagai bagian dari rumah di samping pemandian raja, pekerjaan rekonstruksi masjid dimulai pada tahun 1634 dan rampung pada tahun 1641.

Masjid Wazir Khan, dari aspek hiasan merupakan masjid terindah pada masa Mongol. Interior luarnya dihiasi dengan ubin biru dan atap dalamnya, kurang lebih hampir kesemuanya dihiasi dengan luksian-lukisan megah pada masa Mongol.



Masjid Wazir Khan dibangun di atas tiang-tiang menjulang nan tinggi dan pintu masuknya dibuka menuju arah gerbang Wazir Khan. luas masjid ini adalah 48x85 meter. Serambi masjid Wazir Khan ditutupi dengan bata. Di empat pojoknya, terdapat empat menara dengan separuh ubin. 5 kubah kecil dan besar di lima serambi. Pintu masuk serambi terlihat pahatan dengan gaya masa Safawi, yang diatasnya bertuliskan ayat-ayat al-Quran, hadis Nabawi, kalimat-kalimat singkat dengan khat Tsuluts dan Nasakh, namun banyak sekali darinya yang sudah hilang.

Di dalam lima serambi terlihat ayat-ayat al-Quran dan hadis di atas lukisan-lukisan di atas tembok. Lima mihrabnya juga didesain dengan sangat menawan. Lengkungan-lengkungan dengan gaya arsitektur Safawi, yang banyak digunakan pada masa Shah Jahan dan Aurangzeb.

Pada tahun 2009 masjid ini direnovasi besar-besaran, dengan bantuan dan partisipasi pemerintah Jerman dan Norwegia.


9. Masjid Moti

Bangunan religi ini terkait pada abad 17 M, yang terletak di dalam istana Lahore (yang tersohor dengan istana Shah). Bangunan kecil ini dibangun pada tahun 1645 M pada masa kerajaan Shah Jahan, dari batu pualam putih dan lambat laun diperluas di serambi istana. Bangunan ini terletak di pojok barat istana Shah dan dekat dengan gerbang utama kota (gerbang Alamgir)


Masjid tunggal ini dibangun dengan batu pualam kawasan Makrana, yang terletak di Rajistan. Makrana, memiliki tambang batu pualam besar. Batu jenis marmer ini juga dipakai dalam pembuatan Taj Mahal.


Masjid Moti dibagi dalam lima bagian, dimana bagian pusatnya agak sedikit melebar ke arah halaman masjid. Selain atap, kesemuanya didesain dengan bentuk kubah dan memiliki lukisan-lukisan horizontal, bagian dalam masjid memiliki desain sederhana. Masjid ini memiliki tiga kubah. Kubah-kubah tersebut sejatinya memiliki dua kondisi dan digunakan dalam meninggikan suara. Kriteria kubah ini menyebabkan suara dapat terdengar dengan jelas di seantero serambi masjid.

(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Pameran Internasional Kaligrafi Islam di Pakistan


Pameran internasional kaligrafi Islam diselenggarakan Jumat (25/8) di Islamabad, Pakistan selama empat hari, dengan tujuan meningkatkan warisan terkemuka Islam dan memperkuat persatuan dan solidaritas antar umat muslim dunia.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari Nation, pameran ini terselenggara dengan koordinasi organisasi warisan sastra dan sejarah nasional Pakistan, bekerjasama dengan lembaga internasional kebudayaan, kesenian dan sejarah Islam (IRCICA) yang berafiliasi dengan organisasi kerjasama Islam (OIC), untuk memperingati ulang tahun ke 70 hari kemerdekaan Pakistan.

Pameran ini adalah sebuah program untuk para seniman muda dan para kaligrafer handal seantero Pakistan, dimana selain memamerkan karya-karya istimewanya, juga mengenal karya-karya sejumlah kaligrafer tersohor negara-negara lain. Irfan Siddiqui, asisten dan penasehat khusus Perdana Menteri Pakistan dalam urusan sejarah, kebudayan dan sastra, Jumat (21/7) mengumumkan, pameran ini akan membuka jalan baru untuk Pakistan dalam ranah meningkatkan kerjasama dalam bidang kebudayaan, sejarah dan kesenian Islam.

(Nation/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kaligrafer Pakistan dan Pameran Suci di Jantung Eropa


Shahid Alam, kaligrafer Pakistan di gereja Protestan Berlin, Jerman menyelenggarakan sebuah pameran teks-teks kitab pelbagai agama samawi, dan hal ini termasuk merupakan hal ini yang menarik dan langka.


Papan surah Maryam di pameran

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari Aljazeera, Shahid Alam, kaligrafer Pakistan dalam sebuah kinerja menarik dan langka menyelenggarakan sebuah pameran di gereja Protestan kawasan Kreuzberg, Berlin, Jerman dan di situ dipamerkan sejumlah teks-teks kitab suci Quran, Injil dan Taurat dalam bentuk papan.

Seniman Pakistan ini menyelenggarakan pameran Berlin sebagai pameran yang ke 27 nya di gereja Jerman, gereja Protestan Berlin; sebuah pameran yang berlangsung sekitar satu bulan dari tanggal 13 Mei dan terus berlanjut sampai minggu lalu (9/7).

Kaligrafer muslim ini dalam pameran Berlin menggambarkan keindahan-keindahan tulisan khat Arab sebagai sebuah jembatan untuk interkasi dan dialog antara Islam, Kristen dan Yahudi dan papan-papannya terinspirasi oleh sejumlah surah dan ayat-ayat al-Quran serta sebagian dari Injil dan Taurat.


Penyelenggaraan Pameran di Sejumlah Gereja Jerman dari Tahun 2006

Shahid Alam dari tahun 2006 sampai sekarang telah menyelenggarakan beragam pameran di sejumlah gereja Katolik dan Protestan Jerman, dengan tujuan mengenalkan agama suci dan damai Islam serta mengajak untuk memperkuat dialog Islam – Kristen – Yahudi.

Ia berkata kepada Aljazeera, tujuan saya dari pameran ini adalah menciptakan jembatan persahabatan dan perdamaian antar tiga agama samawi dan menghilangkan tembok-tembok batasan antara agama ini dikarenakan kebodohan dan kekeliruan ajaran-ajaran sebelumnya.

"Saya memilih gereja untuk pameran saya; karena tempat terbaik untuk membantu memperkuat dialog religi dan akses ke masyarakat aktif Jerman dalam hal ini; orang-orang yang agamis dan para pelopor dialog agama ada di gereja,” tegas Shahid Alam.

Ia, demikian juga mengatakan, kunjungan ribuan masyarakat Jerman ke pameran saya menunjukkan bahwa mereka berkeyakinan sekarang ini kita membutuhkan dialog agama melebihi setiap masa dari sebelumnya untuk menghadapi sejumlah krisis yang dihadapi dunia.


Kesamaan Papan Asmaul Husna dengan Papan Puisi Goethe

Lisa, arsitek dan Catherine, sahabat apotekernya mengunjungi pameran papan Asmaul Husna yang mana dalam Asmaul Husna di samping kaligrafi Arab juga diterjemahkan dengan bahasa Jerman dan saat dialog dengan Aljazeera mereka berbicara akan kemiripannya dengan papan puisi Goethe, pujangga Jerman dalam pameran dengan tema Allah dan deskripsi pujangga Jerman ini akan zat suci Ilahi.

Papan Asmaul Husa yang dipamerkan di tengah-tengah 95 papan lainnya terlihat lebih menonjol di pameran Shahid Alam dan sejumlah puisi para pujangga tersohor muslim dan Jerman terkait teks-teks Quran, Injil dan Taurat termasuk karya lain yang menarik dalam pameran menurut para pengunjung.

"Shahid Alam" Kaligrafer Pakistan

Papan-papan dari kiri ke kanan, ayat-ayat dari al-Quran dan sebagiannya dari Injil dan Taurat berbahasa Arab

(Al-Jazeera/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Manifestasi Arsitek Islam Iran di Subbenua India


Penggabungan dua peradaban dan budaya menciptakan corak baru dan tunggal dalam pelbagai industri, dimana simbolnya dapat terlihat dengan jelas dalam jurusan pelbagai seni, seperti arsitektur, lukisan, musik, dan kerajinan tangan seperti menjahit dan berkebun.

Menurut laporan IQNA, di edisi 124 "Catatan sejarah dan analisis budaya India” rumah budaya Iran di Mumbai, yang naskahnya diberikan kepada IQNA dikemukakan, dua peradaban besar Iran dan India memiliki pengaruh satu sama lain, dan hal ini menyebabkan mereka saling berdekatan satu sama lainnya. Arsitek termasuk salah satu cabang dimana penggabungan dua budaya ini lebih terlihat kentara di situ ketimbang selainnya.

Kaum muslim India, menurut prinsip-prinsip agamanya mengharamkan pembuatan patung dan lukisan para nabi dan para imam suci, membangun sebuah rumah dan bangunan bersejarah yang tinggi dengan menggunakan daya dan karakter alami dan dalam sejumlah bangunan tersebut menggunakan batu-batu indah dan ukiran-ukiran geometris secara indah.

Pada masa dinasati Mughal, dibangun bangunan-bangunan megah nan menjulang di seantero India. Di seluruh kota dibangun beragam bangunan seperti istana, taman, sekolah, tampat ibadah, dan pemakaman dimana semuanya adalah sumber keajaiban, kekaguman, dan menjadi sanjungan untuk para pengunjung dan sekarang ini juga sejumlah insinyur dan cendekiawan sedang melakukan riset dan kajian di sejumlah sekolah-sekolah tinggi arsitek.


Dalam renovasi sejumlah bangunan tersebut, didatangkan para pakar terkemuka dari Iran ke kota tersebut untuk merebut hati para raja India dan di situ di bawah perlindungan para raja dan pemuka, mengajari mereka dalam merekonstruksi bangunan, sebagaimana corak dan metode yang digunakan di Herat, Isfahan, Shiraz, Masyhad, dan Samarkand, yang mereka pakai di sejumlah kota seperti Agra, Delhi, Lahore dan Lucknow.

Pada saat yang sama, dengan melihat bangunan-bangunan lama India, seperti tempat ibadah India dan gaya pahatan, cerminan pemikiran dan ide-ide baru, lambat laun mengadopsi darinya dan dipakai dalam sejumlah bangunan-bangunannya dan disitu lambat laun menciptakan gabungan tunggal dalam seni arsitektur, yang tersohor dengan "Arsitek India dan Islam” di dunia.

Harus dikatakan bahwa gaya ini pada tahun ke-9 Hijriah mendapat perhatian di sejumlah bangunan dan serambi-serambi masjid serta istana para raja di kota-kota utara India dan beberapa waktu kemudian, para pemuka dan raja propinsi lain juga menyambutnya dan contoh tertingginya dapat dilihat di Agra dan Kashmir.


Pada masa kepemimpinan Akbar Shah (Akbar II) saat ibukota dipindahkan dari kota Fatehpur (Sikri) ke Agra (Akbarabad), maka dibangunlah bangunan-bangunan menjulang dan istana-istana indah. Di istana-istana yang terkait para raja masa itu dapat disinyalirkan sejumlah tradisi, lukisan, tulisan prasasti, desain Arabes dan gambar-gambar geometris seperti muqarnas dan hiasan, yang termasuk tradisi para raja-raja timur Islam. Banyak sekali darinya menggunakan bunga dan lukisan-lukisan naturalis, ceruk muqarnas dan prasati dengan menggunakan khat Tsuluts, Nasakh, dan Nasta’liq.

Di bangunan muslim India dibarengi dengan keindahan dan keanggunan dan kemegahan. Masjid raja Lahore yang termasuk salah satu masjid terbesar dunia dibangun pada masa Jahangir dengan metode-metode masjid Iran dan bangunan Taj Mahal yang dibangun di kota Agra, sang raja membangun untuk tempat peristirahatan istrinya (Mumtaz) termasuk contoh terbaik nan tinggi serta contoh bangunan-bangunan Islam India dan tershohor dunia.

Harus dikatakan bahwa Maharaja Hindu juga dalam istana dan tempat rekreasinya menggunakan corak baru, yaitu arsitek Islam India, yang memiliki simbol riil terbaik di selatan Subbenua.



(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Rumah Al-Quran Manama: Perbendaharaan Seni Langka Islam


Beit al-Quran (Rumah al-Quran) sebuah koleksi multi fungsi dengan tujuan penjagaan dan pameran seni Islam, yang didirikan di kawasan Hoora, Manama, pada tahun 1990 M dan dikarenakan mencakup sebuah museum naskah tulisan tangan al-Quran, maka dianggap sebagai salah satu museum Islam paling terkenal di dunia.

Menurut laporan IQNA, Beit al-Quran adalah sebuah pusat yang didirikan pada tahun 1990 guna menyimpan sejumlah naskah tulisan tangan al-Quran dan karya-karya berharga Islam di Manama, Bahrain.

Ide pendirian markas budaya ini, yang sekarang menjadi tempat lalu lalang sejumlah peneliti ilmu Islam, untuk pertama kalinya dipaparkan pada tahun 1984 oleh Abdul Latif Jassim Kanoo, yang memiliki koleksi langka naskah tulisan tangan al-Quran dan dibuka pada tahun 1990 dengan sokongan dan bantuan pelbagai kelompok Bahrain dan sebagian negara-negara Arab.


Auditoirum Utama Beit al-Quran

Beit al-Quran dengan koleksi berharga karya-karya Islam, mengingatkan pada Baitul Hikmah Baghdad, yang dibangun pada tahun 786 oleh Abu Ja’far al-Manshur, khalifah Abbasiah dan Darul Hikmah Kairo, yang dibangun oleh al-Hakim Bi Amrillah, khalifah Fatimiyah.

Koleksi ini memiliki sebuah museum yang mencakup banyak sekali naskah tulisan tangan al-Quran dan karya-karya berharga Islam, yang dianggap sebagai museum Islam tersohor di dunia.


Beit al-Quran mencakup tiga ruang penting, yang meriwayatkan tanggal penulisan al-Quran dari awal penyusunan sampai era sekarang.

Auditorium pertama Mekah al-Mukarromah: mencakup naskah-naskah al-Quran tulisan tangan dari abad pertama sampai enam Hijriah, yang ditulis dengan khat Kufah pertama dan khat ini populer dengan khat tanpa titik. Sejumlah naskah dijilid dengan kulit dan selain mushaf-mushaf ini, juga terlihat koleksi-koleksi langka al-Quran tulisan tangan era awal Islam. Di auditorium Mekah juga terlihat naskah al-Quran kecil, yang kemungkinan ditulis oleh Zaid bin Tsabit, penulis wahyu dan salah seorang sahabat Rasulullah (Saw). Seluruh naskah al-Quran bagian ini meriwayatkan tanggal penulisan al-Quran dari awal dan juga tanggal pemberian titik dalam khat Arab.


Auditorium kedua Madinah al-Munawwaroh: di bagian museum ini, menyimpan koleksi naskah-naskah al-Quran langka dan sebagian bahkan sangat langka sekali, yang kemungkinannya hanya ada di sebagian museum-museum penting dunia. Koleksi al-Quran yang ditulis di Syiraz Iran termasuk naskah al-Quran terindah, dari aspek keindahan lukisan, penulisan, dan khat, serta pokok-pokok penulisan, koleksi al-Quran India terkait masa Mongol, naskah kuno al-Quran Kashmir, utara Afrika yang mencakup Maroko, Aljazair, dan Tunisia, al-Quran khat Turki terkait era Ottoman, dan koleksi al-Quran dari negara-negara Arab seperti Mesir, Suriah, dan Lebanon juga terlihat di bagian ini.

Auditorium ketiga Quds al-Syarif: mencakup naskah khat al-Quran kuno, yang semisalnya setiap alineanya dimulai dengan huruf alif. Atau mushaf lainnya yang yang dibedakan dengan kalimat jelas dan di setiap halaman dan untuk mempermudah dalam urusan menghafal al-Quran.

Di bagian ini ditemukan sejumlah al-Quran dengan panjang satu meter setengah dan al-Quran satu halaman. Demikian juga al-Quran tulisan tangan terbesar dan terkecil, penulisan terkecil al-Quran dan Asmaul Husna di atas biji beras, kacang-kacangan, wijen, dan halaman juz-juz al-Quran termasuk karya lain yang ada di bagian ini.


Perbendaharaan yang Ada di Museum Ini

Sebuah halaman Al-Quran dengan khat Kufi

Koleksi naskah khat al-Quran Beit al-quran termasuk koleksi terpenting dunia. Koleksi besar ini mencakup karya kaligrafi berharga dari abad pertama Hijriah (7-8 M) sampai masa kontemporer dan dari semua kawasan dunia Islam, seperti Cina sampai Spanyol Andalusia.

Sebuah halaman Al-Quran dengan kulit tipis

Naskah pertama al-Quran yang ditulis pada masa Utsman bin Affan dalam bentuk mushaf; naskah pertama al-Quran yang dicetak pada tahun 1694 M di Jerman; naskah terjemahan al-Quran terkuno dalam bahasa Inggris di Swiss pada tahun 955 H; mushaf terbesar dunia, yang ditulis pada abad ke-18 Masehi dengan khat Nasakh di India dan sejumlah mushaf kecil yang hanya bisa dilihat melalui kaca pembesar, termasuk karya-karya berharga yang disimpan dalam museum ini.

Naskah Al-Quran terbesar yang ada di museum ini

Dalam museum ini, demikian juga terdapat sejumlah naskah khat Iran terkait abad keenam belas Hijriah, yang mana ayat-ayatnya ditulis dengan bentuk persegi dan dengan khat Nasakh dan Tsulus, yang dapat dibaca dari empat arah.



Masjid

Di komplek Beit al-Quran Manama demikian juga, terdapat masjid dengan kapasitas 150 jamaah salat.


Kubah kaca masjid ini, yang mana termasuk kubah terbesar dunia didesain oleh Ahmad Mustafa, kaligrafer Mesir dan ditulis surah At-Taubah ayat 18 dan bentuk-bentuk geometris.


Mihrab biru dan keramik masjid ini juga dibangun pada tahun 1984 oleh seorang seniman ahli keramik Turki dan dihiasi dengan surah Al-Baqarah ayat 255 (ayat Kursi).


Penyelenggaraan salat Subuh dan salat Tarawih pada bulan suci Ramadhan dan lantunan al-Quran oleh para qori dunia Arab dan negara-negara Islam setelah penyelenggaraan salat termasuk aktivitas masjid ini.


Perpustakaan Furqan

Termasuk bagian lain koleksi multi fungsi ini adalah perpustakaan Furqan, yang dianggap sebagai markas utama riset-riset al-Quran. Perpustakaan ini dalam dua tingkat mencakup lebih dari 60 ribu buku terkait al-Quran dan Ulumul Quran dalam pelbagai bahasa. Perpustakaan terletak di lantai dua gedung museum dan menyimpan lima ribu buku agama, ilmiah, sastra juga dalam bahasa Arab, Inggris, dan Perancis dan ada fasilitas riset internet dalam sepanjang jam-jam aktivitas perpustakaan.


Mendapatkan fasilitas kamar-kamar pribadi bagi para peneliti, dan para mahasiswa universitas untuk memanfaatkan referensi perpustakaan juga tersedia di tempat ini.


Sekolah Yusuf bin Ahmad Kanoo

Hafalan al-Quran, pendidikan tilawah, tajwid, tartil bagi para pemula dan demikian juga pendidikan Ulumul Quran bagi para pelajar al-Quran sekolah dan tarbiah para qori berdasarkan qiraat tersohor termasuk aktivitas sekolah ini.


Sekolah ini, demikian juga mencakup tujuh kelas hafalan yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas modern komputer dan audiovisual.


Ruang Konferensi

Koleksi ini demikian juga memiliki sebuah ruang konferensi dengan kapasitas 150 orang, yang digunakan untuk sejumlah pertemuan dan pidato universitas dan para penceramah dari pelbagai negara dunia yang diundang oleh populasi dan pelbagai lembaga Bahrain untuk seminar di situ.

Koleksi Beit al-Quran Manama menjamu para wisatawan dan pengunjung dari Sabtu sampai Rabu, dari pukul 09:00 – 12:00 dan sore dari pukul 16:00 – 18:00.

(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Museum Seni Islam di Qatar


Museum Seni Islam Qatar terletak di kota Doha, ibukota negara ini. Museum ini dibangun di bawah pengaruh arsitek tradisional Islam dan dibuka pada tanggal 22 November 2008 M.




















(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Terkait Berita: