Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label ABNS OLAH RAGA. Show all posts
Showing posts with label ABNS OLAH RAGA. Show all posts

Kegembiraan Muslimah Basketball Akan Kebebasan Hijab Dalam Kompetisi Dunia


Undang-undang larangan pemakaian hijab dan busana religi dalam lomba profesional dan dunia basketball secara resmi dihapus.

Menurut laporan IQNA dilansir dari CAIR, undang-undang penghapusan larangan hijab dan busana Islam dalam kompetisi basketball pada bulan Mei oleh FIBA sudah disetujui dan diputuskan akan dijalankan pada awal bulan Oktober mendatang.

Dewan komunikasi Islam – Amerika, organisasi terbesar pendukung hak-hak muslim Amerika, mengucapkan rasa terimakasih atas implementasi undang-undang penghapusan larangan hijab oleh federasi basketball yang bertempat di Swiss.

Perintah FIBA dikeluarkan setelah upaya tahunan, negosiasi dan penyelenggaraan pelbagai kampanye oleh organisasi Islam termasuk dewan komunikasi Islam – Amerika dan koalisi Sikh Amerika sehingga para atletis muslim dan demikian juga penganut sikh dan lainnya dapat hadir dalam kategori lomba yang diminatinya dengan menjaga busana agamisnya.

Tahun lalu, lebih dari 50 organisasi hukum dan lintas agama bersama-sama meminta FIBA agar menghapus larangan busana agamis dalam kompetisi basketball yang telah melengserkan para atletis muslim, sikh dan Yahudi dari kehadiran kompetisi internasional.

Zainab Chaudry, salah seorang direktur dewan komunikasi Islam- Amerika mengatakan, implementasi resmi situs baru FIBA adalah sebuah kemenangan besar untuk semua orang yang meyakini kebebasan agama dan menginginkannya dimana para atletis hanya dipilih berdasarkan keterampilan dan kemampuan mereka, dan bukan keyakinan religi.

Rabia Pasha, pemain basketball anggota tim wanita muslim di kota Leicester Inggris, yaitu sebuah tim yang terdiri dari para pemain basketball muslim seantero Inggris mengatakan, ini adalah sebuah langkah yang sangat besar dan masyarakat akan melihat bahwa muslimah berhijab akan dapat dan mengejar mimpi-mimpinya. Asma al-Badawi, salah seorang atletis kampanye penghapusan pelarangan hijab mengatakan, mungkin saat ini kita tidak melihat dengan benar, namun di masa mendatang kita akan melihat kehadiran putri-putri muslimah dengan hijab di semua kompetisi olahraga dan hal ini akan memiliki dampak yang sangat efektif sekali.

(CAIR/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Tim Pilihan Mashhad Menang Atas Karbala Dalam Laga Persahabatan


Tim sepakbola pilihan Mashhad berhasil meraih kemenangan atas tim sepakbola pilihan Karbala dengan skor 3-1 dalam laga persahabatan yang dihelat di stadion Imam Ridha as yang berkapasitas 25.000 orang.

Astan News melaporkan, tim sepakbola pilihan Mashhad dan Karbala bertemu dalam pertandingan persahabatan yang digelar hari Sabtu, 16 September 2017 pukul 20:30 di kota Mashhad. Pertandingan ini berakhir dengan keunggulan tim pilihan Mashhad.

Reza Enayati dan Hossein Mehrabani adalah dua bintang tim pilihan Mashhad yang berhasil menjebol gawang tim pilihan Karbala. Sementara Ahmad Qadour pemain tim pilihan Karbala, berhasil menciptakan gol satu-satunya bagi tim tamu.

Pertandingan persahabatan ini dipimpin oleh wasit kota Mashhad, Mohsen Torki. Beberapa menit sebelum berakhirnya pertandingan, Torki menyerahkan peluit kepada wasit yang lebih muda dan ia meninggalkan dunia persepakbolaan untuk selamanya.

Pertandingan ini juga merupakan momen perpisahan bagi Reza Enayati yang meninggalkan lapangan pada menit ke-66 dan menyatakan pensiun dari dunia sepakbola.

Pertandingan persahabatan ini ditonton sekitar 10.000 pecinta sepakbola Mashhad dan beberapa tamu khusus seperti Mahdi Taj, Mohammad Reza Saket dan Saeed Fattahi.

(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Dua Pesepak Bola Iran Dilarang Bermain Seumur Hidup Karena Hadapi Klub Dari Israel

Masud Shojaei dan Ihsan Hajisafi tampil membela klubnya menghadapi Maccabi Tel Aviv dari Israel.

Dua pesepak bola Iran, Masud Shojaei dan Ihsan Hajisafi dilarang bermain seumur hidup bagi tim nasional Iran setelah membela klubnya menghadapi Maccabi Tel Aviv dari Israel dalam laga Liga Eropa pada 4 Agustus 2017. (Foto: YouTube)

Iran pekan lalu mengenakan sanksi larangan bermain seumur hidup untuk tim nasional bagi dua pesepak bolanya, setelah membela klubnya menghadapi Maccabi Tel Aviv dari Israel.

Kedua pemain tengah itu, Masud Shojaei (33 tahun), kapten tim nasional Iran, dan Ihsan Hajisafi (27 tahun), salah satu pemain bintang, tampil untuk klub mereka asal Yunani, Panionios, dalam laga kualifikasi ketiga Liga Eropa dua pekan lalu.

"Tentu saja Masud Shojaei dan Ihsan Hajisafi tidak akan pernah dipanggil untuk bergabung dengan tim nasional karena mereka sudah melanggar batas," kata Wakil Menteri Olahraga Iran Muhammad Reza Davarzani dalam pidato di televisi.

Davarzani mengakui kedua pemain Iran itu memang sudah dikontrak untuk membela Panionios. "Tapi bermain menghadapi wakil dari rezim menjijikkan...ini tidak dapat diterima rakyat Iran," ujarnya.

Dia menjelaskan Shojaei dan Hajisafi memang menolak bermain di laga kedua di kandang Maccabi Tel Aviv, meski dijanjikan bonus dan diancam denda. Namun mereka tampil di pertandingan pertama pada 4 Agustus dan kalah 0-1. Secara keseluruhan, Maccabi menang 2-0 atas Panionios.

Iran dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik dan memang bermusuhan. Israel kerap menuding negara Mullah itu sebagai penyokong terorisme dan ancaman bagi perdamaian dunia.

(The-Telegraph/Times-of-Israel/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Lomba Maraton Warga Muslim Inggris Lawan Islamofobia


Sebuah lembaga Islam di Inggris berencana menggelar lomba lari maraton untuk mengumpulkan dana sebesar setengah juta poundsterling. Dana ini akan disumbangkan kepada warga yang membutuhkan.

Seperti dirilis The Independent, tujuan utama lomba lari maraton ini adalah memerangi Islamofobia yang sekarang sedang marak di negara-negara Eropa.

Ratusan pemuda muslim akan berpartisipasi dalam lomba lari maraton ini sehingga perdamaian bisa terwujud di dunia dan pemikiran keliru tentang Islam yang selama ini sudah terlanjur tersebar bisa terkikis habis.

Program yang dipromotori oleh Asosiasi Pemuda Muslim Ahmadiah ini menurut rencana akan digelar di kawasan Cumbria.

Pada tahun 2015 lalu, kawasan Cumbria mengalami kerusakan fatal lantaran banjir yang menimpa.

Kala itu, Asosiasi Pemuda Muslim Ahmadiah berpartisipasi dalam mengumpulkan dana bantuan bagi warga yang menjadi korban banjir. Sebagian anggota asosiasi ini juga memiliki andil dalam membantu pencarian korban.

Tahun ini, Asosiasi Pemuda Muslim Ahmadiah datang kembali ke kawasan Cumbria untuk menyatakan dukungan mereka.

Menurut pengakuan Faruq Aftab kepada Independent, alasan mengapa memilih kawasan Cumbria adalah satu kali warga muslim telah menunjukkan berpartisipasi dalam setiap aktifitas sosial. Dengan ini, kehidupan masyarakat Inggris bagi mereka sangat bernilai.

“Kami mengakui Islam sebagai agama perdamaian dan solidaritas yang bisa menebarkan persatuan. Ini adalah tujuan utama yang ingin dibuktikan oleh lomba lari maraton ini,” ujar Faruq.

(The-Independent/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Iran Susul Brasil Lolos ke Piala Dunia 2018

Iran menjadi tim kedua setelah Brasil.

Tim sepak bola Iran. (Foto: Iran Front Page)

Iran menyusul Brasil sebagai tim kedua lolos dalam putaran final Piala Dunia 2018, bakal dilangsungkan di Rusia.

Tim sepak bola negara Mullah itu memastikan melaju ke Rusia setelah mengalahkan Uzbekistan 2-0, dalam pertandingan kemarin di Stadion Azadi, Ibu Kota Teheran, Iran.

Penyerang Sandar Azmoun dan Mahdi Taremi mencetak kedua gol mengantarkan Iran menuju Piala Dunia 2018 untuk kedua kalinya secara berurutan.

Iran masih harus menghadapi Korea Selatan dan Suriah dalam laga lanjutan.

(Iran-Front-Page/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Perkesa 78, Kisah Klub Sepakbola Orang Papua

Klub asal Kebayoran Baru Jakarta ini berbasis di Bogor. Semua pemainnya dari Papua. Hancur gara-gara suap.

Acub Zainal (kedua dari kanan) bersama para pemain klub Perkesa 78. (Foto: repro buku "Acub Zainal: I Love the Army.")

Mayjen TNI (Purn.) Acub Zainal gila bola. Mantan Panglima Kodam (Pangdam) XVII Cendrawasih yang juga mantan Gubernur Irian Jaya (1973-1975) itu mencari bibit-bibit pesepakbola dari Papua dan menampungnya dalam klub Perkesa 78. Klub ini menjadi peserta dalam Kompetisi Galatama (Liga Sepakbola Utama), kompetisi semiprofesional pertama di Indonesia yang dibentuk pada 17 Maret 1978.

Berbeda dengan Kompetisi Perserikatan yang levelnya masih amatir, Galatama jadi kompetisi yang bisa dibilang cikal bakal kompetisi profesional Liga Indonesia sekarang. Sayangnya, Galatama tinggal kenangan karena berakhir pada 1994.

Peserta-peserta Galatama musim pertama 1979-1980 belum mencakup seluruh daerah Indonesia. Dari Indonesia timur, pesertanya datang dari Bali, Makassar dan Palu. Belum ada Persipura Jayapura yang mewakili provinsi paling timur. Kendati begitu, bukan berarti Galatama tanpa para pemain Papua.

Para pemain dari Papua bergabung dengan klub Perkesa 78 yang didirikan Acub Zainal. Namanya melejit di dunia olahraga dan sepakbola berkat kesuksesannya sebagai ketua pelaksana Pekan Olahraga Nasional VII tahun 1969 di Surabaya.

Awalnya, Perkesa 78 hanya tim amatir di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Nama klubnya juga merupakan kependekan dari asal daerah itu: Persatuan Sepakbola Kebayoran dan Sekitarnya.

Klub itu kemudian menjadi perseroan terbatas (PT) pada November 1978 untuk diikutkan dalam kompetisi Galatama pada musim pertama. Acub Zainal sebagai direktur utama, Martalegawa sebagai direktur pemasaran, R.A.S. Kartawidjaja sebagai direktur umum dan Wijatno Darman sebagai direktur keuangan.

Harian Kompas, 7 November 1978, melaporkan Perkesa 78 diisi para pemain berprospek cerah dari Papua seperti Salim Alkatiri, Salim Permana, Saul Sibi, Fredrik Sibi, Tonny B, Alo T, Onny Mayor, Yulius Wolff, Bertus, Erren SP, Baco Ivac Dallon dan Jafeth Sibi sebagai kapten tim.

Mereka dibawa dari Papua untuk kemudian ditempa di Cipaku, Bogor dengan suasana penuh optimisme. Meski dilatih keras dengan disiplin ala militer, bukan berarti Acub mengabaikan perasaan para pemainnya. Dilatih untuk menang, tapi pemain harus tetap senang.

“Boys, kamu semua main bukan buat Irian, bukan buat Bogor atau siapapun. Kamu main buat meningkatkan sepakbola Indonesia. Oke, everybody happy?” kata Acub.

Harapan Acub hancur karena para pemain Perkesa 78 menerima suap dari bandar judi. Terlebih perantara suap adalah sang kapten, Jafeth Sibi. Tempo, 14 Juli 1979, melaporkan para pilar Perkesa 78 melalui Jafeth Sibi disogok Rp1,5 juta dari JSG (Jeffry Suganda Gunawan) untuk mengalah dari tim Cahaya Kita dalam laga di Stadion Menteng, Jakarta pada 5 Juni 1979.

Selain Jafeth, para pemain yang rata-rata menerima Rp80 ribu antara lain Fredrik Sibi, Saul Sibi, Baco Ivac Dallom, dan Yulius Wolff. Acub yang mengetahui dari seorang “Mister X” lewat sepucuk surat, bak tersambar petir. Setelah mericek laporan dari sepucuk surat tersebut, Acub membawa skandal suap ini ke pengurus Galatama. Tidak lama setelah rapat Komisi Galatama, Acub memutuskan membubarkan Perkesa 78. Kapten Jafeth Sibi dipecat dan para pemain yang menerima suap diganjar sanksi.

“Bagaimana tidak sakit? Saya mencari pemain langsung ke Irian. Bukan mengambil orang yang sudah jadi, bukan! Tapi setengah jadi. Malah yang belum setengah jadi! Saya bawa ke sini. Saya didik di sini, sampai berkembang. Tetapi akhirnya kena suap juga. Bayangin gimana enggak sedih?” kata Acub dalam biografinya, Acub Zainal: I Love the Army.

Masyarakat Papua geger dan berharap Perkesa 78 tidak dibubarkan. Banyaknya desakan dan saran dari berbagai kalangan, membuat Acub batal membubarkan Perkesa 78. Namun, klub harus berpindah-pindah tempat. Dari Bogor, klub pindah ke Sidoarjo menjadi Perkesa Sidoarjo pada 1980, kemudian pindah lagi ke Yogyakarta menjadi Perkesa Mataram pada 1987 hingga tamatnya Galatama pada 1994.

(Historia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

FIFA Tegaskan Piala Dunia 2022 Tetap Digelar di Qatar


Sekalipun krisis yang menimpa Timur Tengah dan pemutusan hubungan dengan Qatar yang dilakukan oleh beberapa negara Arab, FIFA menegaskan Piala Dunia 2022 tetap akan digelar di Qatar.

Menurut Gianni Infantino ketika menggelar jumpa pers hari ini, betul bahwa Arab Saudi, Emirat Arab, dan Mesir serta beberapa negara Arab telah memutus hubungan dengan Qatar dengan tuduhan melindungi teroris, dan kita mengalami problem diplomatik. Akan tetapi, kondisi kawasan ini tidak lama lagi akan kembali seperti semula.

“Saya yakin kondisi ini akan normal kembali. FIFA akan mengevaluasi keadaan dari dekat. Kami memiliki hubungan teratur dengan pihak-pihak otoritas Qatar,” ujar Infantino.

Infantino yakin, Piala Dunia 2022 tetap akan digelar dan pasti memiliki saham kecil dalam memperbaiki kondisi yang ada.

Sehubungan dengan isu ancaman bahaya terhadap Piala Dunia 2022, Infantino menegaskan, “Saya biasanya tidak bermain prediksi. Fokus FIFA hanya tertuju pada sepakbola dan tidak pernah mau campur tangan dalam urusan politik.”

Infantino menukaskan, “FIFA selalu mengevaluasi kondisi dan perkembangan Qatar dari dekat. Kami memiliki hubungan langsung dengan pihak otoritas Qatar. Dan sudah lumrah apabila kami sekadar memberikan masukan dan bantuan.”

Arab Saudi, Bahrain, Emirat Arab, Mesir, Maldiv, dan Mouritania telah memutuskan hubungan dengan Qatar. Seluruh jalur udara dan laut untuk negara ini telah ditutup.

(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Deretan Ucapan Bela Sungkawa Para Pesepakbola Untuk Julia Perez, Lihat Nomor 3, Bikin Nangis!


Penyanyi dangdut fenomenal Julia Perez (Jupe), tutup usia.

Jupe menghembuskan napas terakhirnya di Rumas Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat, Sabtu (10/6/2017).

Jupe meninggal dunia setelah berjuang melawan kankaer serviks yang dideritanya sejak tiga tahun yang lalu.
Ucapan turut berduka cita mengalir dari beragam kalangan, mulai dari rekan sesama selebriti, penggemar hingga atlet olahraga.

Seperti yang diketahui, Jupe memang dikenal dekat dengan dunia sepak bola.
Ayahnya mantan pemain sepakbola klub di Bandar Lampung.

Jupe juga pernah menikah dengan mantan pemain PSMS Medan, Gaston Castano.

Dikutip dari Kompas.com, Jupe juga mendirikan Sekolah Sepak Bola (SSB) yang diberi nama Champions Soccer School.

"Jangan heran jika saya kepincut dengan sepak bola karena memang sejak kecil saya sudah akrab dengan olahraga ini. Dari orangtua saya hingga kakak-kakak saya sering bermain sepak bola di dekat rumah tinggal kami di daerah Cijantung, Jakarta Timur," ungkapnya di sela-sela peresmian sekolah sepak bola miliknya yang diberi nama Champions Soccer School di lapangan ABS Senayan Gelora Bung Karno, Selasa (12/1/2010).

Jupe mendirikan SSB bukan semata-mata untuk bisnis, melainkan karena kecintaannya terhadap dunia sepak bola.


Berikut tim TribunWow.com menghimpun ucapan duka cinta dari sejumlah pesepakbola atas
meninggalnya Jupe.

1. Diego Michiels 

Pesepak bola tampan ini mengungkapkan rasa duka cita untuk Jupe melalui unggahan instagramnya.
"rest in peace kaka tersayangku (Emot)... u are in a better place now without pain... i love u (Emot)"


Bahkan, Diego Michiels juga mengunggah sebuah video kenangannya bersama Jupe dan rekan-rekannya yang lain saat di pantai.

Dalam keterangan, Diego Michiels menulikan jika video tersebut diambil saat lebaran tahun lalu.


2. Boaz Solossa

Boaz Solossa mengungkapkan rasa turut berduka cita melalui cuitan di media sosial twitter.
Berikut cuitan pria kelahiran 16 Maret 1986 itu.

"RIP Julia Perez. Terimakasih telah menjadi bagian dari kesuksesan Persipura (2010) . Semoga diterima disisi Tuhan YME ."



3. Gaston Castano 

Siapa yang tak kenal dengan pesepakbola ganteng ini.

Mantan pemian PSMS Medan ini, pernah menikah dengan Jupe, namun biduk rumah tangga mereka harus berakhir.

Saat Jupe masih terbaring lemah di Rumah Sakit, Gaston sempat menjenguknya.

Melalui unggahannya di instagram, Gaston mengunggah album foto, yang berisi foto dirinya saat bersama Jupe.

Gaston juga mengucapkan selamat jalan untuk Jupe.

Dalam keterangan foto, Gaston juga mengungkapkan jika Jupe adalah satu-satunya wanita dlam hidupnya.
"Selamat jalan kekasih yang selalu ada dihatiku... meskipun kita tidak bersama tapi kamu selamanya dihatiku.
Senyum dan Tawa kamu Akan selalu Aku ingat selamanya....

Terima kasih atas semua kenangan Dihidupku, Terima kasih atas support yang selalu kamu berikan sama aku.

Kamu satu2nya wanita didalam hidup Aku yang selalu Aku kenang (Emot) Descansa en paz my tiger (Emot) @juliaperrezz"




4. Radja Nainggolan 

Pesepakbola dari klub AS Roma ini juga menyampaikan rasa belasungkawanya.

Radja Nainggolan menuliskan cuitan di media sosial twitternya.

"It was an honour meeting a great person like you... RIP... all my thoughts goes to her family... #juliaperez"







(Tribun-Wow/Info-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Bravo! Menang Malaysia Open, Kevin/Marcus Raih Hattrick Beruntun


Hattrick gelar diraih ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Hal itu setelah pasangan nomor dua dunia ini meraih gelar di ajang Malaysia Open Super Series Premier, Minggu (9/4/2017).

Dalam laga yang berlangsung di Stadium Perpaduan, Sarawak, Malaysia, Kevin/Marcus membenamkan perlawanan pasangan Cina, Fu Haifeng/Zheng Siwei, lewat pertarungan rubber game 21-14, 14-21, 21-12.

Gelar di Malaysia Open ini jadi gelar ketiga Kevin/Marcus secara beruntun dalam sebulan terakhir setelah All England dan India Open Super Series.

Di game pertama, kedua pemain sempat bermain ketat, sebelum akhirnya Kevin/Marcus menutup interval game pertama dengan keunggulan tipis 11-10, dan memenangi laga dengan skor 21-14.

Di game kedua, pasangan Cina sempat bangkit dan menutup interval game kedua dengan keunggulan jauh 11-4. Kevin/Marcus pun harus rela memberikan game kedua untuk pasangan Cina setelah takluk 14-21.

Pada game penentuan, Kevin/Marcus kembali meningkatkan agresitivitas. Hasilnya, mereka unggul 11-7 di interval game ketiga, sebelum menyudahi pertandingan dengan skor 21-12.

Sukses ini membuat Kevin/Marcus jadi ganda putra Indonesia kedelapan yang meraih gelar di ajang Malaysia Open.

Tidak hanya itu, Kevin/Marcus pun membuat bangga Indonesia, karena selalu membawa pulang gelar dari Malaysia Open dalam tiga tahun terakhir.

Dua gelar sebelumnya dipersembahkan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, tahun 2016, dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di sektor ganda putra pada tahun 2015.

Berikut hasil lengkap final Malaysia Open Super Series Premier 2017, Minggu (9/4/2017):

Ganda Campuran
Zheng Siwei/Chen Qingchen (1/Cina) vs Lu Kai/Huang Yaqiong (4/Cina) 21-15, 21-18

Tunggal Putri
Tai Tzu Ying (1/Cina Taipei) vs Carolina Marin (2/Spanyol) 23-25 22-20 21-13

Tunggal Putra
Lin Dan (7/Cina) vs Lee Chong Wei (1/Malaysia) 21-19, 21-14

Ganda Putri
Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (Jepang) vs Huang Yaqiong/Tang Jinhua (Cina) 21-17, 18-21, 21-12

Ganda Putra
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (4/Indonesia) vs Fu Haifeng/Zheng Siwei 21-14, 14-21, 21-12

Ket: Angka di depan nama negara merupakan nomor unggulan pada ajang ini.

(Suara/Info-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Selebrasi Gol Kapten Sepakbola Iran Membuat Saudi Meradang


Pertandingan Sepakbola antara Dzub Ahan Iran melawan Al-Ahli Saudi Arabia berlangsung panas. Media-media Saudi tidak ada habis-habisnya mengutuk selebrasi Goal Kapten Dzub Ahan Iran, Mahdi Rajab Zadeh yang menurut mereka selebrasi yang dilakukan bermuatan Politik dan Kemazhaban.

Website Eram News Emirat memberitakan bahwa Selebrasi Kapten Iran itu memancing amarah rakyat Saudi Arabia. Begitupula Website Al-Riyadhah Saudi Arabia meminta kepada AFC untuk menghukum Kapten Dzub Ahan itu karena telah melakukan selebrasi politik dan Promosi Kemazhaban.

Mahdi Rajab Zade sebagai Kapten dan Pengeksekusi tendangan pinalti, ketika sukses memasukan bola kedalam jala Al-Ahli langsung melakukan selebrasi dengan menyingkap kaos bolanya yang bertuliskan, “Fatimah Izzat Alam ast” Sayidah Fatimah adalah Keagungan dan Kemuliaan Alam Semesta.

Tentu saja ini dilakukan Kapten Mahdi untuk menghormati hari Syahadah Sayidah Fatimah Zahra as putri kesayangan Nabi besar Muhammad saww. Pihak AFC kini sedang menyelidiki kasus Mahdi Rajab Zade apakah selebrasi itu bermuatan Politik sesuai yang dituduhkan oleh pihak Saudi Arabia ataukah hanya selebrasi mengungkapkan rasa kecintaan kepada Ibu alam semesta.

Jika terbukti bersalah, maka AFC akan menghukum Mahdi Zade beberapa pertandingan kedepan. Aneh tapi nyata, Saudi Arabia dan penduduknya sebegitu bencinya kepada Sayidah Fatimah Zahra as sampai-sampai melakukan protes dan pengecaman kepada pemain Iran yang ingin mengungkapkan kecintaannya kepada sang Bunda Alam semesta.

Ketakutan yang sangat relevan jika melihat selebrasi tersebut bisa menjadi titik balik masyarakat menggali kebenaran dibalik Syahadah Putri kesayangan Nabi Fatimah Zahra as. Bani Saud dan budak-budaknya menduduki dan menikmati Fadak Sayidah Fatimah Zahra as hingga kini, namun ketika seseorang memperlihatkan cintanya kepada Sayidah Fatimah Zahra as mereka meradang.

Mahdi Zadeh ketika diwawancara oleh TV Iran terkait selebrasinya akan menyebabkan hukuman AFC berkata,

“Jika kecintaan kepada Bunda Zahra as menyebabkan aku tidak bermain sepak bola lagi, maka ketahuilah saya akan pensiun dari sepak bola demi kecintaan saya kepada Putri Al-Musthafa.”

(Eram-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Perwakilan Haram Suci Razavi Resmikan Stadion Modern Imam Ridha


Stadion modern dan lengkap Imam Ridha as dibuka secara resmi oleh Perwalian Haram Suci Razavi.

Kepala Departemen Humas dan Media, Haram Suci Razavi dalam wawancara dengan Astan News menjelaskan bahwa stadion ini merupakan salah satu stadion termodern dan terindah di Iran.

Tavakolizadeh menuturkan, stadion Imam Ridha as berukuran 57.000 meter, dengan 110.000 meter tempat olahraga dan budaya dibangun di atas lahan seluas 12 hektar kompleks olahraga, Haram Suci Razavi dan selain memiliki lintasan cabang olahraga atletik dan fasilitas-fasilitas yang ada sesuai dengan standar FIFA bagi sebuah stadion sepak bola modern, juga dilengkapi dengan 10 gedung olahraga canggih, lahan parkir dan fasilitas budaya serta tempat rekreasi lain seperti ampiteater, aula seminar, restoran, museum medali olahraga Haram Suci Razavi dan yang lainnya.

Ia menambahkan, gedung-gedung olahraga yang dibangun di bawah podium penonton, merupakan salah satu ciri khas asli stadion ini yang membedakannya dengan yang lain.

“Karakteristik pembeda asli stadion Imam Ridha as dibandingkan dengan stadion-stadion Iran lainnya terletak pada keberadaan gedung-gedung olahraga dengan beragam fungsi di bawah podium penonton sepak bola yang membantu kelanggengan usia bangunan dalam jangka panjang, gedung-gedung ini memiliki kapasitas menampung 5000 atlet setiap harinya,” paparnya.

Atap stadion Imam Ridha as yang menutupi area seluas 18.000 meter dengan kabel yang tersambung dengan tenda anti-api, sulit dicari padanannya di Iran. Menurutnya, seluruh gedung olahraga di stadion ini dilengkapi dengan sistem bangunan paling mutakhir dan memiliki AC dan sistem pendingin serta penghangat cerdas.

Kepala Departemen Humas dan Media, Haram Suci Razavi menerangkan bahwa stadion ini adalah stadion tertutup pertama di Iran dan proses pembangunan kompleks olahraga ini dimulai tahun 1384 Hs dan hari ini, Selasa (14/3/2017) gedung olahraga terlengkap di tingkat nasional ini, berkat kerja keras dan dengan karakteristik-karakteristik yang tidak ada tandingannya, sudah bisa dipergunakan.

Menurutnya, kapasitas gedung olahraga ini untuk pertandingan sepak bola dan atletik mencapai 25.000 orang, juga dilengkapi 360 buah projektor 2000 watt yang bertugas menerangi lapangan rumput dengan standar FIFA, jaringan audio sistem meliputi 65 pengeras suara canggih yang bisa dikontrol, pencahayaan atap gedung dengan aneka ragam warna untuk menampilkan gambar indah dan siluet manusia serta mencegah munculnya bayangan di tanah, sistem pengawas stadion meliputi 64 kamera yang tersambung dengan jaringan terkontrol dan lintasan lari dan track atletik sesuai standar dunia dengan delapan garis lintasan pertandingan dan dapat digunakan untuk berbagai jenis perlombaan dan pertandingan lari, merupakan ciri khas lain stadion ini.

Tavakolizadeh melanjutkan, lapangan rumput stadion ini yang sesuai dengan standar FIFA juga memiliki beberapa karakteristik lain seperti kealamiannya, sistem penghangat dari bawah dan drainase untuk menyerap air, seperti juga desain dan pemasangan kursi dengan standar dunia dengan dua warga biru dan putih di dua kelas, biasa dan eksekutif.
Ia mengungkapkan, 16.000 meter sudah disiapkan untuk membangun gerbang-gerbang elektronik untuk masuk stadion bagi para penonton dan pemain dan pintu-pintu keluar yang membantu para penonton meninggalkan stadion dalam waktu seminimal mungkin.

Tavakolizadeh juga mengatakan bahwa gedung olahraga ini memiliki dua papan angka canggih dan modern.

“Stadion Imam Ridha as sebagai salah satu stadion terbaik di Timur Tengah bisa digunakan untuk menggelar pertandingan nasional dan internasional di cabang olahraga sepak bola dan lari,” ujarnya.

Tavakolizadeh meneruskan, terkait dengan lahan parkir yang diperlukan di stadion ini juga sudah disiapkan lahan di sebelah utara gedung olahraga Haram Suci Razavi untuk dibangun tempat parkir enam lantai dengan kapasitas 1200 kendaraan dan dengan memperhatikan letak geografis khusus, lokasi ini juga bisa digunakan oleh warga jika tidak sedang berlangsung pertandingan olahraga.

(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kehadiran Pelari Berjilbab Pertama Dalam Maraton Boston


Rahaf Khatib, atlet muslim berhijab pertama berpartisipasi dalam lomba lari maraton di kota Boston-Amerika, pada bulan April mendatang.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari aboutislam, atlet muslim 33 tahun ini berpartisipasi sebagai anggota tim khusus perempuan dalam lomba maraton Boston.

Tim khusus perempuan tahun ini ikut berpartisipasi dalam lomba tersebut untuk mengenang kehadiran wanita pertama dalam lomba maraton Boston ke 50.

Rahaf Khatib saat wawancara dengan NBC News mengatakan, anggota tim perempuan pelari amatlah penting dan saya pikir kinerja ini mengkisahkan jalan panjang yang ditempuh para wanita.

"Namun saya ingin membuktikan bahwa masyarakat keliru dan ingin menunjukkan perempuan dengan hijab dapat berpartisipasi dalam lomba maraton,” imbuhnya.

Rahaf Khatib mengatakan, semoga saya dapat menghancurkan kesalahpahaman (tentang wanita muslim). Ini adalah jalan dan metode saya untuk menunaikan agama saya dengan jurusan olahraga lari dan juga di seluruh kemanusiaan.

Atlet muslimah ini menambahkan, saat saya mengerti pentingnya lomba maraton Boston untuk para pelari, maka saya memutuskan untuk berpartisipasi dalam lomba.

Rahaf Khatib umur 33 tahun keturunan Suriah dan di dekade 80 Masehi datang ke Amerika, ia memiliki tiga anak dan sangat mahir dalam lomba lari maraton.

(NBC-News/About-Islam/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Mengenang Mohammad Sarengat (1940-2014); Sarengat Yang Melesat

Sarengat manusia tercepat di Asia. Berprestasi di bidangnya sekaligus menjadi dokter. Dia contoh yang baik sebagai atlet.

Foto: Mohammad Sarengat (1940-2014).

Indonesia pernah mengalami “zaman perunggu” ketika hanya berhasil meraih medali perunggu dalam ajang Asian Games. Namun semuanya berubah pada 1962. Salah satunya berkat medali emas yang disumbangkan Mohammad Sarengat.

Sorip Harahap, penulis buku Asian Games I-X (KONI Pusat, 1987), menyebut “zaman perunggu” untuk merujuk tiga Asian Games yang diikuti Indonesia sebelum 1962. Zaman itu berubah ketika Asian Games IV tahun 1962 di Jakarta. Peringkat Indonesia melonjak dari 14 pada Asian Games III di Tokyo menjadi runner up dengan 11 emas, 12 perak, dan 28 perunggu. Ini melampaui target yang dipatok; hanya lima besar.

Sprinter Mohammad Sarengat menyumbangkan dua medali emas dalam cabang lari 100 meter dan lari gawang 110 meter serta perunggu di nomor 200 meter. Selain menjadi pelari tercepat di Asia, dia memecahkan rekor Asia untuk lari gawang 110 meter dengan waktu 14,4 detik dan lari 100 meter dengan 10,5 detik, mematahkan rekor sprinter Pakistan, Abdul Khalik, dengan 10,6 detik pada Asian Games II di Manila, Filipina.

“Bertahun-tahun nama Sarengat melegendaris di dunia atletik, dan selalu dikenang oleh bangsa Indonesia,” tulis buku Olahraga Indonesia dalam Perspektif Sejarah 1945-1965.

Sarengat lahir di Banyumas, 28 Oktober 1940. Dia menyelesaikan sekolah dasar dan menengah pertama di Pekalongan, lalu melanjutkan sekolah menengah atas di Jakarta. Sejak SD hingga SMA, dia menjadi kiper kesebelasan sepakbola di sekolahnya. Karena jenuh kerap menghuni bangku cadangan di klub Indonesia Muda Surabaya, dia iseng terjun ke atletik. Ternyata di cabang ini bakatnya. Kegigihannya berlatih, apalagi ketika ikut pelatnas untuk Olimpiade 1960, membuatnya tidak lulus SMA pada 1959. Dia baru lulus SMA pada 1961.

Menurut Ensiklopedi Jakarta, Sarengat bingung melanjutkan pendidikannya karena masalah biaya. Letnan Jenderal GPH Djatikusumo, mantan kepala staf Angkatan Darat (AD) pertama, menyarankan Sarengat masuk dinas AD. Sarengat pun mendapatkan beasiswa masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Di tahun pertama tidak naik tingkat karena ikut Asian Games IV. Dia baru menyelesaikan pendidikan dokter pada 1971.

Sarengat adalah contoh atlet yang baik. Dia berpretasi dalam bidangnya dan menyelesaikan pendidikan dokter. Sarengat mundur dari gelanggang atletik sejak Ganefo (Games of the New Emerging Forces) pada 1963 di Jakarta. Dia kemudian menjadi dokter tentara AD dengan pangkat terakhir kolonel CKM (Corps Kesehatan Militer). Ketua tim dokter kepresidenan, Brigjen dr. Rubyono Kertapati, mengusulkan tiga dokter, salah satunya Sarengat, sebagai dokter pribadi Wakil Presiden Sultan Hamengkubuwono IX (1973-1978) dan kemudian Wakil Presiden Adam Malik (1978-1983).

Selepas itu, Sarengat kembali berkiprah dalam dunia keolahragaan. Kali ini, dia sebagai ketua bidang pembinaan prestasi PB PASI (Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) dan sekretaris jenderal KONI Pusat (1986-1990). Di juga pernah menduduki kursi anggota MPR RI tahun 1987.

Sarengat mendirikan Sports Campus Wijaya Kusuma (SCWK), klinik rehabilitasi pengguna narkoba. Klinik ini dia bangun setelah anak lelakinya terjerat narkoba dan berhasil disembuhkan.

“Sebagai ungkapan terima kasih kepada Tuhan Yang Mahaesa karena telah menyelamatkan anak saya, saya akan mendedikasikan hidup untuk membantu dan mencegah orang lain menjadi korban penyalahgunaan narkoba,” kata Sarengat, dikutip The Jakarta Post, 19 Oktober 2001.

SCWK menekankan pentingnya olahraga sebagai bagian penting dari proses rehabilitasi. Penghuni klinik dapat memilih olahraga basket, sepakbola, bolavoli, tenis, dan beladiri. “Kami sangat percaya pada filsafat mensana in copore sano (jiwa yang sehat berada dalam badan yang sehat),” kata Sarengat.

Pada 2009, Sarengat terserang stroke dan komplikasi penyakit. Dia, yang pernah menjadi manusia tercepat di Asia, wafat pada 13 Oktober 2014.

(Historia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Rasisme di Titik Nol

Nelson Mandela berjuang keras melawan politik apartheid. Dia menggunakan olahraga untuk mempersatukan negerinya.


Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan tak bisa lepas dari peran Nelson Mandela. Dia berhasil meyakinkan badan sepakbola dunia (FIFA) bahwa Afrika Selatan siap dan bisa menjadi tuan rumah –12 tahun setelah Afrika Selatan kembali menjadi anggota FIFA. Mandela pula yang menggunakan Piala Dunia yang lain untuk mempersatukan Afrika Selatan: Piala Dunia Rugby.

Mandela dikenal sebagai aktivis yang menentang politik apartheid, yang meminggirkan hak-hak warga kulit hitam. Karena aktivitasnya, dia ditangkap pada 1962 dan menjalani hukuman penjara selama 27 tahun, terutama di Pulau Robben. Mandela adalah pendiri dan panglima tertinggi sayap militer dari Kongres Nasional Afrika (ANC), Umkhonto kita Sizwe, yang dianggap oleh warga kulit putih di Afrika Selatan sebagai organisasi teroris. Atas desakan dunia internasional, Presiden Willem de Klerk membuyarkan apartheid dan membebaskan Mandela pada 11 Februari 1990.

Mandela kembali bekerja untuk mengakhiri politik apartheid. Dalam pemilihan umum, mayoritas warga kulit hitam memberikan suara. Mandela menang dan menjadi presiden Afrika Selatan pada 1994 –presiden kulit hitam pertama. Dia mengangkat De Klerk sebagai wakilnya. Tantangan di awal pemerintahannya adalah menyatukan rakyat Afrika Selatan, yang belum sepenuhnya bisa menghapus pengalaman masa apartheid.

ANC menghabiskan bertahun-tahun dengan menggunakan rugby sebagai alat untuk mengalahkan orang kulit putih. Mandela berkata, mengapa tak menggunakan tim Springbok untuk menyatukan bangsa yang paling terpecah di dunia untuk sebuah tujuan bersama? Waktunya tepat: Afrika Selatan akan menjadi tuan rumah Piala Dunia Rugby tahun 1995.

Rugby di Afrika Selatan bermula ketika Canon George Ogilvie, kepala Sekolah Keuskupan Diocesan College di Cape Town pada 1861, memperkenalkan permainan sepakbola. Versi sepakbola ini boleh menggunakan tangan. Pertandingan pertama mempertemukan Officers of the Army dengan Gentlemen of the Civil Service di Green Point Cape Town tahun 1862. Sejak diperkenalkan hingga sebelum UU apartheid diperkenalkan pada 1948, rugby adalah olahraga yang hanya dimainkan oleh orang kulit putih. Rugby jadi semacam simbol rasialisme di Afrika Selatan, akibat kebijakan politik apartheid yang juga menyasar bidang olahraga.

Pada 1956 pemerintah Afrika Selatan memperketat UU olahraga. Hanya warga kulit putih saja yang berhak mewakili Afrika Selatan dalam turnamen olahraga internasional. Olahragawan berkulit putih sekalipun, tapi dari luar negeri, tak boleh tampil. Sampai-sampai Perserikatan Bangsa Bangsa menyerukan seluruh negara untuk memboikot turnamen olahraga yang digelar di Afrika Selatan. Olahraga Afrika Selatan mengalami kemunduran. Setelah bertahun-tahun terisolasi dari bidang olahraga, penghapusan apartheid membuka kembali Afrika Selatan dalam agenda internasional. Pada 1995 Afrika Selatan dipercaya sebagai tuan rumah Piala Dunia Rugby.

Karena popularitas rugby, sebulan setelah Mandela berkuasa, dia mengundang François Pienaar, kapten Springboks, untuk minum teh di kantornya di Pretoria. Mandela melakukan transformasi dalam rugby. Dia ingin menjadikan Rugby sebagai refresentasi dari Afrika Selatan tanpa memandang ras dan kelas. Di sisi lain, Mandela juga harus melakukan persuasi politik terhadap pendukung kulit hitam, yang dibesarkan untuk membenci rugby. Mandela tahu bahwa semua pemain tim rugby Afrika Selatan untuk Piala Dunia 1995 berkulit putih, dengan Chester Williams satu-satunya yang berkulit hitam.

“Mereka mencemooh saya,” kenang Mandela, seperti dikutip John Carlin, wartawan Inggris, dalam “How Nelson Mandela Won the Rugby World Cup” yang dimuat www.telegraph.co.uk. “Orang-orang saya sendiri mencemooh saya ketika saya berdiri di depan mereka, mendorong mereka untuk mendukung Springboks!”

Dan menakjubkan, tujuan Mandela tercapai. Semuanya antusias, tak lagi peduli perbedaan warna kulit. Dalam Piala Dunia 1995, tim Afrika Selatan bahkan jadi juara setelah mengalahkan All Blacks, tim unggulan Selandia Baru dalam pertandingan final di Stadion Ellis Park.

Mandela hadir di sana, mengenakan kaos tim Springboks. Ketika hendak menyerahkan piala kepada kapten Springboks, Mandela berkata: “François, terima kasih atas apa yang telah Anda lakukan untuk negara kita.”

“Tidak, Bapak Presiden. Terima kasih atas apa yang telah Anda lakukan.”

Dan semua warga Afrika Selatan merayakan kemenangan itu.

John Carlin tertarik dengan upaya Mandela mempersatukan negerinya lewat rugby. Dia lalu menulis sebuah buku berjudul Playing the Enemy: Nelson Mandela and the Game that Made a Nation. Berdasarkan buku ini, Clint Eastwood membuat film berjudul Invictus, mengambil judul puisi sastrawan Inggris, William Ernest Henley. Morgan Freeman berperan sebagai Mandela sementara Matt Damon jadi kapten tim Springboks, François Pienaar.

Rugby masih jadi olahraga terpopuler di Afrika Selatan, yang menempati ranking kedua setelah Selandia Baru menurut International Rugby Board World Rankings per 20 Januari 2010. Warga kulit putih masih mendominasi permainan ini. Yang menarik, pada 2008, untuk kali pertama ditunjuk pelatih dari orang kulit hitam, Peter de Villiers.

Kebahagiaan warga Afrika Selatan kian lengkap dengan Afrika Selatan menjuarai Piala Afrika 1996. Sepakbola memang masih kalah populer ketimbang rugby atau kriket. Kriket sudah dikenal dan dimainkan di Afrika Selatan sejak 1800-an. Bahkan Afrika Selatan, bersama Inggris dan Australia, tercatat sebagai pendiri Dewan Kriket Internasional (ICC) pada 1909. Sama seperti rugby, kriket adalah olahraga minoritas kulit putih.

Sepakbola lebih digemari warga kulit hitam. Sejumlah pemain Afrika Selatan merumput di liga-liga Eropa. Prestasi tim nasional Afrika Selatan, Bafana-Bafana, terbilang lumayan: dua kali lolos ke Piala Dunia dan tiga kali menjuarai turnamen di wilayah selatan Afrika. Dalam tim nasional kali ini, hanya terdapat satu pemain berkulit putih, bek Matthew Booth, yang beristrikan Sonia, seorang model berkulit hitam.

Piala Dunia 2010 melengkapi pencapaian Afrika Selatan menjadi tuan rumah Piala Dunia Rugby 1995, Piala Afrika 1996, Piala Dunia Atletik 1998, dan Piala Dunia Kriket 2003. Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma mengatakan, pengaruh Piala Dunia 2010 lebih signifikan ketimbang pemilihan umum 1994 yang mengakhiri apartheid. Puisi William Ernest Henley, “Invictus” yang dibacakan Mandela dalam adegan penutup film Invictus, seolah kembali bergema: It matters not how strait the gait/How charged with punishments the scroll/I am the master of my fate: I am the captain of my soul.

(Historia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Tak Sekadar Menangkis Bulu

Piala Sudirman disetujui IBF, meski hampir gagal karena anggota IBF Eropa mengusulkan Herbert A. E. Scheele Trophy. Indonesia sekali juara, setelah itu belum lagi.

Foto: Indonesia menjadi juara Piala Sudirman pertama tahun 1989.

Indonesia berusaha keras memperjuangkan Piala Sudirman agar disetujui IBF. Ternyata, anggota IBF dari Eropa juga mengusulkan Herbert A. E. Scheele Trophy (sekretaris jenderal IBF) sebagai nama piala untuk kejuaraan beregu campuran putra-putri, yang digelar dua tahun sekali.

Tiga hari sebelum diputuskan dalam pertemuan dewan IBF pada Oktober 1988, Titus K. Kurniadi, salah seorang ketua komisi IBF, segera meminta agar Suharso menemui Ian Palmer, Presiden IBF asal Selandia Baru, di Singapura. Sebagai sahabat kentalnya, Suharso yakin dapat membujuk Ian agar merestui Piala Sudirman, daripada Herbert A. E. Scheele Trophy.

Didampingi Titus, Suharso melobi Ian di di Singapura. “Ian, di bawah kepengurusan Anda IBF berjalan dengan baik. Seharusnya Anda pegang jabatan Presiden 2-3 tahun lagi,” kata Suharso dalam biografinya, Suharso Suhandinata, Diplomat Bulutangkis.

“Saya sudah cukup capek. Lagi pula saya sudah tua. Jarak Selandia Baru-London itu sangat jauh,” balas Ian.

“Ian, sekarang ada Piala Thomas untuk beregu putra dan Piala Uber untuk beregu putri, yang selalu dipertandingkan dengan semangat yang meluap-luap. Dua piala itu dari Eropa, kan? Jikalau dari Eropa lagi, berarti Eropa mau menguasai piala-piala yang dipertandingkan terus-menerus. Akibatnya akan timbul ketidakpuasan dari negara-negara lain, terutama dari kawasan Asia yang begitu kuat bulutangkisnya. Dan saya akan sangat kecewa, apabila terjadi lagi perpecahan seperti dulu, IBF-WBF. Saya ingin bertanya, kalau ada piala lagi, harus dari benua mana?” tanya Suharso.

“Harus dari Asia,” jawab Ian.

“Atas nama siapa?” cecar Suharso.

“Sudirman!” tegas Ian.

Tapi, kata Suharso, “ada suara-suara dari anggota IBF Eropa, bahwa Eropa akan mengajukan kembali orang bule. Bagaimana ini, Ian?”

“Hal ini serahkan kepada saya. Sebagai presiden saya berhak untuk menentukan keputusan akhir.” Ian memenuhi janjinya menyetujui Piala Sudirman.

Indonesia menjadi tuan rumah Piala Sudirman pertama sekaligus tuan rumah Kejuaraan Dunia 1989. Konsekuensinya, dana yang harus disiapkan sangat besar. Bimantara Group, perusahaan milik anak Presiden Soeharto, bersedia menjadi sponsornya. “Kalau tidak kita ambil saat itu, kita tidak tahu kapan Piala Sudirman akan mulai dipertandingkan. Mungkin ada negara yang siap menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia, tetapi kalau untuk digabung dengan Piala Sudirman mereka akan berpikir dua kali. Dengan telah dimulai oleh Indonesia, berikutnya akan lebih mudah,” kata Justian Suhandinata, anggota dewan IBF, memberi alasan.

Titus kemudian memimpin panitia sayembara Piala Sudirman. Pemenangnya Rusnandi, mahasiswa ITB jurusan seni rupa, menyisihkan 207 peserta dari 20 provinsi. Pembuatan Piala Sudirman dilakukan oleh PT Master Six, Bandung. Biayanya Rp27 juta ditanggung oleh Gabungan Pengusaha Farmasi Seluruh Indonesia (GPFSI), mengingat Sudirman juga adalah Bapak Farmasi Indonesia.

Indonesia menyelenggarakan Piala Sudirman pertama pada 1989 dan keluar sebagai juara. Namun, setelah itu sampai Piala Sudirman terakhir tahun 2013, Indonesia tak pernah juara lagi, dan harus puas menjadi runner up sebanyak enam kali. Tiongkok sembilan kali juara Piala Sudirman, disusul Korea Selatan dengan tiga kali juara. Akankah Indonesia menjuarai Piala Sudirman 2015?

(Historia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Sudirman Bukan Sembarang Piala

Ajang Piala Sudirman diusulkan sejak 1963, namun Sudirman selalu menolaknya. Ia terlalu rendah hati untuk diabadikan jadi nama sebuah kejuaaran.

Foto: Dick Sudirman, Bapak Bulutangkis Indonesia, diabadikan menjadi kejuaraan beregu campuran putra dan putri: Piala Sudirman.

Kejuaraan bulutangkis Piala Sudirman yang akan digelar di Dongguan, Tiongkok, 10-17 Mei 2015, tidak akan dapat disaksikan melalui layar kaca. Pasalnya, tidak ada satupun televisi nasional yang membeli hak siarnya. Melalui twitter, netizen pun protes dengan tagar #RIPTVNasional pada Minggu (12/4). Padahal, perjuangan mewujudkan Piala Sudirman menempuh jalan yang panjang.

Indonesia harus bangga karena putra terbaiknya, Dick Sudirman, diabadikan menjadi nama kejuaraan beregu campuran putra dan putri: Piala Sudirman. Sudirman, pendiri PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia), didaulat sebagai Bapak Bulutangkis Indonesia. Dia menjabat ketua umum PBSI (1952-1963 dan 1967-1981) dan wakil presiden IBF (International Badminton Federation, kemudian jadi Badminton World Federation) pada 1975.

Sebagai bentuk penghargaan atas dedikasinya dalam bulutangkis Indonesia, namanya diusukan sebagai Piala Sudirman untuk kompetisi beregu putra dan Piala Rameli Rikin untuk beregu putri. Usul itu kali pertama dikemukakan pada kongres PBSI tahun 1963 di Makassar. Namun, Sudirman selalu menolak usul itu, sampai dia meninggal pada 10 Juni 1986.

Suharso Suhandinata, wakil ketua umum PBSI tahun 1968, sahabat Dick Sudirman, berusaha keras memperjuangkan Piala Sudirman agar disetujui IBF. “Suharso Suhandinata adalah orang pertama yang mengangkat kembali persoalan Piala Sudirman ini ke permukaan setelah satu setengah bulan Sudirman meninggal dunia,” tulis Justian Suhandinata dalam biografi bapaknya, Suharso Suhandinata, Diplomat Bulutangkis.

Suharso memulai langkahnya secara diam-diam dengan mengirim surat ke beberapa tokoh IBF, seperti mantan Presiden IBF Poul Erik Nielsen, agar jasa-jasa Sudirman dalam mempersatukan IBF dan WBF selalu dikenang. Mulanya hanya mendapat sedikit tanggapan, namun kemudian jumlah anggota IBF yang mendukung semakin bertambah, sampai akhirnya mayoritas anggota setuju.

Karena Suharso tidak lagi aktif di PBSI apalagi IBF, perjuangannya dilanjutkan anaknya, Justian Suhandinata, anggota dewan IBF dan Titus K. Kurniadi, salah seorang ketua komisi IBF. Hampir dalam setiap forum IBF, mereka mengangkat masalah Piala Sudirman. Langkah pertamanya, yaitu merebut tempat sebagai tuan rumah kejuaraan dunia. Dalam sidang IBF di Beijing, Indonesia menyatakan siap menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia 1989 dengan menyiapkan dana 375.000 dollar AS, dua kali lipat dari dana yang disiapkan Denmark. Setelah ini gol, langkah berikutnya adalah memperjuangkan Piala Sudirman.

Namun, baik Justian maupun Titus belum tahu kira-kira untuk kejuaraan apa Piala Sudirman itu. “Untuk pemain terbaik dalam kontes Piala Thomas? Pemain terbaik Kejuaraan Dunia? Atau? Masih gelap,” tulis Justian.

Akhirnya, dalam omongan lepas di luar sidang di Beijing itu, seorang pengurus Persatuan Bulu Tangkis Eropa, mengatakan bahwa di Eropa sejak 1972 diselenggarakan kejuaraan beregu campuran (putra dan putri) yang menarik dan banyak peminatnya. Justian dan Titus menangkap ide itu: Piala Sudirman untuk kejuaraan beregu campuran putra dan putri. Mulailah dikampanyekan adanya sebuah kejuaraan beregu campuran tingkat dunia di bawah IBF. Justian dan Titus mengangkat masalah itu ke pertemuan tahunan IBF di Seoul, Korea Selatan, dilanjutkan di Kuala Lumpur, Mei 1988. Keputusan final diambil dalam pertemuan IBF di Singapura, Oktober 1988. Tiga hari sebelum pertemuan dewan (council meeting) IBF diadakan, Titus datang memberitahu Suharso bahwa Piala Sudirman terancam digagalkan, karena anggota IBF dari belahan Eropa cenderung memutuskan memberi nama Herbert A.E. Scheele Trophy (sekretaris jenderal IBF). Dukungan dari daratan Eropa terhadap gagasan itu mengalir deras

(Historia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Zahra Lari, Peseluncur Indah Berhijab Tingkat Internasional Pertama Asal UEA


Zahra Lari adalah figure skater atau peseluncur indah asal Uni Emirat Arab (UEA) berpatisipasi di ajang Asian Games Musim Dingin 2017 di Sapporo, Jepang. Lari ‘menari’ di atas es dengan tetap mengenakan hijabnya.

Meski menggunakan hijab, bakatnya sebagai skater tidak diragukan. Ia mampu menarik perhatian dengan keindahannya berseluncur di atas es.

Hijaber berusia 21 tahun ini memulai olahraga seluncur indah saat usianya 12 tahun karena terinspirasi dari film ‘Ice Princes’ yang menceritakan seorang wanita yang berjuang untuk menjadi seorang skater.

Dilansir The Huffington Post, orang tua Lari awalnya menentang keinginannya ini karena takut dia terluka. Bahkan orangtuanya pernah melarang Lari untuk ikut kompetisi ski es nasional.

Namun ketika orangtua Lari menyadari semangat serta ambisinya, mereka akhirnya memberikan dukungan penuh. Dan Lari menjadi atlet seluncur indah pertama dari UEA yang merambah kompetisi internasional.

Di kompetisi Asian Games Musim Dingin 2017 Lari terlihat menari dengan kepercayaan diri yang tinggi.

Hingga Kamis (23/2/2017) belum diketahui apakah Lari berhasil meraih medali dalam ajang ini. Dilihat dari situs resmi Asian Games Musim Dingin 2017 hasil perolehan medali kategori figure skating wanita belum diumumkan.

(The-Huffington-Post/Islam-Indonesia/Berbagai-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Tim Futsal Wanita Rusia Berlaga di Iran Pakai Jilbab


Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Peribahasa itu tepat menggambarkan tindakan tim futsal perempuan Rusia saat menyambangi Iran untuk tur persahabatan.

Mengikuti budaya dan aturan busana wanita Muslim di Iran, anggota tim futsal perempuan Rusia pun menutup tubuh mereka dengan sempurna. Jilbab di kepala melengkapi kostum tim nasional yang mereka kenakan.

"Gadis-gadis kami mengaku sudah terbiasa (mengenakan jilbab)," ujar sang kepala pelatih, Aleksandr Kochetkov, seperti dilansir RT, Minggu (23/10/2016).

Kochetkov menjelaskan, tim futsal wanita Rusia terbang ke Iran untuk melakoni dua laga persahabatan. Selama pertandingan, anggota kedua tim harus memakai jilbab.

Menurutnya, Asosiasi Futsal Rusia sudah berhubungan baik dengan Iran. Kochetkov menyebut, Iran termasuk negara unggul di Asia dalam cabang olahraga futsal. Ia pun memuji keberhasilan tim nasional pria Iran meraih juara ketiga di kejuaraan dunia terakhir setelah mengalahkan Brasil dan Portugal.

"Tim kami sering bepergian ke Iran, dan begitu juga sebaliknya. Ketika bermain di Rusia, tim Iran mengenakan celana panjang dan jilbab. Sebaliknya, ketika tim Rusia berlaga di Iran, maka mereka memakai celana panjang dan penutup kepala," papar Kochetkov.

Pertandingan pertama antara Rusia dan Iran berakhir seri dengan skor 3:3. Namun di pertandingan kedua, Rusia unggul dengan raihan 5:3.

Penggunaan jilbab diwajibkan bagi perempuan di Iran sejak Revolusi Islam pada 1979. Siapa yang melanggar aturan ini bisa didenda atau ditahan.

Penggunaan jilbab di arena olahraga menarik perhatian pada Olimpiade Rio tahun ini. Kala itu, duet anggota tim voli pantai Mesir Nada Meawad dan Doaa Elghobashy mengenakan pakaian tertutup dan jilbab. Sedangkan lawannya dari Jerman memilih memakai bikini.

Namun, bulan lalu pemain catur perempuan menuduh Federasi Catur Dunia (FIDE) tidak membela hak perempuan saat menegaskan peserta kompetisi harus mengikuti hukum yang berlaku di Iran dan mengenakan jilbab selama berlomba. Kejuaraan dunia catur berikutnya dijadwalkan di Ibu Kota Iran, Teheran.

(Russia-Today/Oke-Zone/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Situs Resmi Olimpiade: Kimia Alizadeh Zenoorin dan Hedaya Wahba; Para Pemimpin Wanita Muslimah dalam Taekwondo


Situs resmi olimpiade 2016 Rio menulis, para remaja putri muslim negara-negara Islam dalam kompetisi taekwondo olimpiade Rio menampilkan sebagai para pemimpin wanita muslim dalam taekwondo, dimana kapasitas dan kemampuan para wanita muslimah dalam bidang olahraga ini sedang berkembang.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari Rio2016.com, Kimia Alizadeh Zenoorin asal Iran dan Hedaya Wahba asal Mesir merupakan dua taekwondo wanita di kelas 57 kiloggram yang secara bersama-sama menyabet medali perunggu dan menampilkan keterampilan-keterampilan wanita selatan Afrika dan Timur Tengah.

Kimia Alizadeh, delegasi 18 tahun Iran pasca kemenangan dalam kompetisi ini sebagai peraih medali pertama wanita negara Iran mengatakan, saya harap medali ini membuka jalan untuk para putri negara saya untuk sampai pada olimpiade dan meraih medali.

"Semoga saya menyabet banyak medali pada kompetisi-kompetisi berikutnya dan medali ini saya persembahkan untuk semua putri Iran,” imbuhnya.

Namun reaksi pertama wanita ini setelah meraih medali pertama sangatlah menarik. Ia melakukan sujud syukur.

Wanita juara dan hijaber Iran ini dengan meraih medali olimpiade membuktikan kepada para wanita Iran bahwa dengan hijab Islami juga dapat berdiri di peringkat-peringkat tertinggi olahraga dunia dan menjadi sumber kebanggaan dan kehormatan negara. Kimia adalah peraih medali termuda olahraga Iran dalam sejarah olimpiade.

Hedaya Wahba, delegasi Mesir yang dapat menyabet medali untuk pertama kalinya dalam jurusan taekwondo mengatakan, kita semua adalah sama dan saling menghormati satu sama lain.

(Rio-2016/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Di Olimpiade, Pejudo Mesir Tolak Jabat Tangan Atlet Israel


Ternyata masalah politik bisa terbawa hingga ke arena olahraga, dan itu terjadi dalam laga cabang judo di Olimpiade Rio 2016.

Pejudo Mesir Islam El Shehaby mendapat kecaman dari penonton ketika enggan menjabat tangan pejudo Israel Or Sasson yang mengalahkannya.

Sasson mengalahkan El Shehaby setelah dua kali membanting atlet Mesir itu kala laga menyisakan waktu satu setengah menit.

Setelah dibanting untuk kali kedua, El Shehaby sempat terbaring di lantai selama beberapa waktu sebelum bangun dan berdiri di depan Sasson di hadapan para wasit.

Namun, saat Sasson mengulurkan tangan kanannya dengan maksud mengajak El Shehaby berjabat tangan, pria Mesir itu tidak menanggapi sambil menggelengkan kepala.

Melihat situasi tersebut, wasit langsung memanggil El Shehaby dan memerintahkan dia untuk membungkukkan badan.

El Shebahy menanggapi perintah wasit itu dengan anggukan kepala cepat dan dia enggan berkomentar soal sikapnya itu usai pertandingan.

Para pejudo biasanya berjabat tangan atau saling membungkukkan badan di awal dan akhir pertandingan sebagai bentuk penghormatan terhadap lawan yang biasa dilakukan dalam seni bela diri asal Jepang ini.

Federasi Judo Internasional (IJF) mengatakan, terlepas dari keengganan El Shehaby menjabat tangan Or Sasson, pertarungan kedua atlet itu sudah merupakan sebuah kemajuan.

"Ini sudah merupakan kemajuan besar bahwa atlet dari negara Arab bersedia bertanding melawan atlet Israel," kata juru bicara IJF Nicolas Messner.

Messner menambahkan, memang tak ada kewajiban atau aturan yang mengharuskan atlet judo harus berjabat tangan usai bertanding. Namun, kata dia, saling membungkukkan badan sudah wajib hukumnya.

Messner melanjutkan, meski El Shehaby akhirnya membungkukkan badan, federasi akan mengevaluasi laga itu dan memutuskan langkah selanjutnya yang akan diambil.

Keputusan El Shehaby ini kemungkinan besar akibat tekanan yang diberikan sejumlah tokoh garis keras Mesir terkait jadwal laganya melawan atlet Israel itu.

Pada Kamis (11/8/2016), Mataz Matar, seorang pembawa acara di stasiun televisi Al-Sharq mendesak El Shehaby untuk menarik diri dari laga tersebut.

"Berhati-hatilah anakku, jangan tertipu atau menipu dirimu sendiri bahwa kamu akan berlaga dan mengalahkan atlet Israel dan membuat Mesir bangga," ujar Matar.

"Mesir akan menangis, Mesir akan bersedih dan kau akan dianggap sebagai pengkhianat di mata rakyat Mesir," tambah Matar.

Namun, ketua Komite Olimpiade Mesir Hisham Hatab seperti dikutip harian al-Masry al-Youm mengatakan, laga antara El Shehaby dan Or Sasson tetap akan digelar.

"Islam (El Shehaby) akan tetap bertanding. Delegasi kami tak mengizinkan untuk mencampurkan politik dan olahraga," ujar Hatab.

Di ranah politik, Mesir merupakan salah satu negara Arab yang meneken perjanjian damai dan memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

(Kompas/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Terkait Berita: