Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label ABNS LIFESTYLE. Show all posts
Showing posts with label ABNS LIFESTYLE. Show all posts

Atlet Wanita Berhijab Mesir Pakai Hijab Nike di Maraton Amerika


Pelari wanita Mesir adalah atlet wanita pertama yang mengikuti lomba profesional dunia dengan menggunakan hijab Nike.

Demikian berita ini dilansir oleh situs informasi Emirates Woman hari ini.

Minal Rostam adalah nama atlet Mesir yang mengikuti lomba maraton New York tersebut.

Menurut laporan yang tersebar, sekitar 50 ribu atlet dunia mengikuti lomba maraton New York tersebut. Lomba ini juga ditonton oleh sekitar 2 juta penonton.

Pelari maraton wanita itu adalah pelatik di pusat olah raga Nike+Run yang didukung oleh perusahaan Nike. Ia menggunakan kesempatan ini untuk mengumpulkan dana bagi Yayasan Amal Jariah Kalbu Agung yang bermarkas di Emirat Arab. Uang tersebut akan dialokasikan untuk membantu para pengungsi yang datang ke Timur Tengah.

“Dukungan masyarakat di media-media sosial sungguh luar biasa,” ujar Minal Rostam sebelum penyelenggaraan lomba maraton tersebut.

Minal adalah atlet wanita pertama yang mengenakan hijab Nike di perlombaan besar seperti itu.

Beberapa bulan lalu, perusahaan Nike telah mengambil kebijakan untuk lebih banyak mendukung para atlet wanita berhijab. Perusahaan ini pun memproduksi seragam-seragam olah raga tertutup khusus untuk para atlet wanita profesional.

Seluruh seragam olah raga khusus atlet berhijab sudah bisa dipesan di seluruh cabang Nike dari sejak tahun 2018 mendatang.

(Emirates-Woman/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Desain Hijab Serba Guna Untuk Olahragawati Muslim Kanada


Seorang pemain basket berhijab Kanada mendesain hijab serba guna untuk mendorong anak-anak perempuan muslim berpartisipasi aktif dalam bidang olah raga.

Demikian berita ini dirilis oleh About Islam hari ini.

Aminah Muhammad adalah nama pemain basket Kanada yang berhijab itu. Ia bersekolah di salah satu sekolah di kota Winnipeg, Minitoba, yang terletak di kawasan barat Kanada. Desain hijab ini sangat ringan dan santai.

“Dengan bantuan kepala sekolah dan para guru olah raga, saya ingin mengusulkan hijab pengganti ini untuk para siswa muslimah. Saya berharap mereka bisa menggunakannya dengan leluasa,” ujar Amimah Muhammad kepada CBC News.

Desain hijab serba guna ini terbersit di benak Aminah ketika salah seorang wasit menegurnya dan memperingatkan bahwa hijab yang ia pakai bisa menimbulkan masalah.

“Ya. Keputusan ini diambil supaya seluruh siswi tertarik untuk mengikuti lomba olah raga,” ujar Jail Matiz, kepala sekolah Dakota.

“Di Dakota ini, kita bertugas harus menghilangkan setiap aral yang melintang,” lanjut Jail.

Hijab serba guna itu akan segera disiapkan untuk semua siswi yang berkenan mengenakan hijab di sekolah.

“Saya sangat bangga dengan ide yang sedang dikembangkan oleh kakakku itu dalam rangka mendorong siswi muslimah untuk berpartisipasi aktif di bidang oleh raga,” ujar Nashibah, adik Aminah.

“Menurut saya,” lanjut Nashiba, “program yang sedang dijalankan oleh Aminah ini bisa mendorong seluruh siswi untuk berolah raga.”

(About-Islam/CBC-News/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Penyelenggaraan Indonesia Modest Fashion Week 2017


Indonesia Modest Fashion Designer (IMFD)dengan didukung Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyelenggarakan Indonesia Modest Fashion Week 2017di Jakarta.

Menurut laporan IQNA dilansir dari harian Jakarta Post; pameran ini yang memulai kinerjanya pada hari Kamis (12/10) dan terus berlanjut sampai Minggu (15/10) mencakup 150 stan dan 60 desain karya para desainer dalam negeri dan internasional.

Esthy Reko Astuti, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara (Deputi BP3N) Kemenpar mengatakan, pameran ini merupakan upaya Kementerian Pariwisata untuk mendorong sejumlah perusahaan, industri, dan lembaga-lembaga khusus agar berupaya untuk merubah Indonesia menjadi ibukota fashion muslim dunia.

Ia dengan mengisyaratkan urgensi fashion muslim dan pariwisata sebagai industri kreatif menambahkan, fashion muslim selain kuliner, dan souvenir atau cinderamata membantu pengembangan industri pariwisata; karena uang para pelancong mayoritas dibelanjakan dalam tiga hal ini.

(Jakarta-Post/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Setelah Beberapa Dasawarsa, Yunani Gelar Festival Hijab


Para siswi muslimah di Yunani menggelar festival hijab di kota Xanthi, Yunani, untuk memasyarakatkan budaya hijab kepada masyarakat.

Menurut laporan About Islam, festival hijab ini digelar untuk pertama kali di Yunani melalui defile siswi.

Hal ini terjadi, padahal menanggalkan pakaian agama dan hijab merupakan suatu hal yang lumrah di Yunani dalam beberapa dasawarsa terakhir ini.

“Defile siswi muslim sungguh sangat agung dan berubah menjadi tema hanya di kota Xanthi,” begitu tanggapan Xanthi News pada saat menurunkan berita ini.

Populasi penduduk Yunani berjumlah 10.700.000 orang, dan 1.3 persen dari mereka beragama Islam.

Populasi muslim Yunani semakin meningkat dalam dua tahun terakhir lantaran arus imigrasi muslim ke negara ini.

Sudah sekitar 300.000 warga muslim berdomisili di Yunani. Mayoritas mereka berasal dari etnis Turki.

Sejarah Islam masuk ke Yunani sudah berlalu sekitar seribu tahun.

Ketika Muslimin berhasil menaklukkan pulau Rhodes pada tahun 653 Masehi, Islam berkembang pesat di pulau ini dan sekitarnya. Hingga kini, Islam sudah berusia 470 tahun di kawasan ini.

(About-Islam/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Mejelis Filipina Memutuskan Untuk Menyetujui Hari Hijab


Komite muslim majelis perwakilan Filipina dengan menyetujui Perpu hari nasional hijab, menyodorkannya untuk afirmasi akhir ke majelis perwakilan.

Menurut laporan IQNA dilansir dari Philippines Lifestyle, komite muslim majelis perwakilan Filipina dengan menyetujui Perpu ini, memperkenalkannya ke majelis perwakilan untuk afirmasi akhir.

Sitti Turabin Hataman, wakil partai politik Anak Mindanao dan penggagas perpu hari nasional hijab dengan dekatnya hari Global Hijab, meminta persetujuan akhir perpu ini oleh majelis Filipina.

Hari global Hijab diumumkan pada thaun 2013 oleh seorang aktivis muslim Amerika dalam menentang diskriminasi terhadap para wanita muslim berhijab dan menegaskan kebebasan agama dan para muslimah dari pelbagai penjuru dunia setiap tahun pada bulan Februari menyelenggarakan beragam program untuk menjelaskan tentang hijab.

"Hijab bagi muslimah adalah sebuah hak. Hijab bukan hanya sepotong pakaian, namun sebuah gaya kehidupan mereka. Dalam Alquran ditegaskan urgensi pemakaian hijab wanita,” ucap Hataman.

Ia menambahkan, kendati demikian, sampai sekarang di seantero dunia para muslimah hijaber mendapati diskriminasi dan tindakan-tindakan salah. Di sebagian universitas kami juga para mahasiswi dilarang untuk mengenakan hijab.

Hataman mengatakan, sebagian mahasiswa ini guna melanjutkan pelajaran, mereka terpaksa tunduk pada undang-undang dan sebagian dari mereka meninggalkan pelajaran dan ini semua menyalahi kebebasan beragama para mahasiswi. Tujuan dari penentuan hari bernama hari nasional hijab di Filipina adalah melawan kesalahpahaman yang mengaitkan hijab dengan penindasan, tidak adanya kebebasan dan terorisme. Demikian juga, upaya untuk menghentikan diskriminasi terhadap para muslimah dan membela kebebasan beragama termasuk dari tujuan gerakan ini.

(Philippines-Lifestyle/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Desainer Muslimah Indonesia Siap Ramaikan Modest Fashion Week Dubai


Modest wear semakin diminati oleh banyak orang. Bukan hanya di Indonesia, peminat modest wear juga datang dari mancanegara. Beberapa desainer Indonesia pun akan unjuk gigi pada ajang Modest Fashion Week (MFW). Acara yang dibuat oleh Think Fashion sendiri akan diselenggarakan di Dubai, pada 8-9 Desember 2017.

Franka Soeria, selaku penggagas MFW mengatakan acara ini bukan hanya fashion show semata, melainkan menjadi wadah mengenalkan para desainer modest fashion di dunia, termasuk Indonesia, untuk bisa menampilkan koleksi khusus mereka di hadapan buyer, influencer, desainer, media, hingga expertise dari seluruh dunia.

Franka, akan mengajak serta lima desainer modest fashion Indonesia ke ajang tersebut. Tak hanya mereka yang sudah berkecimpung lama di dunia fashion, tapi juga nama-nama baru yang memiliki bakat di industri ini.

Lima desainer yang akan pamer karya DMFW ialah Sumayya & SSS, Devi Janeeta, Sad Indah, Anggia Mawardi, dan Padusi.co. Franka menekankan, mengajak nama-nama baru di acara yang ia selenggarakan ini bukan tanpa alasan.

“Indonesia memiliki banyak pelaku kreatif yang layak dipromosikan ke platform global. Saya memberikan kesempatan yang sama pada semua orang untuk mengeksplor potensi pasar luar negeri dengan cara yang efektif,” ujarnya saat ditemui di Jakarta.

Masing-masing desainer akan membawakan koleksi berbeda-beda sesuai DNA masing-masing. Mulai dari sport wear hingga evening gown akan dipamerkan desainer Indonesia di panggung mode tersebut.

(Islam-Indonesia/berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Hijabers Ini Pecahkan Rekor Menteri Termuda Dunia Versi Guinness Book


Banyak hijabers yang terbukti bisa menuai prestasi di bidang politik. Salah satunya Shamma Bint Suhail Faris Al Mazrui. Ia berhasil pecahkan rekor dunia dengan tercatat di Guinness Book of World Records untuk 2018 sebagai menteri termuda di dunia.

Shamma Al Mazrui menduduki posisi menteri pemerintahan UAE di usia 22 tahun pada 2016 lalu. Kini wanita berusia 23 tahun itu ditunjuk sebagai Menteri Urusan Pemuda untuk UAE.

Rekor yang ia pecahkan berhasil mengalahkan Menteri Luar Negeri Austria Sebastian Kurz yang menduduki posisi menteri di usia 27 tahun dan Aida Hadzialic yang menjadi Menteri Pendidikan di umur 26 tahun. Kini Shamma Al Mazrui berhasil menjadi menteri di usia yang lebih muda lagi yakni 22 tahun.

Ketika terpilih menjadi menteri, Shamma Al Mazrui berperan sebagai perwakilan pemuda di UAE. Di mana ia wajib mengendalikan isu dan aspirasi pemuda UAE agar berjalan lebih baik ke depannya.

Shamma Al Mazrui lahir dan besar di Abu Dhabi. Ia merupakan lulusan dari Fakultas Ekonomi di New York University Abu Dhabi dan kemudian lanjut mengambil gelar masternya di Universitas Oxford, lulus di 2015. Pada pertengahan 2016, Shamma Al Mazrui sudah menjadi menteri.

Shamma Al Mazrui bekerja di Kedutaan UAE Embassy, Washington D.C., Amerika Serikat. Ia juga menjabat sebagai analis kebijakan publik mengenai misi diplomatik UAE dan PBB.

Shamma Al Mazrui juga menjadi sosok percontohan yang merepresentasikan pemuda internasional, berhijab, dan menuai banyak prestasi. Bahkan di usianya yang sangat muda ia sudah berada di level yang tinggi.

(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Hijab Denim American Eagle, Sepekan Dirilis Langsung Ludes Terjual


American Eagle akhir-akhir ini menjadi perbincangan karena menampilkan model berhijab dan merilis koleksi hijab denim untuk musim dingin 2017. American Eagle menampilkan model berhijab yang sedang naik daun, Halima Aden.

Dalam video di iklan American Eagle Outfitters, Halima memakai koleksi hijab denim dari label asal Amerika Serikat tersebut. Iklan memang memperlihatkan keragaman yang ada di Amerika Serikat. Scarf panjang yang dipakai Halima cocok dipakai sehari-hari. Harga yang ditawarkan sebesar US$ 19.95 atau sekitar Rp 260 ribuan.

Tak disangka, baru diperkenalkan selama satu minggu, koleksi hijab American Eagle habis terjual. Penjualannya sangat laris di pasaran. Banyaknya sorotan media dan netizen akan koleksi hijab American Eagle membuat para muslimah tertarik memilikinya. American Eagle pun secara resmi mengumumkannya di media sosial.

Menurut News Times, koleksi hijab American Eagle habis seluruhnya tidak sampai dua minggu pasca dirilis. Saat ini juga tida tersedia di situs resmi American Eagle. Kesuksesan ini dianggap menjadi bukti bahwa wanita muslim di Amerika sangat banyak tapi kebutuhan mereka masih kurang terpenuhi.

Berdasarkan data, diprediksi Islam akan menjadi agama terbesar kedua di Amerika pada 2050. Memang tidak semua muslimah memakai jilbab namun terkadang mereka membutuhnya untuk menghadiri acara-acara khusus termasuk saat merayakan Idul Fitri.

Selain American Eagle, brand kenamaan Nike juga akan merilis koleksi hijab yang dinamakan Nike Pro Hijab. Koleksi hijab Nike ini sangat ditunggu-tunggu oleh para hijabers dari seluruh dunia.

(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Apa Ada Hubungan Antara Gaya Berpakaian Seseorang dan Kepribadiannya? Simak!


Jawaban:

Minimal tiga kebutuhan manusia dipenuhi oleh pakaian; pertama, pakaian menjaganya dari cuaca dingin dan panas. Kedua, pakaian membantu melindungi kesucian dan kemaluannya. Dan ketiga, pakaian menghiasinya dan memberinya kebesaran tersendiri. Model dan gaya berpakaian orang laki dan perempuan di setiap masyarakat, selain mengikuti kondisi ekonomi, sosial dan iklim masyarakat itu sendiri, juga mengikuti pandangan dunia dan norma-norma yang dominan di tengah budaya mereka. Gaya berpakaian manusia satu sama yang lain berbeda-beda tergantung pada bagaimana dia memaknai dunia, bagaimana dia memandang entitas dirinya, dan masa depan apa yang dia gambarkan untuk kebahagiaannya.

Seperti yang telah saya katakan di atas, pakaian memberi keindahan tersendiri kepada manusia, dan penghiasan diri bukan saja berdampak positif pada psikologi orang lain serta memberi ketenangan jiwa kepada mereka, melainkan juga berdampak positif pada psikologi pelakunya. Itulah sebabnya, model berpakaian seseorang mencerminkan kepribadiannya, bahkan berperan aktif dalam membentuk atau mengubah kepribadian dia.


Berikut ini saya akan sebutkan beberapa contoh hubungan antara gaya berpakaian seseorang dan kepribadiannya:

1- Berpakaian rapih dan sikap menghindari segala bentuk kegelisahan diri atau gangguan jiwa adalah pertanda eksistensi sebuah sistem berpikir dan kejiwaan yang sehat pada diri manusia. Oleh karena itu, bisa juga dikatakan sebaliknya bahwa penampilan seseorang yang kacau menunjukkan kegelisahan dalam dirinya; sebab, orang yang memiliki kepribadian natural dan sehat pasti berusaha menghindari kegelisahan dan kekacauan, baginya ketertiban dan keteraturan serta kebersihan adalah prioritas, bukan keberantarakan atau kejorokan.

2- Anti rapih dan berhias diri serta sebaliknya suka kotor dan berantakan adalah sifat yang bertentangan dengan tuntutan fitrah manusia dan sudah barang tentu akan menaruh dampak yang negatif pada psikologinya, sehingga secara berlahan-lahan hal itu akan menyebabkan depresi psikologis, merusak nalurinya yang bersih, dan membuat kejiwaannya jadi labil, sampai-sampai menurunkan tingkat keinginan dia untuk hidup di tengah anugerah yang berlimpah di sekelilingnya dan merubahnya menjadi sosok yang terpencil dan mengurung diri.

3- Penampilan yang rapih dan bersih, apabila dibarengi dengan kerapihan jiwa dan kebersihannya, adalah satu-satunya kunci kesuksesan seseorang dalam menarik perhatian orang lain dan mengambil tempat yang istimewa di lubuk hati mereka. Sebaliknya, siapa saja yang tidak menjaga penampilan dan jiwanya untuk tetap bersih dan rapih, maka jangan berharap dia akan dicintai oleh orang lain.
Sekarang, saya akan mengajak Anda untuk menelaah sebagian keriteria busana yang berhubungan erat dengan kepribadian manusia dari kacamata literatur hadis Islam:

1- Busana yang indah menyebabkan kedekatan diri pada Allah swt.; Imam Ja'far Shadiq as. berkata, 'Indahkanlah diri kalian dengan pakaian, karena Allah Maha Indah dan mencintai keindahan.' [1] Oleh karena itu, ketika seseorang merasa bahwa Allah swt. sedang mencintainya, maka perasaan itu pasti menaruh dampak yang positif pada kepribadiannya.

2- Imam Ali bin Abi Thalib as. berkata, 'Pakaian yang bersih berperan menolak kegelisahan dan kemurungan –pada diri seseorang-, dan berperan sebagai satu bentuk kesucian dalam ibadah shalat.' [2] Maka dari itu, salah satu faktor keceriahan jiwa manusia adalah memakai busana yang bersih.

3- Busana yang bersih menyebabkan musuh jadi hina dan membuat pemakainya jadi mulia di hadapan mereka. Imam Ja'far Shadiq as. berkata, 'Busana yang bersih membuat musuh jadi hina.' [3]

4- Busana yang sesuai membuat pemakainya jadi mulia dan terhormat di tengah masyarakat. Imam Ali bin Abi Thalib as. berkata, 'Sungguh sebaik-baik busana adalah busana yang menyerupakanmu dengan masyarakat dan membuatmu jadi indah di tengah mereka serta mencegah mereka untuk berkata tidak senonoh tentang kamu.' [4]

5- Busana seseorang harus menunjukkan jenis dia, lelaki atau perempuan. Oleh karena itu, busana lelaki seyogianya dibedakan dari busana perempuan, masing-masing harus memakai busana yang khusus untuk jenis mereka. Rasulullah saw. mengutuk orang laki yang mengenakan busana perempuan, dan sebaliknya beliau juga mengutuk perempuan yang memakai busana lelaki.' [5]

6- Busana seseorang harus lumrah di tengah masyarakatnya, dengan kata lain busana itu bukan termasuk busana kebesaran atau busana popularitas. Adakalanya seseorang memilih busana tertentu atas dasar kecongkakan dirinya, dia memilih busana yang sekiranya tidak ada tandingan atau saingannya. Imam Ja'far Shadiq as. berkata, 'Cukup kiranya pertanda kehinaan seseorang bahwa dia memakai busana tertentu agar menjadi orang yang terkenal.' [6]

Maka, pakaian kebesaran atau busana popularitas adalah alamat pribadi yang congkak dan sombong. Di dalam sejarah kita menyaksikan bagaimana Rasulullah saw. dan para imam agama menentang gaya hidup mewah dan apa saja yang menandakan kesombongan diri. Suatu ketika, kelompok delegasi kaum kristen Najran datang ke kota Madinah untuk bernegosiasi dengan Rasulullah saw., ketika itu mereka memakai baju mewah yang terbuat dari sutera dan mengenakan cincin emas di tangan serta kalung salib emas di leher, mereka masuk ke masjid, tapi gaya mereka yang menjijikkan dan mencerminkan kesombongan itu membuat Rasulullah saw. enggan untuk menerima kedatangan mereka. Mereka tidak tahu kenapa beliau tidak menyambut mereka, maka mereka menanyakan sebabnya kepada Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as., beliau menjawab bahwa sebaiknya kalian melepas pakaian mewah dan perhiasan emas kalian untuk kemudian bertemu Rasulullah saw., maka mereka berbuat sesuai petunjuk Imam Ali as. dan akhirnya pun Rasulullah saw. menerima kedatangan mereka dengan hormat dan mulia.

7- Menghindari busana peradaban asing. Seorang muslim yang mengabaikan budaya Islamnya lalu berpakaian dengan gaya peradaban asing –seperti Barat- berarti sedang menunjunggan status dirinya yang tidak independen dan bergantung kepada orang lain. Orang seperti tengah menderita penyakit jiwa kerdil atau kepribadian yang hina. Imam Ali as. berkata, 'Kondisi umat ini akan senantiasa baik selama mereka tidak mengenakan pakaian orang asing atau menkonsumsi makanannya, tapi ketika mereka berbuat demikian maka Allah akan menghinakan mereka.' [7]

8- Pilihan warna busana yang ceriah secara tidak langsung berpengaruh dalam meningkatkan kegiatan seseorang dan menjaga keselamatan psikologisnya. Rasulullah saw. bersabda, 'Pakailah busana putih, karena itu faktor ketenangan dan kebersihan kalian.' [8] Itulah sebabnya, orang yang memilih warna ceriah dalam berpakaian relatif mempunyai psikologi yang lebih tenang. Imam Ali Zainul Abidin as. berkata, 'Ketika Imam Hasan as. lahir, mereka bungkus beliau dengan kain warna kuning dan membawanya ke sisi Rasulullah saw. untuk diberi nama, maka beliau berkata kepada mereka, 'Bukankah telah kularang kalian untuk membungkus bayi dengan kain warna kuning! Akhirnya mereka melepaskan kain kuning itu dan membungkusnya dengan kain putih, lalu mereka membawanya ke sisi beliau untuk diberi nama.' [9]

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa model busana dan gaya berpakaian merupakan salah satu pertanda kepribadian seseorang, betapa banyak orang yang kehilangan kepribadian aslinya akibat dia mengenakan busana tertentu, sehingga sepak terjangnya pun berubah dari yang sebelumnya.


Referensi:

1.Wasâ'il Al-Syî‘ah, jld. 3, hal. 340.
2.Ibid., hal. 346.
3.Ibid.
4.Ghuror Al-Hikam, hal. 152.
5.Sunan Abî Dâwûd, jld. 4, hal. 60.
6.Bihâr Al-Anwâr, jld. 78, hal. 252.
7.Wasâ'il Al-Syî‘ah, jld. 6, hal. 356.
8.Ibid., hal. 355.
9.Muntahâ Al-Âmâl, jld. 1, hal. 411.

(Sadeqin/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Galeri: Pengenalan Jilbab di SMA Amerika


Aminah Brown, pelajar SMA Greenwood di propinsi Indiana Amerika yang karena jilbabnya senantiasa menjadi perhatian dan rasa penasaran para pelajar lainnya memutuskan untuk memberikan informasi dan pelajaran tentang jilbabkepada mereka.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari Daily Journal, pelajar muslimah ini menemukan sebuah solusi guna menjelaskan tentang jilbab kepada teman-teman sekelasnya.

Dengan memperoleh izin dari para pengurus sekolah dan dengan support pengajarnya, Aminah Brown menggunakan waktu makan siang guna menjelaskan urgensi jilbab dalam agama Islam, tata cara mengenakan jilbab dan membantu para pelajar lain agar mencoba mengenakan sejumlah kerudung yang dibawanya ke sekolah.

Brown menjelaskan kepada sejumlah pelajar bahwa al-Quran meminta kaum muslim agar mengindahkan jilbab dan kesucian dalam busananya dan jilbab adalah sebuah solusi untuk mengamalkan iman.

Pengalaman sukses ini menyebabkan Aminah Brown, pelajar ajaran tahun terakhir, dapat meninggalkan SMA nya dengan pengetahuan lebih baik tentang agama Islam.

Brown mengatakan, banyak sekali para pelajar SMA tidak mengerti tentang Islam. Dengan sejumlah upaya ini, mereka ingin lebih mengenal tentang Islam dan tidak memberikan penilaian keliru tentang para pelajar muslim.


Simak Galerinya:








(Daily-Journal/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kerjasama Pakistan dan Indonesia Dalam Penyelenggaraan Pameran Mode dan Busana Muslim


Kedutaan Besar Indonesia di Pakistan mengabarkan penyelenggaraan pameran bersama mode dan busana Islam dua negara, Jumat (7/4).

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari harian Pakistan The Nation, Duta Besar Indonesia, Iwan S Amri, Jumat mengabarkan penyelenggaraan pameran mode dan busana muslim bersama di dua negara.

Ia saat wawancara dengan harian The Nation menegaskan, pameran ini bagian dari upaya Indonesia untuk meningkatkan aktivitas-aktivitas bersama kebudayaan antar dua negara.

"Secepatnya pekan mode dan busana muslim akan diselenggarakan pertama-tama di Indonesia dan selanjutnya di Pakistan,” imbuh Amri.

Menurut Duta Besar Indonesia sejumlah penelitian terbaru menunjukkan 54% masyarakat Indonesia memiliki gambaran positif tentang negara Pakistan.

Di Indonesia diselenggarakan banyak pameran dalam ranah mode dan busana muslim. Kaum muslim di Indonesia dalam kategori kompetisi ini dapat mengetengahkan busana-busana dengan merek-merek terkenal Eropa, yang selaras dengan struktur agama dan ideologi mereka dan sejatinya memiliki keragaman dan indah.

(The-Nation/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Oumy Noor, Hijabers Afrika Pertama Yang Eksis di Majalah Travel Amerika


Setelah hijabers Rahaf Khatib yang mencuri perhatian karena merupakan hijabers pertama di sampul majalah fitness Amerika Serikat (AS), Women’s Running, kini seorang wanita berhijab asal Afrika yang menarik atensi. Hijabers Afrika tersebut menjadi wanita berjilbab pertama yang tampil di sampul majalah wisata AS.

Dilansir dari New York Post, hijabers yang dimaksud bernama Oumy Noor. Ia tampil colorful saat menjadi model sampul majalah Conde Nast Traveler edisi Afrika. Oumy mengenakan palet busana yang cukup mencolok didominasi kuning terang. Cipratan corak tampak khas dengan busana tradisional di Afrika.

Wanita yang bekerja sebagai pembawa acara di Senegalese TV itu memakai terusan panjang berpotongan lurus. Bagian lengan tanpa longgar sehingga tidak memperlihatkan lekuk tubuh.

Sementara jilbab Oumy dibuat simpel menggunakan pashmina berumbai namun bertumpuk tiga warna pada bagian atas. Selain kuning, terselip sentuhan biru dan hijau yang digunakan sebagai inner jilbab agar selaras dengan busananya.

Wajah Oumy tampak cantik dengan pulasan lipstik dan eyeshadow ungu. Kulit yang berwarna gelap tidak akan terlihat kusam ketika berani bermain dengan aneka warna lipstik.

Editor-in-chief Conde Nast Traveler, Pilar Guzman, menuturkan bahwa kini Afrika tidak hanya sebagai wisata safari tapi banyak yang tertarik datang karena ingin menikmati alamnya. Penempatan wanita berjilbab di sampul dimaksudkan untuk memperlihatkan perbedaan budaya yang signifikan.

“Afrika tidak hanya menjadi destinasi untuk wisata safari. Edisi ini juga tidak ingin disangkutkan ke politik, dan hanya mengingatkan bagaimana cantiknya perbedaan budaya yang berada di berbagai negara,” ujar Pilar.

(New-York-Post/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Desainer Hijab Ria Miranda, Siap Wakili Indonesia di Kancah Dunia


Banyak desainer hijab yang meningkatkan eksistensi di dunia internasional. Kini Ria Miranda menjadi salah satunya. Melalui program Indonesia Fashion Forward (IFF), Ria akan pamer karya di luar negeri. Korea Selatan menjadi negara pertama bagi desainer berdarah Sumatera Barat itu untuk memulai langkah ke kancah internasional di 2017.

Ria rencananya akan menampilkan koleksi terbarunya di ajang bergengsi Korea Selatan yakni Fashion Kode 2017. Mewakili Indonesia, Ria menjadi desainer hijab pertama yang menampilkan busana hijab di perhelatan tersebut.

“Khususnya Indonesia jadi yang pertama kali, sebelumnya belum ada, IKYK modest wear tahun lalu tapi nggak pakai kerudung. Ria yang nanti pertama tampil full hijab. Saya harap modest wear Indonesia bisa diterima di sana,” jelas Ai Syarief selaku Creative Director Advisor JFW saat ditemui di Lewis & Caroll Restaurant, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (22/3/2017).

Meski sebelumnya sudah membuka butik di Malaysia namun ini yang pertama bagi Ria ikut perhelatan mode internasional. Ia mengaku cukup gugup namun antusias. Ria pun bersyukur dipercaya mewakili Indonesia menampilkan karya dalam ajang yang digelar di Prugio Valley, Seoul, Korea, mulai 28 Maret hingga 30 Maret 2017, itu.

“Deg-degan juga sih, awalnya aku bingung pas ditawari karena Ria tuh nggak Korea banget. Ria coba belajar dan survei seperti apa busana Korea itu ternyata Korea juga jadi kiblat fashion juga sekarang, apalagi modest wear menjadi sesuatu yang baru di sana, jadi senang sih,” papar Ria.

Setelah melakukan survei selama satu bulan, Ria memutuskan untuk menyuguhkan koleksi terbaru yang berbeda. Tidak hanya menampillan look yang feminin tapi juga maskulin seperti setelan palazzo dan blouse longgar. Sentuhan warnanya juga lebih bold dengan adanya palet hijau lumut dan mustard.

Ria mengaku terinspirasi dari gaya busana setelah terjadinya Perang Dunia ke-2. Siluet era ’70-an akan tercipta dalam koleksi untuk label riamiranda Signature itu. Gaya kerudungnya juga memperlihatkan tampilan wanita di zaman kuno, di mana penerapannya masih terlihat sedikit rambut. Namun Ria mengganti tampilan ‘rambut’ tersebut dengan perpaduan dua scarf berbeda.

Sementara aksen pita pada gaya kerudungnya disesuaikan dengan budaya berbusana di Korea yang eksentrik. Wanita yang pernah mendapatkan dua nominasi Influencer Asia 2017 itu juga memadukan style Korea dan Indonesia.

“Aku padukan two pieces misalnya untuk atasannya, headscarf juga dibuat lebih ada styling bunga, styling busananya juga disesuaikan seperti wanita Korea,” tambah wanita yang kepergiannya ke Negeri Ginseng itu juga didukung oleh Wardah dan HijUp.

Selain gaya kerudung, Ria bermain dengan potongan layering atau bertumpuk. Tertuang detail unik yang terinspirasi dari kelopak bunga pada beberapa rangkaian busananya. Permainan cutting yang asimetris memberikan tampilan menarik di koleksi tersebut. Belum lagi item seperti celana cutbray, coat, serta berbagai outerwear yang cocok dipakai selama musim dingin.

Menggunakan material seperti suede, double face satin, hingga katun, Ria akan menampilkan 15 koleksi Fall/Winter 2017 pada 30 Maret 2017 di Fashion Kode 2017, Korea Selatan. Setelah mempersiapkannya selama kurang lebih enam bulan, Ria mengatakan rancangannya telah rampung. Ia berharap karyanya bisa diapresiasi masyarakat Korea.

“Deg-degan juga tapi semoga bisa diterima di sana, alhamdulillah banyak juga media sana yang sudah confirm mau datang,” katanya lagi.

(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Diplomasi Australia dan Indonesia Lewat Hijab


Sebanyak tujuh desainer hijab dan busana santun asal Indonesia menampilkan karya mereka di kota Sydney, New South Wales, Australia. Acara ini digelar sebagai bagian dari peringatan Hari Perempuan Internasional.

Acara 'Sydney Hijab Spark' digelar di Wisma Indonesia pada Sabtu (11/3) dengan menampilkan koleksi rancangan Inez Kantahuri, Lia Soraya, Lia Afif, Yemi Sudibjo, Marijana Rohmah, Rida Kartini, dan Tuty Adib. Model-model yang memeragakan pakaian-pakaian bergaya santun dan hijab ini berasal dari berbagai suku di Indonesia, bahkan beberapa diantaranya adalah warga negara Australia dan negara lainnya.

"Kita patut bangga modest wear [busana santun] buatan Indonesia tidak kalah dari produk karya Dolce and Gabbana buatan Italia, atau H&M buatan Cina," ujar Ibu Irene Mulyana, Ketua Dharma Wanita Persatuan KJRI Sydney, yang menjadi penyelenggara acara.

Konsul Jenderal RI untuk New South Wales, Queensland, dan South Australia, Dr Yayan GH Mulyana menjelaskan berdasarkan Global Islamic Economic Report, masyarakat Muslim di seluruh dunia telah menghabiskan hingga 230 miliar dolar AS atau lebih dari Rp 2.000 triliun per tahun untuk membeli pakaian dan fashion.

"Ekonomi kreatif Indonesia, termasuk busana hijab dan modest wear buatan Indonesia, memiliki potenis jual yang sangat tinggi di Australia," jelas Yayan.

Koleksi rancangan para desainer Indonesia tersebut menampilkan keragaman tekstil tradisional, yang dibuat dengan proses membatik dan menenun. Teknik ini menjadi ciri khas dari tekstil yang dikedepankan oleh Indonesia.

Tidak hanya pagelaran busana, sebanyak lebih dari 150 pengunjung Wisma Indonesia juga mengikuti talk show dengan tema memadupadankan busana Muslim Nusantara dan hijab tutorial. Di akhir acara, para pengunjung mendapat kesempatan untuk bisa langsung bertemu dengan tujug desainer dan membeli hasil karya rancangan mereka.


Berdiplomasi lewat sektor ekonomi kreatif
Fashion Diplomacy adalah salah satu program yang menjadi sorotan KJRI di Sydney dengan menggelar sejumlah peragaan busana dalam setahun terakhir. Dan hal ini pun sejalan dengan fesyen yang telah dianggap sebagai salah satu pilar politik luar negeri Australia, seperti yang dijelaskan Yayan.

Pada bulan Maret 2016 lalu, KJRI Sydney pernah menggelar 'Indonesia Beautiful' dengan menampilkan dua perancang Indonesia, Nita Seno Adji dan Ba’i Soemarlono serta dua perancang yang sudah dikenal di Australia, yakni Akira Isogawa dan Haryono Setiadi. Keempatnya terlibat dalam membuat rancangan dengan tekstil batik.

Yayan mengatakan industri fesyen adalah penyumbang kedua terebesar untuk pendapatan Indonesia di sektor ekonomi kreatif, setelah industri kuliner. Pagelaran busana 'Indonesia Beautiful' rencananya akan kembali digelar di tahun 2017 ini.

(Republika/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kehadiran Pelari Berjilbab Pertama Dalam Maraton Boston


Rahaf Khatib, atlet muslim berhijab pertama berpartisipasi dalam lomba lari maraton di kota Boston-Amerika, pada bulan April mendatang.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari aboutislam, atlet muslim 33 tahun ini berpartisipasi sebagai anggota tim khusus perempuan dalam lomba maraton Boston.

Tim khusus perempuan tahun ini ikut berpartisipasi dalam lomba tersebut untuk mengenang kehadiran wanita pertama dalam lomba maraton Boston ke 50.

Rahaf Khatib saat wawancara dengan NBC News mengatakan, anggota tim perempuan pelari amatlah penting dan saya pikir kinerja ini mengkisahkan jalan panjang yang ditempuh para wanita.

"Namun saya ingin membuktikan bahwa masyarakat keliru dan ingin menunjukkan perempuan dengan hijab dapat berpartisipasi dalam lomba maraton,” imbuhnya.

Rahaf Khatib mengatakan, semoga saya dapat menghancurkan kesalahpahaman (tentang wanita muslim). Ini adalah jalan dan metode saya untuk menunaikan agama saya dengan jurusan olahraga lari dan juga di seluruh kemanusiaan.

Atlet muslimah ini menambahkan, saat saya mengerti pentingnya lomba maraton Boston untuk para pelari, maka saya memutuskan untuk berpartisipasi dalam lomba.

Rahaf Khatib umur 33 tahun keturunan Suriah dan di dekade 80 Masehi datang ke Amerika, ia memiliki tiga anak dan sangat mahir dalam lomba lari maraton.

(NBC-News/About-Islam/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Hijab Khusus Atlet Muslimah Produksi Nike, Seperti Apa?


Siapa tak kenal dengan perusahaan Nike?

Sebagai salah satu perusahaan apparel olahraga terbesar di dunia, Nike tak pernah berhenti berinovasi dalam mengembangkan teknologi perlengkapan olahraga. Mulai dari sepatu, baju, celana dan perlengkapan untuk atlet lainnya semakin hari diproduksi semakin canggih. Bobot produk semakin ringan, sistem sirkulasi udaranya semakin baik, dan ketahanan bahan yang makin kuat serta kelebihan-kelebihan lainnya. Semua dilakukan demi para atlet dan masyarakat umum pengguna apparel buatan Nike, agar mereka merasakan manfaatnya.

Tak berhenti berinovasi, bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada tanggal 8 Maret ini, perusahaan berlogo tanda centang ini mengeluarkan produk terbarunya, Nike Pro Hijab, hijab khusus olahraga.

Nike menunjukkan tajinya sebagai perusahaan yang cermat menangkap peluang. Produk hijab ini pun lahir sebagai solusi, mengingat belum adanya produk hijab yang khusus dibuat untuk kepentingan olahraga, khususnya bagi atlet wanita Muslimah yang ingin tetap berhijab.

Memang sudah banyak atlet wanita Muslimah yang berhijab, begitu juga wanita Muslimah non atlet yang menyukai kegiatan olahraga. Namun dalam kegiatannya mereka terpaksa menggunakan hijab biasa yang tidak diperuntukkan untuk olahraga.

Seperti dilansir Worldbulletin, pihak Nike sendiri mengatakan bahwa produk-produk jilbab instan ini lahir karena mereka mendengarkan keluhan beberapa atlet Muslimah dunia.

Para atlet mengeluhkan kenyamanan hijab yang mereka gunakan selama berkompetisi. Rasa tidak nyaman itu sangat mempengaruhi fleksibilitas gerakan mereka selama pertandingan olahraga.


Perusahaan olahraga raksasa ini sepertinya memiliki komitmen yang kuat guna mendukung aktivitas para Muslimah dalam olahraga, khususnya yang berhijab. Oleh sebab itu mereka tidak main-main dalam membuat produk ini.

Buktinya, Nike terus melakukan uji coba pada produk terbaru mereka ini. Sampai saat ini, tercatat atlet skater Muslimah asal Uni Emirat Arab, Zahra Lari bergabung dalam proses pengujian hijab khusus olahraga ini.

Zahra pun sangat mengapresiasi terobosan dari Nike ini dan ia merasa senang serta bangga menggunakan produk yang begitu dinantikan oleh ratusan ribu Muslimah di seluruh dunia ini.

Meskipun sudah diumumkan, hijab khusus olahraga ini tak serta merta dilempar ke pasaran.

Ya, buat para Muslimah yang sudah ngebet untuk mencoba produk terbaru Nike ini, tampaknya harus bersabar dulu. Karena hijab khusus olahraga ini baru akan dijual bebas pada musim panas 2018.

Selama rentang waktu itu, pihak Nike berjanji akan terus memperbaiki dan menyempurnakan produknya. Tujuannya tentu saja agar para konsumennya nanti bisa merasakan hijab berkualitas yang menawarkan kenyamanan tinggi saat digunakan untuk berolahraga.

(World-Bulletin/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Industri Dunia Fashion Busana Muslim Mendapat Perolehan Miliaran Dolar di Iran


Industri dunia fashion dalam beberapa tahun terakhir dengan kemajuan signifikan dalam bidang busana muslim khusus wanita berhijab telah meraup keuntungan signifikan di sejumlah pasar santer.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari situs Nafidzah ala al-Alam, industri dunia fashion pada tahun-tahun terkahir menemukan perkembangan dan kemajuan signifikan, sampai-sampai menurut laporan berita Amerika Bloomberg, sejumlah perusahaan komersial dengan merek besar dan tersohor mendesain baju-baju khusus wanita berhijab karena mendapatkan sambutan baik dari para pembeli muslim mendapat banyak keuntungan dari sejumlah pasar santer ini.

Reuters di akhir laporannya terkait anggaran pembelian baju oleh kaum muslim pada tahun 2013 telah mencatat 266 miliar dolar dan diprediksikan perkembangan angka ini sampai tahun 2018 setara 484 miliar dolar.

Dalam laporan tersebut, pembelian baju oleh para konsumen Amerika dengan jarak yang signifikan, jumlahnya mencapai 395 miliar dolar.

Demikian juga sebuah laporan yang dipublikasikan baru-baru ini oleh markas riset Pew, diprediksikan pertumbuhan populasi 1.6 miliar muslim sampai tahun 2050 sekitar 3 miliar orang.

Laporan dan statistik menakjubkan ini menyebabkan sampai pada dua tahun terakhir sejumlah perusahaan internasional produksi barang-barang fashion dan busana, dengan tanpa mempertimbangkan kebiajakan pemberintah negaranya, mengambil pendekatan baru dalam ranah menyikapi pasar-pasar busana muslim.

Di festival fashion Islam yang diselenggarakan 11 Agustus tahun 2015 di Kuala Lumpur Malaysia, semua hal berbicara tentang lonjakan tinggi para produsen dunia untuk meraih saham pasar atas barang-barang fashion Islam.

Demikian juga, sejumlah merek terkenal dunia, seperti Burberry bertepatan pada bulan Ramadhan tahun lalu, memamerkan sejumlah koleksi busana muslimnya. Bulan lalu juga lewat pekan fashion di London, untuk pertama kalinya memamerkan koleksi pakaian Islam untuk para pengunjung, yang mendapatkan sambutan signifikan para partisipan.

Situs Amerika Bloomberg menyebut perkembangan dan kemajuan dalam industri fashion ini sebagai hal yang menakjubkan, dan mengungkapkan meski busana Islam sudah bertahun-tahun memiliki pelanggan khususnya di pasar, namun industri fashion agak terlambat untuk meraup keuntungan dari pasar santer ini.

Demikian juga, munculnya generasi muda para desainer busana muslim dan kolektor fashion pakaian menyebabkan pasar ini mendapatkan banyak pembeli di sosial media dan menarik perhatian merek komersialnya.

(Al-Alam/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Ragam Tren Busana Muslim Syar’i di Tanah Air


Busana Muslim sesuai syariah atau dikenal dengan busana Muslim syar’i tak hanya berfungsi untuk menutup aurat, namun juga sebagai identitas utama seorang perempuan Muslim atau Muslimah. Busana Muslim syar’i pun saat ini sudah makin dikenal di Indonesia.

Bahkan, perkembangan tren busana jenis ini semakin pesat. Munculnya desainer dan label busana Muslim saat ini, seakan menjadi alternatif bagi banyak orang untuk memilih mengenakan busana syar’i sesuai dengan karakter masing-masing.

“Kita semua punya tujuan yang sama, ingin melihat perempuan Muslim memakai pakaian yang syar’i. Ingin satu Indonesia, yang mengaku Muslimah pakai baju yang santun dan rapi. Mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh,” kata Oki Setiana Dewi, artis yang juga dikenal sebagai desainer busana Muslim syar’i dalam peluncuran ‘Syar’i Community Indonesia’ di Jakarta, Rabu (22/2/2017) lalu.

Untuk tujuan inilah, desainer dan pemilik label busana Muslim syar’i seakan berlomba-lomba mengembangkan kreativitas dan berinovasi untuk menciptakan busana Muslim yang lebih modern dan fashionable.


Hingga terciptalah tren busana Muslim syar’i yang diminati perempuan Indonesia. Menurut Oki, tren busana Muslim syar’i di Indonesia dan di luar negeri seperti negara-negara Arab sangatlah berbeda.

Di sini, desain busana Muslim syar’i lebih beragam, mulai dari potongan, warna, bahan hingga detil di beberapa bagian. Sementara di negara lain, potongannya lebih sederhana, hanya bermain pada warna-warna aman seperti hitam dan cenderung seragam.

“Tren busana Muslim syar’i di Indonesia berkembang cepat. Dari warna, kita senang warna pastel. Paduan warnanya juga lebih ke natural. Banyak permainan detil seperti bordir dan Swarovski. Di luar khususnya negara Arab, mereka simpel, desain tidak menggunakan aksesoris, warnanya juga tidak terlalu berani,” jelas dia.

Busana Muslim syar’i, lanjut Oki, selalu identik dengan menutup semua bagian tubuh dengan hijab yang panjang. Biasanya desainer tidak terlalu fokus pada baju, tapi hijabnya. Karenanya, di Indonesia, kebanyakan desainer menggunakan bahan ceruti atau shiffon untuk rancangannya.

“Ini adalah material favorit desainer busana Muslim syari. Karena bahan ini cocok dipakai ke manapun, dari pesta, maupun sehari-hari. Bahan ini juga flowing, bisa menambahkan kesan anggun,” ungkap dia.

Meski lebih beragam, terlihat modern dan fashionable, Oki menekankan dalam menciptakan busana Muslim mesti sesuai syariat dan pakem, yakni tidak tipis, tidak ketat dan tidak tembus pandang, menutupi seluruh tubuh.

(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Pameran Prestasi Terakhir Desain Busana Islam di London


Sejumlah prestasi terakhir dalam desain busana Islam dipamerkan Sabtu (18/2), di London, dengan dihadiri oleh ratusan para pembeli produk.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari sky, menurut penuturan para penanggung jawab penyelenggara acara tersebut, penjualan busana yang selaras dengan syariat Islam dalam dunia mode, dalam tahun-tahun terakhir mengalami perkembangan berlipat ganda dan mengagumkan dan para wanita non muslim menunjukkan kesukaannya terhadap jenis pakaian ini.

Sekitar 40 orang desainer busana Islam memamerkan produk-produknya dalam acara tersebut.

Bashri Syaikh, salah seorang desainer internasional asal Inggris yang telah mengimpor produk-produknya ke seluruh penjuru dunia dalam enam tahun terakhir ini mengatakan, karena permintaan tinggi pasar, busana Islam harus dapat diakses di seluruh pasar-pasar dunia.

Rumana binti Abu Bakar, penanggung jawab penyelenggara acara dan pendiri website mode Islam Haute Elan saat wawancara dengan situs Sky News mengatakan, sekarang ini busana muslim memiliki pembeli terbanyak di pasar dunia.

(Sky-News/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Busana Muslim Kian Populer di Moskow

Moskow menjadi tuan rumah Festival Mode Internasional Islamic Style Keempat pada bulan Juni lalu. Acara ini digelar sebagai bagian dari Pameran Halal Moskow. Beberapa perancang busana Rusia yang mengkhususkan diri dalam mode dan gaya Islam menampilkan koleksi terbaru mereka.

Para desainer Rusia siap mendandani perempuan Muslim menurut prinsip-prinsip adibusana. (Foto: Olga Sokolova)

Gaya Kasual Muslim

Ada banyak stereotipe tentang busana muslim. Salah satunya adalah potongan dan nuansa warnanya yang sebagian besar cenderung serupa. Namun, para peserta Festival Mode Internasional Islamic mencoba untuk membuat koleksi mereka sesantai mungkin, tanpa melanggar standar berbusana muslim. Mereka telah memanfaatkan penggunaan unsur-unsur mode Eropa populer, seperti rok panjang, renda, dan berbagai aksesoris.

Salah satu fitur paling khas dari busana-busana yang ditampilkan adalah penggunaan warna dan tekstur yang rumit. Ada kombinasi menarik antara warna-warna pastel dan corak yang cerah, serta berbagai ornamen lainnya. Gaun panjang menyapu lantai dengan pinggang sempit yang klasik kontras dengan rancangan berpotongan longgar. Banyak di antaranya yang disertai ikat pinggang dan kerudung bewarna senada, serta celana panjang dengan kemeja panjang dan blus yang diselipkan ke dalam rok.

“Saya ingin menunjukkan bahwa potongan-potongan busana yang sama dapat digunakan untuk menciptakan kombinasi yang menarik, yang dapat dipadupadankan dengan cukup mudah, dan menghasilkan efek yang sangat berbeda,” kata Dilyara Sadriyeva, salah satu perancang busana yang bepartisipasi dalam festival tersebut. “Saya tidak ingin membuat pakaian yang hanya terlihat bagus di atas pentas peraga. Tujuan saya adalah untuk merancang pakaian yang memang bisa dipakai dalam kehidupan nyata. Saya ingin setiap perempuan muslim, atau perempuan mana pun yang ingin berpakaian tanpa memamerkan bagian tubuhnya, tetap tampil cantik.”


Ekspansi Global

Kini, hampir tak ada keraguan bahwa tren mode dunia akan semakin condong ke tradisi dan budaya muslim. Rumah-rumah mode terkemuka di dunia telah lama memasukkan unsur busana muslim ke dalam koleksi mereka, termasuk garis leher yang tinggi, bahu tertutup, gaun dan rok panjang, serta busana berpotongan longgar.

Di Rusia, minat pada busana muslim juga telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Namun demikian, masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa gaya ini telah menjadi tren sepenuhnya.

“Jika berbicara tentang mode adibusana, kita hanya bisa menyebutkan dua atau tiga perancang busana terkemuka, tidak lebih,” kata Rusudan Kobyakova, perancang busana dan sekaligus pendiri Laboratory 13. “Yang saya maksud adalah kalangan profesional ternama yang menawarkan desain mereka sendiri yang unik dan menarik,” katanya kepada koresponden RBTH. “Tapi jika kita berbicara tentang kategori massal, ada banyak perancang busana yang telah mengadopsi gaya ini.”

Kobyakova percaya bahwa meskipun segmen khusus dari pasar mode ini kekurangan pasokan, kesenjangan tersebut akan menyempit karena secara keseluruhan ada banyak permintaan untuk gaun muslim dan busana bergaya Islami. Rusia memiliki beberapa sekolah mode ternama, dan para perancang busana Rusia sering bepergian ke luar negeri untuk mempelajari seluk-beluk industri ini.


Tren Baru Gaya Tertutup

Konsumen utama busana muslim modern di Rusia bukan hanya para perempuan yang mengikuti tata cara busana Islam, tetapi juga mereka yang ingin mengikuti tren internasional terbaru.

Sementara, ada pula kelompok konsumen yang jumlahnya lebih sedikit, tetapi terus berkembang, yitu mereka yang berasal dari berbagai agama tapi lebih suka melihat gaya busana tertutup. "Saya menerima banyak pesanan dari perempuan nonmuslim yang memang menyukai gaun tertutup yang dirancang dengan baik,” kata Sadriyeva. "Gaya yang permisif dan memamerkan terlalu banyak anggota tubuh sudah mulai dianggap membosankan bagi banyak perempuan, dan sekaligus pria.”

“Perancang busana modern telah menjadikan perempuan berpakaian sangat minim, dan sekarang mereka harus berpakaian tertutup lagi,” kata Dilyara berpendapat. “Pada era 1980-an, pada puncak gaya ‘serba-boleh’, dunia fashion perempuan sangat terbuka. Sekarang pendulum berayun kembali, dan perempuan dapat kembali mendandani diri mereka sendiri. Yang saya maksud adalah rok panjang, gaun pinafore, dan interpretasi Eropa atas celana bergaya timur. Itulah sebabnya banyak elemen desain mode yang akan diambil dari busana muslim. Para desainer yang bisa menggabungkan busana muslim yang tertutup dengan tren Eropa akan menjadi pemenangnya.”


Gaya Busana Muslim Rusia

Meskipun gaya berpakaian muslim semakin populer di Rusia, para pakar mode tak yakin bahwa jalan-jalan di berbagai sudut kota di Rusia akan segera dipenuhi oleh kaum perempuan yang berpakaian layakanya perempuan-perempuan di Qatar, Arab Saudi, atau negara-negara lain di Timur Tengah.

“Kita bukan negara Arab, dan busana Arab tidak sesuai dengan kita,” kata Rusudan Kobyakova. “Busana muslim Rusia akan selalu berbeda dari gaya mode Timur atau Muslim. Gaya kami akan lebih dekat dengan gaya Eropa. Busana muslim Timur memiliki kaidah yang sangat ketat, konvensional, dan secara nasional berbeda. Tidak ada tempat yang sesuai untuk mengenakan pakaian seperti itu bagi para perempuan di Rusia.”

Sementara itu, gaya busana muslim Rusia yang lebih santai semakin mendapat tempat di pasar Eropa serta negara-negara Arab. “Meskipun ini gaya fashion yang cukup baru di Rusia, kita dapat menawarkan penampilan kita sendiri yang unik," kata Sadriyeva. "Ide-ide kami menarik cukup banyak peminat di luar negeri. Kami mencapai penjualan yang signifikan di pasar luar negeri. Kami pun menerima banyak pesanan dari Eropa serta negara-negara Arab. Kami berkolaborasi dengan mereka melalui Internet, dan ada minat yang terus tumbuh pada apa yang kami tawarkan."

(RBTH-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Terkait Berita: