Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label ABNS AMERIKA – RUSIA – EROPA. Show all posts
Showing posts with label ABNS AMERIKA – RUSIA – EROPA. Show all posts

Viral! Emir ‘Hantu’ ISIS Yang Terkenal Ditangkap di Selatan Turki


Emir “Hantu” yang terkenal di kalangan kelompok ISIS telah ditangkap oleh pasukan keamanan Turki di dekat perbatasan Suriah, Daily Sabah melaporkan pada hari Senin.

Menurut laporan Daily Sabah, komandan ISIS, Eyup Baksi, ditangkap oleh pasukan polisi Adana setelah perburuan para teroris selama lima bulan.

Juga dikenal sebagai “Emir Adana”, Baksi menjalankan sayap kecil ISIS dari kota selatan Turki, Adana. Keberadaannya kemudian diungkapkan oleh mantan anggota kelompok tersebut.

Baksi dikatakan telah ditangkap oleh polisi Turki di dalam kebun rumah sakit swasta di kota Adana.


Tidak ada rincian lebih lanjut yang dirilis saat ini.

(Arrahmah-News/Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Perempuan Berhijab; 76% Korban Islamofhobia di Belgia


Sebuah badan hukum Belgia mengumumkan bahwa perempuan berjilbab membentuk 76% dari korban serangan Islamofhobia pada tahun 2017.

Menurut laporan IQNA dilansir dari Anadolu, Populasi melawan Islamofhobia di Belgia dengan memublikasikan sebuah laporan yang mendokumentasikan para korban Islamofhobia, menyatakan: "Serangan Islamofhobia telah meningkat secara dramatis dengan menargetkan tempat-tempat ibadah, kekerasan fisik, dan pidato kebencian di sosial media."

Laporan itu menyebutkan bahwa Belgia telah menyaksikan serangan Islamofhobia setiap dua hari, yang sebagian besar penyerangnya adalah laki-laki.

Badan hukum ini menunjukkan bahwa perempuan berjilbab telah membentuk 76 persen dari para korban karena hijab mereka di tahun 2017. “Statistik yang diberikan terkait fenomena Islamofhobia di Belgia jauh dari kebenaran, karena banyak orang-orang yang bungkam di hadapan serangan-serangan ini,” tegasnya.

(Anadolu/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Turki Mendesak Negara-negara Dunia Untuk Membentuk Front Persatuan Melawan AS

Turkish guards of honor stand with US and Turkish flags.

Turki telah meminta negara-negara dunia untuk membentuk front persatuan melawan AS yang telah menjatuhkan sanksi terhadap Ankara, sekutu dekat Washington di Timur Tengah.

Menteri Bendahara Negara dan Keuangan Turki Berat Albayrak mengatakan Presiden AS Donald Trump menggunakan sanksi dan tarif untuk menyabot perekonomian negara lain.

"Ini jelas merupakan kepentingan sebagian besar negara untuk bekerja sama dalam melawan keputusan ekonomi sepihak oleh aktor-aktor berpengaruh yang termotivasi oleh kepentingan nasional yang didefinisikan secara sempit," tulisnya dalam sebuah artikel yang diterbitkan di majalah Foreign Policy.

"Dengan bertindak bersama dengan Turki sekarang, negara lain juga dapat membantu menciptakan strategi bersama untuk menghindari krisis buatan di masa depan," tulis artikel berjudul ‘Amerika Tidak Dapat Dipercaya untuk Menjalankan Ekonomi Global.’

(Foreign-Policy/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Universitas Pennsylvania Gelar Program “Satu Hari Berhijab”


Universitas Marywood Pennsylvania, Amerika Serikat akan menggelar program “Satu Hari Berhijab”.

Demikian berita ini dilansir oleh situs informasi The Wood Word hari ini.

Menurut rencana, program “Satu Hari Berhijab” ini akan digelar pada hari Rabu 15 November mendatang di universitas Marywood tersebut.

Tujuan dari penggelaran program ini adalah menekankan urgensi hijab dalam ajaran Islam dan mengajarkan warga yang belum bisa menggunakan hijab Islami.

“Tujuan program ini adalah menunjukkan semangat persatuan dan memberikan dukungan kepada remaja-remaja perempuan yang berhijab. Anda suatu hari pasti akan mengenakan hijab sekalipun dalam rangka ingin menunjukkan solidaritas kepada remaja-remaja perempuan yang berhijab,” tukas Salma Ahmad, mahasiswi jurusan tata boga dan anggota pemrakarsa program tersebut.

Salma Ahmad dan Mike Carron yang merupakan mahasiswa baru di jurusan profesi sosial telah melakukan kerja sama dari sejak bulan Agustus lalu untuk menggelar program itu.

“Ide untuk menggelar program tersebut terbersit dalam benakku ketika saya mengikuti kuliah kajian mazhab pada semester lalu,” tukas Salma.

Jovanna Laurensin, mahasiswi yang juga ketua Asosiasi Diversty United, pernah mengatakan kepada Salma bahwa anggota kelompok ini ingin mengikuti program “Satu Hari Barhijab”. Untuk itu, seluruh keperluan untuk menggelar program ini pun terpenuhi.

Para peminat bisa langsung bergabung dengan Facebook resmi “Satu Hari Berhijab” untuk memperoleh informasi yang lebih detail dan kongkrit.

(The-Wood-Word/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Gereja St. Cloud Minnesota Gelar Program “Kenali Muslim”


Program “Kenali Muslim” akan digelar di Gereja St. Cloud Minnesota Amerika Serikat.

Demikian berita ini dilansir oleh SC Times hari ini.

Warga Minnesota berkeyakinan bahwa kita tidak boleh menanyakan kepada orang lain sesuatu yang akan menyebabkan mereka sedih dan marah.

Warga ini lebih memilih tidak tahu apa-apa daripada harus membuat seseorang marah dan sedih.

Keyakinan dan kultur ini para umumnya menciptakan jurang pemisah antara warga muslim dan nonmuslim di Minnesota ini.

Tujuan program yang akan digelar oleh Gereja St. Cloud tersebut adalah supaya warga bisa dengan leluasa menanyakan segala sesuatu kepada warga muslim.

Menurut pengakuan Dr. Zuriya Anjum, salah satu anggota dewan penasihat Institut Unite Cloud, warga biasanya memulai pertanyaan mereka dengan jumlah “saya tidak ingin menyakiti atau menghina Anda”. Setelah itu, mereka melontarkan pertanyaan yang mereka inginkan.

Menurut pernyataan salah seorang penyelenggara program tersebut, “Jika Anda memiliki pertanyaan kepada tetangga muslim, maka tanyakanlah kepadanya.”

Arif Hasan, dosen ilmu politik di Universitas St. Cloud dan ahli bidang Timur Tengah dan Afrika Utara, serta Dr. Zuriya Anjum termasuk para orator yang akan berpidato pada program Gereja St. Cloud itu.

Program “Kenali Muslim” akan digelar Senin besok di Gereja St. Coud dari pukul 18.00 hingga 20.30.

(SC-Times/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Muslimin Amerika Mengecam Serangan Teroris Manhattan


Umat muslim Amerika mengecam serangan teroris Selasa sore (31/10) di kawasan Manhattan New York yang telah menewaskan 8 orang.

Menurut laporan IQNA dilansir dari harian Independent; serangan teroris ini dilakukan oleh Sayfullo Saipov, imigran Uzbekistan, yang baru-baru ini berbaiat dengan ISIS.

Saipov (29 tahun) Selasa sore menabrak para pengendara sepeda dan penyeberang jalan dengan sebuah truk di Manhattan, yang menewaskan 8 orang dan melukai 11 lainnya.

Ia yang pergi dari Uzbekistan ke Amerika pada tahun 2010 tinggal di propinsi New Jersey, namun izin tinggalnya bergantung ke propinsi Florida. Ia memiliki seorang istri dan dua anak.

Saipov ditembak polisi dan dilarikan ke rumah sakit.

Ia dalam sebuah catatan yang ditinggalkan mengklaim, dirinya melakukan aksi ini untuk ISIS.

Dewan komunikasi Islam – Amerika, organisasi terbesar hak-hak muslim Amerika dengan mengeluarkan sebuah statemen, dengan mengecam insiden teroris brutal Manhattan, juga mengucapkan belasungkawa kepada para keluarga korban.

Organisasi ini mengumumkan, bertolak bahwa tujuan kejahatan-kejahatan ini diciptakan untuk menciptakan keretakan dan konflik di negara, maka bagi para penganut semua agama dan ideologi berkewajiban untuk bersatu melawan teror.

Bill De Blasio, walikota New York menyebut insiden ini sebagai sebuah aksi teroris.

Tahun lalu juga serangan teroris serupa dilakukan di sejumlah kota Berlin Jerman dan Nice Perancis.

(The-Independent/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Netanyahu di Inggris di Tengah Demonstrasi ‘Perayaan’ Balfour

Benjamin Netanyahu. Israeli Prime Minister.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah tiba di Inggris untuk menghadiri perayaan "kebanggaan" Perdana Menteri Theresa May untuk memperjuangkan 100 tahun dokumen Inggris yang membuka jalan bagi pembentukan Zionis Israel.

May menyambut rekannya dari Israel di 10 Downing Street di London pada hari Rabu (1/11), sehari sebelum seratus tahun Deklarasi Balfour 1917, sebuah dokumen singkat 67 kata yang dinamai oleh Menteri Luar Negeri Inggris Arthur James Balfour.

Pemerintah Inggris berencana hendak memperingati acara tersebut dengan sebuah jamuan makan di aula rumah London House Lancaster, yang juga akan dihadiri oleh anggota keluarga Balfour.

Menjelang perjalanan, dan setelah May menolak banyak permintaan untuk membatalkan perayaan tersebut, pejabat Palestina dan aktivis perdamaian mengatakan bahwa mereka telah merencanakan serangkaian demonstrasi di luar kedutaan besar Inggris di seluruh dunia untuk meningkatkan kesadaran tentang keadaan orang-orang Palestina yang hidup begitu lama di bawah Pendudukan Israel.

Netanyahu, bagaimanapun, mengatakan sebelum menuju ke Inggris, bahwa orang-orang Palestina harus melupakan masa lalu dan menyesuaikan diri dengan orang-orang Israel.

"Orang-orang Palestina mengatakan bahwa Deklarasi Balfour adalah sebuah tragedi. Itu bukan tragedi. Yang tragis adalah penolakan mereka untuk menerima 100 tahun kemudian," kata PM tersebut. Saya harap mereka berubah pikiran, karena jika mereka melakukannya, mereka akhirnya dapat bergerak maju untuk membuat perdamaian di antara kedua bangsa kita. "

Ini bukan pertama kalinya perjalanan Netanyahu ke Inggris yang memicu protes. Pada tahun 2015, sebuah petisi online yang menentang perjalanannya ke London telah ditandatangani oleh lebih dari 114.000 orang.

Petisi tersebut meminta perdana menteri Israel "ditangkap karena kejahatan perang saat dia tiba di London."

Di sisi lain, May, diperkirakan akan mengatakan pada perayaan makan malam pada Kamis (2/11) malam bahwa dengan menggunakan "tindakan rezim Israel" adalah "pembenaran yang salah untuk mempertanyakan hak Israel untuk ada."

(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

UU Anti-Terorisme Prancis Yang Baru Izinkan Tutup Rumah Ibadah


Presiden Prancis, Emanuel Macron telah menandatangani Undang-undang anti-teror baru yang kontroversial. Undang-undang baru tersebut memberi wewenang permanen kepada polisi Prancis untuk menutup tempat ibadah dan melakukan pemeriksaan identitas langsung.

UU yang oleh kritikus dianggap menyasar kelompok minoritas di negara itu disahkan presiden pada Senin, 30 Oktober 2017, menyusul berakhirnya keadaan darurat di Prancis yang diberlakukan sejak 2015.

Langkah-langkah baru tersebut memberi otoritas keamanan untuk menutup tempat ibadah yang dianggap dapat mendorong ekstrimisme, membatasi pergerakan tersangka terorisme dan menggeledah rumah mereka tanpa harus meminta persetujuan pengadilan terlebih dahulu. Polisi juga diizinkan untuk menuntut dokumen identitas dari siapapun yang dianggap mencurigakan di daerah perbatasan, pelabuhan, stasiun kereta api dan bandara.

Seperti yang dilansir Channel News Asia pada 31 Oktober 2017, Undang-undang itu mulai berlaku Rabu, 1 November 2017, menggantikan keadaan darurat yang diberlakukan pada November 2015, ketika milisi teroris membunuh 130 orang dalam serangan terkoordinasi di Paris.

"Undang-undang ini akan memungkinkan kita mengakhiri keadaan darurat mulai tanggal 1 November sambil memastikan keamanan warga kita sepenuhnya," kata Macron saat menandatangani dokumen tersebut, yang disetujui oleh mayoritas parlemen awal bulan ini.

Perdebatan sengit tentang rancangan undang-undang ini berlangsung selama 2 dua minggu terakhir di parlemen Prancis. Para kritikus berpendapat, undang-undang itu akan digunakan untuk menganiaya kelompok minoritas, khususnya Muslim dan imigran.

Macron berjanji bahwa undang-undang tersebut akan dinilai kembali dalam dua tahun setelah efektif dijalankan.

Menurut jajak pendapat oleh surat kabar Le Figaro , 57 persen publik Prancis mendukung langkah tersebut, walaupun 62 persen setuju bahwa ini adalah pembatasan kebebasan dasar.

Menteri Dalam Negeri Gerard Collomb membela undang-undang tersebut."Setiap orang melihat bahwa kami memerlukan keseimbangan antara keamanan dan kebebasan, dan saya yakin teks ini memenuhi kebutuhan ini," ujarnya seperti dikutip dari Deutsche Welle.

Di bawah keadaan darurat, 11 pusat kegiatan agama telah ditutup karena menghasut untuk melakukan tindakan teroris dan 41 orang telah menjadi tahanan rumah karena didapati bersimpati terhadap kelompok garis keras.

Lebih dari 240 orang tewas di Prancis dalam serangan yang terinspirasi oleh Islam dalam hampir tiga tahun terakhir. Puluhan lainnya terbunuh dalam serangan serupa di tempat lain di Eropa, terutama di Inggris dan Belgia.

(CNA/DW/Tempo/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Desain Hijab Serba Guna Untuk Olahragawati Muslim Kanada


Seorang pemain basket berhijab Kanada mendesain hijab serba guna untuk mendorong anak-anak perempuan muslim berpartisipasi aktif dalam bidang olah raga.

Demikian berita ini dirilis oleh About Islam hari ini.

Aminah Muhammad adalah nama pemain basket Kanada yang berhijab itu. Ia bersekolah di salah satu sekolah di kota Winnipeg, Minitoba, yang terletak di kawasan barat Kanada. Desain hijab ini sangat ringan dan santai.

“Dengan bantuan kepala sekolah dan para guru olah raga, saya ingin mengusulkan hijab pengganti ini untuk para siswa muslimah. Saya berharap mereka bisa menggunakannya dengan leluasa,” ujar Amimah Muhammad kepada CBC News.

Desain hijab serba guna ini terbersit di benak Aminah ketika salah seorang wasit menegurnya dan memperingatkan bahwa hijab yang ia pakai bisa menimbulkan masalah.

“Ya. Keputusan ini diambil supaya seluruh siswi tertarik untuk mengikuti lomba olah raga,” ujar Jail Matiz, kepala sekolah Dakota.

“Di Dakota ini, kita bertugas harus menghilangkan setiap aral yang melintang,” lanjut Jail.

Hijab serba guna itu akan segera disiapkan untuk semua siswi yang berkenan mengenakan hijab di sekolah.

“Saya sangat bangga dengan ide yang sedang dikembangkan oleh kakakku itu dalam rangka mendorong siswi muslimah untuk berpartisipasi aktif di bidang oleh raga,” ujar Nashibah, adik Aminah.

“Menurut saya,” lanjut Nashiba, “program yang sedang dijalankan oleh Aminah ini bisa mendorong seluruh siswi untuk berolah raga.”

(About-Islam/CBC-News/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Boikot; Respon Atas Pelarangan Makanan Halal di Sejumlah Sekolah Inggris


Para pejabat kawasan Lancashire Inggris melarang penggunaan daging halal dalam menyediakan makanan di beberapa sekolah, dimana hal ini mendapat protes dari umat muslim.

Menurut laporan IQNA dilansir dair harian Daily Mail, hari Kamis (26/10) pasca pengumuman perintah para pejabat kawasan Lancashire yang melarang makanan halal di beberapa sekolah, para keluarga muslim di kawasan ini memutuskan untuk memboikot menu makanan di sekolah.

Alasan pendapat positif mayoritas dewan Lancashire yang melarang daging halal adalah anestesi hewan dalam penyembelihan halal.

Abdul Qureshi, Ketua Dewan Masjid Lancashire bulan lalu mengumumkan bahwa apabila dilarang menggunakan daging halal, umat muslim akan memboikot menu makanan sekolah.

Pada tahun 2012 juga Dewan Lancashire melarang penggunaan daging hewan yang tidak dibius sebelum disembelih, di 600 sekolah kawasan ini. Ribuan anak muslim di beberapa sekolah seantero Lancashire memboikot makanan dan aksi ini pada waktu itu menyebabkan penghapusan larangan tersebut.

(Daily-Mail/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Persidangan Pelaku Insiden Terburuk Islamofhobia di Inggris


Pelaku serangan dengan mobil yang berencana membunuh seorang muslimah di kota Leicesterdi daerah Midland Timur di Inggris menghadiri persidangan negara ini.

Menurut laporan IQNA dilansir dari harian The Guardian, menurut polisi Leicester, terdakwa pada hari Rabu (20 Septermber) menyerang Zainab Hussein, muslimah 47 tahun dengan sebuah mobil, yang menyebabkan patahnya kedua kaki dan luka berat.

Terdakwa kehilangan kendali mobil pasca menyerang Hussein dan mengenai seorang putri umur 12 tahun, namun tidak menciderainya.

Sudah 5 minggu sejak kejadian dan sampai sekarang muslimah tersebut masih dirawat di rumah sakit.

Polisi Leicester mengatakan, insiden ini adalah insiden terburuk Islamofhobia pada tahun 2017, yang dikaji sebagai kejahatan yang muncul dari kebencian. Terdakwa dijadwalkan hadir di pengadilan pada 10 November.

(The-Guardian/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Warga AS Dihukum 15 Tahun Penjara Karena Dukung ISIS


Seorang pria warga kecamatan Brooklyn, New York, pada Jumat (27/10) waktu setempat dijatuhi hukuman penjara 15 tahun setelah mengaku bersekongkol memberikan bantuan materi bagi kelompok IS. Pria bernama Abdurasul Hasanovich Juraboev itu divonis oleh Hakim Distrik AS Wiliam Kuntz di pengadilan federal di Brooklyn.

Juraboev (27 tahun) adalah warga negara Uzbekistan yang pernah bekerja sebagai pemotong sayuran di warung makanan Yunani di Brooklyn. Ia merupakan salah satu dari enam orang yang didakwa atas kasus yang sama, yaitu berencana membantu IS.

Amerika Serikat memasukkan IS ke daftar organisasi yang dianggap sebagai kelompok teroris asing. Jaksa meminta agar Juraboev dipenjara 15 tahun, yang merupakan masa hukuman maksimum. Pengacara pria itu berupaya menurunkan masa hukuman menjadi tidak lebih dari lima tahun, dengan menyebut Juraboev sebagai pria muda sederhana, mudah tertipu dan kesepian yang sampai pada suatu kesimpulan salah soal Islam dan IS. Michael Weil, pengacara publik federal yang mewakili Juraboev, menolak berkomentar setelah putusan dikeluarkan pengadilan.

Pihak berwenang mengatakan Juraboev pada Agustus 2014 memuat ancaman di daring untuk membunuh presiden AS saat itu, Barack Obama, mewakili IS. Ia juga berbicara soal menempatkan sebuah bom di Coney Island jika kelompok itu memerintahkannya.

Juraboev ditangkap pada Februari 2015 setelah ia membeli tiket pesawat untuk terbang pada bulan berikutnya ke Istanbul, Turki, dengan niat untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Suriah dan bergabung dengan IS, kata pihak berwenang. Sejak 2014, sudah lebih dari 100 orang menghadapi dakwaan oleh AS terkait IS.

(Antara-News/Republika/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Sambutan Pengamat Islamofhobia akan Pengajaran Islam di Spanyol


Pengamat Islamofhobia yang berafiliasi dengan Darul Fatwa Mesir sangat menyambut keputusan Kementerian Pendidikan Spanyol guna mengajarkan Islam di sejumlah sekolah negara ini, dari tahun mendatang.

Menurut laporan IQNA dilansir dari Al-Youm al-Sabi’ Mesir, Kementerian Pendidikan Spanyol di awal pekan ini mengumumkan, dengan melihat peningkatan jumlah pelajar muslim di beberapa sekolah negara ini yang mencapai 6,6% dari seluruh pelajar dan dalam rangka menjaga persamaan antar mereka serta teman-teman Katolik, pengajaran Islam dari tahun mendatang di seluruh markas-markas Islam adalah wajib.

Pengamat Islamofhobia yang berafiliasi dengan Darul Fatwa Mesir dengan mengeluarkan sebuah statemen dengan menyambut keputusan ini mengumumkan, menurut laporan harian Spanyol Levante, meski sudah lewat 25 tahun dari MoU antara pemerintah Spanyol dan lembaga-lembaga Islam negara ini dalam ranah pengajaran Islam di sejumlah sekolah Spanyol, namun pemerintah Spayol baru-baru ini menjalankan keputusan tersebut pasca meningkatnya jumlah pelajar muslim khususnya di Andalusia, Aragon, Kepulauan Canaria, dan kawasan País Vasco.

Dalam statemen tersebut dikemukakan, pengajaran Islam di sejumlah sekolah Spanyol adalah sebuah langkah penting dalam rangka mengamankan para remaja di hadapan sejumlah upaya organisasi-organisasi teroris, yang senantiasa hendak merekrut mereka.

Pengamat Islamofhobia lebih lanjut mengafirmasi urgensi pengajaran sejumlah pelajaran dan program-program pelajaran yang sesuai dengan moderasi Islam dan merekrut para pengajar yang berkualitas.

Topik pengajaran Islam di sejumlah sekolah Spanyol sudah bertahun-tahun dipaparkan di negara ini dan dari waktu ke waktu, diselenggarakan pertemuan antara perwakilan komunitas muslim dan pemerintah Spanyol.

Kendati instruksi pengajaran Islam di sejumlah sekolah dan TK Spanyol sudah disusun satu tahun lalu di komisi Islam negara ini dan juga ada persetujuan Kementerian Pendidikan negara ini, namun hal ini tidak bisa dilaksanakan pada tahun ajaran sekarang ini dan menurut pengumuman Kementerian Pendidikan Spanyol, program ini dilaksankaan tahun depan.

Berdasarkan riset yang dilakukan tahun lalu oleh aliansi minoritas muslim di Spanyol, jumlah muslim di negara ini mengalami peningkatan signifikan.

Menurut statistik yang dipaparkan dalam riset ini, jumlah muslim mengalami peningkatan sampai 718228, dimana peningkatan ini mengalami peningkatan 8,4% dibanding tahun 2015.

Sekitar 2 juta muslim tinggal di Spanyol, dimana 41,2% dari mereka adalah warga pribumi dan 58.7 darinya adalah imigran dan diharap jumlah ini akan terus bertambah karena krisis kondisi para pengungsi dan migrasi ke Eropa dan karena kabur dari konflik religi dan ras.

(Al-Youm-Al-Sabi’/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Jalan Kaki di California Untuk Lebih Mengenal Agama-agama Lain


200 penganut pelbagai agama di kota Davis di California Amerika ikut berpartisipasi dalam sebuah kegiatan jalan kaki dan dialog untuk memperkuat pengetahuan dan menjalin komunikasi persahabatan.

Menurut laporan IQNA dilansir dari davisenterprise, dalam acara ini yang diselenggarakan hari Minggu (22/10) berjalan dari sinagoga Yahudi sampai markas Islam kota Davis dan dari sana ke gereja Protestan kota.

Di setiap pemberhentian, para pemimpin agama setiap kelompok berbicara tentang agamanya dan para partisipan di sepanjang jalan berbicara tentang pengalaman pribadi dan tradisi-tradisi religinya.

Demikian juga, didistribusikan sebuah naskah di kalangan para partisipan, dimana di situ dikemukakan, sebagai orang yang datang ke Amerika dari pelbagai ras dan agama, kami bersama-sama melangkah dan berbicara, namun tidak membahas, jadi tolong saling hormati satu sama lain.

Di penghujung jalan kaki, gereja Davis juga menyelenggarakan acara jamuan untuk para partisipan.




(Davi-Senterprise/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Peluncuran Jaringan Penelitian Islam di Universitas Inggris


Universitas Warwick, Inggris mengabarkan pendirian sebuah jaringan interdisipliner untuk memaparkan pendidikan-pendidikan Islam.

Menurut laporan IQNA dilansir dari The Boar, Universitas Warwick sebelumnya menyelenggarakan program-program musim panas pendidikan Islam, dimana bagian dari proyek pendidikan Islam universitas ini.

Jaringan penelitian pendidikan Islam didirikan dalam meneruskan kesinambungan program-program musim panas ini, dalam rangka upaya para pengajar universitas ini dengan tujuan menemukan solusi kreatif untuk mempelajari dan mengetengahkan ajaran-ajaran Alquran dalam kondisi dan situasi politik dan sosial yang tidak menentu saat ini.

Jaringan penelitian pendidikan Islam memungkinkan para anggota untuk saling berkolaborasi dalam proyek-proyek pendidikan dan berpartisipasi dalam menciptakan dialog dan mengenal antar agama dan budaya.

Jaringan ini, demikian juga akan aktif membantu di hadapan tantangan-tantangan kehidupan setiap hari lewat pengembangan pengenalan Alquran.

Dr Abdullah Shahin, peneliti pendidikan Islam di universitas Warwick termasuk salah seorang pendiri jaringan penelitian tersebut.

Ia mengatakan, ada kerinduan dan kebutuhan untuk menciptakan sejenis jaringan ilmiah ini guna mendukung pengembangan metode-metode pengajaran yang berlandaskan penelitian.

(The-Boar/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Pengenalan Islam di Markas Kristen La Crosse Amerika


Sebuah markas Kristen di kota La Crosse di propinsi Wisconsin Amerika menyelenggarakan beragam program untuk publikasi mengenal Islam lebih jauh dan umat muslim.

Menurut laporan IQNA dilansir dari situs WKBT, program ini diselenggarakan dengan topik Tetangga Saya adalah Muslim, selama empat pekan di markas Spiritual Wisconsin.

Program ini diselenggarakan dengan tujuan membantu masyarakat lintas agama untuk lebih jauh mengenal Islam dan para penganutnya.

Vince Hatt, ketua cannel lintas agama La Crosse mengatakan, kami yakin jalan untuk sampai pada perdamaian dunia dimulai dengan mengenal masyarakat satu sama lain di tingkat lokal.

"Sekarang ini separuh masyarakat dunia, kalau tidak muslim ya Kristen. Jika kita ingin memiliki perdamaian di dunia, maka bergantung bagaimanakah umat muslim dan Kristen belajar bagaimana hidup berdampingan satu sama lain.

Program Tetangga Saya adalah Muslim akan terus berlanjut tiga pekan lagi di markas Wisconsin.

(WKBT/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Penurunan Serangan Terhadap Umat Muslim di Perancis


Sejumlah statistik yang ada menunjukkan bahwa dalam 8 bulan pertama tahun 2017, serangan terhadap umat muslim di Perancis mengalami penurunan.

Menurut laporan IQNA dilansir dari harian Sabah Turki, para pengamat nasional memerangi Islamofhobia di Perancis dengan memublikasikan sebuah laporan, mengabarkan penurunan serangan terhadap umat muslim dan markas Islam.

Menurut laporan tersebut dalam 8 bulan pertama tahun 2017, ada 82 serangan terhadap umat Islam, dimana 42 nya adalah serangan ke masjid dan markas-markas Islam.

Pemeriksaan dan evaluasi Islamofhobia dari bulan Januari sampai Agustus tahun ini menunjukkan bahwa serangan terhadap umat muslim di Perancis dibandingkan tahun 2016 pada saat ini mengalami penurunan 39%. Perancis termasuk salah satu negara dimana umat muslimnya menghadapi banyak problem dikarenakan aktivitas kelompok Islamofhob.

(Sabah-Turki/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kampanye Protes Atas Pembuatan Sebuah Masjid di Swedia


Sekelompok ekstremis dengan membentuk sebuah kampanye berupaya mempermasalahkan penggarapan pembuatan sebuah masjid di kota Halmstad, Swedia.

Menurut laporan IQNA dilansir dari Risalehaber, agenda pembuatan sebuah masjid di kota Halmstad, Swedia yang dimulai beberapa pekan lalu menunai kontroversi.

Sebagian oposisi Islam dengan dipimpin seorang professor universitas bernama Dick Harrison telah membentuk sebuah kampanye guna melawan pembangunan masjid ini.

Harrison meyakini bahwa kebudayaan muslim tidak diterima untuk Swedia dan masyarakat secepat mungkin harus menghapus izin pembuatan masjid ini sebelum sempurna.

Ia mengklaim bahwa pembuatan masjid untuk muslim di Swedia akan menghancurkan budaya negara ini.

Sebelumnya juga beberapa orang protes atas pembuatan masjid, dangan mengirim email ancaman ke sebagian pengurus kota Halmstad.

(Risalehaber/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Moskow Veto Resolusi Anti Suriah


Moskow veto resolusi Dewan Keamanan PBB sehubungan dengan isu penggunaan senjata kimia yang dituduhkan kepada Suriah.

Demikian berita ini dilansir oleh Russia Today hari ini.

Sebelum dilakukan voting, Rusia mengusulkan supaya tema tentang Suriah ini ditangguhkan. Akan tetapi, usulan Rusia ini ditolak oleh anggota DK PBB.

Masa keanggotaan para utusan PBB dan lembaga pelarangan senjata nuklir di Suriah akan berakhir pada tanggal 17 November mendatang.

Washington sebelum ini telah menyiapkan rancangan resolusi untuk memperpanjang penelitian seputar senjata kimia di Suriah. Rancangan ini memperoleh 11 suara setuju pada hari Ahad lalu. Akan tetapi, Rusia dan Bolivia menyatakan menentang. Sementara itu, Cina dan Kazakhstan menyatakan abstain.

Menurut rencana, akhir minggu ini, mekanisme bersama penelitian antara PBB dan lembaga pelarangan senjata nuklir akan mempresentasikan laporan seputar serangan bom kimiah pada tanggal 4 April lalu di kawasan Khan Syaikhun, Suriah.

“Veto atas resolusi tersebut tidak berarti mekanisme bersama itu akan berhenti beroperasi,” ujar Vasily Nebenzya, utusan Rusia untuk PBB.

Menurut pengakuan Nebenzya, proses ini untuk sementara waktu tidak diperpenjang. Akan tetapi, masalah ini akan dibahas kembali pada saat yang tepat.

(Russia-Today/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Sebagian Besar ISIS Bukan Berasal Dari Negara Islam!


The Soufan Center mencatat, pemerintah Tunisia telah merevisi jumlah warga Tunisia yang diyakini telah bergabung dengan IS dari 6.000 orang pada 2015, menjadi 2.920 orang pada 2017. Perubahan itu mengartikan, saat ini Rusia adalah 'sarang' utama pejuang asing ISIS terbesar.

Sedikitnya 5.600 pejuang asing yang tergabung dalam ISIS telah kembali ke negara asal mereka, setelah kehilangan wilayah mereka di Irak dan Syria. The Soufan Center mencatat negara-negara asal mereka, sebagian besar bukanlah negara Islam.

Salah satunya adalah negara Inggris. Kepala Dinas Keamanan Inggris MI5 mengatakan, pekan lalu kurang dari 800 warga Inggris yang bergabung dengan IS, telah kembali ke Inggris dan setidaknya 130 orang terbunuh.

"Mereka yang masih berada di Syria dan Irak mungkin belum berani untuk kembali sekarang, karena mereka tahu mereka akan ditangkap," kata Andrew Parker kepada BBC.com, Rabu (25/10).

The Soufan Center, sebuah kelompok pemikir di Amerika Serikat, mengatakan, 33 negara melaporkan kedatangan pejuang asing ISIS dalam dua tahun terakhir. Angka yang dilaporkan, mencakup setengah dari sekitar 850 orang yang meninggalkan Inggris.

Laporan tersebut mengatakan, bahwa pejuang asing IS yang kembali ke negara masing-masing itu -yang sebagian besar dipenjara atau hilang tanpa jejak- justru akan membuat sistem keamanan negara mereka berasal, semakin diperketat.

Mengutip angka yang diberikan oleh pihak berwenang di 33 negara, The Soufan Center mengatakan, setidaknya 5.600 pejuang asing IS sekarang diyakini telah kembali ke negara asal mereka itu. Mereka, 5.600 pejuang asing ISIS itu mencakup, 400 dari 3.417 pejuang asing dari Rusia, lalu 760 dari 3.244 pejuang asing dari Arab Saudi, lalu 800 dari 2.926 pejuang asing dari Tunisia, dan 271 dari 1.910 pejuang asing dari Perancis.

Belum lagi mereka yang tidak diketahui jumlahnya dari negara lain, ini merupakan tantangan besar bagi entitas keamanan dan penegakkan hukum. "Meskipun masih ada ketidaksepakatan mengenai ancaman yang akan timbul dengan sekembalinya para pejuang asing ISIS ke negara asal mereka, atau ke negara lain yang mereka lewati. Karena tidak dapat dipungkiri, beberapa dari mereka pasti masih memegang prinsip 'jihad' yang kejam," kata The Soufan Center.

(The-Soufan-Center/BBC/Republika/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Terkait Berita: