Ritual-ritual amal ibadah merupakan sarana mendekatkan diri kepada Allah swt. Namun ibadah bukan hanya shalat, puasa, zakat dan lain sebagainya, melainkan ada satu ibadah yang tak kalah berharga nilainya.
Banyak sekali riwayat-riwayat yang menjelaskan bahwa bekerja adalah ibadah yang agung. Imam Ali as menganggap bekerja sebagai ibadah yang tak kalah pentingnya dari bangun di pagi hari untuk shalat. Imam Ridha as juga menganggap bekerja lebih tinggi pahalanya dari berjihad di medan perang. (Al-Kafi jil. 5 hal. 88)
Dalam hadis qudsi disebutkan bahwa bekerja adalah sepersepuluh dari ibadah-ibadah. (Irsyadul Qulub, hal. 206)
Menurut manusia-manusia suci, bekerja dan aktifitas ekonomi manusia merupakan hal yangsangat berharga. Para Ma’shumin as selalu mengerjakan pekerjaan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pribadi mereka sendiri tanpa bergantung kepada orang lain. Mereka pun menyarankan para pengikutnya untuk berbuat demikian.”
Imam Muhammad Baqir as mencela orang yang malas dan berkata, “Janganlah engkau bermalas-malasan, karena orang yang malas tidak bisa mendapatkan sesuatu yang sudah merupakan haknya.” (Tuhaful Uqul, hal. 37)
Imam Ali as juga berkata, “Allah swt mewahyukan kepada nabi Dawud bahwa hai Dawud, engkau adalah hamba yang baik, namun dengan syarat engkau tidak memenuhi kebutuhanmu dari Baitul Mal dan kau harus bekerja sendiri. Kemudian nabi Dawud bersedih dan menangis sampai 40 hari. Lalu Allah swt memerintahkan besi menjadi lunak untuk nabi Dawud. Kemudian karenanya nabi Dawud bisa membuat baju perang setiap harinya lalu menjual setiap baju perang seharga 1000 Dirham. Kemudian nabi Dawud tidak lagi membutuhkan Baitul Mal.”
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email