Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label ABNS WIKI. Show all posts
Showing posts with label ABNS WIKI. Show all posts

Sekilas Satelit Palapa

Palapa B1

Palapa ialah nama bagi sejumlah satelit telekomunikasi geostasioner Indonesia. Nama ini diambil dari "Sumpah Palapa", yang pernah dicetuskan oleh Patih Gajah Mada dari Majapahit pada tahun 1334.

Satelit pertama diluncurkan pada tanggal 8 Juli 1976 oleh roket Amerika Serikat dan dilepas di atas Samudera Hindia pada 83° BT. Satelit pertama dari 2 satelit itu bertipe HS-333 dan bermassa 574 kg.

Kemudian 4 satelit dari seri kedua dibuat, yang kesemuanya dari tipe Hughes HS-376. Ketika peluncuran Palapa B2 gagal, satelit ke-3 diatur. Awalnya bernama Palapa B3 dan dijadwalkan untuk STS-61-H, akhirnya diluncurkan sebagai Palapa B2P. Sementara itu Palapa B2 diperbaiki kembali oleh STS-51-A, diperbaharui dan diluncurkan lagi sebagai Palapa B2R.

Palapa D dipesan[1] pada tanggal 29 Juni 2007 oleh perusahaan Indonesia PT Indosat Tbk, kepada Thales Alenia Space. Itu adalah Spacebus 4000B3 yang akan dibuat di Pusat Luar Angkasa Cannes Mandelieu.

Astronot Dale A. Gardner memegang kertas bertulisan "For Sale" setelah Palapa B2 diperbaiki (1984).


No. Nama Mulai Operasi
(diluncurkan)
Akhir Operasi Slot Orbit Pengelola Wahana luncur Pembuat Keterangan
1. Palapa A1 8 Juli 1976 Juni 1985[2] 83° BT Perumtel Delta-2914 Hughes (HS-333)[3] Diluncurkan dari Kennedy Space Center, Tanjung Canaveral, AS.
2. Palapa A2 10 Maret 1977 Januari 1988[2] 77° BT Perumtel Delta-2914 Hughes (HS-333)[3]
3. Palapa B1 18 Juni 1983[4] 1990 108° BT Perumtel Challenger F2
(STS-7)
Hughes (HS-376)[3]
4. Palapa B2 3 Februari 1984
8:00 EST
Gagal Perumtel Challenger F4
(STS-41-B)
Hughes (HS-376)[3] dilepas dari wahana pada 16:00 EST[5], gagal dan dijemput oleh STS-51A pada November 1984[2]
5. Palapa B2P 21 Maret 1987 Februari 1996[2] 113° BT Perumtel
Satelindo
Delta 6925 Hughes (HS-376) Beralih kepemilikan ke Satelindo pada 1993,[3] dan diganti Palapa C1.[2]
6. Palapa B2R 13 April 1990 2000 108° BT Perumtel Delta 6925 Hughes (HS-376) Merupakan Palapa B2 yang diperbaiki oleh Sattel Technologies,[2]
7. Palapa B4 14 Mei 1992
7:40 WIB[6]
2005[3] 118° BT Telkom Delta II-7925 Hughes (HS-376) Diluncurkan dari Kennedy Space Center.
8. Palapa C1 31 Januari 1996 1999 113° BT Satelindo Atlas-2AS Hughes (HS-601) Diluncurkan dari Kennedy Space Center LC-36B.[7]
Gagal beroperasi sehingga pada Januari 1999 beralih kepemilikan ke Hughes dan berganti nama menjadi HGS3.
Desember 2000 disewa Kalitel dari AS di 50º BT dan menjadi Anatolia 1, Agustus 2002 disewa Pakistan di 38ºBT menjadi Paksat1.[8]
9. Palapa C2 15 Mei 1996 2011[7] 113° BT Satelindo
Indosat
Ariane-44L H10-3 Hughes (HS-601) Diluncurkan dari Kourou, Guyana Perancis.[7]
Orbit akan dipindahkan ke 105,5° BT karena 113° BT akan ditempati Palapa D.[9]
10. Palapa D 31 Agustus 2009 16:28 WIB 2024 113° BT Indosat Long March 3B Thales Alenia Space
(Spacebus-4000B3)
Diluncurkan dari Xichang Satellite Launch Center (XSLC), Cina.
Menggeser orbit Palapa C2 dari 113° BT ke 105,5° BT.
11. Palapa E Rencana: 2016 - 150,5° BT Indosat - Orbital Sciences Corporation (USA) -


Rujukan

1. ^ Communiqué de presse Thales Alenia Space
2. ^ a b c d e f (Inggris) NASA: Palapa Program, diakses 4 September 2009.
3. ^ a b c d e f (Indonesia) Tonda Priyanto, 2005, Perjalanan TELKOM Dalam Mengoperasikan Satelit Komunikasi Untuk Melayani Kepulauan Indonesia dalam Online Journal of Space Communication, diakses 8 September 2009.
4. ^ (Inggris) Gunter Dirk Krebs, (31-03-2009), Palapa-B 1, 2, 2P, 2R, 4 / Palapa Pacific / Agila 1 / NewSat 1, dikunjungi 8 September 2009.
5. ^ (Inggris) Absolute Astronomy: STS-41-B, diakses 8 September 2009.
6. ^ (Inggris) Nasa, National Space Science Data Center, Palapa B-4, diakses 8 September 2009.
7. ^ a b c Gunter Dirk Krebs, Palapa-C 1, 2 / HGS 3 / Anatolia 1 / Paksat 1, dikunjungi 8 September 2009.
8. ^ (Indonesia) WanXP (27-10-2007), Palapa C1, Riwayatmu Kini, diakses 8 September 2009.
9. ^ (Indonesia)Muhammad Firman dan Muhammad Chandrataruna, 03-09-2009, Satelit Palapa D Indosat alami kegagalan, diakses pada 10 September 2009.

(Wikipedia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Dinasti Pahlavi (Sebelum revolusi Iran)

Pemahkotaan Permaisuri Farah Diba oleh Shah Mohammad Reza Pahlavi pada 26 Oktober 1967.

Negara Imperial Persia
(1925–1935)


Negara Imperial Iran
(1935–1979)

کشور شاهنشاهی ایران
Kešvare Šâhanšâhiye Irân
1925–1979
Bendera Lambang
Semboyan
مرا داد فرمود و خود داور است
"Marâ dâd farmoudo xod dâvar ast"
[1]
Lagu kebangsaan
سرود شاهنشاهی ایران
Sorude Šâhanšâhiye Irân
Menu
0:00
Peta Iran dibawah Dinasti Pahlavi
Ibu kota Teheran
Bahasa Persia
Bentuk Pemerintahan Monarki Konstitusional
Shah
 -  1925-1941 Reza Shah Pahlavi
 -  1941-1979 Mohammad Reza Pahlavi
Perdana Menteri
 -  1925-1926 Mohammad Ali Foroughi
 -  1979 Shapour Bakhtiar
Sejarah
 -  Dinasti Pahlavi mengambil alih kekuasaan 1925
 -  Invasi Inggris-Soviet ke Iran 1941
 -  Revolusi Iran 1979


Dinasti Pahlavi (bahasa Persia: دودمان پهلوی) adalah dinasti menguasai Negara Imperial Iran sejak dimahkotainya Reza Shah pada tahun 1925 hingga dijatuhkannya putra Reza Shah, Mohammad Reza Pahlavi, pada Revolusi Iran pada tahun 1979.

Dinasti Pahlavi berkuasa setelah Ahmad Shah Qajar, penguasa terakhir dari Dinasti Qajar, terbukti tidak mampu menghentikan invasi Inggris dan Uni Soviet terhadap Iran, dan akibatnya Dinasti Qajar digulingkan dalam kudeta militer, turun tahta dan akhirnya diasingkan ke Perancis. Majelis Nasional, yang dikenal sebagai Majlis, menyatakan Reza Shah sebagai shah yang baru. Pada tahun 1935, Reza Shah menginstruksikan seluruh kedutaan asing di negaranya untuk menyebut Persia dengan nama kuno, Iran.

Dihadapkan dengan meningkatnya ketidakpuasan publik dan pemberontakan-pemberontakan sepanjang tahun 1978, Mohammad Reza Shah Pahlavi akhirnya digulingkan dan memutuskan untuk pergi ke pengasingan bersama keluarganya pada Januari 1979, memicu serangkaian peristiwa yang dengan cepat menyebabkan pembubaran Negara Imperial Iran pada tanggal 11 Februari 1979, secara resmi mengakhiri tradisi kuno monarki Persia.

Pendirian Dinasti

Pada tahun 1921, Reza Shah, seorang perwira Cossack Brigade, menggunakan pasukannya untuk melakukan suatu kudeta terhadap pemerintahan Dinasti Qajar. Dalam waktu empat tahun ia telah membuktikan dirinya sebagai orang yang paling kuat di negeri ini dengan menekan pemberontakan, memunculkan ketertiban, dan mengusir pendudukan Inggris dan Uni Soviet. Pada tahun 1925, majelis khusus diselenggarakan untuk menggulingkan penguasa terakhir dari Dinasti Qajar, dan mengangkat Reza Shah, sebagai shah yang baru.

Reza Shah memiliki rencana ambisius untuk modernisasi Iran. Rencana ini termasuk mengembangkan industri skala besar, pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur nasional, membangun sistem kereta api lintas negara, membangun sistem pendidikan umum, reformasi peradilan, dan meningkatkan pelayanan kesehatan. Dia menciptakan pemerintahan terpusat yang kuat serta dikelola oleh personil yang berpendidikan.

Dia mengirim ratusan pelajar Iran, termasuk anaknya, ke Eropa untuk belajar. Selama tahun 1925-1941, akibat berbagai proyek pembangunan Reza Shah, Iran berubah menjadi sebuah negara yang maju pesat. Pendidikan publik berkembang, dan kelas sosial baru bermunculan. Sebuah kelas menengah yang terdiri dari para profesional dan kelas pekerja industri telah muncul.

Pada pertengahan 1930-an, pemerintahan sekuler Reza Shah menyebabkan ketidakpuasan di antara beberapa kelompok, khususnya para ulama, yang menentang pemerintahan sekuler Reza Shah. Terlebih lagi ketika pada tahun 1935, Reza Shah menginstruksikan kepada seluruh delegasi asing di Iran untuk menggunakan istilah Iran sebagai korespondensi resmi dari Persia. Setelah adanya protes para ulama, penggantinya, Mohammad Reza Pahlavi, pada tahun 1959 mengumumkan bahwa kedua istilah, yaitu Persia dan Iran dapat digunakan secara bergantian.

Reza Shah mencoba menghindari keterlibatan Inggris dan Uni Soviet di Iran. Meskipun banyak proyek pembangunannya memerlukan ahli-ahli dan para teknisi asing, ia menghindari pemberian kontrak kepada perusahaan-perusahaan Inggris dan Uni Soviet. Meskipun Inggris, melalui kepemilikan dari Anglo-Iranian Oil Company, menguasai semua sumber daya minyak Iran, Reza Shah lebih suka untuk mendapatkan bantuan teknis dari Jerman, Perancis, Italia, dan negara-negara Eropa lainnya. Ini menciptakan masalah bagi Iran setelah tahun 1939, ketika Jerman dan Inggris menjadi musuh dalam Perang Dunia II. Reza Shah menyatakan Iran sebagai negara netral, tapi Inggris bersikeras bahwa para insinyur dan teknisi Jerman di Iran adalah mata-mata dengan misi untuk menyabotase fasilitas minyak Inggris di barat daya Iran. Inggris menuntut agar Iran mengusir semua warga negara Jerman, tapi Reza Shah menolak, mengklaim ini akan berdampak negatif proyek-proyek pembangunannya.

Perkembangan

Pemahkotaan Permaisuri Farah Diba oleh Shah Mohammad Reza Pahlavi pada 26 Oktober 1967.

Mohammad Reza Pahlavi menggantikan Reza Shah naik tahta pada tanggal 16 September 1941. Dia ingin melanjutkan kebijakan reformasi ayahnya, tapi persaingan untuk mengontrol pemerintahan terjadi antara ia dan seorang politisi profesional senior, Mohammad Mosaddegh.

Meskipun dalam sumpahnya ia bertindak sebagai penguasa sebuah monarki konstitusional yang akan tunduk kepada kekuasaan parlementer, Mohammad Reza Pahlavi semakin melibatkan diri dalam urusan pemerintahan. Pada tahun 1949 terjadi percobaan pembunuhan pada Mohammad Reza Pahlavi, dan kejadian itu dikaitkan dengan Partai Komunis Tudeh, mengakibatkan pelarangan partai tersebut dan perluasan kekuasaan konstitusional Shah.

Pada tahun 1951, Majlis (Parlemen Iran) mengangkat Mohammad Mossadegh sebagai perdana menteri baru, yang tak lama setelah menasionalisasi industri minyak milik Inggris. Mossadegh ditentang oleh Shah yang takut akan adanya embargo minyak yang dikenakan oleh Barat akan menyebabkan kehancuran ekonomi bagi Iran. Dalam kasus ini, Shah menyingkir, namun kembali setelah Inggris dan Amerika Serikat melancarkan suatu "kudeta" terhadap Mossadegh di bulan Agustus 1953 (Operasi Ajax). Mossadegh kemudian ditangkap oleh pasukan militer pro-Shah.

Dalam konteks Perang Dingin, Shah membuktikan dirinya sebagai sekutu yang tak terpisahkan dari Barat. Di dalam negeri, ia menganjurkan kebijakan reformasi, yang berpuncak dalam programnya pada tahun 1963, dikenal sebagai Revolusi Putih, yang termasuk reformasi tanah, perpanjangan hak suara perempuan, dan mengurangi tingkat buta huruf dalam masyarakat. Berkat kemajuan pembangunan yang pesat, dalam waktu kurang dari dua dekade Iran berhasil menjadi kekuatan ekonomi dan militer yang tak terbantahkan di Timur Tengah.

Mohammad Reza Pahlavi menganggap dirinya sebagai pewaris raja-raja Iran kuno, dan pada tahun 1971 ia mengadakan perayaan besar dalam rangka "2.500 tahun kekuasaan monarki Persia".

Jatuhnya Dinasti

Lihat: Revolusi Iran
Pemerintah Mohammad Reza Pahlavi menekan lawan-lawan politiknya dengan bantuan intelijen dan polisi rahasia Iran, SAVAK. Lawan-lawan politik Shah tersebut termasuk anggota Partai Komunis Tudeh.

Pada pertengahan 1970-an, bergantung pada pendapatan minyak yang besar, Mohammad Reza Pahlavi memulai merencanakan proyek-proyek besar dalam rangka pembangunan nasional Iran, menindaklanjuti program Revolusi Putih. Namun kemajuan sosial-ekonomi tersebut justru menimbulkan ketidakpuasan kalangan ulama. Para pemimpin Islam Syiah, khususnya Ayatollah Ruhollah Khomeini, melampiaskan ketidakpuasan ini dengan menyerukan penggulingan Mohammad Reza Pahlavi dan kembali kepada tradisi Islam, yang disebut Revolusi Islam Iran. Dinasti Pahlavi runtuh menyusul pemberontakan yang meluas pada tahun 1978 dan 1979.

Mohammad Reza Pahlavi meninggalkan Iran dan menjalani perawatan medis di Mesir, Meksiko, Amerika Serikat, dan Panama, pada akhirnya ia bersama keluarganya menetap di Mesir hingga wafat, dengan status sebagai "tamu kenegaraan" oleh Presiden Anwar Sadat.

Referensi

(Wikipedia/ABNS)

Dinasti Elam (2700–539 SM) atau Elam


Proskynesis.jpg
Sejarah Iran
Kekaisaran Persia (Iran)

(Wikipedia/ABNS)

Kekaisaran Media (728–550 SM) atau Bangsa Mede


Kekaisaran Madai
Mādai
sek. 678 SM–549 SM
Peta Kekaisaran / Federasi Madai, pada zaman puncaknya sekitar tahun 600 SM (termasuk negeri-negeri lokal seperti Persia yang mana mungkin adalah daerah jajahannya) berdasarkan pandangan Herodotus
Ibu kota Ecbatana (Hamadan)
Bahasa Bahasa Median
Agama Zoroastrianisme
Bentuk Pemerintahan Monarki
Raja
 -  625-585 SM Cyaxares (pertama)
 -  589-549 SM Astyages (terakhir)
Era sejarah Zaman Emas
 -  Cyaxares menyatukan Fraksi-fraksi Madai sek. 678 SM
 -  Pemerintahan Koresh Agung 549 SM


Bangsa Mede (Madai atau Media; Bahasa Kurdi Medya, Mêdî atau Mad, Bahasa Persia مادها, Mādḥā) adalah suku Iran purba yang tingal di kawasan Teheran, Hamedan, Azarbaijan, Provinsi Isfahan Utara dan Zanjan. Bangsa ini juga dikenal sebagai Media atau Medea oleh orang Yunani. Pada abad ke-6 SM, bangsa Media berhasil meluaskan kekaisaran mereka dari Arran di Azerbaijan hingga ke Asia Tengah dan Afganistan.

Bangsa Madai telah dinyatakan sebagai pendiri negara dan kekaisaran Iran.

(Wikipedia/ABNS)

Sejarah Dinasti Safawiyah


Dinasti Safawiyyah[1][2]
سلسلهٔ صفويان


1501–1736



Bendera Safawiyyah sejak abad ke-17.[3] Salah satu lambang Safawiyyah.[4]
Peta negeri Safawiyyah yang digambar oleh Johann Homann.
Ibu kota Tabriz
(1501–1555)
Qazvin
(1555–1598)
Isfahan
(1598–1722)
Bahasa Persia[5] dan Azerbaijan[6][7][8][9]
Agama Islam Syiah[10]
Bentuk Pemerintahan Monarki
Shah
 -  1501–24 Ismail I
 -  1524–76 Tahmasp I
 -  1587–1629 Abbas I
 -  1694–1722 Sultan Husayn
 -  1729–32 Tahmasp II
 -  1732–36 Abbas III
 -  1732–36 Nader Afshar
Sejarah
 -  Pendirian Safawiyyah oleh Safi-ad-din Ardabili 1301
 -  Didirikan 1501
 -  Serangan Hotaki 1722
 -  Penaklukan kembali oleh Nader Afshar 1726–29
 -  Dibubarkan 1736
 -  Nader Shah dimahkotai 1 Oktober 1736
Luas 2.850.000 km² (1.100.391 mil²)
Mata uang Tuman, Abbasi, Shahi.[11]
  • 1 Tuman = 50 Abbasi.
  • 1 Tuman = 50 French Livre.
  • 1 Tuman = £3 6s 8d.
Sekarang bagian dari


Dinasti Safawiyyah (bahasa Persia: سلسلهٔ صفويان; bahasa Azerbaijan: صفویلر) adalah salah satu dinasti terpenting dalam sejarah Iran. Dinasti ini merupakan salah satu negeri Persia terbesar semenjak penaklukan Muslim di Persia.[12][13][14][15] Negeri ini juga menjadikan Islam Syiah sebagai agama resmi,[16] sehingga menjadi salah satu titik penting dalam sejarah Muslim. Safawiyyah berkuasa dari tahun 1501 hingga 1722 (mengalami restorasi singkat dari tahun 1729 hingga 1736). Pada puncak kejayaannya, wilayah Safawiyyah meliputi Iran, Azerbaijan, Armenia, sebagian besar Irak, Georgia, Afganistan, Kaukasus, dan sebagian Pakistan, Turkmenistan dan Turki. Safawiyyah merupakan salah satu negeri mesiu Islam selain Utsmaniyah dan Mughal.

Meskipun jatuh pada tahun 1736, salah satu warisan terbesarnya adalah kebangkitan Persia sebagai benteng ekonomi antara timur dan barat, pendirian negara yang efisien dan birokrasi yang didasarkan pada "check and balance", dan inovasi arsitektur dan seni. Selain itu, karena Safawiyyah pula Syiah menyebar ke seluruh Iran dan daerah sekitarnya.

Asal-usul Dinasti Safawiyah

Dinasti Safawiyah bermula dari gerakan Sufi di kawasan Azarbaijan yang disebut Safawiyeh. Pendiri gerakan Sufi ini ialah Sheikh Safi Al-Din[17] (12521334).

Sheikh Safī al-Dīn Abdul Fath Is'haq Ardabilī berasal dari Ardabil, sebuah kota di wilayah Azerbaijan Iran. Ia merupakan anak murid seorang imam Sufi iaitu Sheikh Zahed Gilani (12161301, dari Lahijan.) Safi Al-Din kemudian mengganti ajaran Sufi ini menjadi ajaran Syiah sebagai tanggapan terhadap serangan tentara Mongol di wilayah Azerbaijan. Pada abad ke-15, Safawiyah mula meluaskan pengaruh dan kekuasaannya dalam bidang politik dan militer ke seluruh Iran dan berhasil merebut seluruh Iran dari pemerintahan Timuriyah.

Sejarah


Pada abad ke-15, Kesultanan Utsmaniyah mulai memasuki daerah orang Persia. Sebagai balasan, pengikut Safawiyah dari Ardabil merebut Tabriz dari Turki di bawah pimpinan Alwand. Safawiyah kemudian dipimpin oleh Ismail I dan di bawah pemerintahannya, Tabriz menjadi ibu kota dinasti Safawiyah dan ia sendiri mendapat gelar Shah Azerbaijan. Kemudian, Ismail I berhasil mencapai barat laut Iran dan merebut semua wilayah Iran dari Turki. Pada tahun 1511, tentera Uzbek berhasil diusir.

Sepanjang pemerintahan Safawiyah, Islam Syiah menjadi agama resmi Iran walaupun Syiah sudah lama dipraktikan sebelum zaman Safawiyah. Raja-raja Safawiyah kemudiannya membawa masuk lebih banyak ulama-ulama Syiah dan menganugerahkan mereka uang dan tanah sebagai hadiah atas kesetiaan mereka kepada dinasti Safawiyah.

Pada puncak kejayaannya, sastra, kesenian dan arsitektur Persia berkembang pesat dan contohnya adalah pembangunan Alun-alun Naghshi Jahan di Isfahan. Dalam bidang ekonomi, perdagangan Iran berkembang karena letaknya di tengah-tengah Jalur Sutera.

Kejayaan Safawiya mulai surut pada abad ke 17. Raja-raja Safawiyah semakin lama semakin tidak efisien dan hidup berfoya-foya. Iran juga terus diserang oleh Turki Utsmaniyah, Afghan dan Arab. Pada tahun 1698, Kerman direbut oleh orang Baloch, sementara Khorasan ditaklukan oleh orang Afghan pada tahun 1717. Selain itu, Safawiyah turut berhadapan dengan ancaman baru yaitu Kekaisaran Rusia di sebelah utara dan serangan tentara Mughal di sebelah timur. Lebih buruk lagi, ekonomi Safawiyah merosot akibat perubahan jalur perdagangan antara timur dan barat, sehingga Jalur Sutera tidak lagi digunakan.

Pada tahun 1760, jenderal Karim Khan mengambil alih kekuasaan sekaligus mengakhiri pemerintahan Safawiyah di Iran dan mendirikan Dinasti Zand

Catatan kaki

  1. ^ "Safavid dynasty". Britannica.
  2. ^ "Safavid Persia". Books. Google.
  3. ^ ...the Order of the Lion and the Sun, a device which, since the 17 century at least, appeared on the national flag of the Safavids the lion representing 'Ali and the sun the glory of the Shi'i faith, Mikhail Borisovich Piotrovskiĭ, J. M. Rogers, Hermitage Rooms at Somerset House, Courtauld Institute of Art, Heaven on earth: Art from Islamic Lands : Works from the State Hermitage Museum and the Khalili Collection, Prestel, 2004, p. 178.
  4. ^ Ingvild Flaskerud (26 November 2010). Visualizing Belief and Piety in Iranian Shiism. Continuum International Publishing Group. pp. 182–183. ISBN 978-1-4411-4907-7. Diakses tanggal 24 July 2011.
  5. ^ Roemer, H. R. (1986). "The Safavid Period". The Cambridge History of Iran, Vol. 6: The Timurid and Safavid Periods. Cambridge: Cambridge University Press, pp. 189–350. ISBN 0-521-20094-6, p. 331: "Depressing though the condition in the country may have been at the time of the fall of Safavids, they cannot be allowed to overshadow the achievements of the dynasty, which was in many respects to prove essential factors in the development of Persia in modern times. These include the maintenance of Persian as the official language and of the present-day boundaries of the country, adherence to the Twelever Shi'i, the monarchical system, the planning and architectural features of the urban centers, the centralised administration of the state, the alliance of the Shi'i Ulama with the merchant bazaars, and the symbiosis of the Persian-speaking population with important non-Persian, especially Turkish speaking minorities".
  6. ^ Mazzaoui, Michel B; Canfield, Robert (2002). "Islamic Culture and Literature in Iran and Central Asia in the early modern period". Turko-Persia in Historical Perspective. Cambridge University Press. pp. 86–7. ISBN 0-521-52291-9, ISBN 978-0-521-52291-5 Check |isbn= value (bantuan). Safavid power with its distinctive Persian-Shi'i culture, however, remained a middle ground between its two mighty Turkish neighbors. The Safavid state, which lasted at least until 1722, was essentially a "Turkish" dynasty, with Azeri Turkish (Azerbaijan being the family's home base) as the language of the rulers and the court as well as the Qizilbash military establishment. Shah Ismail wrote poetry in Turkish. The administration nevertheless was Persian, and the Persian language was the vehicle of diplomatic correspondence (insha'), of belles-lettres (adab), and of history (tarikh).
  7. ^ Savory, Roger (2007). Iran Under the Safavids. Cambridge University Press. p. 213. ISBN 0-521-04251-8, ISBN 978-0-521-04251-2 Check |isbn= value (bantuan). qizilbash normally spoke Azari brand of Turkish at court, as did the Safavid shahs themselves; lack of familiarity with the Persian language may have contributed to the decline from the pure classical standards of former times
  8. ^ Zabiollah Safa (1986), "Persian Literature in the Safavid Period", The Cambridge History of Iran, vol. 6: The Timurid and Safavid Periods. Cambridge: Cambridge University Press, ISBN 0-521-20094-6, pp. 948–65. P. 950: "In day-to-day affairs, the language chiefly used at the Safavid court and by the great military and political officers, as well as the religious dignitaries, was Turkish, not Persian; and the last class of persons wrote their religious works mainly in Arabic. Those who wrote in Persian were either lacking in proper tuition in this tongue, or wrote outside Iran and hence at a distance from centers where Persian was the accepted vernacular, endued with that vitality and susceptibility to skill in its use which a language can have only in places where it truly belongs."
  9. ^ Price, Massoume (2005). Iran's Diverse Peoples: A Reference Sourcebook. ABC-CLIO. p. 66. ISBN 1-57607-993-7, ISBN 978-1-57607-993-5 Check |isbn= value (bantuan). The Shah was a native Turkic speaker and wrote poetry in the Azerbaijani language.
  10. ^ The New Encyclopedia of Islam, Ed. Cyril Glassé, (Rowman & Littlefield Publishers, 2008), 449.
  11. ^ Ferrier, RW, A Journey to Persia: Jean Chardin's Portrait of a Seventeenth-century Empire, p. ix.
  12. ^ Helen Chapin Metz. Iran, a Country study. 1989. University of Michigan, hal. 313.
  13. ^ Emory C. Bogle. Islam: Origin and Belief. University of Texas Press. 1989, hal. 145.
  14. ^ Stanford Jay Shaw. History of the Ottoman Empire. Cambridge University Press. 1977, p. 77.
  15. ^ Andrew J. Newman, Safavid Iran: Rebirth of a Persian Empire, IB Tauris (March 30, 2006).
  16. ^ RM Savory, Safavids, Encyclopedia of Islam, 2nd ed.
  17. ^ Meyers Konversations-Lexikon, Edisi XII, muka surat 873, edisi awal: " Persien (Geschichte des neupersischen Reichs)", (LINK)

(Wikipedia/ABNS)

Wikipedia: Revolusi Islam Iran

Protes di Tehran, 1979
Tanggal Januari 1978 – Februari 1979
Lokasi dinasti Pahlavi
Hasil
Pihak yang terlibat
Bendera Iran dinasti Pahlavi Republik Islam Iran
Komandan
Bendera Iran Mohammad Reza Pahlavi Ayatollah Ruhollah Khomeini


Revolusi Iran (juga dikenal dengan sebutan Revolusi Islam,[1][2][3][4][5][6] Persia: انقلاب اسلامی, Enghelābe Eslāmi) merupakan revolusi yang mengubah Iran dari Monarki di bawah Shah Mohammad Reza Pahlavi, menjadi Republik Islam yang dipimpin oleh Ayatullah Agung Ruhollah Khomeini, pemimpin revolusi dan pendiri dari Republik Islam.[7] Sering disebut pula "revolusi besar ketiga dalam sejarah," setelah Perancis dan Revolusi Bolshevik.[8]

Walapun beberapa orang berpendapat bahwa revolusi masih berlangsung, rentang-waktu terjadinya revolusi terjadi pada Januari 1978 dengan demonstrasi besar pertama,[9] dan ditutup dengan disetujuinya konstitusi teokrasi baru - di mana Khomeini menjadi Pemimpin Tertinggi negara - pada Desember 1979. Sebelumnya, Mohammad Reza Pahlavi meninggalkan Iran dan menjalani pengasingan pada Januari 1979 setelah pemogokan dan demonstrasi melumpuhkan negara, dan pada 1 Februari 1979 Ayatullah Khomeini kembali ke Teheran yang disambut oleh beberapa juta Bangsa Iran.[10] Kejatuhan terakhir Dinasti Pahlavi segera terjadi setelah 1 Februari di mana Angkatan Bersenjata Iran menyatakan dirinya netral setelah gerilyawan dan pasukan pemberontak mengalahkan tentara yang loyal kepada Shah dalam pertempuran jalanan. Iran secara resmi menjadi Republik Islam pada 1 April 1979 ketika sebagian besar Bangsa Iran menyetujuinya melalui referendum nasional.[11]

Revolusi ini memiliki keunikan tersendiri karena mengejutkan seluruh dunia.[12] Tidak seperti berbagai revolusi di dunia, Revolusi Iran tidak disebabkan oleh kekalahan dalam perang, krisis moneter, pemberontakan petani, atau ketidakpuasan militer;[13] menghasilan perubahan yang sangat besar dengan kecepatan tinggi ;[14] mengalahkan sebuah rejim, walaupun rejim tersebut dilindungi oleh angkatan bersenjata yang dibiayai besar-besaran dan pasukan keamanan;[15][16] dan mengganti monarki kuno dengan ajaran teokrasi yang didasarkan atas Guardianship of the Islamic Jurists (atau velayat-e faqih). Hasilnya adalah sebuah Republik Islam "yang dibimbing oleh ulama berumur 80 tahun yang diasingkan ke luar negeri dari Qom," sebagaimana seorang cendekiawan menyatakan, "jelas sebuah kejadian yang harus dijelaskan. ..."[17]

Revolusi ini terjadi kepada dua peringkat. Peringkat pertama bermula pada pertengahan 1977 hingga tahun 1979 yang dipimpin oleh pihak liberal, golongan haluan kiri dan kumpulan agama. Kesemua mereka memberontak menentang Shah Iran. Peringkat kedua yang turut dikenali sebagai Revolusi Islam menyaksikan naiknya Ayatollah menjadi pemimpin revolusi.

Sebab-sebab terjadinya revolusi

Penjelasan dari pertanyaan, "Mengapa revolusi terjadi?" Dapat dilihat dibawah ini:

Kesalahan-kesalahan Shah

  • Shah Muhammad Reza Pahlevi menjalankan pemerintahan yang brutal, korup, dan boros. Kebijakan-kebijakan ekonomi pemerintah yang terlalu ambisius menyebabkan inflasi tinggi, kelangkaan, dan perekonomian yang tidak efisien.[18][19] Kebijakan Shah yang kuat untuk melakukan westernisasi dan kedekatan dengan kekuatan barat (Amerika Serikat) berbenturan dengan identitas Muslim Syi'ah Iran[20] Hal ini termasuk pengangkatannya oleh Kekuatan Sekutu dan bantuan dari CIA pada 1953 untuk mengembalikannya ke kekuasaan, menggunakan banyak penasihat dan teknisi militer dari Militer Amerika Serikat dan pemberian kekebalan diplomatik kepada mereka. Ia, seperti ayahnya, Shah Reza Pahlevi merupakan orang yang sekuler, berbeda dengan cara pandang rakyat Iran pada umumnya yang sangat menghormati agama (Islam Syiah) dalam kehidupan mereka sehari-hari. semua hal tersebut membangkitkan nasionalisme Iran, baik dari pihak relijius dan sekuler.[21] menganggap Shah sebagai boneka barat;[22][23].

Catatan kaki

  1. ^ (Inggris) Revolusi Islam, Majelis Iran.
  2. ^ (Inggris) Revolusi Islam Iran, MS Encarta.
  3. ^ (Inggris) Revolusi Islam, Internews.
  4. ^ (Inggris) Revolusi Bangsa Iran.
  5. ^ (Inggris) Profil Iran, PDF.
  6. ^ (Inggris) The Shah and the Ayatollah: Iranian Mythology and Islamic Revolution (Hardcover), ISBN 0-275-97858-3, oleh Fereydoun Hoveyda, saudara dari Amir Abbas Hoveyda.
  7. ^ (Inggris) Encyclopædia Britannica.
  8. ^ Marvin Zonis quoted in Wright, Sacred Rage 1996, hal.61
  9. ^ (Inggris) Revolusi Bangsa Iran.
  10. ^ Ruhollah Khomeini, Encyclopedia Britannica.
  11. ^ (Inggris) Republik Islam Iran, Encyclopedia Britannica.
  12. ^ Amuzegar, The Dynamics of the Iranian Revolution, (1991), p.4, 9-12
  13. ^ Arjomand, Turban (1988), p. 191.
  14. ^ Amuzegar, Jahangir, The Dynamics of the Iranian Revolution, SUNY Press, p.10
  15. ^ Harney, Priest (1998), p. 2.
  16. ^ Abrahamian Iran (1982), p. 496.
  17. ^ (Inggris) Benard, "Pemerintahan Tuhan" (1984), p. 18.
  18. ^ Harney, The Priest (1998), pp. 37, 47, 67, 128, 155, 167.
  19. ^ Iran Between Two Revolutions by Ervand Abrahamian, p.437
  20. ^ Mackay, Iranians (1998), pp. 259, 261.
  21. ^ (Inggris) Khomeini's speech against capitalism, IRIB World Service.
  22. ^ Brumberg, Reinventing Khomeini (2001).
  23. ^ Shirley, Know Thine Enemy (1997), p. 207.

(Wikipedia/ABNS)

Terkait Berita: