Menelaah tentang peran Ribka dalam cerita Alkitab di awal pembentukan bangsa Israel menimbulkan banyak pendapat yang berbeda.
Selama lebih dari 2000 tahun, tafsir dari agama Yahudi dan Kristen berpusat pada peranan para pria Bapa Yahudi Abraham, Ishak dan Yakub. Semua cerita sebelum jaman Musa dipusatkan pada peran para pria dalam menentukan cerita keluarga di kitab kejadian. Hal ini karena keinginan untuk menggarisbawahi peranan penting para pria, sehingga mengaburkan kenyataan bahwa semua cerita keluarga ini juga terbentuk dari peranan para wanita yang kuat karakternya.
Hal ini terutama berlaku dalam cerita Ribka, yang posisinya di generasi kedua dari leluhur Israel yang sebenarnya lebih menonjol daripada suaminya, Ishak. Dalam uraian berikutnya jelas terlihat bahwa Ribka jauh lebih dinamis dan proaktif daripada Ishak.
Ribka yang paling sedikit dibahas di dalam Kitab Suci Ibrani, sebenarnya merupakan merupakan wanita yang paling berkuasa dan berpengaruh di antara ibu bangsa Yahudi. Dialah yang menerima berkat dari Abraham, dan bukan suaminya. YHVH berfirman langsung padanya tentang berkat yang dijanjikan pada Abraham yang kemudian akan diteruskan pada anak bungsunya, Yakub. (Kej. 25:23).
Garis keturunan Ribka
Ribka /Rebekah berasal dari akar Semitic r-b-q yang berarti “mengikat, menggabungkan atau menyatukan” atau “mengaitkan kuat-kuat” . Ia adalah istri Ishak, anak Abraham dan Sarah menurut Alkitab Ibrani.
Kej. 24:15: Ribka, anak “Betuel, anak laki-laki Milka isteri dari Nahor, saudara Abraham”
Kej. 24:24 Ketika ditanya dia anak siapa, Ribka menjawab: “Ayahku Betuel, anak Milka, yang melahirkannya bagi Nahor.”
Dia tidak menyebutkan namanya maupun nama ibunya. Hal ini untuk menjelaskan garis keturunannya dalam hubungannya dengan Abraham. Ini disebut 3x dalam Torah.
Abraham mempunyai 2 saudara laki seibu bernama Nahor (kakek Ribka) dan Haran. Nahor menikah dengan keponakannya, Milka yang merupakan anak dari Haran. Dari pernikahan Nahor-Milka, mereka mempunyai 8 anak: Us, Bus, Kemuel, Kased, Hazo, Pildash, Yidlaf dan Betuel. Betuel mempunyai anak Ribka dan Laban. Sehingga Ribka merupakan anak dari sepupu Ishak atau lebih jelas lagi Ribka nantinya menikah dengan pamannya.
Di sini jelas bahwa Abraham merasa perlu untuk menjaga anaknya yang traumatis dengan mengawinkannya dengan sanak keluarga dekatnya.
Ribka sangat cantik parasnya
Kej. 24:16 Anak gadis itu sangat cantik parasnya, seorang perawan, belum pernah bersetubuh dengan laki-laki.
Di ayat 16, 28, 55, 57 walaupun dalam tradisi Yahudi kata “gadis” dibaca sebagai naarah ???????, tapi dalam tulisan aslinya ditulis sebagai ?????? yang berarti “anak laki-laki”. Hal ini ditafsirkan bahwa Ribka mempunyai sifat agresif seperti seorang pria. Ada beberapa kali lain seorang wanita disebut ‘na’ar’ dalam Taurat. Dalam kisah Dinah dia disebut ‘na’ar’ (34: 3,12,19).
Dan dalam Ul. 22: 15,16,17,20,21,23 24,25,26,26,27,28,29) di mana dijelaskan tentang perzinahan dan keperawanan. Dalam setiap kasus, termasuk Dinah, suatu tindakan hubungan seksual tidak halal dibahas. Para wanita ini, berubah oleh tindakan sukarela maupun terpaksa, ditulis sebagai ‘na’ar’. Sedangkan Ribka diubah menjadi na’ar karena kepribadiannya menjadi sosok laki-laki.
Ribka, gadis yang sangat aktif dan suka menolong
Kej. 24:20 Kemudian segeralah dituangnya air yang di buyungnya itu ke dalam palungan, lalu berlarilah ia lagi ke sumur untuk menimba air dan ditimbanyalah untuk semua unta orang itu.
Ayat di atas menunjukkan menunjukkan bahwa gadis ini penuh semangat dan sangat aktif, selain karena pada dasarnya dia seorang gadis yang suka menolong, dia tidak hanya memberi minum bagi Hamba Abraham, tapi juga memberi minum sepuluh ontanya sampai puas.
Perlu kita ketahui bahwa Onta yang kehausan bisa meminum 135 liter atau sekitar 4 buyung dalam waktu 13 menit! Berarti untuk memberi minum 10 onta, Rivkah harus bolak balik 40 kali menimba air untuk memberi minum onta-onta itu!
Rivkah sama sekali belum mengenal hamba Abraham itu. Justru kemungkinan besar Rivkah sudah terbiasa melakukannya, memberi minum orang-orang asing lain. Ia melakukannya karena memang ia pekerja keras dan murah hati.
Yang paling mengesankan dan luar biasa adalah kenyataan bahwa Ribka dimintai pendapat bukan diperintahkan apakah dia mau menikahi Ishak. Dari segi sejarah dan sosiologis kaum perempuan dalam masyarakat ini jarang dimintai pendapat mereka, terutama tentang pertunangan. Ini adalah sangat luarbiasa bahwa diceritakan kalau dia ditanya bagaimana keinginannya ditanyakan dan dihormati. Ribka kemudia menyatakan persetujuannya untuk menikah dan kembali dengan hamba Abraham (namanya tidak pernah disebut). Dia adalah wanita mandiri yang kuat. Dia rupanya sudah berbagi tanggung jawab dengan kakaknya Laban, dalam hal urusan mengurus urusan keluarganya.
Ribka berasal dari keluarga di mana dia dianggap sebagai wanita yang mandiri, yang kemudian mengawini sepupu ayahnya yang kaya raya. Sebagai seorang wanita yang mandiri, yang jauh dari sanak keluarga, dia sadar bahwa masa depan keluarganya berada di tangannya.
Juga patut dicatat adalah cara bahasa yang digunakan dalam referensi untuk perjalanan Ribka dari Mesopotamia ke Kanaan, dan dalam mengantisipasi perannya sebagai nenek moyang dari yang tak terhitung jumlahnya keturunan, mengingatkan kita cerita Abraham (bandingkan Kej. 24: 4, 38, 60 dengan Kej. 12 : 1 dan 22:17). Selanjutnya, Ribka dikatakan telah memiliki pelayan pribadi (Kej 35: 8), keadaan yang sangat tidak biasa dalam Alkitab Ibrani dan salah satu yang demikian menandakan status sosialnya yang tinggi.
Ribka sangat dicintai oleh suaminya
Kej. 24:67 Lalu Ishak membawa Ribka ke dalam kemah Sara, ibunya, dan mengambil dia menjadi isterinya. Ishak mencintainya dan demikian ia dihiburkan setelah ibunya meninggal.> Ribka dalah wanita pertama di Torah yang secara jelas diceritakan bahwa suaminya mencintainya.
Akhir dari cerita lamaran ini menunjukkan tentang pentingnya peran wanita di keluarga Laban. Kekuatan pribadi Ribka ini ditandai dengan cerita bahwa Ribka berlari ke “rumah ibu”nya (Kej. 24:28). Kata “rumah ibu” hanya muncul 4x dalam kitab Tanakh (Kej. 24:28, Ruth 1:8, Amsal 3:4, 8:2), yang mengungkapkan bagaimana cara wanita hidup wanita di saat itu. Ini menandakan peran penting wanita tetua dalam rumah tangga keluarga, setidaknya jika dilihat dari sudut pandang perempuan, seperti halnya penggunaan kalimat “ kemah Sara, ibunya” untuk rumah Ishak (Kej. 24:67)
Beriman paling teguh pada YHVH
Dalam Kej. 25:21 ditulis: “Berdoalah Ishak kepada YHVH untuk isterinya, sebab isterinya itu mandul. YHVH mengabulkan doanya, sehingga Ribka, isterinya itu, mengandung.”
Di generasi sebelumnya, Sarah disebut mandul sebanyak 5x (Kej. 11:30; 15:2; 16:1; 18:11; 21:1), kemudian Sarah menyerahkan pembantunya Hagar pada Abraham sehingga melalui Hagar, Abraham mempunyai keturunan (Kej. 16:2).
Di generasi sesudah Ribka, Rachel juga mandul selama bertahun-tahun dan berkata pada Yakub “Beri aku keturunan atau aku akan mati” (Kej. 30:1).
Kemudian Rachel memberikan pembantunya, Bilhah, pada suaminya untuk memberinya keturunan setelah Leah mempunyai 4 putra. Sehingga 3 dari 4 ibu orang Yahudi merana karena kemandulan mereka.
Sedangkan Ribka, hanya disebutkan 1 ayat saja tentang masalah kemandulannya ini, dan tidak diceritakan tentang kesedihannya karena kemandulannya. Dia tidak menggunakan pembantunya Deborah untuk menghasilkan keturunan baginya. Dia adalah wanita yang beriman teguh dan memilih untuk menunggu kehendak YHVH. Doa Ishak suaminya selama 20 tahun akhirnya dikabulkan oleh YHVH.
Ribka mengalami kesulitan di masa kehamilannya dan dia bertanya pada YHVH untuk penjelasan tentang penderitaannya yang berat. Tidak diceritakan di Alkitab bahwa Ribka membicarakan masalah ini dengan suaminya, Ishak. Dia bertanya dalam bahasa Ibrani ‘lamah zeh anochi’ yang berarti “Mengapa aku?” Ini cukup mengherankan, suatu ujaran dari seorang wanita yang akhirnya diberkati dengan kehamilan sesudah 20 tahun menderita kemandulan. Pertanyaan ini berasal dari kepribadiannya yang kuat seseorang yang biasa memegang kendali dalam hidupnya.
Wanita pertama yang menerima nubuat langsung dari YHVH
Dalam Alkitab hampir tidak pernah terjadi wanita yang diberkati untuk memilih penerima berkat selanjutnya dalam meneruskan rencana YHVH. Sementara Abraham diberkati beberapa kali oleh YHVH, Ishak tidak pernah secarah langsung menerima berkat yang diterima oleh ayahnya. Ribka lah yang secara langsung menerima berkat dari YHVH. Dia juga yang langsung bertemu dengan YHVH saat YHVH berfirman tentang siapa yang dipilihnya sebagai penerus berkatnya. Misi itu bertentangan dengan perannya sebagai seorang ibu dan sebagai seorang istri. Misi yang diembannya merupakan jalan hidupnya, tapi akibatnya dia harus mengakali suaminya, Ishak dan anaknya Esau. Dia dipaksa oleh YHVH untuk mengemban peran begitu rumit.
Sebagai jawaban atas doa Ribka, YHVH berfirman : “Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda.” (Kej. 25:23).
Ini merupakan hal yang SANGAT ISTIMEWA. Sangat jarang di Kitab Tanakh bahwa YHVH berhubungan secara langsung dengan seorang WANITA! Bukan hanya itu saja, YHVH menyampaikan rencananya bagi bangsa pilihannya seperti yang disampaikannya pada Abraham sebelumnya kepada Ribka, dan bukan pada Ishak, anak Abraham! Nubuat pada Ribka memberi pertanda tentang ketegangan yang akan menjadi ciri dari hubungan antara kedua putra kembarnyanya, Yakub dan Esau, sebagai tokoh dalam cerita di Kitab Kejadian dan nantinya menjadi leluhur dari bangsa Israel (Yakub) dan Edom (Esau). Ribka tidak pernah menceritakan nubuat ini pada suaminya. Apakah ini karena dia melihat bahwa membicarakan hal sepenting ini pada suaminya yang traumatis merupakan hal yang sia-sia belaka? Di cerita selanjutnya kita bisa melihat akibat dari ketimpangan pribadi dari Ishak.
Nubuat yang diterima Ribka dari YHVH meramalkan ada 2 bentuk bangsa dan sifat:
1. Kemegahan dan kekayaan (duniawi)
2. Keimanan dan kesetiaan (pada YHVH)
Esau-Yakub mirip dengan Ismael-Ishak, anak yang lebih tua gagah perkasa, sedangkan yang lebih muda pribadi yang beriman.
Tidak lama setelah anak-anaknya lahir, Ribka lebih menyayangi Yakub, mungkin karena dia tahu rencana YHVH. Ishak yang hidup di dunianya sendiri, lebih sayang pada Esau yang lebih suka tinggal di padang (Kej. 25:27).
Ishak yang tidak diberitahu oleh istrinya mengenai rencana YHVH, telah memilih anak yang salah untuk meneruskan garis keturunannya.
YHVH berfirman pada Ribka, bukan Ishak, dan Ribka melihat hal ini sebagai tugasnya untuk melaksanakan rencana YHVH dengan cara mengelabui suaminya dan anak sulungnya. Perlu kita ingat bahwa Abraham hidup sampai cucunya berumur 15 tahun, tapi tampaknya Ribka tidak pernah merasa perlu untuk bertanya pada Abraham, penerima berkat sebelumnya tentang pendapatnya dalam mewujudkan perintah YHVH. Mungkinkah Ribka mempunyai kepercayaan yang tipis pada para pria di sekelilingnya?
Kepada Sarah, YHVH berbicara hanya untuk mengatakan bahwa Sarah telah berbohong (Kej. 18:15).
YHVH tidak pernah berbicara pada Leah atau Rachel.
Ribka di pihak lain, paling unik di antara Ibu Yahudi, karena dia pengemban tugas nubuatan dari YHVH, yang merupakan tugas paling penting di generasi kedua: untuk memastikan berkat untuk generasi ketiga diberikan pada anak yang tepat.
Kejadian di tanah Filistin
Pada saat adanya bencana kelaparan di Hebron, Ishak dan Ribka mengungsi ke Gerar, Filistin.
Diceritakan bahwa Ishak melakukan kebohongan yang sama dengan ayahnya saat Abraham mengaku istrinya, Sarah, sebagai adiknya. Secara sepintas dua cerita ini tampaknya sama, tapi sebenarnya sangat berbeda dalam hal yang sangat penting, karena menjelaskan mengapa Ribka pribadinya lebih baik daripada mertuanya, Sarah.
Sarah diceritakan sempat menjadi istri Firaun ( Kej 12:13-14, 19), untuk menjamin keselamatan suaminya, Abraham, dan seluruh keluarganya.
Sebaliknya, Ribka tidak pernah meninggalkan suaminya (Kej. 26:7-11)! Perkawinan Ribka dan Ishak monogamy, dan dia juga tidak pernah memberikan pembantunya sebagai gundik suaminya untuk melanjutkan keturunan, seperti yang dilakukan oleh Sarah atau Leah dan Rachel.
Ribka yang menerima berkat untuk anak cucunya
Berkat yang diterima Ribka ” Dan mereka memberkati Ribka, kata mereka kepadanya: “Saudara kami, moga-moga engkau menjadi beribu-ribu laksa, dan moga-moga keturunanmu menduduki kota-kota musuhnya.” (Kej. 24:60) adalah pengulangan dari berkat yang diterima Abraham: ” maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.” (Kej. 22:17) >> Sehingga Ribka, dan bukan Ishak, yang menerima berkat untuk anak cucunya.
Ribka berjanji untuk melindungi Yakub, anak bungsunya, dari ayahnya dan dari segala akibat dari segala muslihatnya. Karena itu dia mengirim Yakub untuk melarikan diri ke saudaranya Laban, untuk menyalamatkannya dari rencana Esau untuk membunuh Yakub. Ribka sekali lagi mengelabui Ishak dengan alasan supaya Yakub mendapatkan istri yang tepat dari keluarga yang baik (Esau sudah menikah dengan 2 wanita Het yang membuat pedih hati kedua orang tuanya). Ishak kemudian memberkati Yakub dengan berkat yang dulunya dicuri oleh Yakub dari Esau: “Ia memberikan kepadamu berkat yang untuk Abraham, kepadamu serta kepada keturunanmu, sehingga engkau memiliki negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yang telah diberikan Allah kepada Abraham.” (Kej. 28:4)
Ribka tidak pernah mengakui pada Ishak bahwa dia yang merencanakan semua tipu muslihat yang dilakukan oleh Yakub untuk mencuri berkat dari ayahnya, tapi kemudian walaupun Ishak sudah sadar tentang hal itu, dia juga tidak pernah menegur Yakub untuk mencuri berkat saudaranya. Ribka tidak sadar bahwa dia tidak akan pernah melihat Yakub lagi.
Ribka, sendirian, berhasil mencapai tujuannya dalam mengendalikan takdir keluarganya.
Ketika anak kesayangan Ribka, Yakub, dikirim ke Mesopotamia untuk mengamankan pasangan, ia mengidentifikasi dirinya pada calon pengantinnya (dan sepupunya) Rachel bukan sebagai anak Ishak, melainkan sebagai “anak Ribka” (Kej 29:12) ; Garis keturunan ayah nya dikalahkan oleh garis keturunan Ribka. Kejadian ini mungkin menandakan kenyataan tentang dominasi ibu, setidaknya dalam kasus Ribka, yang terlalu kuat untuk cerita Alkitab yang berpusat pada peranan para pria dengan jelas.
Karena tokoh pusat Ribka, yang berbeda dengan Ishak, urutan leluhur mungkin lebih tepat disebut Abraham, Ribka, dan Yakub.
(Solusi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)