Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label ABNS KUNO. Show all posts
Showing posts with label ABNS KUNO. Show all posts

Naskah Kuno Al-Quran; Birmingham Hingga Pameran Digital Abu Dhabi


Sebuah naskah mushaf al-Quran hasil karya abad ke-7 M akan dipamerkan di pameran digital Abu Dhabi.

Demikian berita ini dilansir oleh Gulf News kemarin.


Naskah kuno mushaf al-Quran tersebut sekarang berada di Birmingham dan menurut rencana akan dipamerkan di pameran digital Abu Dhabi yang menurut rencana akan digelar di penghujung musim gugur ini.

Pameran ini merupakan salah satu bagian dari program musim gugur untuk tahun kerja sama Emirat Arab dan Inggris.

Program tersebut didesain untuk memperkuat hubungan kebudayaan antara Inggris dan Emirat Arab. Dan juga memperingati hari hubungan historis antara kedua negara.

Dewan Islam Inggris memprakarsai program itu dengan bekerja sama dengan lembaga-lembaga resmi lain seperti Kementerian Budaya dan Pengembangan Pengetahuan Emirat Arab.

Program tahun kerja sama Inggris dan Emirat Arab juga telah berhasil digelar pada musim semi tahun ini.

Sekitar 140 aneka program telah digelar dan minimal 85 ribu orang menghadiri program tersebut.

Nura Muhammad Ka’bi, Menteri Kebudayaan Emirat Arab, menukaskan, “Kerja sama ini mengingatkan hubungan panjang kedua negara. Program ini bertujuan memperkuat hubungan di seluruh bidang budaya.”

Salah satu bagian terpenting dalam program musim gugur kali ini adalah pameran naskah al-Quran yang merupakan karya abad ke-9 dan ditemukan di Birmingham.

(Gulf-News/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Pakaian Bergambar “Allah” Ditemukan di Pekuburan Kuno Viking


Para ahli arkeologi telah berhasil menemukan pakaian Islami yang bertuliskan nama “Allah” di pekuburan kuno Viking. Ini membuktikan bahwa kedua bangsa ini memiliki hubungan peradaban yang sangat kuat.

Demikian berita ini dilansir oleh Sputnik kemarin.

Menurut pengakuan para ahli arkeologi itu, pekuburan bangsa Viking itu terletak di Asia Tengah.

Hal ini menunjukkan hubungan yang kuat antara kabilah utara dan perdaban Islam.

Setelah dilakukan penelitian terbukti bahwa pakaian Islami Viking itu dibuat pada abad ke-19. Nama “Allah” memperoleh pujian seperti tertera di pakaian tersebut.

Sebelum itu diperkirakan bahwa kaligrafi itu merupakan sebuah seni yang dimiliki oleh bangsa Viking. Akan tetapi, setelah dilakukan penelitian terbukti kaligrafi itu bergaya kaligrafi Kufi.

Selain pakaian di atas, para arkeolog juga menemukan dua pakaian di tempat yang terpisah. Kedua pakaian juga membuktikan bahwa bangsa Viking terpengaruh oleh ajaran Islam.

Pakaian-pakaian tersebut terbukti dihiasi dengan teks-teks Bahasa Arab kuno dengan kaligrafi Kufi. Kata “Allah” juga menjadi hiasan cantik di atas pakaian tersebut.

“Satu hal yang sangat menakjubkan adalah kata Allah itu sangat terlihat jelas di dalam cermin,” ujar salah seorang arkeolog yang ikut dalam ekspedisi penggalian pekuburan Viking itu.

Peninggalan-peninggalan bersejarah di situs bersejarah Viking itu menunjukkan hubungan perniagaan antara dua peradaban. Akan tetapi, penemuan-penemuan terbaru membuktikan hubungan yang lebih erat dan kuat antara kedua peradaban ini.

(Sputnik/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Tulisan “Allah” dan “Ali” di Pakaian Viking Swedia


Para peneliti Swedia menemukan pakaian di pekuburan kabilah Viking bertuliskan “Allah” dan “Ali”.

Demikian berita ini dilansir oleh Kantor Berita Anatoli hari ini.

“Penemuan ini membuktikan bahwa kaum Viking terpengaruh oleh ajaran Islam dan meyakini kehidupan kekal abadi di dunia lain,” ujar Annika Larson, seorang akeolog dari Uppsala Uiversity Swedia kepada Anatoli.

Pakaian dengan kaligrafi Kufi tersebut ditemukan di pekuburan kabilah Viking yang terletak di kepulauan bersejarah “Birka”, Swedia.

“Dengan cara menguburkan jenazah sekaligus dengan pakaian itu, kabilah Viking ingin menunjukkan bahwa jenazah-jenazah itu akan masuk ke dalam surga,” tutur Larson melanjutkan.

Larson kembali menandaskan, pakaian-pakaian yang bertuliskan “Allah” dan “Ali” itu akan segera dipamerkan di museum Swedia.

Pada tahun 2015 lalu, para peneliti Swedia dari Universitas Stockholm juga menemukan sebuah cincin yang berasal dari abad 19 di salah satu pekuburan Birka. Cincin ini bertuliskan “untuk Allah”.


(Anatoli/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Arkeolog Temukan Kota Kuno Berusia 2000 Tahun di Irak


Sebuah kota kuno yang diduga didirikan pada era Alexander Agung berhasil ditemukan. Dilansir Iflscience, Senin (25/9/2017), kota itu sempat hilang setelah Alexander Agung ditaklukkan pada zaman Irak modern.

Kota ini bernama Qalatga Darband. Penemuan pertama kali dilakukan militer AS dengan menggunakan foto satelit mata-mata yang telah diklasifikasi ulang pada 1960-an dan diumumkan pada 1996. Studi lanjutan pun berhasil mengungkap asal-usul kota tersebut.

Penemuan Qalatga Darband yang lebih detail dilakukan dalam Program Pelatihan Manajemen Darurat Irak. Tim yang dilatih British Museum, London, Inggris itu dibentuk untuk mengurangi kerusakan di Irak akibat agresi ISIS.

Proses penemuan diawali pengambilan gambar (foto). Setelah foto-foto terkumpul, tim mengirim pesawat nirawak (drone) ke situs tersebut untuk melakukan konfirmasi.

Di sana, drone menemukan patung dewa-dewa Yunani-Romawi dan ubin atap terakota. Sementara bangunan utama diperkirakan terkubur di lokasi.

“Pesawat nirawak tersebut menghasilkan informasi bagus,” kata Dr. John MacGinnis, arkeolog yang memimpin program tersebut, kepada The Times.

“Ini masih awal, tapi kami pikir ini akan menjadi kota yang ramai karena letaknya antara Irak dan Iran. Anda bisa membayangkan orang memasok anggur kepada tentara yang lewat,” imbuhnya.

Berbagai laporan menyatakan kota ini didirikan Alexander Agung. Namun seorang juru bicara British Museum mengatakan bahwa kota itu berdiri setelah Alexander takluk.

Dengan demikian, tanggal pastinya belum diketahui. Namun diduga kuat Alexander pernah melewati jalur tersebut pada 331 SM saat mengejar Darius III dari Persia.

Qalatga Darband terletak sekitar 10 kilometer (6 mil) tenggara Rania di Kurdistan, Irak. Tim telah melakukan inspeksi lapangan di lokasi tersebut dan mempelajari bangunan persegi besar yang dianggap sebagai benteng. Kemungkinan ada seseorang yang mempunyai jabatan penting terkubur di sini.

Menurut Daily Mail (25/9/2017), dari pekerjaan penggalian, mereka menemukan banyak ubin atap terakota serta patung-patung Yunani dan Romawi. Ini adalah indikasi bahwa penduduk awal kota itu adalah subjek Alexander.

Di antara patung-patung tersebut terdapat sosok perempuan yang diyakini sebagai Persephone, dewi vegetasi Yunani. Patung lainnya diyakini Adonis, simbol kesuburan.

Mereka juga menemukan koin Orodes II yang berlaku pada masa raja Parthia kurun 57 SM sampai 37 SM.

Di sisi barat, kota ini dilindungi oleh sebuah benteng besar yang membentang dari sungai ke gunung. Benteng ini terletak di sebuah situs terbuka besar seluas 148 hektar di teras alami.

Sementara pada 1960-an, menurut British Museum, rekaman satelit mata-mata Monako menunjukkan bangunan persegi besar yang diyakini sebagai benteng.

Petani di daerah tersebut juga menemukan sisa-sisa bangunan besar dan tembok dengan dinding benteng yang besar. Ada sejumlah blok batu kapur yang diyakini sebagai wadah minuman anggur atau minyak.

Sementara itu, penggalian gundukan tanah di ujung selatan situs tersebut mengungkapkan sebuah monumen kuil yang digunakan untuk ibadah.

Kerja lapangan di situs ini dimulai pada musim gugur 2016 dan direncanakan berlangsung hingga 2020. Selain dilatih British Museum, proyek tersebut didanai pemerintah Inggris.

Ini adalah bagian dari rencana pemerintah Inggris senilai 40 juta dollar AS (Rp 537 miliar) untuk membantu Irak dalam membangun kembali berbagai situs bersejarahnya yang dihancurkan oleh ISIS.

Proyek pelatihan ini termasuk mengirim sekelompok arkeolog Irak ke British Museum di London selama delapan minggu. Mereka kemudian dikirim ke lapangan untuk melakukan penggalian selama 6 minggu dan belajar melakukan survei drone serta pemindaian 3D.

Lebih lanjut tim ini ingin menemukan bukti linguistik untuk mengkonfirmasi temuan mereka. Awal tahun ini para arkeolog percaya bahwa mereka menemukan surat wasiat dan wasiat terakhir Alexander Agung, lebih dari 2.000 tahun setelah kematiannya.

(Iflscience/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Ditemukan, Patung Kepala Firaun Berusia 4300 Tahun


Penemuan benda bersejarah dari hasil penggalian akan membuka cakrawala baru dari peristiwa masa lampau. Namun, terkadang penemuan tak cuma memberi penjelasan tetapi juga memunculkan pertanyaan baru yang semakin membuat peneliti tertarik.

Salah satu contohnya adalah penemuan patung kepala Firaun di kota kuno Hazor pada tahun 1995. Rekonstruksi dan analisis menunjukkan patung itu berusia sekitar 4.300 tahun, kurang lebih berasal dari masa ketika orang Mesir tengah membangun piramida.

Kepala patung Firaun berada dalam kondisi tak utuh. Kepala bagian belakang, hidung, dan kuping bagian kanan hancur. Kemungkinan patung itu remuk ketika pasukan Israel pimpinan Raja Joshua datang menyerbu Hazor.

Pertanyaan yang muncul karena penemuan itu: Mengapa patung bisa bertahan selama satu milenium sebelum hancur berantakan ketika Hazor ditaklukkan? Siapa Firaun yang berada di Hazor? Mengapa diangkut ke Hazor?

Penyerbuan Hazor yang termuat dalam Alkitab menceritakan, pasukan Joshua menyerbu Hazor yang saat itu di bawah kekuasaan Jabin. Alkitab pun mengisahkan, setelah mengalahkan tentara Hazor, Joshua meluluhlantakkan wilayahnya.

“Yosua merebut Hazor dan menusuk sang raja dengan pedang,” demikian teks Alkitab dari Yosua 11: 10-11 berbunyi. “Semua orang, dibunuh dengan pedang, tak seorang pun yang masih bernafas pada akhirnya, Joshua juga membakar Hazor.”

Meski dikisahkan dalam kitab suci, para ilmuwan belum yakin apakah memang benar Israel yang menyerbu Hazor. Namun, para ilmuwan yakin, kehancuran patung-patung itu bukan oleh sebab usia tetapi akibat aksi kekerasan dan penjarahan.

Sejauh ini, ilmuwan yakin patung wajah Firaun itu berasal dari Mesir. Salah satu ciri yang jadi petunjuk asal patung adalah surya kobra pada patung. Ahli sejarah mesir Dimitri Laboury dan Simon Connor kepada Livescience, Rabu (30/8/2017) mengatakan, itu ciri khas Mesir.

Dalam bukunya Hazor VII: The 1990-2012 Excavations, the Bronze Age, Connor dan Laboury mencatat, kepala patung itu pernah jadi bagian dari patung yang lebih besar. Kemungkinan patung itu berasal dari Dinasti ke-5 (sekitar tahun (2465-2323 SM).

Selain patung kepala Firaun, sejumlah patung Mesir lain juga ditemukan. Salah satunya memiliki cakar Sphink yang ditemukan pada tahun 2013. “Mengingat lokasi Hazor di Israel bagian utara, jumlah patung dan fragmen patung Mesir yang ditemukan di lokasi ini mengejutkan,” tim ilmuwan menulis dalam laporan lain yang diterbitkan dalam buku tersebut.

(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Al-Quran Terkait Abad ke 17 Dalam Pameran Beirut


Seorang pengusaha Palestina dengan menyelenggarakan pameran di Beirut, memamerkan secara umum sebuah al-Quran yang terkait tahun 1740 M, yang ketika itu budak-budak Afrika marak diperdagangkan.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari ‎Middle East Online, Rami el-Nimer, pemilik markas kebudayaan al-Nimer di Beirut menyelenggarakan sebuah pameran dengan topik seni kaligrafi Arab di markas ini.

Pengusaha Palestina Asli ini adalah kelahiran Beirut dan sejak dari lahir tinggal di kota ini. Keluarganya pergi ke Lebanon pasca penjajahan kawasannya oleh rezim Zionis dan menetap di negara ini.

Terkait penyelenggaraan pamerannya di Beirut ia mengatakan, pameran ini dimulai bulan April dan terus berlanjut sampai Oktober mendatang.

"Dalam pameran khusus ini dipamerkan naskah tulisan tangan terkuno dunia Islam dalam bahasa Arab dan karya yang dipamerkan dari koleksi pribadi saya dan saya membelinya dari orang-orang pelbagai negara,” imbuh el-Nimer.

El-Nimer, demikian juga menegaskan; pameran ini mencakup contoh karya yang menjelaskan perubahan khat Arab dalam sepanjang sejarah dan penulisannya di atas kulit sampai kertas dan sebuah al-Quran langka juga dipamerkan.

"Al-Quran ini ditulis seorang remaja Afrika pada masa perbudakan yang marak di Afrika dan sejarahnya kembali pada tahun 1740 M,” ucapnya.

Pengusaha Palestina ini menjelaskan, remaja Afrika ini pada masa perbudakan dijual ke salah satu orang kaya di propinsi Pennsylvania, Amerika, namun dapat kabur dan akhirnya ditangkap kembali dan ia menulis al-Quran ini pada masa penangkapan dan meletakkan gambarnya di halaman pertamanya.

Perbudakan di Afrika bukan hanya sekedar ada dalam sepanjang abad lalu di seluruh benua ini, bahkan sekarang ini juga ada di sebagian negaranya.

Saat masyarakat Eropa memulai penjajahan benua Amerika, mereka membawa para budak dari Afrika untuk memperkerjakan di kebun dan tambang baru. Antara tahun 1500 sampai 1800 Masehi, sekitar 15 juta Afrika kulit hitam dipindahkan ke benua Amerika.

Tahun 1779 – 1790 adalah gelombang perdagangan budak antara Inggris dan Amerika.

Al-Quran yang terkait pada periode perbudakan di pameran Beirut

Bagian lain dari pameran

(Middle-East-Online/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Al-Qur’an Kuno Mini Bertulis Tinta Emas Murni


Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang difirmankan langsung oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril untuk Nabi Muhammad SAW. Di dalam Al-Qur’an, terdapat ayat-ayat suci dalam bahasa Arab yang umumnya ditulis di atas kertas berukuran 15 cm x 20 cm.

Namun, di sebuah rumah yang berada di Kampung Parakan Kembang, RT04 RT01, Desa Pasir Jambu, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat terdapat Al-Qur’an yang memiliki ukuran sangat kecil yakni hanya sebesar ibu jari orang dewasa.

Al-Qur’an mini tersebut diketahui milik seorang lelaki paruh baya bernama KH Tubagus Muhammad Tamyiz. Selain ukurannya yang tergolong sangat kecil yakni sekitar 10 mm x 10 mm dengan lebar 5 mm, Al-Qur’an ini juga diketahui ditulis menggunakan tinta emas murni.

Al-Qur’an itu merupakan pemberian Pangeran Wijayakusuma salah satu pahlawan dan anak Sunan Gunung Jati. Lalu, Al-Qur’an tersebut diberikan kepada buyutnya yang secara temurun-temurun diwariskan ke ayahnya Hj. TB Miftahudin dan terakhir diwariskan kepada Tamyiz.

“Al-Qur’an ini dulunya pemberian Pangeran Wijayakusuma kepada buyut saya sampai akhirnya diwariskan dari bapak saya sekitar tahun 1990 saat saya mau ke Tanah Suci. Al-Qur’an ini lengkap ada 30 juz, dari dulu sudah begitu,” kata Tamyiz, Selasa (6/6/2017).

Saking kecilnya, tidak semua orang dapat membaca ayat-ayat Al-Qur’an ini meski dibantu dengan kaca pembesar. Tidak sedikit umat Muslim dari daerah datang berkunjung ke tempatnya untuk melihat langsung Al-Qur’an tersebut.

Tamyiz pun mengklaim bahwa Al-Qur’an bertuliskan tinta emas miliknya itu merupakan yang terkecil di dunia. Namun sayang, belum ada penelitian lebih lanjut yang dilakukan pihak terkait untuk mengetahui secara pasti penulis serta usia dari Al-Qur’an tersebut.

“Entah awalnya bagaimana atau karya siapa, yang jelas kata orangtua saya ini dari Pangeran Wijayakusuma. Usianya sekitar 500 tahun, kalau dilihat dari jaman Pangeran Wijayakusuma sampai sekarang ini,” ungkap Tamyiz.

Saat ini, Al-Qur’an itu tersimpan rapi di dalam rumahnya dan tidak akan dijual atau diberikan kepada pemerintah jika diminta. Menurutnya, Al-Qur’an ini warisan leluhur sebagai bukti kebesaran Islam dan untuk meningkatkan ibadah serta ketakwaan kepada Allah SWT.

“Pernah ada orang yang nawar, tapi tidak akan saya jual. Saya akan jaga dan rawat Al-Qur’an ini sesuai dengan pesan bapak saya yang nantinya akan saya turunkan ke anak cucu selanjutnya,” tutupnya.

(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Al-Quran Berusia 500 Tahun Bertulisan Emas di Abu Dhabi


Seorang warga Abu Dhabi memiliki sebuah naskah al-Quran bertulisan emas. Naskah al-Quran ini ditaksir berharga sekitar 59 juta dolar dan berhubungan dengan periode kekuasan imperium Utsmaniah.

Seperti dirilis oleh Khalij Times kemarin, pemilik al-Quran bertulisan emas murni itu bernama Muhammad Harish, salah seorang warga Abu Dhabi.

Memang masih belum ditetapkan harga yang pasti untuk naskah al-Quran sekuno ini. Akan tetapi, naskah yang dibuat pada masa kejayaan imperium Utsmaniah ini sudah ditaksir seharga 59 juta dolar.

Menurut pengakuan Muhammad Harish selaku pemilik naskah, al-Quran ini terdiri dari 18 naskah yang berisi 19 hingga 20 halaman dan bertuliskan khat Utsman Thaha. Sebanyak 22 qirath emas telah digunakan dalam menulis naskah ini.

Muhammad Harish sendiri kelahiran Carla di selatan India. Akan tetapi, sekarang ia berdomisili di Abu Dhabi dan bekerja sebagai pegawai bank. Istrinya berasal dari Malaysia dan ketiga anaknya lahir di Malaysia.

Rekomendasi pertama untuk naskah al-Quran itu diterima oleh Muhammad Harish dari Mahathir Muhammad, mantan Perdana Menteri Malaysia. Pada tanggal 12 November 2009, Mahathir menuliskan, “Ini merupakan karya kerajinan tangan yang paling menarik dan termasuk barang koleksi paling berharga dari sekian peninggalan Islam.”

Muhammad Harish menggunakan al-Quran ini hanya pada bulan Ramadhan.

(Khalij-Times/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Pameran Naskah Kuno Al-Quran di Universitas Chapman California


Naskah kuno al-Quran tulisan tangan milik Suriah dipamerkan atas prakarsa pendiri markas riset dan warisan global di universitas Chapman California.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari harian Los Angeles Times, saat Farid Farrokhi, satu tahun silam mengunjungi pameran markas antar agama universitas Chapman California mengerti bahwa ada satu hal yang kurang dalam pameran teks-teks suci tersebut. Mereka memperlihatkan kitab Injil dari keluarga Chapaman dan Taurat dari Lituania. Saya katakan ini adalah naskah-naskah indah, namun saya tidak melihat al-Quran di tengah-tengah mereka, yang merupakan penyempurna kitab-kitab agama Ibrahimi. Mereka telah melupakan salah satu dari kitab yang ada.

Dengan demikian, Farrokhi, pendiri markas riset dan warisan global, yang menjadi sebuah kelompok publikasi mengenal antar kebudayaan di Orange County California memutuskan untuk bekerja dalam hal ini.

Ia membantu universitas sehingga dengan penyelenggaraan pameran, selain memamerkan teks-teks suci, juga memamerkan naskah indah al-Quran milik negara Suriah yang dihiasi dengan motif dan lukisan-lukisan Islam.

Pameran ini dibuka secara resmi pada Selasa (16/5).

Naskah al-Quran ini ditaruh di sebuah kotak ukiran yang dibuat oleh Bill Tunberg.

Tunberg membuat penyimpanan kayu untuk teks-teks suci ini dan untuk membuat penyimpanan kayu naskah al-Quran ini melakukan telaah tentang Islam dan seni Islam dalam waktu yang cukup lama.

Gil Stearns, Ketua Gereja antar Agama Wallace universitas Chapman mengatakan, adapun yang saya suka dari kerja Bill adalah ia menggunakan banyak waktu untuk mendapatkan informasi-informasi memadai tentang pekerjaan yang akan dilakukan. Ia menggunakan banyak waktu untuk menimba Islam, tunggal, dan kreatifitas pekerjaannya.

Ia menambahkan, peletakan kitab-kitab suci di sisi satu sama lain memiliki satu pesan yaitu menunjukkan titik persamaan antara kita, selain terdapat sejumlah perbedaan.

(Los-Angeles-Times/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Percetakan Naskah Khat Al-Quran 800 Tahun di Cina


Sejalan dengan kegiatan riset naskah-naskah kuno al-Quran, Cina memublikasikan salinan sebuah naskah tulisan tangan 800 tahun di propinsi Gansu.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari Aljazeera, markas percetakan dan publikasi propinsi Gansu sejalan dengan penelitian naskah tulisan tangan dan kuno al-Quran, Cina memublikasikan salinan sebuah naskah tulisan tangan al-Quran.

Sebagian referensi sejarah menunjukkan, mulainya penulisan naskah tulisan ini kembali pada abad 11 Masehi dan memublikasikan naskah salinan untuk penelitian para penggemar dan peneliti dan untuk tidak diperjualbelikan.

Menurut laporan IQNA, naskah tulisan tangan 870 halaman ini memiliki berat 12.5 kg dan ditaruh di museum propinsi ini, adanya naskah tulisan tangan ini menunjukkan bahwa suku Salar di propinsi Gansu Cina, 800 tahun lalu sudah mengenal agama Islam.

Diprediksikan leluhur suku Salar membawa naskah tulisan tangan al-Quran ini ratusan tahun silam saat meninggalkan Asia Tengah dan tinggal di Sungai Kuning Cina (sungai terpanjang kedua Cina setelah Sungai Yangtzedan sungai terpanjang keenam dunia dengan panjang 5464 km). Perlu diketahui, suku Salar adalah minoritas muslim terkecil di Cina yang tinggal di propinsi Gansu dan jumlah populasi ini mencapai seratus ribu orang.

(Al-Jazeera/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Naskah Al-Quran Berharga Tulisan Tangan di Rusia


Lima naskah al-Quran tulisan tangan kuno dan tunggal disimpan di Rusia, yang rata-rata dibawa ke negara ini atas upaya Peter the Great dan Yekaterina the Great.

Menurut laporan IQNA, pada edisi 78 mingguan masyarakat dan kebudayaan Rusia hari ini terkait pekan kedua bulan April (Urdibehest 1396 bulan kedua Iran) yang dipublikasikan atase kebudayaan Iran di Moskow, dengan mengumumkan berita ini menuturkan, beberapa naskah berharga kuno al-Quran disimpan di Rusia, yang kekunoannya mencapai abad tujuh Masehi. Mayoritas karya-karya tulisan tangan Islam dibawa Peter the Great (salah seorang kaisar Rusia) dan Yekaterina (Istri Peter the Great).


Deskripsi lima naskah karya ini, yang termasuk paling berharga adalah sebagai berikut:

Al-Quran Utsmani

Copy al-Quran ini dimana kaum muslim Asia Tengah menganggapnya sebagai salah satu naskah al-Quran suci disimpan di institute karya tulisan tangan Timur di kota St. Petersburg.


Beberapa tahun silam, sebagian al-Quran Utsmani ditemukan di sebuah desa di dekat perbatasan Uzbekistan dan Afghanistan.


Al-Quran Kufi

Bagian al-Quran kuno Kufah disimpan dalam koleksi museum Rusia. Salah satu koleksi tersebut terkait perpustakaan nasional Rusia di kota St. Petersburg.


Sebagian naskah ini dipindahkan dari masjid Amr bin ‘Ash di Kairo lama ke tempat ini. Dari sisi karya tulisan tangan yang ditulis dengan khat Kufi, koleksi perpustakaan ini termasuk salah satu koleksi terbesar di Eropa dan bahkan di dunia. Bagian penting koleksi ini, bagian bernilai salah satu naskah tulisan tangan terkuno, yang mana bagian keduannya sekarang ini tersimpan diperpustakaan nasional kota Paris.

Al-Quran Tatar Naskah tulisan tangan tunggal al-Quran disimpan di arsip naskah kuno pemerintah Rusia di kota Moskow, yang digunakan di sejumlah majelis dan di pelbagai acara untuk melaksanakan sumpah.


Dalam naskah ini, surah An-Nahl ayat 91 ditulis dengan huruf-huruf emas, yang dipakai untuk melaksanakan sumpah.

Al-Quran Miniatur Delapan Segi Tiga naskah miniatur delapan segi disimpan di museum Antropologi dan Etnologi Peter the Great di akademik sains Rusia.



Al-Quran Fabergé

Salah satu naskah kuno al-Quran lainnya terkait pembuat permata tersohor, Peter CarlFabergé, yang dibeli dari ratu Perancis, Princess Cécile Murat.


Setelah revolusi Rusia, pemerintah menjual bagian pekerjaan Fabergé. Kumpulan naskah tulisan tangan timur yang terkait pada CarlFabergé, saat ini ada di museum kota St. Petersburg.

(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

300 Naskah Tulisan Tangan Saadi Disimpan di Haram Suci Razavi


Di Pusat Manuskrip Tulisan Tangan Perpustakaan Pusat, Haram Suci Razavi, terdapat sekitar 300 naskah tulisan tangan bernilai terkait Saadi Shirazi (penyair terkemuka Iran) yang disimpan di tempat ini dan salah satu naskah yang ditulis 70 tahun pasca wafatnya penyair Persia itu, adalah naskah paling tua.

Astan News melaporkan, Pengelola Pusat Manuskrip Tulisan Tangan, Departemen Perpustakaan, Museum dan Pusat Dokumen, Haram Suci Razavi terkait hal ini menuturkan, Pusat Manuskrip Tulisan Tangan, Perpustakaan Pusat Haram Suci Razavi sebagai salah satu perpustakaan terbesar dan terkaya di Dunia Islam, menyimpan sekitar 300 naskah tulisan tangan bernilai terkait karya-karya Saadi Shirazi, penyair terkemuka Iran abad ke-7 Hijriah yang meliputi seluruh karya beliau seperti, Golestan, Bustan, Qasaed, Molhaqat, Gazaliat, Rubaiat dan Majales, di antara kitab-kitab itu, terdapat beberapa naskah kumpulan syair Saadi yang sangat langka.

Sayid Mohammad Reza Fazel Hashemi, Pengelola Pusat Manuskrip Tulisan Tangan menjelaskan, syair-syair para penyair besar seperti Hafez, Salman Saveji, Seif Farghani, Khajou Kermani, Ohadi dan Abid Zakani yang memuji syair-syair Saadi, juga terdapat di tempat ini.

Terkait naskah-naskah tulisan Saadi terpenting dan terlangka, Hashemi menerangkan, kumpulan syair Saadi yang ditulis oleh Mohammad bin Abdol Latif Aqaqiri, salah seorang murid tidak langsung Saadi pada tahun 766 Hijriah di Shiraz dan terpaut 70 tahun dengan tahun meninggalnya Saadi, merupakan naskah tertua yang ada di sini.

Fazel Hashemi terkait karakteristik naskah bernilai yang dari sejarah dan hiasan emas (tazhib) berasal dari era Ilkhani, terhitung sangat langka mengatakan, naskah ini, memiliki dua kaligrafi dengan hiasan berwarna lukisan Bergamot di atas latar berwarna biru langit, tabel berwarna emas dan garis melingkar, judul-judul dengan warna merah terang dan biru langit versi Sajli, memiliki jilid terbuat dari kulit anak sapi berwarna coklat yang indah, ditulis dengan khat Nastaliq dalam 25 baris, kertas berwarna kekuning-kuningan, 383 halaman dan berdimensi 14 x 21 cm berukuran folio.

Pakar manuskrip tulisan tangan itu menilai naskah-naskah yang dari sisi seni dan tazhib, kaligrafi dan seniman-seniman masyhur, memiliki urgensitas tinggi dan menuturkan, di antara naskah bernilai itu, adalah naskah lain kumpulan syair Saadi yang ditulis oleh Mohammad Momen Shirazi pada tahun 1052 Hijriah dengan khat Nastaliq dalam isi dan catatan pinggir dan dalam 20 baris, dengan empat gambar muka dengan gabungan hiasan emas dan warna.

Fazel Hashemi juga menyinggung dua naskah bernilai lain terkait kumpulan syair Saadi dan menjelaskan, kumpulan syair Saadi dengan 10 gambar muka dan lima kaligrafi berhias emas dan warna, dan kumpulan syair Saadi hasil karya Abdol Hossein Anjavi Shirazi, dengan gambar-gambar muka berhias emas dan warna di bagian awal dan jilid berminyak berhias lukisan, adalah dua naskah lain yang disimpan di Pusat Manuskrip Tulisan Tangan, Perpustakaan Haram Suci Razavi.

Ia juga menyinggung naskah langka Bustan, Saadi yang disimpan di tempat ini dan menuturkan, satu jilid kitab Bustan Saadi dengan gambar muka dengan gabungan hiasan emas dan warna di halaman pertama dan Tash’ir dengan daun-daun emas, ditulis dengan khat Nastaliq oleh Abdolrashid Deilami, salah seorang penulis kaligrafi terkenal era Safavi pada tahun 920 Hijriah, merupakan naskah langka yang juga disimpan di Pusat Manuskrip Tulisan Tangan, Perpustakaan Pusat Haram Suci Razavi. Sebuah naskah kitab Bustan karya Saadi dengan khat Abdolgafar Tafreshi, salah satu penulis kaligrai terkemuka era Qajar dan sebuah naskah yang ditulis tahun 1049 Hijriah dengan khat Mohammad Ali Zarrin Qalam, juga dua naskah langka lain dari kitab Bustan yang merupakan naskah akhir, adalah hadiah-hadiah dari Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar pada tahun 1376 Hijriah Syamsiah.

(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Penjualan Naskah Kuno Al-Quran Dengan Nilai 25 Ribu Dolar di Maroko


Naskah kuno al-Quran terjual dengan nilai 25 ribu dolar dalam lelang publik pertama penjualan naskah khat dan buku-buku kuno di Maroko.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari khabarmasr.com, perusahaan karya dan benda-benda seni Maroko untuk pertama kali di tingkat negara ini menyelenggarakan pelelangan umum naskah khat dan buku-buku kuno.

Dalam pelelangan ini dipamerkan 207 naskah khat dan buku kuno, dimana salah satu dari karya ini adalah naskah kuno al-Quran terkait abad 16 Masehi, yang terjual dengan nilai 25 ribu dolar Amerika.

Naskah kuno al-Quran ini ditulis dalam 313 halaman dengan khat Maroko Andalusia dan setiap halaman memiliki 32 baris.

Ukuran setiap halaman al-Quran ini adalah 26x22 cm, yang ditulis dengan tinta warna hitam. Naskah kuno al-Quran ini milik salah satu keluarga Maroko yang tinggal di kota Casablanka dan al-Quran berharga ini sebagai warisan mereka.







(Khabar-Masr/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Tunanetra Turki Mempersembahkan Naskah Kuno Al-Quran ke Perpustakaan


Mustafa Jabbar, tunanetra Turki menghadiahkan sebuah naskah berharga al-Quran yang kekunoannya mencapai 113 tahun ke salah satu perpustakaan negara ini.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari harian Yeni Şafak Turki, Mustafa Jabbar bermur 65 tahun dan tinggal di kota Sivasli, propinsi Uşak.

Tunanetra asal Turki ini baru-baru ini menghadiahkan sebuah al-Quran berharga ke perpustakaan Iskender Pala, di propinsi Uşak.

Mustafa Jabbar mengisyaratkan urgensi menjaga naskah-naskah berharga dan kuno al-Quran. Ia mengatakan, naskah al-Quran ini dicetak pada tahun 1904 M. di marginal halamannya juga ditulis terjemahan ayat-ayat dengan bahasa Turki periode Ottoman, yang dari jenisnya memiliki urgensi lebih dikarenakan corak penulisannya.

Ia menegaskan, ayahku adalah seorang imam jamaah salah satu masjid, al-Quran ini diwariskan untukku. Sepeninggal ayah, aku menjaga naskah al-Quran tersebut dan tidak aku jual dengan harga apapun. Menurut saya perpustakaan adalah tempat terbaik dimana naskah ini harus berada di tempat tersebut; karena hanya dengan demikianlah semuanya dapat menggunakan naskah al-Quran ini.




(Yeni-Safak-Turki/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Bhumi Sambhara Budhara (BOROBURUR)


Candi Borobudur adalah candi terbesar peninggalan Abad ke 9. Candi ini terlihat begitu impresif dan kokoh sehingga terkenal seantero dunia. Peninggalan sejarah yang bernilai tinggi ini sempat menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Namun tahukah Anda bahwa seperti halnya pada bangunan purbakala yang lain, Candi Borobudur tak luput dari misteri mengenai cara pembuatannya? Misteri ini banyak melahirkan pendapat yang spekulatif hingga kontroversi. Dengan beberapa catatan dan referensi yang terbatas, saya coba menganalisis dan sedikit menguak tabir misteri pembuatan candi ini yang ternyata tidak perlu di-misteri-kan!

Design Candi – Candi Borobudur memiliki struktur dasar punden berundak, dengan enam pelataran berbentuk bujur sangkar, tiga pelataran berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua pelatarannya beberapa stupa. Candi Borobudur didirikan di atas sebuah bukit atau deretan bukit-bukit kecil yang memanjang dengan arah Barat-Barat Daya dan Timur-Tenggara dengan ukuran panjang ± 123 m, lebar ± 123 m dan tinggi ± 34.5 m diukur dari permukaan tanah datar di sekitarnya dengan puncak bukit yang rata.

Candi Borobudur juga terlihat cukup kompleks dilihat dari bagian-bagian yang dibangun. Terdiri dari 10 tingkat dimana tingkat 1-6 berbentuk persegi dan sisanya bundar. Dinding candi dipenuhi oleh gambar relief sebanyak 1460 panel. Terdapat 504 arca yang melengkapi candi.

Material Penyusun Candi – Inti tanah yang berfungsi sebagai tanah dasar atau tanah pondasi Candi Borobudur dibagi menjadi 2, yaitu tanah urug dan tanah asli pembentuk bukit. Tanah urug adalah tanah yang sengaja dibuat untuk tujuan pembangunan Candi Borobudur, disesuaikan dengan bentuk bangunan candi. Menurut Sampurno Tanah ini ditambahkan di atas tanah asli sebagai pengisi dan pembentuk morfologi bangunan candi. Tanah urug ini sudah dibuat oleh pendiri Candi Borobudur, bukan merupakan hasil pekerjaan restorasi. Ketebalan tanah urug ini tidak seragam walaupun terletak pada lantai yang sama, yaitu antara 0,5-8,5 m.

Batuan penyusun Candi Borobudur berjenis andesit dengan porositas yang tinggi, kadar porinya sekitar 32%-46%, dan antara lubang pori satu dengan yang lain tidak berhubungan. Kuat tekannya tergolong rendah jika dibandingkan dengan kuat tekan batuan sejenis. Dari hasil penelitian Sampurno (1969), diperoleh kuat tekan minimum sebesar 111 kg/cm2 dan kuat tekan maksimum sebesar 281 kg/cm2. Berat volume batuan antara 1,6-2 t/m3.

Misteri Cara Membangun Candi – Data mengenai candi ini baik dari sisi design, sejarah, dan falsafah bangunan begitu banyak tersedia. Banyak ahli sejarah dan bangunan purbakala menulis mengenai keistimewaan candi ini.

Hasil penelusuran data baik di buku maupun internet, tidak ada satupun yang sedikit mengungkapkan mengenai misteri cara pembangunan candi. Satu-satunya informasi adalah tulisan mengenai sosok Edward Leedskalnin yang aneh dan misterius. Dia mengatakan “Saya telah menemukan rahasia-rahasia piramida dan bagaimana cara orang Mesir purba, Peru, Yucatan dan Asia (Candi Borobudur) mengangkat batu yang beratnya berton-ton hanya dengan peralatan yang primitif.”

Edward adalah orang yang membangun Coral Castle yang terkenal. Beberapa orang lalu memperkirakan bagaimana cara kerja dia untuk mengungkap misteri tentang pengetahuan dia bagaimana bangunan purba dibangun.

Berikut pendapat beberapa orang dan ahli mengenai cara Edward membangun Coral Castle:
Ada yang mengatakan bahwa ia mungkin telah berhasil menemukan rahasia para arsitek masa purba yang membangun monumen seperti piramida dan Stonehenge. Ada yang mengatakan mungkin Edward menggunakan semacam peralatan anti gravitasi untuk membangun Coral Castle.David Hatcher Childress, penulis buku Anty Gravity and The World Grid, memiliki teori yang menarik.

Menurutnya wilayah Florida Selatan yang menjadi lokasi Coral Castle memiliki diamagnetik kuat yang bisa membuat sebuah objek melayang. Apalagi wilayah Florida selatan masih dianggap sebagai bagian dari segitiga bermuda. David percaya bahwa Edward Leedskalnin menggunakan prinsip diamagnetik jaring bumi yang memampukannya mengangkat batu besar dengan menggunakan pusat massa. David juga merujuk pada buku catatan Edward yang ditemukan yang memang menunjukkan adanya skema-skema magnetik dan eksperimen listrik di dalamnya. Walaupun pernyataan David berbau sains, namun prinsip-prinsip esoterik masih terlihat jelas di dalamnya.

4. Penulis lain bernama Ray Stoner juga mendukung teori ini. Ia bahkan percaya kalau Edward memindahkan Coral Castle ke Homestead karena ia menyadari adanya kesalahan perhitungan matematika dalam penentuan lokasi Coral Castle. Jadi ia memindahkannya ke wilayah yang memiliki keuntungan dalam segi kekuatan magnetik.

Akhirnya didapat foto yang berhasil diambil pada waktu Edward mengerjakan Coral Castle menunjukkan bahwa ia menggunakan cara yang sama yang digunakan oleh para pekerja modern, yaitu menggunakan prinsip yang disebut block and tackle.

Beda Coral Castle beda pula Candi Borobudur. Coral Castle masih menungkinkan menggunakan Block dan Tackle. Untuk Candi Borobudur rasanya block dan tackle pun masih belum ada. Lalu bagaimana sebenarnya cara membuat Candi ini?. Misteri yang belum terungkap berdasarkan informasi di atas. Saya coba mulai berfikir ulang terlepas dari misteri dengan mencoba menganalisis data-data yang ada.

Beberapa aspek yang diperhatikan sebelum memperkirakan bagaimana candi ini dibangun:
1. Bentuk bangunan. Candi ini berbentuk tapak persegi ukuran panjang ± 123 m, lebar ± 123 m dan tinggi ± 42 m. Luas 15.129 m2.
2. Volume material utama. Material utama candi ini adalah batuan andesit berporositas tinggi dengan berat jenis 1,6-2,0 t/m3. Diperkirakan terdapat 55.000 m3 batu pembentuk candi atau sekitar 2 juta batuan dengan ukuran batuan berkisar 25 x 10 x 15 cm. Berat per potongan batu sekitar 7,5 – 10 kg.
3. Konstruksi bangunan. Candi borobudur merupakan tumpukan batu yang diletakkan di atas gundukan tanah sebagai intinya, sehingga bukan merupakan tumpukan batuan yang masif. Inti tanah juga sengaja dibuat berundak-undak dan bagian atasnya diratakan untuk meletakkan batuan candi.
4. Setiap batu disambung tanpa menggunakan semen atau perekat. Batu-batu ini hanya disambung berdasarkan pola dan ditumpuk.
5. Semua batu tersebut diambil dari sungai di sekitar candi borobudur.
6. Candi borobudur merupakan bangunan yang kompleks dilihat dari bagian-bagian yang dibangun. Terdiri dari 10 tingkat dimana tingkat 1-6 berbentuk persegi dan sisanya bundar. Dinding candi dipenuhi oleh gambar relief sebanyak 1460 panel. Terdapat 505 arca yang melengkapi candi.
7. Teknologi yang tersedia. Pada saat itu belum ada teknologi angkat dan pemindahan material berat yang memadai. Diperkirakan menggunakan metode mekanik sederhana
8. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan. Tidak ada informasi yang akurat. Namun beberapa sumber menyebutkan bahwa candi borobudur dibangun mulai 824 m – 847 m. Ada referensi lain yang menyebut bahwa candi dibangun dari 750 m hingga 842 m atau 92 tahun.
9. Pembangunan candi dilakukan bertahap. Pada awalnya dibangun tata susun bertingkat. Sepertinya dirancang sebagai piramida berundak. Tetapi kemudian diubah. Sebagai bukti ada tata susun yang dibongkar. Tahap kedua, pondasi borobudur diperlebar, ditambah dengan dua undak persegi dan satu undak lingkaran yang langsung diberikan stupa induk besar. Tahap ketiga, undak atas lingkaran dengan stupa induk besar dibongkar dan dihilangkan dan diganti tiga undak lingkaran. Stupa-stupa dibangun pada puncak undak-undak ini dengan satu stupa besar di tengahnya.tahap keempat, ada perubahan kecil, yakni pembuatan relief perubahan pada tangga dan pembuatan lengkung di atas pintu.
10. Suatu hal yang unik, bahwa candi ini ternyata memiliki arsitektur dengan format menarik atau terstruktur secara matematika. Setiap bagain kaki, badan dan kepala candi selalu memiliki perbandingan 4:6:9. Penempatan-penempatan stupanya juga memiliki makna tersendiri, ditambah lagi adanya bagian relief yang diperkirakan berkatian dengan astronomi menjadikan borobudur memang merupakan bukti sejarah yang menarik untuk di amati.
11. Jumlah stupa di tingkat arupadhatu (stupa puncak tidak di hitung) adalah: 32, 24, 26 yang memiliki perbandingan yang teratur, yaitu 4:3:2, dan semuanya habis dibagi 8. Ukuran tinggi stupa di tiga tingkat tsb. Adalah: 1,9m; 1,8m; masing-masing bebeda 10 cm. Begitu juga diameter dari stupa-stupa tersebut, mempunyai ukuran tepat sama pula dengan tingginya : 1,9m; 1,8m; 1,7m.
12. Beberapa bilangan di borobudur, bila dijumlahkan angka-angkanya akan berakhir menjadi angka 1 kembali. Diduga bahwa itu memang dibuat demikian yang dapat ditafsirkan : Angka 1 melambangkan ke-esaan sang adhi buddha. Jumlah tingkatan borobudur adalah 10, angka-angka dalam 10 bila dijumlahkan hasilnya : 1 + 0 = 1. Jumlah stupa di arupadhatu yang didalamnya ada patung-patungnya ada : 32 + 24 + 16 + 1 = 73, angka 73 bila dijumlahkan hasilnya: 10 dan seperti diatas 1 + 0 = 10. Jumlah patung-patung di borobudur seluruhnya ada 505 buah. Bila angka-angka didalamnya dijumlahkan, hasilnya 5 + 0 + 5 = 10 dan juga seperti diatas 1 + 0 = 1.

Beberapa analisa menguak misteri :
1. Dari data yang ada disebutkan bahwa ukuran batu candi adalah sekitar 25 x 10 x 15 cm dengan berat jenis batu adalah 1,6 – 2 ton/m3, ini berarti berat per potongan batu hanya sekitar maksimum 7.5 kg (untuk berat jenis 2 t/m3). Potongan batu ternyata sangat ringan. Untuk batuan seberat itu, rasanya tidak perlu teknologi apapun. Masalah yang mungkin muncul adalah medan miring yang harus ditempuh. Medan miring secara fisika membuat beban seolah-olah menjadi lebih berat. Hal ini karena penguraian gaya menyebabkan ada beban horizontal sejajar kemiringan yang harus dipikul. Namun dengan melihat kenyataan bahwa berat per potongan batu adalah hanya 7.5 kg, rasanya masalah medan miring yang beundak-undak tidak perlu dipermasalahkan. Kesimpulannya adalah proses pengangkutan potongan batu dapat dilakukan dengan mudah dan tidak perlu teknologi apapun.
2. Sumber material batu diambil dari sungai sekitar candi. Hal ini berarti jarak antara quarry dan site sangat dekat. Walaupun jumlahnya mencapai 2.000.000 potongan, namun ringannya material tiap potong batu dan dekatnya jarak angkut, hal ini berarti proses pengangkutan pun dapat dilakukan dengan mudah tanpa perlu teknologi tertentu.
3. Candi dibangun dalam jangka waktu yang cukup lama. Ada yang mengatakan 23 tahun ada juga yang mengatakan 92 tahun. Jika berasumsi paling cepat 23 tahun. Mari kita berhitung soal produktifitas pemasangan batu. Jika persiapan lahan dan material awal adalah 2 tahun, maka masa pemasangan batu adalah 21 tahun atau 7665 hari. Terdapat 2 juta potong batu. Produktifitas pemasangan batu adalah 2000000/7665 = 261 batu/hari. Produktifitas ini rasanya sangat kecil. Tidak perlu cara apapun untuk menghasilkan produktifitas yang kecil tersebut. Apalagi menggunakan data durasi pelaksanaan yang lebih lama.
4. Lamanya proses pembuatan candi dapat disebabkan ada perubahan-perubahan design yang dilakukan selama pelaksanaannya. Hal ini mungkin dikeranakan adanya pergantian penguasa (raja) selama proses pembangunan candi
5. Borobudur dilihat secara fisik begitu impresif. Memiliki 10 lantai dengan bentuk persegi dan lingkaran. Memiliki relief sepanjang dinding dan arca dalam jumlah yang banyak. Candi ini begitu memperhatikan falsafah yang terkandung dalam ukuran-ukurannya. Hal ini membuktikan bahwa candi dibangun dengan konsep design yang cukup baik.
6. Candi borobudur adalah candi terbesar. Candi borobudur juga terlihat kompleks dilihat dari design arsitekturalnya terdiri dari 10 tingkat dimana tingkat 1-6 berbentuk persegi dan sisanya bundar. Dinding candi dipenuhi oleh gambar relief sebanyak 1460 panel. Terdapat 504 arca yang melengkapi candi. Ini jelas bukan pekerjaan design dan pelaksanaan yang gampang. Kesimpulannya candi borobudur yang bernilai dari sisi design baik teknik sipil maupun seni arsitektur membutuhkan perencanaan dan pengelolaan yang matang dari aspek design maupun cara pelaksanaannya. Saya berkesimpulan candi ini dibangun dengan manajemen proyek yang sudah cukup baik.


KESIMPULAN:

Kesimpulan-kesimpulan di atas akhirnya membawa saya pada suatu kesimpulan umum bahwa candi borobudur berbeda dengan bangunan pubakala lainnya yang dipenuhi misteri dan mistis.

Candi ini lebih dapat dijelaskan dengan konsep fisika sederhana. Cara membangun candi ini bukanlah suatu hal yang dianggap misteri apalagi mistis.Candi ini lebih bernilai dan terkenal bukan pada misteri-misteri yang berserakan, tapi candi ini memiliki nilai design aristektur dan teknik sipil serta kemampuan manajemen proyek yang tinggi yang menunjukkan kemajuan pemikiran para pendahulu bangsa kita.

(Ahmad-Samantho/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Arkeolog Jerman-Mesir Temukan Dua Patung Firaun Berusia 3000 Tahun


Para arkeolog menemukan dua patung Firaun berusia lebih dari 3.000 tahun di sebuah lubang penggalian berlumpur di pinggiran Kairo, ibu kota Mesir, Kamis (9/3/2017).

Peninggalan bersejarah itu ditemukan di Distrik Mattarya, situs yang menjadi Ibu Kota Heliopolis, Firaun kuno, yang saat ini telah berubah menjadi distrik pekerja kelas menengah di Kairo timur.

Dua patung itu, yang ditemukan di gurun antara blok apartemen tua, diperkirakan mewakili Firaun dari dinasti ke-19, yang memerintah pada tahun 1314-1200 sebelum Masehi.


Salah satu patung di antaranya setinggi delapan meter (26 kaki) dan diukir dari batu kuarsit, seperti dilaporkan kantor berita Agence France-Presse, Jumat (10/3/2017).

Patung tersebut tidak dapat diidentifikasi dari ukirannya, tetapi ditemukan di gerbang kuil Raja Ramses II – yang juga dikenal sebagai Ramses Agung – dan diduga patung dirinya.

Peninggalan lainnya adalah patung batu kapur dari abad ke-12 sebelum Masehi, dari masa Raja Seti II. Tidak disebutkan berapa tinggi patung tersebut.

Patung-patung itu ditemukan oleh para arkeolog yang tergabung dalam misi arkeologi Jerman dan Mesir.

“Penemuan dua patung itu menunjukkan pentingnya kota Heliopolis, yang didedikasikan untuk menyembah dewa Ra (dewa matahari),” kata Aymen Ashmawy, ketua tim penggalian Mesir.

Dia mengatakan, penemuan itu “sangat penting” karena mengindikasikan tentang candi Oun Sun sebagai sebuah situs dengan “struktur yang megah”.

Dietrich Raue, ketua tim arkeolog Jerman, mengatakan, tim sedang bekerja keras untuk mengangkat patung sehingga dapat diangkut ke tempat lain untuk restorasi.

(AFP/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Peluang Naskah Kuno “Catatan Imam Bonjol” Menjadi Warisan Ingatan Dunia UNESCO


Naskah “Catatan Imam Bonjol” berpeluang untuk ditetapkan sebagai salah satu warisan ingatan dunia atau memory of the world oleh UNESCO karena memiliki kemiripan dengan Babad Diponegoro yang telah terlebih dahulu diakui.

“Naskah ini ditulis sendiri oleh Imam Bonjol. Menceritakan dinamika masyarakat dan pergerakan Islam lokal di Sumbar saat itu. Buku tersebut juga bercerita tentang perjuangan menghadapi kolonial,” kata Filolog Universitas Andalas Padang, Pramono di Padang, Minggu (26/2/2017).

Naskah ini memuat informasi soal persenjataan dan strategi perang yang dibuat Imam Bonjol untuk menghadapi kolonial Belanda.

“Isi naskah ini mirip dengan Babad Diponegoro, karena itu kita berharap nantinya juga bisa ditetapkan sebagai warisan ingatan dunia UNESCO,” ujar dia.

Babad Diponegoro ditetapkan sebagai salah satu Warisan Ingatan Dunia atau Memory of The World pada 2013 oleh UNESCO. Babad Diponegoro jadi ingatan dunia setelah didaftarkan oleh Perpustakaan Nasional dan Lembaga Bahasa Kerajaan Belanda.

Pramono memperkirakan naskah “Catatan Imam Bonjol” itu berasal dari pertengahan abad 19, sekitar 1850-an. Hal itu diperkuat dengan jenis dan merek kertas yang digunakan.

“Sekarang naskah sepanjang 342 halaman ini telah selesai dikonservasi. Rencananya akan didigitalisasi agar isinya bisa disimpan hingga ratusan tahun,” katanya, namun proses digitalisasi butuh waktu dan proses serta anggaran yang cukup besar.

Sumbar juga memiliki ribuan naskah kuno yang sekarang terancam punah. “Naskah itu, terutama yang disimpan masyarakat rentan rusak karena tempat penyimpanan yang lembab dan jauh dari standard. Padahal, banyak informasi masa lalu yang tersimpan dalam naskah itu,” kata dia.

Penyelamatan naskah kuno itu tidak mudah dilakukan karena harus meyakinkan masyarakat pemilik naskah serta butuh anggaran besar.

“Masyarakat pemilik naskah kadang tidak percaya kita berniat untuk memperbaiki naskah tersebut sehingga tidak bersedia meminjamkan,” pungkasnya.

(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Tiga Warisan Islam di Nigeria


Nigeria adalah negara yang memiliki jumlah populasi Muslim terbesar di Afrika Barat. Pew Research Center memperkirakan pada 2010 terdapat 48,5 persen Muslim di Nigeria dari keseluruhan jumlah penduduk. Angka ini mengalami penurunan dari 2009 yang berjumlah 50,4 persen. Muslim di Nigeria didominasi Suni.

Islam pertama kali tiba di Nigeria pada abad ke-9. Arsip Keagamaan menunjukkan Islam telah diadopsi sebagai agama mayoritas tokoh terkemuka di Kekaisaran Bornu pada masa pemerintahan Mai (Raja) Idris Alooma yang menjabat 1571-1603. Meskipun pada saat itu sebagian besar warga Nigeria masih menganut agama tradisional. Berikut tiga arsitektur warisan Islam di Nigeria.


Gobarau Minaret

Gobarau Minaret adalah menara setinggi 15 meter yang terletak di pusat Kota Katsina, Nigeria Utara. Menara yang telah menjadi simbol Kota Katsina ini bukti awal arsitektur Islam di kota yang dikenal sebagai pusat teologis tersebut.

Gobarau menjadi gedung bertingkat pertama di Afrika Barat. Konstruksi bangunan diyakini telah selesai pada masa pemerintahan Sarkin Katsina (Raja) Muhammadu Korau (1398-1408 AD) yang merupakan raja Muslim pertama Katsina.


Masjid Shekh Alimi

Masjid Shekh Alimi terletak di Kota Ilorin, Nigeria. Kota ini dikenal luas sebagai kota ulama dan pusat pengetahuan Islam. Julukan ini diperoleh melalui kerja keras selama bertahun-tahun dari para pendiri Kerajaan Ilorin untuk menyebarkan agama Islam.Syekh Alimi diakui sebagai pendiri Kerajaan Ilorin.

Meskipun, ulama lain berpendapat bahwa Islam telah ada di Ilorin sebelum kedatangan Syekh Alimi yang memiliki nama asli as-Salih tersebut. Namun, sejak kedatangan Syekh Alimi di Ilorin, dapat dikatakan telah mengubah sejarah Ilorin dan membantu dalam pembentukan kota Islam.

Salah satu kontribusi Syekh Alimi bagi Ilorin, yaitu mendirikan masjid Shekh Alimi pada 1810. Masjid dibangun sebagai media membantu menyebarkan Islam. Masjid ini merupakan mas jid pertama dan tertua. Tak hanya di Ilorin, tapi juga di seluruh Kwara, Nigeria.


Hubbaren Shehu

Hubbaren Shehu atau dikenal sebagai rumah Syekh Usman Danfodio merupakan contoh luar biasa dari arsitektur tradisional Islam Sudan-Arab yang khas dan tetap tidak berubah selama lebih dari 200 tahun.

Tempat ini menjadi sebagai salah satu pusat terkenal Islam meskipun berada pada abad ke-19 dan ke-20 yang merupakan periode kegiatan misionaris dan kolonialisme di Afrika.

(Republika/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Bangunan Lumpur Terbesar di Dunia


Di kalangan para wisatawan dunia, Mali dikenal dengan eksotisme masjid-masjidnya yang terbuat dari lumpur. Ada Masjid Agung Djenne dan Masjid Sankore.

Dibangun pada abad ke-13, Masjid Djenne terbuat seluruhnya dari lumpur. Inilah bangunan lumpur terbesar di dunia. Bersama Kota Tua Djenne, masjid ini ditetapkan sebagai situs warisan dunia UNESCO pada 1988.

Meski terbuat dari lumpur, bukan berarti bentuknya tak berarturan. Masjid Djenne yang mengusung gaya arsitektur Sudano-Sahelian bahkan tampak sangat cantik dan eksotis. Bangunan Masjid Djenne yang ada sekarang merupakan hasil renovasi pada 1907 menyusul terjadinya banjir yang melanda bangunan ini.

Pascarenovasi tersebut, masjid mengalami beberapa perubahan bentuk dibanding bentuk aslinya. Jumlah menara yang sebelumnya berjumlah dua ditambah satu agar simetris. Tiga menara tersebut berada di arah kiblat. Karena renovasi dilakukan oleh Prancis, beberapa pengamat menilai, gaya masjid tersebut sedikit dipengaruhi gaya gereja, tapi dengan desain dasar khas Afrika.

Masjid lumpur ini masih berdiri tegak hingga saat ini. Masyarakat setempat pun bahu-membahu melestarikannya. Sejak 1996, misalnya, mereka melarang non-Muslim memasuki masjid. Larangan ini bermula ketika majalah Vogue melakukan pemotretan di lokasi masjid dengan model wanita berbusana seronok.

(Republika/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Sambutan Masyarakat Arab Saudi Akan Sejumlah Al-Quran Langka Museum Hail


Dengan adanya karya-karya berharga sejarah yang dipamerkan di museum karya tua propinsi Hail Arab Saudi, tiga al-Quran tulisan tangan dalam ukuran beragam menjadi perhatian para pengunjung melebihi karya-karya lainnya.


Al-Quran Tulisan Tangan Terkecil Arab Saudi di Museum Hail

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari Economy News, museum kota Hail di propinsi Hail Arab Saudi yang sekarang ini menyaksikan penyelenggaraan festival pariwisata Sahra’ akan memamerkan karya antik dan beragam naskah tulisan tangan.

Di antara semua karya yang dipamerkan di museum tersebut, tiga al-Quran tulisan tangan kuno mendapat perhatian dan sambutan para pengunjung melebihi karya-karya lainnya.

Al-Quran pertama, mushaf lengkap tulisan tangan, dimana tanggal penulisannya kembali pada sebelum tahun 1214 H; panjang naskah tersebut 7 meter dan mencakup seluruh surah dan ayat-ayat suci al-Quran.

Mushaf kedua, mencakup 25 juz al-Quran, yang ditulis sekitar 270 tahun lalu dengan air emas dan safron, dicampur dengan tinta.

Mushaf ketiga sebagai al-Quran terkecil tulisan tangan mendapat kunjungan lebih di museum tersebut. Naskah dengan panjang 3 cm dan lebar 2 cm ini ditulis di Mesir dan tanggal penulisannya kembali pada tahun 1214 H.

Mutsib al-Mutsib, pengawas museum karya terpercaya di kota Hail Arab Saudi dan pemilik museum khusus di negara ini mengungkapkan, tiga naskah ini adalah karya-karya historis dan tahun ke tahun menambah nilai materinya.

Ia dengan mengisyaratkan museum karya lain juga dipamerkan, mengatakan sekitar 38 ribu lembar historis dan berharga disimpan di tempat tersebut, sementara yang paling bernilai adalah tiga naskah tulisan tangan tersebut dan potongan kapal perang Inggris terkait 103 tahun lalu. Al-Mutsib juga menyebut pedang yang dinisbatkan pada periode Mongol terkait seribu tahun lalu termasuk karya berharga lainnya yang ada dalam museum tersebut dan mengatakan, gambar dan tulisan di atas pedang didesain oleh Asadullah dengan corak Umawi Islami dan memuat sebagian doa; nilai pedang ini mencapai lebih dari 800 ribu Rial Saudi.

(Economy-News/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Terkait Berita: