Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa ruh juga memiliki makanan, yakni perbuatan baik merupakan makanan bagi ruh, da.n kita harus menghindari makanan yang dapat merusak ruh, seperti perbuatan gibah atau menggunjing orang lain
Shabestan News Agency, mengenai kemuliaan dan keagungan bulan suci Ramadhan, Hujjatul Islam Qa’imi menjelaskan bahwa mengobati seseorang yang sedang sakit bisa dilakukan dengan dua cara, yang pertama ialah dengan cara menjauhkan hal-hal yang bisa membuatnya sakit, dan yang kedua dengan menggunakan obat, sebagaimana hal ini sering disampaikan dokter saat kita merujuk kepadanya.
Untuk mengobati penyakit-penyakit ruh juga tidak lepas dari kedua hal ini, yakni yang pertama untuk mengobati penyakit yang diderita ruh seseorang harus menjauhkan beberapa perbuatan, seperti halnya perbuatan buruk, karena perbuatan buruk dapat merusak ruh manusia, sebagaimana makanan yang sudah basi dapat merusak tubuh manusia.
Akan tetapi sangat disayangkan bahwa kita tidak menjaga ruh ini dengan baik, hal ini ibarat tubuh kita yang sedang sakit namun kita tidak segera menghiraukannya, maka apa yang akan terjadi?
Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa ruh juga memiliki makanan, yakni perbuatan baik merupakan makanan bagi ruh, dan kita harus menghindari makanan yang dapat merusak ruh, seperti perbuatan gibah atau menggunjing orang lain, Al-Qur’an menyebut perbuatan ini seperti memakan daging saudaranya yang telah mati, perbuatan seperti ini membawa dampak buruk bagi ruh, jelas Hujjatul Islam Qa’imi.
Salah satu di antara falsafah puasa Ramadhan ialah masa untuk mengobati ruh, Allah swt saat mensifati bulan Ramadhan berfirman “hamba-hamba-Ku, meskipun kalian telah melakukan banyak dosa dan telah menderita sakit, namun di bulan jamuan-Ku ini kalian dapat membersihkan kembali tubuh, hati dan ruh kalian,”
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email