Oleh: Ayatullah Husein Ansariyan
“Allah Swt memerintahkan seorang malaikat di setiap malam Jum’at untuk berseru dari permulaan hingga akhir malam: ‘Apakah ada seorang hamba mu’min yang menyeru-Ku sebelum waktu Shubuh tiba untuk kepentingan dunia dan akhiratnya sehingga Aku akan kabulkan seruannya? Apakah ada seorang hamba mu’min yang bertaubat dari dosanya sebelum waktu Shubuh tiba sehingga Aku akan terima taubatnya? Apakah ada seorang hamba mu’min yang telah Aku sempitkan rezekinya, kemudian dia memohon kepada-Ku demi kelapangan rezekinya sebelum waktu Shubuh tiba sehingga Aku akan lapangkan rezekinya? Apakah ada seorang hamba mu’min yang sedang ditimpa penyakit kemudian dia menyeru-Ku demi kesembuhannya sebelum waktu Shubuh tiba sehingga Aku akan sembuhkan penyakitnya? Apakah ada seorang hamba mu’min yang sedang dilanda kesedihan dan mendekam di dalam penjara kemudian dia berdoa kepada-Ku demi kebebasannya dari jeruji penjara dan cengkraman kesedihannya sebelum waktu shubuh tiba sehingga Aku akan kabulkan doanya itu? Apakah ada seorang hamba mu’min yang terzalimi, kemudian ia memohon kepada-Ku sehingga ia dibebaskan dari kelaliman orang yang melaliminya itu, lalu aku akan mengembalikan haknya kepadanya?’ Malaikat itu terus melantunkan seruannya hingga waktu shubuh tiba.” [1]
Imam Shadiq as bersabda: “Hindarilah berbuat dosa di malam Jum’at yang mana balasan perbuatan dosa di malam ini berlipat ganda, sebagaimana pahala dari perbuatan baiknya yang juga berkali-kali lipat; dan barang siapa yang meninggalkan perbuatan maksiat di malam Jum’at maka Allah Swt akan mengampuni dosa-dosa masa lalunya. berbagai amalan, doa, dan dzikir pada malam jumat telah banyak dinukil, dan dari itu semua, doa kumail mempunyai posisi dan keistimewaan tersendiri.”
Catatan Kaki:
[1] Bihar Al-Anwar: 86/ 282, Bab 2, Hadits 27; Mustadrak Al-Wasa’il: 6/ 73, Bab 36, Hadits 6469
Dinukil dari buku syarah doa kumail, karya Ayatullah Husein Ansariyan.
(Erfan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email