Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label ABNS PEMBAHASAN. Show all posts
Showing posts with label ABNS PEMBAHASAN. Show all posts

Benarkah Syiah Melaknat Para Sahabat Nabi?. Ternyata Jawabannya Begini Didalam Do'a Asyura, Simak!


Siapa yang Pertama, Kedua dan Ketiga yang Dilaknat Syiah dalam Ziarah Asyura?

Oleh: Ismail dg. Naba

Akhir-akhir ini ketentraman dan kedamaian dalam masyarakat diusik oleh segelintir orang yang merasa dirinya paling benar, paling beragama dan merasa penegak sunnah Rasulullah saw, mereka adalah kelompok Pengikut Muhammad bin Abdul Wahab. Mereka merasa terusik dan tidak tenang melihat perkembangan pesat pengikut mazhab cinta (mazhab Ahlulbait) yang lebih dikenal dengan sebutan “Syiah” di penjuru dunia khususnya di tanah air Indonesia. Untuk membendung vitamin cinta ini, mereka terus menerus menebarkan virus penangkal dengan tuduhan dan fitnahan murahan yang tidak mendasar supaya mata air kecemerlangan yang terpancar dari Rasulullah saw dan keluarganya yang suci tersamarkan dan bahkan menjauh dari masyarakat.

Setiap musim haji dan umrah di sekitar pekuburan suci Baqi’ (pemakaman para sahabat dan keluarga Rasulullah saw) tepatnya disekitar kuburan empat imam dalam mazhab Ahlulbait (Imam Hasan al-Mujtaba, Imam Ali Zainal Abidin, Imam Muhammad Al-Baqir, Imam Ja’far Shadiq alaihimussalam) para pencinta keluarga Rasulullah saw berziarah ke pemakaman tersebut dengan membaca doa ziarah dan tawassul yang dibaca melalui buku Mafatihul Jinan. Para petugas pemerintahan Saudi (yang bermazhab Wahabi) melakukan sweeping terhadap buku do’a tersebut dan bertanya bahwa maksud dari “pertama”, “kedua”, “ketiga” yang kalian laknat dalam doa ziarah Asyura siapa saja?.

Sebenarnya pertanyaan seperti ini sudah pernah muncul sejak zaman Syekh Thusi ra dan sampai hari ini pertanyaan itu masih tetap digulirkan oleh para pengikut Muhammad bin Abdul Wahab guna menyudutkan mazhab Ahlulbait (Syiah) dengan ingin mengatakan bahwa mazhab Ahlulbait bukan bagian dari Islam sebagaimana yang baru baru terjadi dikota Makassar. Segelintir orang yang tidak senang kepada pencinta Ahlulbait Nabi melontarkan tuduhan bahwa orang-orang Syiah melaknat sahabat Rasulullah SAW dengan menuduh bahwa yang dimaksud oleh orang-orang Syiah dengan yang pertama, kedua dan ketiga dalam do’a tsb adalah khalifah pertama, khalifah kedua dan khalifah ketiga.

Apakah tuduhan tersebut benar? Apakah memang betul seperti itu keyakinan dalam mazhab Ahlulbait? Mari kita simak beberapa penjelasaan atas jawaban dari pertanyaan diatas.

Ada beberapa jawaban terhadap pertanyaan tersebut:

1. Dari mana kita mengetahui bahwa siapa orang orang yang dimaksud dalam do’a tersebut,? Jika pengucap pertama (Imam dalam mazhab Ahlulbait) do’a ini, ingin menerangkan secara jelas siapa yang dimaksud, maka dari awal beliau akan memperjelas maksudnya sehingga tidak terjadi tanda tanya dan ketidakjelasan. Dan kalian wahai pengikut Muhammad bin Abdul Wahab yang tidak meyakini ilmu ghaib bahkan ilmu ghaib para Anbiyah saja anda tidak meyakininya, maka bagaimana mungkin kalian mengetahui niat orang orang Tasyayyu dan niat para imam dalam mazhab Ahlulbait pada do’a tersebut bahwa siapa siapa yang dimaksud tiga orang tersebut?. Syarat untuk mengetahuinya adalah mesti memiliki ilmu ghaib.

2. Salah satu ulama mazhab Ahlulbait mengatakan, “Ketika saya ada di masjid Nabawi, pada saat itu saya memegang kitab do’a Mafatihul Jinan, tiba tiba salah seorang petugas (pengikut mazhab wahabi) mengambil buku tersebut dari tangan saya dan mencari ziarah Asyura dan memperlihatkan kepada saya kemudian berkata, “Yang pertama, kedua dan ketiga yang kalian laknat ini siapa?”

Ulama tersebut menjawab, “Memangnya kita wajib mengetahui siapa orang-orangnya?” Dia (Wahabi) menjawab, “Ketika kita tidak mengetahui siapa orang tersebut maka bagaimana mungkin kita melaknatnya?”. Ulama Syiah itu menjawab, “Kaum muslimin shalat lima kali sehari dan senantiasa mengatakan “ghairil maghdhubi ‘alaihim wa laddhaalliin” apakah orang orang yang melaksanakan shalat tersebut mengetahui siapa saja “maghdhubi ‘alaihim” (orang-orang ang dimurkai), dan “dhallin“(orang-orang yang sesat)? Dia berpikir sejenak dan berkata, “Tidak, Mereka tidak mengetahuinya”. Maka ulama Syiah tersebut menjawab, “Ketika mereka tidak mengetahuinya, bagaimana mereka memohon kepada Tuhan untuk tidak ditunjukkan kepada jalan orang orang yang dimurkai dan disesatkan?” Dia menjawab, “Ini adalah shalat dan diperintahkan untuk membaca seperti itu dan Tuhan tidak menginginkan kepada kita untuk mengetahui siapa siapa yang dimaksud.” Mendengar jawaban petugas itu, sang ulama berkata, “Ini juga adalah doa ziarah dan diperintahkan untuk dibaca seperti itu dan mereka yang membaca do’a tersebut tidak mengetahui siapa yang dimaksud dalam do’a tersebut.”

Dengan jawaban yang diberikan oleh ulama tsb, petugas itu terdiam dan pergi.

3. Kalian (pengikut Muhammad bin Abdul Wahab) sendiri yang berprasangka dan menuduh bahwa yang dimaksud oleh Syiah dengan yang pertama, kedua dan ketiga adalah khalifah pertama (Abu Bakar as-Siddiq), khalifah kedua (Umar bin Khattab), Khalifah ketiga (Usman bin Affan). Apakah kalian menemukan didalam buku-buku Syiah Imamiyah yang dikarang oleh ulama-ulama mu’tabar Syiah mulai dari ulama-ulama terdahulu sampai yang kontemporer yang menulis secara jelas bahwa yang dimaksud ketiga orang tersebut adalah orang-orang yang sebagaimana kalian sebutkan? Tentunya kalian tidak akan menemukannya karena memang tidak ada dan kenapa pertanyaannya berhenti sampai yang ketiga? Kalau bisa saya melanjutkan pertanyaannya yaitu yang dimaksud dengan yang keempat dalam do’a tersebut adalah siapa? apakah kalian berani mengatakan bahwa yang keempat adalah khalifah keempat (imam Ali as)?, Kalau dijawab dengan kalimat: “Saya tidak tahu”. Maka saya mengatakan bahwa dari mana kalian mengetahui ketiganya tetapi yang keempat kalian tidak mengetahuinya? Sebagaimana jawaban kalian terhadap pertanyaan tentang yang keempat bahwa “saya tidak tahu”, kami juga mengatakan bahwa kami tidak mengetahui siapa yang pertama, kedua dan ketiga tersebut dan kami tidak menerima segala macam prasangka dan tuduhan yang lontarkan kepada kami tentang ketiga orang tersebut.

4. Begitupula bisa dikatakan bahwa memangnya kalian tidak membuka kitab kalian sendiri yang diriwayatkan dari Rasulullah saw bahwa: “Jika ada orang tidak layak dilaknat dan dilontarkan pelaknatan kepadanya maka pelaknatan yang dilontarkan kepadanya berubah menjadi rahmat dan keberkahan baginya?[1]

Kalau memang seperti itu kenapa mesti bersedih apalagi marah-marah!!.”

5. Dalam sejarah disebutkan bahwa Musuh-musuh Syaikh Thusi (385-460 H) (salah seorang ulama terkemuka Syiah) melaporkannya kepada khalifah Abbasi bahwa Syekh Thusi dan teman temannya melakukan pelaknatan kepada para sahabat dengan bukti yang tertulis didalam kitabnya yang berjudul al-Mishbah dan Doa Ziarah Asyura. Khalifah Abbasi memanggil SyaikhThusi dan meminta pertanggungjawaban atas tuduhan yang dilemparkan kepadanya. Syaikh Thusi menjawab tuduhan tersebut dengan mengatakan bahwa bukan begitu maksudnya sebagimana yang khalifah dengar dari sipenebar fitnah, maksud dari
- Yang pertama adalah qabil yang membunuh habil, dia adalah orang pertama yg mencontokan pembunuhan dan penzaliman,
- Yang kedua adalah Qaidar yang membunuh onta Nabi Shaleh as, yang ketiga adalah pembunuh Nabi Yahya as, dia adalah raja Rumania yang tergila-gila dengan seorang pelacur dan
- Yang keempat adalah Abdurrahman bin Muljam, pembunuh Imam Ali as. 

Setelah khalifah mendengar jawaban Syaikh Thusi, bukan hanya tidak menerima perkataan sipenebar fitnah tetapi justru Syaikh Thusi malah diberikan kedudukan yang terhormat dan penebar fitnah dihukum karena menebarkan fitnah dan merusak persaudaraan sesama kaum muslimin.[2]

Setelah kita menyimak beberapa jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan oleh orang-orang yang tidak senang kepada pencinta Ahlul Bait Nabi maka dapat disimpulkan bahwa mereka hanya ingin menebarkan kebencian dan keresahan didalam masyarakat karena klaiman mereka tidak terbukti dan tidak mendasar. Oleh karena itu kami hanya ingin mengatakan kepada para pembenci pencinta Rasul dan Keluarganya yang suci tanpa kami meyakini siapa saja yang dimaksud dengan orang-orang tersebut bahwa siapa pun mereka, mereka adalah orang-orang yang secara terang-terangan menzalimi para Anbiyah dan keluarganya dan mereka berhak untuk dilaknat dan sama sekali tidak ada kaum muslimin yang menolak pelaknatan kepada mereka yang menzalimi para Anbiya dan keluarganya kecuali orang-orang yang tidak punya akal dan hatinya tertutup untuk menerima kebenaran.

Wallahu ‘Alim


Catatan Kaki:

[1]. Sahih muslim, Muslim bin al Hujaj al Nisyaburi, dar ibnu katsir, Beirut, jilid 4 hal.2007

[2] .Al istibshar fi makhtalafa min al akhbar, Muhammad bin Hasan Thusi (yang dikenal dengan nama syekh Thusi atau syekh At Thaifah), dar al-kitab al-islamiyah, Tehran, jilid 1 hal.14.

(Bahtera-Nuh/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kesempurnaan Ilmu Dan Budaya: Penemuan-penemuan di Masa Kemunculan Imam Mahdi As


Penemuan-penemuan di masa kemunculan Imam Mahdi As

Kami telah katakan bahwa pada masa kemunculan Imam Mahdi As kecepatan dalam mencari ilmu pnegtahuan pada masa itu dengan sangat mudah akan di capai oleh manusia hingga sumber-sumber dari pengetahuan itu sendiri.

Pada masa itu bimbingan dan arahan yang di berikan oleh Imam Mahdi As adalah penyebab meluas dan cepatnya ilmu pengetahuan kepada menyebar keseluruh masyarakat. Dan hal ini tentunya merupakan sebuah sebab perkembangan pencarian pengetahuan dimana hal ini tentunya di karenakan nikmat keberadaan dari Imam Mahdi As. kesempurnaan akal dan berkembangnya pikiran yang di miliki oleh manusia pada masa pemerintahan Imam Mahdi As di karenakan oleh keberadaan Imam Mahdi As sendiri.

Pada bahasan kesempurnaan akal dan teraktualnya segenap kekuatan yang dimiliki oleh akal manusia yang telah kami sebutkan di katakan bahwa hal ini merupakan salah satu karakter yang dimiliki pada masa pemerintahan Imam Mahdi As. Pada masa itu tentara nafsu di kalahkan oleh tentara akal dan akal manusia akan memimpin nafsu yang di miliki oleh manusia dan hal inilah yang menjadi penyebab berfungsinya atau teraktualnya segenap kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh akal manusia tersebut, sebuah kekuatan yang sebelumnya tidak di kenal oleh manusia dimana hal ini menyampaikan manusia pada bagaimana cara untuk berpikir besar dan meninggalkan cara berpikir yang kekanak-kanakan.

Dengan alasan ini kami berkeyakinan bahwa : berpikiran besar dari segenap kejumudan yang ada merupakan sebuah kekhususan yang dimiliki pada masa kemunculan imam Mahdi As.

Tentunya ketika masyarakat manusia tiba pada cara berpikir yang besar betapa perubahan yang sangat besar, ajaib, dan luar biasa akan terjadi di muka bumi ini bukan hanya dalam ilmu pengetahuan agama bahkan dalam bidang industri dan tekhnologi juga akan terwujud. Pada masa kegelapan keghaiban jutaan orang bekerja dan berusaha untuk menemukan dan mencari temuan-temuan baru dimana keputusan seseorang pada masa ini sangatlah terbatas akan tetapi mampu menciptakan sebuah kerja yang nyata. Akan tetapi pada masa kemuculan imam Mahdi As dimana akal manusia menjadi sempurna dan kehendak mereka juga sampai pada derajat yang paling tinggi maka pikiran manusia pada masa itu akan memberikan efek yang luar biasa dimana apa yang mereka inginkan dapat terwujud dengan sangat cepat.

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kesempurnaan Ilmu Dan Budaya: Efek Dari Pengaruh Dari Kehadiran Imam Mahdi As Dalam Mencari Ilmu Pengetahuan


Efek Dari Pengaruh Dari Kehadiran Imam Mahdi As Dalam Mencari Ilmu Pengetahuan

Manusia-manusia pada pemerintahan imam Mahdi tidak lagi butuh kepada penelitian yang membutuhkan waktu yang lama dan hasil yang tidak pasti, karena dari bahasa imam Hasan Mujtaba As dunia pada masa itu akan dipenuhi dengan keadilan, pengetahuan, argumentasi dan burhan. Benar bahwa jika manusia memanfaatkan kehadiran imam Mahdi as di dalam kehadiran beliau di tengah-tengan masyarakat maka manusia akan mempelajari dengan begitu sangat cepat dan ilmu pengetahuan tersebut senantiasa akan dibarengi ilmu ladunni yang berumber dari mata air wahyu yang pasti kebenarannya.

Sekarang untuk memperjelas bahasan ini secara sempurna kami akan menukil tentang jenis hewan-hewan yang dapat berbicara kemudian sebuah riwayat terkait dengan hal tersebut.

Sebagaimana yang telah kami katakan bahwa dipuncak gunung-gunung yang tinggi di padang pasir yang tandus begitu juga di kedalaman lautan terdapat makhluk-makhluk yang ajaib dimana cara hidup mereka karakteristik dan sifat yang mereka miliki begitu juga dengan cara perkembangbiakan dikarenakan banyaknya jumlah mereka kita tidak dapat mengetahui mereka semua. Hingga sekarang tercatat bahwa di dunia ini terdapat 86.000 jenis burung.[1] Dan diantara hewan jenis serangga terdapat 400.000 jenis kupu-kupu yang telah tercatat dimana sekitar 150.000 darinya terdapat di Iran.[2]

Dengan memperhatikan jenis-jenis hewan yang ada jika seseorang hendak mengetahui ilmu tentang zoologi atau ilmu tentang hewan dan mengkhususkan penelitiaannya pada bagaimana perkembang-biakan hewan-hewan yang ada dimuka bumi. Yang mana dari hewan-hewan yang bertelur dan yang mana melahirkan ? berapa banyak tahun yang akan dibutuhkan untuk melakukan penelitian hanya untuk hal tersebut ?

Selain dari hal ini bagaimana kita dapat mengenal kondisi jutaan hewan-hewan yang hidup dikedalaman samudera di padang pasir dan puncak gunung yang tinggi ? akan tetapi jika orang sama mengetahui hal-hal tersbut tidak dengan cara meneliti dan mencari bahkan diajari oleh orang yang memiliki pengetahuan akan rahasia-rahasia penciptaan dan dia sendiri adalah saksi dari penciptaan makhluk, dengan mempelajari sebuah kaidah umum kita dapat melewati jalan jutaan tahun hanya dalam dua detik. Sekarang kami hendak menjelaskan hal ini melalui bahasa riwayat , dikutip dari kumpulan kisah almarhum Haji Muktamad dulla farhad Mirza dari majelis Amir Kamaluddin Husein Fana’i dimana ummu jabir bertanya kepada imam Shadiq as :”Apa yang sedang engkau lakukan ?, saya berkata: saya hendak meneliti yang mana hewan pemakan rumput dan yang mana burung yang bertelur dan melahirkan ? imam menjawab : sebenarnya hal ini tidak buutuh pada pemikiran yang panjang, imam berkata tulislah telinga dari hewan-hewan yang tinggi ia melahirkan anak dan telinga setiap hewan yang bersambung dengan kepalanya itu bertelur, Dzalika taqdirul azizil alim. Kemudia hewan-hewan pemakan rumput dimana telinganya pendek dan bersambung dengan kepalanya adalah hewan yang bertelur dan hewan pemakan rumput yang memiliki kulit yang tebal atau yang seperti ini juga bertelur dan telinga kelelawar dikarenakan telinga mereka yang tinggi dan tidak bersambung dengan kepalanya maka hewan ini melahirkan.[3]

Dengan demikian, aturan umum bahwa burung dikarenakan dia terbang tidak memestikan maka pastilah burung tersebut bertelur. Begitu juga dengan binatang pemakan rumput dikarenakan mereka memakan rumput bukanlah sebuah kepastian bahwa hewan tersebut melahirkan karena bisa saja hewan-hewan tersebut dalam keadaan menyusui proses perkembang biakannya dengan cara bertelur dan tidak dengan cara melahirkan.

Salah satu hewan yang paling ajaib adalah sebuah hewan yang memiliki kemiripan dengan bebek akan tetapi hewan ini dikarenakan hewan mamalia tetapi hewan ini berkembang biak dengan cara bertelur. Berikut ini adalah sebuah laporan yang terkait dengan bebek yang kami maksud : mungkin bebek jenis ini bisa jadi bukan hewan yang ajaib, akan tetapi secara nyata kami mengatakan bahwa ini adalah hewan yang aneh. Hewan ini adalah hewan mamalia yang memiliki kemiripan 100% dengan hewan mamalia lainnya dan hewan ini memiliki moncong yang sama persis dengan bebek dan juga memiliki cakar seperti burung lainnya dan yang paling aneh karena hewan ini bertelur. Bebek jenis ini memiliki moncong sekitar 50 cm dan hidup di daratan Australia. Hewan ini adalang perenang yang sangat cepat. Ketika hewan ini berenang maka moncongnya dikeluarkan ke permukaan air dan pada saat bersamaan ia dapat bernafas dengan cara ini. Hewan ini juga dapat hidup di daerah pinggiran sungai dimana betinanya bertelur didaerah tersebut dan menyusui anak-anaknya.[4]

Pada bahasan sebelumnya telah kami katakan bahwa salah-satu dari kriteria masa kemunculan imam Mahdi As adalah meluasnya ilmu pengetahuan diseluruh masyarakat dan pada bahasan ini kami telah menjelaskan dua kriteria penting dari masa pemerintahan imam Mahdi As.
1. Kecepatan mempelajari ilmu pengetahuan jika kita mendapatkan pengajaran dari seorang yang mumpuni atau ahli dibidang tersebut tanpa membutuhkan penelitian tentunya akan mempersingkat waktu pembelajaran.
2. Hasil pasti dari ilmu pengetahuan ketika kita diajar oleh seorang guru yang ahli tentunya tidak lagi membutuhkan penelitian yang lama dan kita tidak lagi bekerja sia-sia atau tidak mendapat hasil sama sekali.

Tentunya kedua kekhususan ini memiliki efek yang luar biasa dan begitu penting didalam menciptakan perkembangan pengetahuan dan peradaban yang sesungguhnya bagi masyarakat manusia.


Catatan Kaki:

[1] Diantara 86.000 jenis tersebut yang hidup di dunia kita yang paling besar dan paling tinggi adalah burung unta yang berasal dari Afrika, akan tetapi hewan tidak dapat terbang karena berat badan mereka secara umum 135 kg dengan tinggi mencapai 2,40 m. Menurut sebuah informasi dikatakan bahwa burung gagak adalah burung yang paling banyak terbang dimuka bumi dan setelah burung gagak adalah burung camar. Burung gagak yang paling tua mencapai 108 tahun dan burung camar yang paling tua mencapai 44 tahun. (dairatul maarif, 1001 nokteh ye jazab hal 263).
[2] Buku mingguan hal 22, syanbeh 17 bahman tahun 1383 no 611. Salah seorang dari penulis yang meneliti tentang burung mengatakan bahwa saya melakukan penelitian terkait dengan burung selama sembilan tahun dan pada tahun 1994 dimana pertama kali saya memotret setiap jengkal dari wilayah Iran dimana setiap perjalanan yang saya lakukan umumnya dalam bentuk perjalanan penelitian, didalam perjalanan tersbeut saya memotret dan melakukan pengenalan setiap jenis burung, kupu-kupu, baik kupu-kupu yang berada didalam taman ataukan kupu-kupu yang berada di perkebunan, yang ada digunung ataukah yang berada di atas rumput. Begitu juga dengan kupu-kupu yang telah dikumpulkan di museum didatangkan dari luar negeri dengan tujuan untuk menyempurnakan peneltian yang saya lakukan. Burung-burung dengan segenap keindahan yang dimiliki sebenarnya adalah sebuah keberadaan yang begitu terdzalimi dari sekian banyak serangga yang ada. Kupu-kupu tersebut terbang dalam bentuk berkelompok dari satu titik ke titik lainnya dan meghinggapi lahan-lahan pertanian dan merusak lahan pertanian tersbeut, kupu-kupu juga dapat menyisakan bakteri-bakteri yang menyebabkan penyakit bagi manusia.
[3] Guldzar akbari hal 266.
[4] Shegefti Haye Afarinash ,hal 20.

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kesempurnaan Ilmu Dan Budaya: Bimbingan Imam Mahdi As Dalam Mencari Ilmu Pengetahuan


Untuk mengenalkan kita akan masa pemerintahan Imam Mahdi As dimana masa itu adalah masa yang penuh dengan kegemilangan, masa ilmu pengetahuan, masa kerja dan usaha, masa yang penuh dengan kebaikan ini adalah masa yang memberikan kehidupan di seluruh sisi-sisi kehidupan dan dengan keajaiban-keajaiban yang ada pada alam penciptaan, ini adalah masa untuk mengetahui keagungan keberadaan semesta dan mengenal Imam Mahdi sebagai khalifatullah di atas bumi ini di mana beliau adalah saksi penciptaan bagi seluruh makhluk, berikut ini kami mengutarakan sebuah pertanyaan;

Seperti apakah makhluk hidup yang ada di puncak gunung yang paling tinggi dimuka bumi ini hingga padang pasir yang sangat luas sampai titik lembah yang paling dalam, dari permukaan laut yang tak terbatas hingga samudera yang paling dalam? Mahkluk ajaib yang seperti apakah hidup di tempat seperti itu? Apakah mungkin kita mengenal rahasia penciptaan alam keberadaan? Bagaimana cara kita dapat mengetahui rahasia di balik keberadaan penciptaan tersebut? Apakah selain dari saksi penciptaan terdapat orang yang mengetahui semua alam penciptaan tersebut? Apakah terdapat orang lain yang mengetahui alam penciptaan ini selain dari Imam Mahdi As?

Benar bahwa pada masa kemunculan Imam Mahdi As dunia akan dipenuhi dengan argumentasi, pengetahuan dan kecerdasan. Begitu juga dengan seluruh sisi dari kehidupan manusia senantiasa akan dibarengi dengan pengetahuan, argumentasi dan dalil. Imam Hasan Mujtaba as terkait dengan hal ini beliau mengatakan :” Bumi akan dengan dipenuhi dengan keadilan dan argumentasi”.[1]

Pada masa itu manusia diseluruh bumi melalui perjalanan ratusan tahun dengan satu malam dan hal-hal mereka tidak dapat pelajari semasa hidupnya mereka dapat mempelajarinya dalam beberapa kata saja. Untuk memberikan sebuah contoh akan meluasnya ilmu pengetahuan pada masa kemunculan imam Mahdi As berikut ini kami mengutarakan pertanyaan sebagai berikut : jika seseorang hendak melakukan sebuah penelitian yang begitu mendalam dan meluas dan ia mengetahui segala sesuatu yang terkait dengan hal tersebut akan tetapi ia sama sekali tidak mendapatkan bantuan dan pertolongan dari guru atau ustad yang memiliki keahlian dibidang tersebut, betapa orang tersebut akan melakukan penelitian yang sangat panjang dengan waktu yang bertahun-tahun. Apakah orang yang melakukan penelitian dengan cara yang seperti ini dapat mencapai apa yang ia inginkan. Akan tetapi jika orang yang seperti ini mendapat bantuan dari seorang guru atau seorang ustad yang memiliki keahlian dan kemampuan dibidang tersebut tentunya orang yang melakukan penelitian ini akan sampai pada apa yang ia inginkan dalam waktu yang sangat singkat dan apa yang ia cari akan ia temukan degan mudah.

Dengan bahasa lain ilmu pengetahuan kita dapat bagi menjadi dua bagian :
1. Belajar dari seorang guru yang memiliki pengetahuan akan hal tersebut dimana guru atau ustad tersebut memiliki pengetahuan yang sempurna di bidang itu.
2. Jika guru atau ustad atau buku yang terkait dengan apa yang hendak kita teliti itu tidak ada tentunya akan butuh pada penelitian dan pencarian dengan kerja dan usaha yang sangat banyak sehingga apa yang kita cari dapat kita temukan.

Tentunya perbedaan-perbedaan yang begitu banyak didalam pencarian ilmu pengetahuan dengan jalan mencari dan meneliti begitu juga dengan mempelajari akan memberikan perbedaan yang begitu penting sebagai berikut :
1. Kecepatan mempelajari ilmu pengetahuan jika kita mendapatkan pengajaran dari seorang yang mumpuni atau ahli dibidang tersebut tanpa membutuhkan penelitian tentunya akan mempersingkat waktu pembelajaran.
2. Hasil pasti dari ilmu pengetahuan ketika kita diajar oleh seorang guru yang ahli tentunya tidak lagi membutuhkan penelitian yang lama dan kita tidak lagi sia-sia atau ragu untuk tidak mendapat hasil sama sekali.


Catatan Kaki:

[1] Biharul anwar jilid 44 hal 21 dan jilid 52 hal 280.

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kesempurnaan Ilmu Dan Budaya: Ilmu Pengetahuan Yang Dimiliki Oleh Ahlul Bait As


Ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh Ahlul bait As

Dengan berdasar pada keyakinan mazhab Ahlul Bait As dikatakan bahwa para nabi di zaman apapun mereka ilmu yang mereka miliki senantiasa berada diatas dari ilmu yang dimiliki oleh masyarakat pada masa itu di mana tidak satupun dari ulama dan ilmuwan dapat berhadapan dengan mereka dan dapat mengalahkan mereka pada setiap bahasan diskusi dan sejenisnya.

Ilmu yang dimiliki oleh Imam-imam Makzum As memiliki keutamaan dan kelebihan di bandingkan dengan ilmu yang dimiliki oleh ulama dan ilmuwan pada seluruh masa dimana ilmu pengetahuan mereka sama sekali bukan bandingan dengan ilmu yang dimiliki oleh para ilmuwan tersebut.

Keutamaan dari ilmu yang dimiliki oleh para makzumin As adalah bahwa ilmu mereka bukanlah ilmu yang di peroleh dengan cara belajar bahkan ilmu yang mereka miliki adalah ilmu yang merupakan kenikmatan yang di berikan oleh Allah Swt. Dengan demikian ilmu yang dimiliki oleh para makzumin As adalah ilmu yang berasal dari pengetahuan rahasia ilahi dan tentunya pengetahuan jenis ini lebih utama dari pengetahuan yang dimiliki oleh orang lain.

Meskipun riwayat-riwayat terkait dengan ilmu para makzumin As memiliki batasan yang berbeda dan bahasan terkait dengan hal ini akan butuh bahasan yang sangat panjang. Kita dapat mengatakan bahwa sumber perbedaan riwayat terkait dengan hal ini adalah perbedaan tingkatan pengetahuan orang yang disampaikan oleh Imam-imam Makzum As, perbedaan yang di karenakan oleh kemampuan dan kapasitas yang dimiliki oleh orang yang disampaikan. Kami mengatakan bahwa : ilmu yang dimiliki oleh Imam Mahdi As adalah ilmu yang lebih tinggi dari apa yang dimiliki oleh seluruh manusia yang ada di muka bumi karena beliau memiliki seluruh ilmu pengetahuan. Di dalam doa ziarah kepada Imam Mahdi As dikatakan : Innaka haizun kullu ilmin artinya engkau yang memiliki seluruh ilmu pengetahuan.[1]

Di dalam doa ziarah Nudbah juga dikatakan : “ Wahai Ali yasin! Allah memberikan maqam khalifah kepada kalian dan dari ilmu majari akan perintah penghakiman, pengaturan dan perencanaan dari kehendak alam malakut “[2].

Dengan bahasa yang di sampaikan melalui lizan doa seperti yang kami kutip diatas menjelaskan kepada kita bahwa bukan hanya alam kepemilikan ( materi ) yang berada dalam genggaman Imam Mahdi bahkan alam malakut itu sendiri berada dalam cakupan ilmu dan pengetahuan beliau. Dan berdasarkan bahasa dari sebagian riwayat tentang keajaiban-keajaiban pada masa kemunculan Imam Mahdi As dikatakan bahwa beliau juga akan menyempurnakan alam malakut tersebut.

Jadi kebangkitan yang akan di pimpin oleh Imam Mahdi As tidak hanya memiliki sisi dunia materi semata bahkan selain dari alam materi ini beliau juga akan menyempurnakan alam batin yang tidak terlihat sehingga keberadaan makhluk dari alam yang tak terlihat tersebut juga berada dalam naungan cahaya pemerintahan beliau.

Terkait dengan ilmu yang dimililki oleh Imam Makzum As merupakan sebuah bahasan yang sangat menarik akan bab pengetahuan yang dimiliki oleh Ahlul bait As, tentang bagaimana dan batasan dari pengetahuan tersebut di karenakan tidak memiliki hubungan yang cukup selaras dengan tema yang kami angkat pada buku ini menjadikan kami menjauhi bahasan tersebut.


Dengan demikian setiap Imam yang berada pada setiap zaman mengetahui segenap apa yang di miliki oleh manusia pada zaman itu. Setiap ilmuwan pada masa itu dari berbagai macam cabang pengetahuan yang mereka miliki mulai dari industri hingga permasalah-permasalahan ilmiah lainnya haruslah dapat di selesaikan oleh Imam Zaman mereka hal ini di sebabkan karena kesemestian maqam keimamahan dan kepemimpinan ilahi adalah ilmu yang ada pada mereka memiliki keutamaan dan kelebihan dari ilmu yang dimiliki oleh seluruh manusia yang ada dimuka bumi ini dan tentunya hal ini merupakan sebuah keutamaan dari Imam itu sendiri. Dan jika tidak demikian maka yang terjadi adalah dahulunya keutamaan dari yang memberikan keutamaan.

Dari penjelasan di atas maka ilmu yang dimiliki oleh imam Mahdi As adalah ilmu pengetahuan yang senatiasa lebih tinggi dari ilmu dan peradaban sebelum masa kemunculan beliau. Di bawah ini kami mengutip sebuah riwayat dari Imam Ridha As terkait dengan apa yang kami sampaikan sebelumnya: “ Sesungguhnya para nabi dan para Imam As di berikan kesuksesan oleh Allah dan di berikan kepada mereka pengetahuan dari tempat perbendaharaan dan hikmah yang tidak di berikan kepada selain mereka, maka ilmu yang mereka miliki di atas ilmu yang dimiliki oleh orang-orang di zamannya,[3] sebagaimana firman Allah :

“أَفَمَنْ يَهْدي إِلَى الْحَقِّ أَحَقُّ أَنْ يُتَّبَعَ أَمَّنْ لا يَهِدِّي إِلاَّ أَنْ يُهْدى‏ فَما لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ”[4]

Artinya : “Maka apakah orang yang dapat memberi petunjuk kepada kebenaran itu lebih berhak diikuti ataukah orang yang tidak dapat memperoleh petunjuk kecuali (bila) diberi petunjuk? Mengapa kamu (berbuat demikian)? Bagaimanakah kamu mengambil keputusan?

Dengan demikian ilmu pengetahuan jika ia berkembang dalam seluruh sisi yang ia miliki maka ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang imam melingkupi seluruhnya dan dapat di katakan sebagai lautan pengetahuan dari yang menampung seluruh tetesan air hujan, seluruh ilmu pengetahun akan hilang jika di bandingkan dengan pengetahuan yang mereka miliki dimana tetesan air hujan sebenarnya berangkat dari lautan itu sendiri.

Sebagaimana yang telah di sebutkan di dalam riwayat bahwa pada masa kemunculan Imam Mahdi As seluruh burhan dan argumentasi akan penuh sesak di bumi ini dan manusia di seluruh bidang kehidupan memiliki argumentasi dan dalil yang benar dari ilmu pengetahuan, sehingga para sahabat Imam Mahdi As mengalahkan musuh-musuh mereka dengan perkataan dan membimbing mereka menuju kebenaran itu sendiri.

Imam Mahdi As dengan perkatan dan penyampaian yang ia berikan kepada manusia saat itu menyeru dan menghidayai manusia sehingga dunia ini penuh dengan pengetahuan dan pandangan yang baru sehingga dengan ini kebenaran menjadi nampak dan kebatilan akan hancur dan hilang dari muka bumi ini. Seluruh keraguan dan kebimbangan yang yang ada dalam diri seorang manusia akan hilang.

Ini adalah sebuah kenyataan yang di bawah oleh Imam Mahdi As dan telah di sampaikan melalui doa-doa ziarah kepada beliau pada awal kelahiran beliau di bulan Syaban. Dikatakan : “ orang-orang dzalim beranggapan bahwa Allah telah membatalkan hujjahnya dan sekiranya bagi kami di berikan izin untuk berkata maka hilanglah segenap keraguan yang ada “[5].

Tentunya dengan hilangnya keraguan dan kebimbangan dalam diri manusia hati akan penuh dengan iman dan keyakinan dan ketika hati penuh dengan iman dan keyakinan maka akan terjadi perubahan kehidupan dan memberikan kesempurnaan bagi kepribadian seseorang.


Catatan Kaki:

[1] Mizabahuh Zair, hal 437, Shahifah Mahdiah, hal 630.
[2] Biharul Anwar , jilid 94, hal 37, Shahifah Mahdiah, hal 571.
[3] Kamalu Ad-Din Wa Tamamun Nimah, hal 670, Ushul Kaafi, jilid 1 hal 202.
[4] Surah Yunus ayat 35.
[5] Al-ghibah, Syeikh Thusi, hal 147.

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kesempurnaan Ilmu Dan Budaya: Perubahan Yang Luar Biasa di Masa Kemunculan Imam Mahdi As


Perubahan yang luar biasa di masa kemunculan Imam Mahdi As

Allah mengetahui bahwa dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan sempurnanya akal manusia perubahan besar yang seperti apa yang akan terjadi di dunia ini! Dan rahasia apa yang akan di perlihatkan dari rahasia penciptaan alam semesta ini!

Pada masa kegelapan keghaiban terkadang sebuah penemuan kecil memiliki sebuah manfaat dan memberikan sebuah perubahan besar dalam pikiran manusia di masa keghaiban ini. Sebagai contoh adalah penemuan sebuah teleskop dan kamera yang sangat kuat di mana kedua hal ini memberikan pengaruh yang luar biasa dalam penglihatan manusia? Begitu juga dengan pengetahuan manusia akan luas angkasa raya dan lebarnya langit diatas sana? Bagaimana anggapan para ilmuwan dan filosof tentang kebagaimanaan bumi dan bebintangan? Temuan-temuan yang seperti ini di karenakan kesempurnaan ilmu dan perdaban yang dimiliki oleh manusia, betapa akan luar biasa lagi jika hal ini di masa kemunculan Imam Mahdi As dimana manusia memiliki pengetahuan dan ilmu mereka senantiasa bertambah tentang hakikat dan rahasia dari penciptaan alam semesta dimana kita pada masa keghaiban ini tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui rahasia di balik penciptaan tersebut, pada masa itu apa saja kira-kira yang dapat di temukan oleh manusia dan efek keajaiban yang ada padanya?

Para ilmuwan di masa keghaiban sama sekali belum menemukan sebuah solusi akan anti materi, melewati batas waktu dan jalan menuju alam ghaib. Apakah anda mengetahui dengan di temukannya solusi dari hal-hal diatas dan terbukanya rahasia dari hal-hal tersebut betapa perubahan yang ajaib yang akan terjadi di alam penciptaan ini ? apakah kita dengan pengetahuan yang begitu sedikit ini kita dapat mengetahui keagungan pengetahuan tersebut?

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kesempurnaan Ilmu Dan Budaya: Cara Lain Untuk Memperoleh Ilmu Pengetahuan


Cara lain untuk memperoleh ilmu pengetahuan

1. Dengan indera penciuman
2. Dengan indera peraba
3. Dengan indera pengecap
4. Mempelajari ilmu pengetahuan dengan cara meta indera


1. Dengan indera penciuman

Indera penciuman yang ada pada manusia adalah salah satu dari indera dimana jika indera ini sampai pada tahap kesempurnaanya manusia dapat memperoleh ilmu pengetahuan melalui perantaraan indera ini. Sebagian orang dapat memperoleh ilmu pengetahuan menggunakan perantaraan indera penciuman ini sehingga pengetahuan mereka dapat bertambah. Didalam sebuah riwayat dikatakan dari Imam Ali Ibnu Abi Thalib beliau bersabda: Harumkan diri kalian dengan istigfar hingga bau dari dosa tidak menjadikanmu terhina !”[1]

Terdapa sebagian dari orang yang dapat mengetahui amal perbuatan yang di lakukan oleh seseorang dengan bau nafas yang dimiliki oleh orang tersebut. Hal inilah yang di sampaikan oleh Imam Ali As, supaya manusia beristigfar sehingga orang lain tidak mengetahui amal perbuatan yang kita lakukan.


Catatan Kaki:

[1] Biharul Anwar, jilid 6, hal 22 dan jilid 93, hal 278


2. Dengan indera peraba

Dikatakan bahwa di sekitar diri manusia terdapat aura atau lingkaran cahaya yang meliputinya, dari jenis dan warna aura yang ada pada diri manusia seseorang dapat memahami amal perbuatan yang di lakukan oleh orang tersebut. Orang yang dapat melihat aura yang dimiliki oleh seseorang dan mengenali berbagai macam jenis dari aura dari orang tersebut, ia dapat mengenali orang tersebut begitu juga dengan amal perbuatan yang ia lakukan. Aura yang ada di sekitar tubuh manusia umumnya terpusat pada tangan manusia, dengan demikian sebagian dari manusia dengan memberikan tangannya dan merabanya ia dapat mengetahui pikiran dan kondisi yang di alami oleh orang tersebut. Dengan demikian indera peraba yang dimiliki oleh manusia juga dapat memberikan pengetahuan pada diri manusia.

Sebagian orang dengan memegang pakaian atau sesuatu yang di miliki oleh orang lain ia dapat mengetahui kondisi dan keadaan ruhani yang dimiliki oleh pemilik pakaian tersebut dan ia dapat mengatakan bagaimana keadaan yang dimiliki oleh pemilik baju tersebut, banyak kisah-kisah yang di tulis terkait dengan model perolehan pengetahuan jenis ini.


3. Dengan indera pengecap

Indera pengecap juga dapat memiliki peranan sebagai peratara perolehan pengetahuan bagi manusia. Dari peristiwa yang kami kutip terkait dari wali-wali Allah , mereka dengan memakan roti atau makanan dapat mengetahui kondisi orang yang telah memasak makanan tersebut.

Dengan demikian penguatan indera yang ada pada manusia dan perolehan kehidupan yang sebenarnya tidak hanya menyebakan mata dan telinga manusia yang mendatangkan pengetahuan bagi mereka bahkan indera-indera lain yang di miliki oleh manusia itu sendiri dapat menjadi wasilah atau perantaraan pengetahuan bagi manusia itu sendiri, sebagaimana indera batin yang dimiliki oleh manusia juga dapat memberikan pengetahuan bagi manusia itu sendiri.


4. Mempelajari ilmu pengetahuan dengan cara meta indera

Poin lain yang sangat menarik untuk kita perhatikan pada bagian ini adalah mencari dan memperoleh pengetahuan dengan cara melihat dan mendengar dengan menggunakan kekuatan indera yang ada pada manusia dan keduanya berasal dari indera lahiriah tersebut. Dengan memperhatikan kesempurnaan yang ada di masa kemunculan Imam Mahdi As dimana kehidupan hati manusia menjadi sempurna begitu juga dengan akal yang mereka miliki maka untuk memperoleh ilmu pengetahuan dengan cara meta indera akan dengan mudah di temukan.

Dengan merenungkan dan memikirkan apa yang telah kami katakan maka akan dengan sangat mudah kita akan menemukan bahwa kehidupan hati dan kesempurnaan akal akan membuka jalan untuk mencari dan mendapat ilmu pengetahuan. Dengan demikian jalan mencari ilmu pengetahuan di masa dimana umumnya manusia memiliki akal yang sempurna dan hati yang hidup tidak hanya akan terbatas pada cara pendengaran dan melihat semata bahkan kemampuan meta indera juga akan dimiliki oleh manusia sehingga mereka dengan sangat mudah akan mendapatkan dan menambah ilmu pengetahuan yang mereka miliki.

Dengan melihat manfaat yang di akibatkan oleh hati yang hidup maka kita akan menemukan contoh-contoh jalan pencarian ilmu dengan menggunakan kekuatan meta indera. Pada masa kemunculan Imam Mahdi As yang merupakan masa ilmu pengetahuan, manusia dikarenakan kehidupan hati yang ada pada dirinya mereka sampai pada kekuatan meta indera ini dan dengan perantaraan ilmu pengetahuan ini mereka meninggikan budaya yang mereka miliki.

Pada masa pemerintahan sang Imam manusia tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan dengan cara mendengar dan melihat bahkan dengan hati dan bashirah yang mereka miliki ilmu pengetahuan juga dapat dapat bertambah bagi mereka. Dengan terbukanya jalan-jalan indera yang lain dan jalan meta indera bagi manusia maka terbuktilah bahwa jalan pencarian ilmu sama sekali tidak terbatas pada penglihatan dan pendengaran semata.

Poin lain yang dapat kita perhatikan bahwa ilmu pengetahuan pada masa itu menyebar kepada seluruh manusia dan menjadi hal yang biasa saja dimana ilmu pengetahuan nampak seperti sebuah inspirasi yang membuka pintunya bagi setiap orang sehingga semua dapat mengambil manfaat darinya sebagaimana yang telah di sebutkan dalam riwayat.

Hari ini setiap ilmuwan dengan pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki pada bidang ilmu mereka masing-masing sama sekali tidak memiliki kemampuan dalam memahami cabang ilmu pengetahuan lainnya, karena jalan pengetahuan yang ada hanya dengan melihat dan mendengar semata dan tentunya hal ini memberikan batasan pengetahuan bagi manusia itu sendiri baik untuk pencari ilmu ataukah bagi para ilmuwan itu sendiri.

Dengan memperhatikan kesucian dan kebersihan nafs yang ada pada diri seseorang, matinya setan dan sempurnanya akal yang dimiliki manusia tentunya akan memberikan kemudahan bagi manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan manusia dapat memperoleh ilmu pengetahuan selain dari jalan mendengar dan melihat tersebut.

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kesempurnaan Ilmu Dan Budaya: Sisi-sisi Kesamaan Sejak Masa Kenabian Hingga Zaman Sekarang


Sisi-sisi kesamaan sejak masa kenabian hingga zaman sekarang

Dengan memperhatikan dan meneliti ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia sejak awal penciptaan melalui lizan para nabi As dan cara bagaimana ilmu pengetahuan tersebut di ajarkan kepada mereka begitu juga dengan ilmu yang di bawah oleh rasulullah Saw dan masa imam Makzum As hinggga zaman sekarang, kesemua dari ilmu pengetahuan tersebut memiliki sisi-sisi kesamaan dimana sama sekali tidak ada perubahan dan penambahan didalamnya.

Karena semua ilmu pengetahuan yang di bawah oleh para nabi As dan di ajarkan kepada manusia begitu juga dengan apa yang di bawah oleh rasulullah Saw dan para imam Makzum As lainnya dan setelah mereka para ilmuwan yang mengajarkan kepada seluruh manusia memiliki satu kondisi dari dua kondisi. Dan kondisi itu, umumnya masyarakat yang mengambil manfaat dari agama mereka di peroleh dengan cara mendengar atau melihat artinya semua manusia mengambil ilmu pengetahuan dari para nabi, baik ilmu-ilmu mereka di dapat dari apa yang tertulis di buku kemudian mereka baca ataukah mereka mendengar dari orang lain.

Perlu kita ketahui bahwa terdapat cara lain untuk mendapat dan memperoleh ilmu pengetahuan di mana masyarakat secara umum tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan kemampuan tersebut dan terkadang ada juga yang dapat menggunakan kemampuan tersebut meskipun hanya sedikit saja.

Jadi cara untuk mendapat dan memperoleh ilmu pengetahuan dengan segenap perkembangan dan kemajuan yang ada pada ilmu tersebut sejak zaman kenabian hingga sekarang adalah ilmu pengetahuan yang di peroleh dengan cara melihat dan mendengar. Jadi yang di maksudkan dengan dua bagian mungkin dalam mencari dan memperoleh ilmu pengetahuan hingga sekarang di peroleh dengan kedua cara di atas sampai masa kemunculan Imam Mahdi As akan seperti itu. Manusia akan memperoleh ilmu pengetahuan dengan cara melihat dan mendengar tersebut.

Umumnya masyarakat mendapat ilmu pengetahuan mereka dengan kedua cara ini akan tetapi dengan sempurnanya akal manusia maka akan terbuka jalan lain untuk mendapat ilmu pengetahuan selain dari kedua cara diatas seumpama di perolehnya ilmu pengetahuan dengan pemberitaan dari malaikat yang sama sekali bukan pendengaran dan bukan penglihatan sebagaimana hal ini telah di sebutkan dalam banyak riwayat. Jika rasionalisasi ini kita terima maka kita akan mengetahui betapa akan maju dan berkembangnya ilmu pengetahuan dengan cara yang luar biasa. Karena menurut bahasa riwayat yang kami artikan maka cara memperoleh ilmu pengetahuan bisa dikatakan mencapai tiga belas kali lipat dan sama sekali tidak berarti bahwa ilmu pengetahuan yang dimiliki hanya berjumlah tiga belas ilmu pengetahuan saja.

Jika kemajuan ilmu pengetahuan yang ada hingga hari ini berlipat ganda menjadi tiga belas kali lipat pada masa kemunculan Imam Mahdi As tentunya dengan memperhatikan tingkat kesempurnaan akal yang di miliki oleh manusia kamajuan yang di dapat hari ini adalah kemajuan yang tidak berarti apa-apa.

Pada riwayat yang ada terdapat alasan yang paling tidak karinah-karinah yang menjelaskan bahwa yang dimaksudkan oleh Imam Shadiq As dengan pengetahuan yang terbagi atas dua puluh tujuh kata bukanlah dua puluh tujuh bagian dari ilmu pengetahuan bahkan bermakna lain karena dikatakan bahwa : ilmu pengetahuan pada masa di turungkannya nabi hingga masa kemunculan dan kebangkitan Imam Mahdi As hanya dua kata pengetahuan saja. Jika yang dimaksudkan oleh Imam Shadiq As dengan dua kata ilmu pengetahuan adalah dua bagian ilmu pengetahuan maka mestinya tidak akan terdapat kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan kemajuan ilmu pengetahuan itu sendiri akan terhenti, sehingga sejak masa kenabian hingga sekarang dan masa kemunculan Imam Mahdi As ilmu pengetahuan yang di miliki oleh manusia telah berkembang ratusan kali lipat dan sama sekali tidak stagnan dan tetap pada dua bagian ilmu pengetahuan tersebut. Untuk itu maka yang di maksudkan adalah cara untuk mendapatkan dan memperoleh ilmu pengetahuan itu sendiri.

Apa yang jelas dari masa kenabian hingga masa kemunculan imam Mahdi As adalah jalan dan cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan bagi manusia dimana cara untuk mendapat pengetahuan bagi manusia secara umum adalah dengan cara mendengar dan melihat tadi dan cara ini sama sekali tidak dilakukan oleh wali-wali Allah dimana mereka mendapat pengetahuan dengan cara yang berbeda. Dari membaca buku hingga menulis buku ataukah dengan cara mendengar ceramah-ceramah pelajaran yang telah di rekam melalui radio atau komputer dan berbagai macam alat yang di gunakan dalam melakukan proses belajar untuk kemajuan pengetahuan sama sekali tidak keluar dari kedua cara ini melihat dan mendengar.

Jika Imam Shadiq As berkata pada masa itu bahwa jalan dan cara mencari pengetahuan ada dua puluh tujuh bagian, apakah akan ada beberapa orang yang dapat menerima hal tersebut bahkan manusia yang ada hari ini berapa orang yang kira-kira akan menerima hal ini ?

Poin lain yang menarik untuk kita simak bersama adalah bahwa dalam riwayat di atas terkait dengan bukti-bukti yang telah di kutip di gunakan kata Harfan dan kata Harfaini sementara huruf adalah wasilah untuk mendapat ilmu pengetahuan dan bisa jadi yang di maksud oleh Imam Shadiq As bahwa huruf merupakan wasilah untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan sama sekali yang di maksud bukanlah seperti apa yang pertama kali terlintas di benak kita akan makna huruf dan Harfain.

Sebagaimana dari dua lafaz kalimat terkadang di gunakan dalam ayat dan riwayat yang berbeda dengan apa yang pertama kali kita pahami dalam benak kita dan hal ini merupakan huruf dan lafaz yang di gunakan untuk berbicara. Jadi jika rasulullah Saw dan ahlul baitnya begitu juga dengan nabi Isa As di istilahkan dengan kata “ kalimatullahi “ maka yang di maksudkan disini bukanlah huruf dan lafaz itu sendiri.

Jika kita memperlihatkan iradah dan kehendak yang kita miliki dengan kata dan kalimat maka hal ini merupakan tempat munculnya iradah yang kita miliki maka kata “Kalimatullah “juga merupakan iradah Allah yang menggunakan perantaraan yang nampak secara lahiriah. Dari sisi inilah Ahlul bait As juga di istilahkan dengan kata “Kalimatullah “ .

Huruf sendiri meskipun pada awalnya berarti sebagai sesuatu yang membentuk lafaz akan tetapi pada kenyataannya hal ini merupakan perantaraan untuk mempelajari ilmu pengetahuan. Imam Hadi As terkait dengan ayat Al-Quran yang mengatakan :

وَلَوْ أَنَّ ما فِي الْأَرْضِ مِنْ شَجَرَةٍ أَقْلامٌ وَ الْبَحْرُ يَمُدُّهُ مِنْ بَعْدِهِ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ ما نَفِدَتْ كَلِماتُ اللهِ إِنَّ اللهَ عَزيزٌ حَكيمٌ

Artinya :” Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (laut itu kering), niscaya kalimat Allah tidak akan pernah habis. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”[1] Beliau mengatakan : kami adalah kalimatullah dimana keutamaan-keutamaan kami tidak akan di pahami dan tidak memiliki akhir.[2]

Untuk itu penjelasan dua puluh tujuh kata ilmu artinya dua puluh tujuh cara mempelajari dan memperoleh ilmu pengetahuan. jika manusia sebelum masa kemunculan Imam Mahdi As memperoleh ilmu pengetahuan dengan dua cara seperti yang kami sebutkan di atas - dengan mata dan telinga- maka pada masa kemunculan Imam Mahdi As dua pulu tujuh cara memperoleh ilmu pengetahuan akan di ajarkan oleh beliau.


Catatan Kaki:

[1] Surah lukman ayat 27.
[2] Biharul Anwar, jilid 50, hal 166.

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kesempurnaan Ilmu Dan Budaya: Penjelasan Riwayat


Penjelasan Riwayat

Poin yang terdapat dalam riwayat yang mengatakan bahwa ilmu pengetahuan di mulai dari masa kenabian hingga masa imam-imam Makzum As dan sebelum tiba masa kemunculan Imam Mahdi As adalah dua dari seluruh ilmu pengetahuan yang akan di bawah oleh beliau , ilmu pengetahuan tidak akan berkembang lebih dari dua kata ilmu saja.

Karena jika berlandaskan dengan apa yang di bahasakan oleh Imam Shadiq As :
1. Seluruh ilmu pengetahuan yang di bawa oleh para nabi As hanya ada dua kata.
2. Hingga masa imam Shadiq As masyarakat sama sekali tidak mengetahui selain dari dua kata ilmu pengetahuan tersebut.
3. Pada masa kemunculan Imam Mahdi As dua puluh lima kata dari ilmu pengetahuan akan di ajarkan kepada manusia sebagai tambahan dari dua kata ilmu pengetahuan yangtelah di ajarkan kepada manusia.

Ilmu pengetahuan yang di ajarkan kepada menusia sejak zaman Imam Shadiq As hingga masa sebelum kemunculan Imam Mahdi As begitu berkembang pesat dari masa-masa kenabian maka kita tidak dapat berpegangan pada riwayat yang ada secara lahiriah semata. Kita dapat mengatakan bahwa yang di maksudkan oleh Imam Shadiq As adalah satu hal yang lain dimana periwayat tidak membahasakan riwayat secara jelas, karena satu hal yang jelas bahwa rasulullah Saw dan para imam makzum lainnya begitu juga dengan pengetahuan yang telah mereka ajarkan sama sekali tidak ada nabi yang sebelumnya telah mengajarkan hal tersebut kepada manusia sebelumnya.

Apakah yang di wasiatkan oleh rasulullah Saw dan para Imam Makzum lainnya adalah ilmu dan makrifah itu sendiri. di mana hal ini telah di bawah oleh nabi-nabi sebelumnya dan ahlul bait As sama sekali tidak melakukan perubahan di dalamnya dan tiada tambahan dalam ilmu pengetahuan tersebut? Jika memang demikian lantas apa yang menjadi keutamaan dan kelebihan Islam dari agama-agama sebelumnya?

Tentunya hal ini tidak dapat kita terima bahwa rasulullah Saw hanya membawa ilmu pengetahuan yang sama seperti yang di bawah oleh nabi-nabi sebelumnya. Dengan demikian kita harus mengatakan bahwa poin yang di maksud oleh imam Makzum As dengan riwayat Karena riwayat yang ada secara lahiriah nampak bersifat stagnan artinya masa dari kedatangan rasulullah Saw hingga masa imam Makzum As dari masa itu hingga masa kemunculan Imam Mahdi As terdapat sebuah keseragaman dan kesatuan sementara pada masa kemunculan Imam dan kebangkitan Imam Mahdi As stagnasi ini akan hilanng dan lenyap.

Jika yang di maksud dengan keseragaman dan kesatuan pada masa kedatangan rasulullah Saw dan masa kedatangan imam makzum lainnya hinggga masa kemunculan dan kebangkitan Imam Mahdi As adalah keseragaman ilmu pengetahuan maka ini akan kelihatan sebagai sebuah kesalahan karena begitu banyak dari pengetahuan muncul pada masa kemunculan Imam Shadiq As dimana riwayat yang ada di atas juga dari riwayat Imam Shadiq As dan Imam-Imam makzum lainnya dan sama sekali tidak di dapati dari lizan rasulullah Saw.

Dengan demikian kita sama sekali tidak dapat mengatakan bahwa yang di maksud dengan keseragaman dan kesatuan dalam hal ini adalah kesatuan ilmu pengetahuan tentunya dengan memperhatikan penambahan dan kemajuan ilmu pengetahuan akan tetapi kita dapat mengatakan jalan umum dari pencarian ilmu pengetahuan dengan mengunakan indera lahiriah yang di miliki oleh manusia senantiasa sama dan memiliki keragaman.

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kesempurnaan Ilmu Dan Budaya: Kemajuan Ilmu Pengetahuan di Masa Depan Menurut Mashab (Mazhab) Ahlul Bait As


Kemajuan ilmu pengetahuan di masa depan menurut mashab Ahlul bait As

Di bawah ini kami akan mengutip sebuah riwayat yang menjadi bukti akan menyebarnya dan meluasnya ilmu pengetahuan di seluruh dunia diantara para penghuni bumi pada seluruh cabang ilmu pengetahuan, riwayat ini dari Imam Shadiq As bahwa beliau bersabda : “ Ilmu memiliki dua puluh tujuh kata dan semua yang di bawah oleh para nabi hanya ada dua kata dan hingga hari ini manusia tidak mengenal selain dari dua kata tersebut, ketika bangkit Al-Qaim dari kami ia mengeluarkan dua puluh lima kata lainnya dan menyebarkannya di antara para penghuni bumi dan dua kata lainnya di tambahkan sehingga seluruhnya menjadi dua puluh tujuh kata pengetahuan yang menyebar di antara masyarakat “[1].

Poin-poin penting dari riwayat yang ada diatas.

Pada riwayat ini terdapat poin-poin yang dapat kita simak dan renungkan bersama di mana hal ini berbicara tentang masa depan dari ilmu pengetahuan yang memenuhi seluruh penjuru bumi, di bawah ini ada beberapa poin yang dapat kita ambil dari riwayat yang ada diatas:

1. Pada riwayat dari imam Shadiq As diatas dikatakan “ Pabatsaha fiin nasi “ adalah sebuah alasan yang menjelaskankan pentingnya hal ini dan ini berarti sangat umum, akan dipelajarinya, dan meluasnya ilmu pengetahuan di antara masyarakat. Dengan demikian pada masa itu seluru manusia akan menemukan jalan untuk meningkatkan ilmu dan budaya yang mereka miliki, tentunya hal ini menjelaskan bahwa pengetahuan pada masa itu tidak menjadi sebagian orang saja, artinya pada masa itu seluruh manusia akan memperoleh dan mendapat manfaat dari ilmu pengetahuan itu sendiri.

2. Sebelum kemunculan dan kebangkitan Imam Mahdi As ilmu pengetahuan tidak ada di antara masyarakat secara keseluruhan melaingkan sekelompok kecil dari masyarakat itu sendiri dan kelompok kecil ini juga sama sekali tidak memiliki pengetahuan akan seluruh ilmu pengetahuan bahkan hanya sebagian kecil dari ilmu pengetahuan tersebut.

3. Ilmu pengetahuan pada masa kesempurnaan bukanlah ilmu pengetahuan yang hanya ada pada masa ini, karena ilmu pengetahuan pada masa itu begitu luas dan menyeluruh. Pada masa itu manusia akan memiliki ilmu pengetahuan yang beraneka ragam dari seluruh cabang ilmu. Kata Al-ilmu di karenakan alif lam yang ada padanya berarti alif lam jins yang melingkupi seluruh jenis ilmu pengetahuan tanpa ada pengecualian ia meliputi zaman lampau masa sekarang dan akan datang hingga masa sebelum kemunculan dan kebangkitan dari imam Mahdi As dan pada masa kabangkitan beliau ilmu pengetahuan mencapai dua puluh tujuh kata.

Sejak zaman kenabian hinggga akhir zaman keghaiban seberapa majunya ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia hanya dua dari kata ilmu yang di sebut dalam riwayat, dan pada masa kemunculan dan kebangkitan Imam Mahdi As dua puluh lima kata ilmu pengetahuan akan ditambahkan dan di ajarkan oleh Imam Mahdi As [2] sehinggga mewujudkan sebuah kebudayaan yang sangat agung dan sempurna diantara masyarakat manusia.

Apa yang di sampaikan pada zaman kenabian hingga masa Imam Shadiq As sampai masa sebelum kemunculan Imam Mahdi As dengan memperhatikan segenap ilmu pengetahuan yang di ajarkan oleh Imam Shadiq As dalam ilmu kimia, industri dan selainnya yang di ajarkan kepada Jabir dan sahabat khusus lainnya dan apa yang telah di ajarkan oleh beliau hingga masa sebelum kemunculan Imam Mahdi As berikut dengan kemajuan yang di dapati oleh pengetahuan tersebut semuanya hanyalah dua kata dari dua puluh tujuh ilmu pengetahuan yang akan di ajakan oleh Imam Mahdi As. Poin ini akan terwujud ketika pengetahuan yang di ajarakan oleh Imam Shadiq As muncul dan hingga hari ini masih menjadi satu hal yang mengherangkan bagi para ilmuwan hari ini.

4. Pada masa kemunculan Imam Mahdi As mereka akan mengetahui apa yang di maksud dengan ilmu pengetahuan ? dan siapakah yang di sebut dengan ilmuwan ? karena ilmu pengetahuan pada masa itu bersumber dari mata air wahyu dengan inayah dari Imam Mahdi As akan di sampaikan kepada masyarakat. Pada masa itu ilmu pengetahuan yang sebenarnya akan tersebar diantara manusia dan sama sekali bukan pengetahuan yang tidak memiliki dasar yang hanya di sandarkan pada anggapan dan teori yang di berikan kepada para pelajar.

5. Pada masa itu sama sekali tidak ada berita yang tersisa dari ilmu pengetahuan yang penuh dengan kebohongan dan tipuan dari para ilmuwan sehinggga tidak ada lagi manusia yang dapat di tipu atas nama ilmu pengetahuan. Pada masa itu ilmu pengetahuan adalah perantaraan yang membimbing manusia. Sehingga tidak ada lagi orang seumpama Arcimedes yang dapat menipu manusia selama 1600 tahun. Pada masa itu kitab-kitab klasik yang di gunakan untuk menjajah bangsa lain yang lemah dengan perencanaan yang matang tidak lagi di temukan ilmu yang di ajarkan dari kibuku-buku tersebut dalam bentuk doktrin dan perintah buta tidak lagi di temukan. Tidak ada lagi nilai yang di berikan berdasarkan uang sogokan dan nilai pesanan. Masa itu adalah masa di mana seluruh penduduk bumi menjadi ilmuwan dan kesemua mereka adalah ilmuwan yang benar-benar memiliki ilmu pengetahuan dan budaya yang maju dan sama sekali bukan pengetahuan yang di berikan atas dasar ijazah yang tidak sebenarnya sebagai hasil dari seorang ilmuwan.

6. Seluruh ilmu pengetahuan pada masa itu memiliki kesempurnaan dan di ajarkan kepada seluruh manusia. Artinya setiab cabang dari sebuah ilmu pengetahuan akan berkembang dengan sangat pesatnya hingga tingkatan pengetahuan yang paling terakhir dan kesemua hal ini seperti air yang mengalir di tengah manusia dan mereka mengambil manfaat darinya.

Pada masa kemunculan Imam Mahdi As masyarakat manusia dari sisi ekonomi, pertanian, dan keamanan akan berkembang dengan sangat pesat dan manusia dari kemajuan yang sangat pesat itu dapat memperoleh kenikmatan secara sempurna dari bidang-bidang kemajuan tersebut. Mereka mendapatkan manfaat secara sempurna dari ilmu pengetahuan tersebut dan mereka sama sekali tidak lagi merasakan kekurangan di dalam ilmu pengetahuan.


Catatan Kaki:

[1] Biharul Anwar ,jilid 52, hal 3336, Muhatasharul Bashaer, hal 320, Nawadirul akhbar, 278, dan al-kharaij ,jilid 2, hal 841.

[2] Jika kita mengamalkan riwayat ersebut secara lahiriah maka kemajuan ilmu pengetahuan hanya akan terbatas pada jumlah ilmu pengetahuan yg di sebutkan dalam riwayat akan tetapi jika kita mencoba untuk melakukan rasionalisasi akan riwayat maka dapat kita katakan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan pada keghaiban dengan masa kemunculan Imam Mahdi AS sama sekali tidak dapat di bandingkan.

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kesempurnaan Ilmu Dan Budaya: Masa Kemunculan Imam Mahdi As atau Masa Sempurnanya Ilmu dan Budaya


Masa kemunculan imam Mahdi As atau masa sempurnanya ilmu dan budaya

Hari ini dunia berada dalam laju perkembangan pengetahuan yang sangat cepat dan pencari penemuan rahasia-rahasia besar dari ilmu pengetahuan senatiasa dalam penantian yang besar, hingga wajah dunia menampilkan cahaya baru begitu juga dengan sisi-sisi kehidupan manusia yang menyerupai kehidupan penghuni surga.

Cita-cita ini hanya akan terjadi jika suara pemberi kehidupan kemaslahatan dunia meliputi seluruh sisi kehidupan dan setiap penghuni bumi mendengar nyayian jiwa kehidupan dari Imam Mahdi As.

Pada masa itu akan terjadi perubahan yang sangat besar di dunia dan imam Mahdi As akan memulai kebangkitannya bersama dengan orang-orang yang bersih dan suci, mereka menggunakan kekuatan luar biasa dengan bantuan dari kekuatan yang tidak terlihat dan kekuatan ghaib mereka akan mengubah takdir dunia dan dalam waktu yang sangat pendek seluruh sisi kehidupan manusia akan bersih dari segenap kedzaliman dan dengan cara inilah manusia akan sampai di akhir kesempurnaan mereka.

Pada pemerintahan ilahiyah yang di pimpin oleh Imam Mahdi As dunia ini akan di penuhi dengan ilmu pengetahuan dan masyarakat manusia akan menjadi manusia-manusia ilahi yang menemukan jalan kesempurnaan yang jauh lebih tinggi dan lebih mulia dari cara berpikir yang kita miliki hari ini.

Kesempurnaan akhir dari kekuatan-kekuatan akal di masa kemunculan Imam Mahdi As akan mewujudkan sebuah peradaban yang begitu agung di mana hari ini kita tidak mampu memahami peradaban masa itu. Bagaimana mungkin kita dapat mengetahui keagungan pemerintahan Imam Mahdi As sementara dalam akal kita sama sekali tidak memiliki keteraturan?

Kemajuan-kemajuan yang di dapat oleh komputer dan alat-alat komunikasi internasional dapat memberikan pendekatan pahaman kepada kita. Dengan menggunakan contoh yang dimiliki oleh sistem komputer kita akan memahami bagimana pemikiran manusia manjadi dinamis dan teratur. Karena keajaiban-keajaiban yang di tunjukkan komputer kepada kita memberikan kesiapan akan program dan perencanaan ilmiah yang ada di dunia ini hingga tahun-tahun yang tidak begitu jauh dari apa yang kita yakini.

Kesempurnaan-kesempurnaan yang seperti ini menjadi bukti kebenaran bahwa manusia dapat menjadi manusia-manusia ilahiah dan menyempurna dengan rahasia-rahasia yang tidak di kenal dan agung dimana hal-hal tersebut di luar dari apa yang ada di dalam benak manusia itu sendiri. Dengan alasan ini pula dalam penantian akan Imam Mahdi As tentang petunjuk-pentunjuk yang beliau berikan kepada kita sehingga manusia dapat sampai pada kekuatan-kekuatan dan kemungkinan maksimal dari akhir kekuatan akal yang ada pada diri manusia, ia akan menemukan surga di dunia ini yang menyerupai surga yang ada di akhirat sana dengan menyempurnakan iradah yang ada pada dirinya, mereka hanya menginginkan kebaikan dan hanya mereka yang mendapati kebaikan tersebut.

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kesempurnaan Ilmu Dan Budaya: Daftar Isi


Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Daftar IsI :

Masa kemunculan imam Mahdi As atau masa sempurnanya ilmu dan budaya.
Kemajuan ilmu pengetahuan di masa depan menurut mashab Ahlul bait As
Penjelasan riwayat
Sisi-sisi kesamaan sejak masa kenabian hingga zaman sekarang
Cara lain untuk memperoleh ilmu pengetahuan
*1 - Dengan indera penciuman
*2 - Dengan indera peraba
*3 - Dengan indera pengecap
*4 - Mempelajari ilmu pengetahuan dengan cara meta indera
Perubahan yang luar biasa di masa kemunculan Imam Mahdi As
Ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh Ahlul bait As
Bimbingan imam Mahdi As dalam mencari ilmu pengetahuan
Efek dari pengaruh dari kehadiran imam mahdi as dalam mencari ilmu pengetahuan
Penemuan-penemuan di masa kemunculan Imam Mahdi As
Pelajaran dari doa Ali yasin terkait dengan bahasan di atas
Pemerintahan dunia untuk semua
Kemunculan Imam Mahdi atau awal dari permulaan
Ad-Din ( Agama ) berarti kehidupan dan perdaban yang maju
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang benar hanya dapat terwujud di bawah payung agama
Peran dari temuan-temuan yang ada hari ini
Penjelasan kekuatan-kekuatan di masa kemunculan imam Mahdi As
Perhatian akan riwayat
Melihat industri kekinian
Pada masa pemerintahan imam Mahdi as apa yang akan terjadi dengan temuan-temuan yang ada hari ini ?
Temuan-temuan yang merugikan akan dihancurkan
Ilmu sama sekali tidak dapat memimpin dunia
Masa depan dunia dan perang dunia
Temuan-temuan yang akan di hancurkan selain bom atom
Tidak dibutuhkannya alat perang
Kelompok ketiga dari temuan-temuan yang ada
Seruan menyeluruh dan tidak bermakna dari negara-negara barat
Kepada siapa kita harus mengikut?
Kesalahan yang dilakukan oleh Aristoteles, Copernicus, dan Bathlomius
Kesalahan yang dilakukan Pozidivinius
Kesalahan Archimedes
Kesalahan Edinton
Kesalahan Einsten
Kesalahan lain yang dilakukan oleh einsten
Ilmu pengetahuan adalah dalih bagi para pencari manfaat
Batasan ilmu pengetahuan

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Peringkat Dosa Dalam Al-Qur’an dan Hadis


Oleh: Syamsuri Rifai 

Dosa Dalam Al-Qur’an

”Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (An-Nisa’: 31)

“Dan diletakkanlah Al-Kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan yang besar, melainkan ia mencatat semuanya…” (Al-Kahfi: 49).

“(Yaitu) orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji kecuali kesalahan-kesalahan yang kecil, sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya…” (An-Najm: 32).

“Dan orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan yang keji.” (Asy-Syura/42: 37).

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni yang selain itu bagi orang yang dikehendaki. Barangsiapa yang mensekutukan Allah, maka ia telah melakukan dosa yang besar.” (An-Nisa’: 48).


Dosa Dalam Hadis

Imam Ja'far Ash-Shadiq as berkata tentang firman swt “Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)” (An-Nisa’: 31): “Itu adalah dosa-dosa besar yang pelakunya diharuskan oleh Allah swt masuk neraka.” {Al-Kafi 2/276, bab kabair}.

Imam Ja'far Ash-Shadiq as berkata tentang firman Allah Swt “Orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji kecuali kesalahan-kesalahan yang kecil, sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya…” (An-Najm: 32). Beliau mengatakan: “Fawâhisy (perbuatan-pebuatan keji) adalah zina dan mencuri,. Adapun Lumam adalah dosa-dosa kecil yang dilakukan oleh seseorang kemudian ia memohon ampun kepada Allah. Ishaq bin Ammar berkata: Kemudian aku bertanya tentang kedudukan antara kesesatan dan kekafiran? Beliau berkata: “Banyak sekali hal-hal yang menelanjangi keimanan.” {Al-Kafi 2/278, bab kabair}.

Muhammad bin Abi ‘Umair berkata: Aku mendengar Imam Musa Al-Kazhim as berkata: “Barangsiapa di antara orang-orang yang beriman menjauhi dosa-dosa besar, maka ia tidak ditanyai tentang dosa-dosa kecil. Karena Allah swt berfiman: “Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (An-Nisa’: 31). Muhammad bin Abi ‘Umair bertanya: Siapakah yang mesti memperoleh syafaat? Imam menjawab: Ayahku bercerita padaku dari ayah-ayahnya dari Ali bin Abi Thalib as bahwa Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya syafaatku untuk umatku yang melakukan dosa-dosa besar. Adapun orang-orang yang berbuat kebajikan mereka tidak perlu syafaatku.” Muhammad bin Abi ‘Umair bertanya: Wahai putera Rasulillah, bagaimana syafaat Rasulullah saw untuk orang-orang yang melakukan dosa-dosa besar, sementara Allah swt berfirman: “Mereka tidak memberi syafaat kecuali kepada orang yang diridhai Allah” (Al-Anbiya’: 28), sedangkan orang yang melakukan dosa-dosa besar tidak diridhai Allah swt? Imam as berkata: Wahai Aba Ahmad (Muhammad bin Abi ‘Umair), tidak ada seorang mukmin yang melakukan suatu dosa kecuali ia merasakan akibat buruknya dan menyesalinya. Rasulullah saw bersabda: “Cukuplah penyesalan itu sebagai taubat.”

Beliau juga bersabda: “Barangsiapa yang dibahagiakan oleh kebaikannya dan digelisahkan oleh keburukannya, maka ia adalah seorang mukmin. Barangsiapa yang tidak menyesali dosa yang dilakukannya, maka ia bukan seorang mukmin, dan ia tidak berhak mendapat syafaat.”

Rasulullah saw juga bersabda: “Tidak ada dosa besar yang disertai istighfar dan tidak ada dosa kecil yang dilakukan secara berulang-ulang.” {Al-Wasail 15/333, bab 47}.

Abdurrahim Al-Qashir berkata: Pada suatu hari Imam Ja'far Ash-Shadiq as menjawab surat Abdul Malik bin A’yan: Anda (semoga Anda disayangi Allah) bertanya tentang iman sedang imam adalah mengakuan dengan dan ...? Imam as berkata: “Islam sebelum iman, islam bermitra dengan iman. Jika seorang hamba melakukan dosa besar atau dosa kecil yang dilarang oleh Allah, maka imannya darinya dan islam atasnya. Jika ia bertaubat dan beristighfar, maka imannya kepadanya. Dosa itu tidak mengeluarkannya pada kekufuran kecuali penentangan dan menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal. Jika hal ini terjadi, maka ia kelua dari islam dan iman, masuk pada kekufuran… {Al-Wasail 28/354, bab 10}.


Penjelasan Imam Ja’far as Dari Al-Qur’an

Pada suatu hari Amer bin ‘Ubaid berkunjung kepada Imam Ja'far Ash-Shadiq as. Setelah mengucapkan salam ia duduk dan membaca firman Allah swt surat An-Najm 32: “Orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar.” Lalu ia berhenti. Imam berkata kepadanya: Mengapa engkau berhenti? Ia berkata: Aku ingin mengetahui dosa-dosa besar dari firman Allah swt. Imam as berkata: Baiklah wahai Amer, dengarkan:

1. Dosa yang paling besar adalah syirik, karena Allah swt berfirman: “Barangsiapa yang mensekutukan Allah, maka Allah mengharamkan atasnya surga.” (An-Nisa’: 72).

2. Sesudah itu putus asa dari rahmat Allah; karena Allah swt berfirman: “Sesungguhnya tidak akan putus asa dari rahmat Allah kecuali kaum yang kafir.” (Yusuf: 87)

3. Merasa aman dari makar Allah; karena Allah swt berfirman: “Tidaklah merasa aman dari makar Allah kecuali kaum yang zalim.” (Al-A’raf: 99)

4. Di antara dosa-dosa besar itu adalah durhaka kepada kedua orang tua, karena Allah swt menjadikan anak yang durhaka pada orang tuanya sebagai orang yang sombong dan celaka: “Berbakti kepada ibuku, dan tidak menjadikan aku (Isa) orang yang sombong dan celaka.” (Maryam: 32)

5. Membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan kebenaran, karena Allah Swt berfirman: “Barangsiapa yang membunuh orang mukmin dengan sengaja, maka balasannya neraka jehannam kekal di dalamnya, Allah murka padanya, melaknatnya dan menyiapkan baginya azab yang besar.” (An-Nisa’: 93).

6. Menuduh berzina terhadap perempuan yang baik-baik, karena Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang menuduh (berzina terhadap) perempuan-perempuan yang baik-baik, yang lengah dan beriman, mereka terkena laknat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar.” (An-Nur: 23)

7. Makan harta anak yatim dengan zalim, karena Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya mereka itu menelan api ke dalam perutnya, dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala.” (An-Nisa’: 10).

8. Lari dari medan peperangan, karena Allah Swt berfirman: “Barangsiapa yang mundur saat itu, kecuali membelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan pasukan yang lain, maka sesungguhnya mereka itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya adalah neraka Jahannam serta sangat buruk tempatnya.” (Al-Anfal: 16).

9. Makan riba, karena Allah Swt berfirman: “Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri kecuali seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena tekanan penyakit gila.” (Al-Baqarah: 275).

10. Sihir, karena Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya mereka itu telah meyakini bahwa orang yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat.” (Al-Baqarah: 102).

11. Zina, karena Allah Swt berfirman: “Barangsiapa yang melakukan hal itu, niscaya ia mendapatkan (pembalasan) dosanya, akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat, dan ia akan kekal dalam azab itu dalam keadaan terhina.” (Al-Furqan: 68-69).

12. Sumpah palsu dalam perbuatan dosa, karena Allah Swt berfirman: “Orang-orang yang menukar janji dengan Allah dan keimanannya dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak akan mendapatkan keuntungan di akhirat.” (Ali-Imran: 77).

13. Berkhianat dalam harta rampasan perang, karena Allah Swt berfirman: “Barangsiapa yang berkhianat dalam rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatinya itu.” (Ali-Imran: 161).

14. Tidak menunaikan zakat, karena Allah Swt berfirman: “Kemudian dibakarlah dahi mereka, lambung dan punggung mereka.” (At-Taubah: 35).

15. Kesaksian palsu dan menyimpan kesaksian, karena Allah Swt berfirman: “Barangsiapa yang menyimpannya (kesaksian), maka ia telah berdosa dalam hatinya.” (Al-Baqara: 283).

16. Minum khomer, karena Allah Swt melarangnya seperti melarang menyembah berhala: “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minum khomer, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan kotor termasuk perbuatan setan, maka jauhilah agar kalian mendapat keberuntungan.” (Al-Maidah: 90).

17. Meninggalkan shalat, atau sesuatu yang diwajibkan oleh Allah, karena Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang meninggalkan shalat dengan sengaja, maka terlepas dari agama Allah dan agama Rasulullah saw.”

18 dan 19. Tidak memenuhi janji dan memutuskan silaturrahmi, karena Allah Swt berfirman: “Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kutukan dan bagi mereka kediaman yang buruk (Jahannam).” (Ar-Ra’d: 25).

Perawi hadis ini yaitu Imam Musa Al-Kazhim as mengatakan: Kemudian Amer bin Ubaid keluar dari majlis Imam Ja'far Ash-Shadiq as dalam keadaan sangat sedih dan menangis seraya berkata: “Binasalah orang yang membantah keutamaan dan ilmu Anda.” (Al-Kafi 2/285, bab kabair; Al-Faqih 3/563, bab ma’rifah Kabair; Al-Wasail 15/318, bab 46).


Tolok ukur dosa besar dan dosa kecil

Apa ukurannya untuk mengenal dosa besar dan dosa kecil?

Ulama berbeda pendapat tentang ukuran dosa besar dan dosa kecil. Sebagian mereka mengatakan: Untuk mengenal ukuran dosa-dosa besar harus melihat segi-segi berikut:
1. Semua dosa yang diancam siksa oleh Allah swt dalam Al-Qur’an.
2. Semua dosa yang ditetapkan sangsinya oleh Allah dalam Al-Qur’an, misalnya: minum khomer, zina, mencuri, dalam lainnya.
3. Semua dosa yang menunjukkan penghinaan terhadapat agama.
4. Semua dosa yang telah ditetapkan keharamannya bahwa itu dosa besar dengan dalil yang qath’i.
5. Semua dosa yang telah ditentukan oleh Al-Qu’an dan sunnah dengan siksaan yang berat.

Tentang jumlah dosa besar para ulama juga berbeda pendapat: antara 7, 10, 20, 34, 40 dosa, bahkan ada yang mengatakan lebih dari itu.


Perbedaan ini berkaitan dengan pemahaman terhadap ayat Al-Qur’an dan riwayat yang berbeda-beda.


Dosa Besar Menurut Imam Khomaini (ra)

Tahrirul wasilah: 1/274-275:
1. Semua maksiat yang pelakunya diancam neraka jahannam oleh Allah swt dalam Al-Qu’an dan hadis.
2. Atau dilarang oleh syariat dengan larang yang keras.
3. Atau ditunjukkan oleh dalil bahwa dosa itu lebih besar dari sebagian dosa besar yang lain atau yang semisalnya.
4. Atau menurut hukum akal itu adalah dosa besar.
5. Telah ditetapkan oleh Allah sebagai dosa besar.
6. Telah ditetapkan oleh Rasulullah saw dan para Imam as sebagai dosa besar.

Kemudian beliau mengatakan: dosa besar itu banyak, antara lain:
1. Putus asa dari rahmat Allah swt.
2. Merasa aman dari makar Allah swt.
3. Berdusta atas nama Allah swt, Rasulullah saw dan para washinya.
4. Membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan kebenaran.
5. Durhaka terhadap kedua orang tua.
6. Makan harta anak yatim dengan zalim.
7. Menuduh zina terhadap muhshanah.
8. Lari dari medan perang.
9. Memutuskan silaturrahmi.
10. Sihir dan sulap mata.
11. Zina.
12. Liwath (homoseks)
13. Mencuri.
14. Sumpah palsu.
15. Menyimpan kesaksian yang wajib dilakukan.
16. Kesaksian palsu.
17. Mengingkari janji.
18. Aniaya dalam wasiat.
19. Minum khomer.
20. Riba.
21. Makan harta usaha haram.
22. Mengundi nasib
23. Makan bangkai dan darah.
24. Makan daging babi.
25. Makan daging binatang yang disembelih atas nama selain Allah, tanpa darurat.
26. Mengurangi ukuran dan timbangan.
27. Hijrah dari tempat agama Allah terjaga ke tempat yang membahayakan agama Allah.
28. Membantu orang-orang yang zalim.
29. Percaya kepada orang-orang yang zalim.
30. Merampas hak orang lain.
31. Berdusta.
32. Takabbur.
33. Berlebihan dan mubadzdzir.
34. Khianat.
35. Ghibah.
36. Mengadu domba.
37. Sibuk dengan musik yang melalaikan kepada Allah.
38. Merendahkan haji.
39. Meninggalkan shalat.
40. Mengulang-ulang melakukan dosa-dosa kecil.
41. Adapun syirik dan mengingkari apa yang diturunkan oleh Allah serta memerangi para kekasih-Nya adalah dosa besar yang paling besar.


Pelaku Dosa Yang Dilaknat Oleh Allah swt

Laknat artinya disingkirkan, dijauhkan dari rahmat Allah swt, dan dimurkai-Nya.

Orang-orang yang dilaknat di dalam Al-Qur’an:
1. Orang-orang kafir dan orang-orang musyrik (Al-Ahzab: 64; Al-Baqarah: 88).
2. Orang-orang yahudi yang menentang dan berulang-ulang menentang kebenaran serta bersandar kepada para penyembah berhala.(An-Nisa’: 47, 51; Al-Ahzab: 68).
3. Orang-orang yang memutuskan silaturrahim, dan orang-orang yang murtad (Muhammad: 23).
4. Orang-orang yang menentang undang-undang Ilahiyah dan menyimpan kebenaran. (Al-Baqarah: 159).
5. Para pemimpin kekufuran dan melakukan kerusakan di muka bumi. (Ar-Ra’d: 25).
6. Orang-orang munafik yang menyakiti Rasulullah saw (Al-Ahzab: 57, 61; At-Taubah: 68).
7. Orang yang zalim. (Al-A’raf: 44; Ali-Imran: 87).
8. Orang-orang yang membunuh tanpa kebenaran. (An-Nisa’: 93).
9. Iblis. (Al-Hijr/15: 35; Shaad: 78).
10. Orang-orang yang menuduh berzina terhadap perempuan-perempuan yang baik-baik dan suci. (An-Nur: 23).
11. Orang-orang yang menyalahi pemimpin orang-orang yang saleh (Hud: 60, 100).
12. Orang-orang yang melakukan kerusakan di muka bumi, dan orang-orang yang berhati kotor dan para pendusta. (Ar-Ra’d: 25).


Pelaku Dosa Yang Dilaknat Di Dalam Hadis

Rasulullah saw bersabda: “Ada lima orang yang dimohonkan laknat untuk mereka dan semua nabi mengaminkannya:
(1) Orang yang menambah kitab Allah dan meninggalkan sunnahku,
(2) Orang yang mendustakan takdir Allah,
(3) Orang yang mengatakan halal dari keluargaku apa yang diharamkan oleh Allah,
(4) Orang yang mementingkan dirinya sendiri dalam hal harta rampasan perang yang dihalalkan baginya
(5) Orang yang mengajak berbuat baik padahal dirinya meninggalkannya atau melarang orang lain berbuat dosa padahal dirinya melakukannya.” (Al-Wasail, jilid 11, hlm 271).

(Syamsuri Rifai/Al-Shia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Senjata Terpenting Dalam Menghadapi Rintangan Hidup!

Ilustrasi

Seluruh sisi kehidupan ini adalah ujian. Kaya atau miskin, susah atau senang, semuanya adalah ujian yang harus kita jalani.

Setiap kondisi yang dialami seseorang adalah cara Allah untuk menguji kualitas seorang hamba.

Bagaimana sikapnya ketika sedang kaya? Bagaimana responnya ketika sedang miskin?
Apa yang ia lakukan ketika dalam kenikmatan?
Apa yang ia lakukan ketika sedang kesusahan?

Semua kondisi itu adalah ujian yang tidak mudah untuk dilalui. Terkadang ujian yang berupa kenikmatan lebih sulit dilalui karena membuat manusia menjadi lupa bahwa kenikmatan yang sedang ia miliki adalah ujian dari Allah swt.

Karena itu manusia butuh senjata yang bisa membantunya untuk menghadapi setiap ujian ini. Dan senjata yang paling dibutuhkan adalah kesabaran.

Namun pertanyaannya, bagaimana cara agar kita mampu bersabar?

Kali ini kita akan merangkai ayat-ayat Al-Qur’an yang akan membantu kita untuk meraih kesabaran.

1. Saling menasihati untuk bersabar.

وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

“Dan saling menasihati untuk kesabaran.” (QS.Al-‘Ashr:3)

2. Berdoa memohon kepada Allah agar diberi kesabaran.

قَالُوا رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا

Mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami.” (QS.Al-Baqarah:250)

3. Meminta pertolongan dari Allah swt.

اسْتَعِينُوا بِاللَّهِ وَاصْبِرُوا

“Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah.” (QS.Al-A’raf:128)

4. Ingatlah dan yakinlah selalu bahwa ganjaran kesabaran itu tak terbatas.

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.” (QS.Az-Zumar:10)

5. Pahala dan ganjaran Allah bergantung pada kesabaran seorang hamba.

إِنِّي جَزَيْتُهُمُ الْيَوْمَ بِمَا صَبَرُوا

“Sesungguhnya pada hari ini Aku memberi balasan kepada mereka, karena kesabaran mereka.” (QS.Al-Mu’minun:111)

وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا

“Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabarannya (berupa) surga dan (pakaian) sutera.” (QS.Al-Insan:12)

6. Dan yang terakhir, tidakkah kita ingin menjadi hamba yang dicintai Allah swt?

Allah swt berfirman,

وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ

“Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS.Ali ‘Imran:146)

Itulah beberapa hal yang dapat membantu kita untuk meraih kesabaran.

Tidak ada ujian yang mudah, namun di balik setiap ujian ada kesuksesan yang menanti setiap orang yang sabar.

Semoga bermanfaat…

(Khazanah-Alquran/Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Pola Bani Umayah Dalam Menyesatkan Umat


Akidah

Metode: Melontarkan isu ‘Jabr’ dalam akidah (Manusia tercipta dalam keadaan terpaksa, baik perbuatan baik dan buruk).

Tujuan: Pembenaran atas kejahatan-kejahatan mereka dengan dasar akidah.

Contoh: Ketika Ubaidullah bin Ziyad berkata kepada Imam Ali as-Sajjad a.s., “Bukankah Allah telah membunuh Ali?” Lalu Imam Ali as-Sajjad a.s. menjawab, “Kakakku yang bernama Ali dibunuh oleh manusia.”

Metode: Melontarkan konsep wajibnya taat kepada penguasa kaum Muslimin sekalipun fasik. Lalu mencitrakan setiap orang yang menuntut perbaikan sebagai pemberontak dan sempalan kaum Muslimin.

Tujuan: Pembenaran atas pemerintahan mereka meskipun fasik dan tiran, lalu melarang gerakan apapun yang melawan mereka meskipun aksi damai.

Contoh: Ketika Yazid berkata kepada Zainab binti Ali a.s., “Ayahmu dan kakakmu (al-Husain a.s.) telah keluar dari agama.”


Media Informasi

Metode: Menyebarkan pelbagai kerancuan berpikir dan mengulang-ulang pernyataan keliru meskipun kerancuan itu jelas agar berangsur-angsur diterima masyarakat.

Tujuan: Menyimpangkan hati manusia dari kebenaran dan jalan Ahlul Bait a.s.

Contoh: Mu’awiyah berkata, “Sesungguhnya Allah telah menentukan kekuasaanku atas Ali, karena dia telah mati lebih dulu.”

[*]

(Safinah-Online/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Yazid Pembunuh Imam Husain a.s.


Tarikh Khulafa’

As-Suyuthi dalam Tarikh al-Khulafa’, h. 207, mencatat: “Warga Irak mengirimkan sejumlah surat dan tulisan untuk mengundang Imam Husain a.s. Dia keluar dari Mekah ke Irak pada 10 Dzulhijah bersama sekelompok keluarganya, baik pria, perempuan dan anak-anak. Yazid menulis kepada gubernurnya di Irak, Ubaidullah bin Ziyad agar membunuhnya.


Tarikh Thabari

At-Thabari mencatat dalam buku sejarahnya, j. 4, h. 250: Yazid menulis surat kepada al-Walid (gubernur Madinah), “Amma ba’du, ambillah baiat Husain, Abdullah bin Umar, dan Abdullah bin Zubair dengan paksaan keras, tanpa toleransi, sehingga mereka membaiat! Wassalam.”


Maqtal Al-Husain

Al-Khawarizmi mencatat (Maqtal al-Husain, j. 1, h. 180), “Yazid menulis surat kepada Ibnu Ziyad, ‘Ambillah baiat Husain, Abdullah bin Umar, Abdurrahman bin Abu Bakar, dan Abdullah bin Zubair secara paksaan yang keras, tanpa toleransi. Siapa pun yang menolak, pancunglah dan kirimkanlah kepalanya kepadaku. Wassalam.'”


Syadzarat ad-Dzahab

Ibnu ‘Imad al-Hanbali menuliskan dalam bukunya (Syadzarat ad-Dzahab), “Ketika pembunuhannya (al-Husain a.s.) telah usai, dibawalah kepalanya, keluarganya yang terhormat, dan (Ali) Zainal Abidin bersama mereka ke Damaskus sebagai tawanan. Semoga Allah membalas orang-orang yang melakukannya, yang menghinanya, yang memerintahkannya atau rela atas perbuatan itu.”


As-Shawaiq Al-Muhriqah

Ibnu Hajar al-Makki menulis dalam bukunya (as-Shawaiq al-Muhriqah, h. 134), “Ketika Mu’awiyah bin Yazid menggantikan ayahnya, dia naik ke atas podium dan berkata, ‘Di antara perkara paling besar keburukannya atas kami, yang kami tahu berakibat kematiannya (Yazid) yang buruk dan tempat kembali yang buruk adalah dia telah membunuh keturunan Rasulullah Saw, menghalalkan khamr, dan menghancurkan Ka’bah…'”


Pernyataan para Ulama Ahlussunnah tentang Yazid 

1. Al-Yafi’i berkata, “Adapun hukum bagi pembunuh Al-Husain, yang memerintahkan pembunuhan atasnya, dan yang menghalalkannya adalah seorang kafir.” (Syadzarat ad-Dzahab, Ibnu ‘Imad al-Hanbali, j. 1, h. 68)
2. Ad-Dzahabi berkata, “Dia seorang Nashibi (pembenci keluarga Nabi), kejam hati, mengonsumsi barang memabukkan, melakukan tindakan mungkar, meraih kekuasaannya dengan membunuh al-Husain, lalu mengakhirinya dengan peristiwa al-Hurrah.” (sumber yang sama)
3. Ibnu Katsir, “Yazid adalah pemimpin yang fasik…” (al-Bidayah, j. 8, h. 223)
4. Al-Mas’udi, “Berangsur-angsur manusia mengetahui kekejian Yazid dan kroninya, kekejamannya, kefasikannya dan pembunuhannya atas putra dari putri Rasulullah Saw.” (Muruj ad-Dzahab, j. 3, h. 82).

(Safinah-Online/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Terkait Berita: