PRABOWO Subianto membongkar sebuah kisah dirinya dihalang-halangi Paspampres saat hendak menyelami Presiden Jokowi.
Peristiwa itu terjadi disebuah perkawinan yang sama-sama dihadiri Prabowo Subianto dan presiden Jokowi
Prabowo mengungkapkan cerita itu dengan lebih dulu menceritakan kekhawatirannya terhadap orang-orang di sekeliling Presiden Joko Widodo (Presiden Jokowi).
Prabowo Subianto menyampaikan analisanya itu saat diwawancara secara eksklusif oleh Alfito Deannova Gintings, Jurnalis Senior CNN, dan diposting di akun youtube CNN Indonesia dengan judul 'Prabowo Subianto - Politik Sang Penantang'.
Prabowo mengungkapkan kekhawatirannya itu setelah terpancing dengan pertanyaan dari Alfito Deannova Gintings.
Alfito Deannova Gintings bertanya bahwa Prabowo Subianto sekarang sudah memiliki ruang bicara yang cair dengan Presiden Jokowi.
Prabowo Subianto pun kemudian bercerita tentang kekhawatirannya terhadap orang-orang di sekeliling Presiden Jokowi.
Prabowo Subianto mengungkapkan kekhawatirannya itu berdasarkan pengalaman pribadinya yang memang dekat dengan pemimpin-pemimpin terdahulu.
"Hubungan saya dengan Pak Jokowi ini selalu baik," kata Prabowo Subianto.
Namun, berdasarkan pengalaman Prabowo Subianto, pemimpin selalu memiliki lingkungan di sekitarnya yang disebut inner circle.
Menurut Prabowo Subianto, orang-orang di lapisan inner circle itulah yang bisa memberi berbagai masukan ke pemimpin.
"Tapi pengalaman saya. Saya agak deket dengan beberapa pemimpin. Pak Harto saya lihat dari deket, Habibie saya deket. Disekitar pemimpin itu ada yang disebut bubble. Dan inner circle (bubble) lapisan ini selalu memberi masukan yang bisa objektif, setengah objektid, dan bisa tidak objektif," ujar Prabowo Subianto dalam wawancara tersebut.
Prabowo Subianto kemudian memberi sebuah contoh yang ia alami di sebuah perkawinan yang ia datangi.
Prabowo Subianto datang sebagai tamu di perkawinan itu dimana ternyata Presiden Jokowi juga diundang.
Namun Prabowo Subianto tak tahu bahwa ketika ia datang ternyata Presiden Jokowi sudah datang lebih dulu.
Prabowo mengaku namanya pun diumumkan saat tiba di perkawinan itu, dan dia melihat bahwa Presiden Jokowi baru turun memberi selamat ke pengantin, dan duduk di kursi yang sudah disediakan.
Prabowo Subianto pun kemudian pergi ke pelaminan untuk bersalaman, lalu bermaksud menghampiri Presiden Jokowi di kursinya.
"Saya kan merasa, (itu ada) Presiden, Kepala Negara, pantas saya datang untuk menyapa dan menghormati," kata Prabowo Subianto.
Tapi yang terjadi justru Prabowo Subianto dihalangi-halangi untuk bersalaman dengan Presiden Jokowi.
"Loh saya bilang saya ini mau kasih selamat ke Presiden, ngga boleh. Bayangkan yang nggak boleh Paspampres. saya tahu mungkin dia ada perintah iya kan," ujar Prabowo Subianto
Untungnya ada beberapa yang sadar dan melihat Prabowo, lalu memberitahu ke Presiden Jokowi.
"Untung dari lingkungan Presiden itu ada yang lihat, 'itu ada pak prabowo'. Pak Jokowi datang nyamperin saya," kata Prabowo Subianto.
"Saya kuatir ada orang-orang yang selalu...Tapi ini kekuatiran saya. Tapi itu wajar, dalam sistem politik itu sering terjadi," ujar Prabowo Subianto.
Kalau Tentara Sering Tempur Ngamuk
Di pertengahan wawancara, Jurnalis Senior CNN, Alfito Deannova Gintings, memberi penilaian sosok Prabowo Subianto yang ia wawancarai sekarang adalan 'New Prabowo'.
Alfito memberi penilaian itu karena menilai sosok Prabowo Subianto di tahun 2018 ini berbeda dengan Prabowo Subianto yangia lihat 5 tahun lalu.
"Salahkah saya kemudian menilai memang bapak menjadi new prabowo. Karena ini mungkin apa yang terjadi seperti pelarangan dan sebagainya ini bapak akan marah kalau ini terjadi 5 tahun lalu," kata Alfito.
Alfito juga menilai sosok Prabowo Subianto tahun 2018 ini lebih akomodatif dan kompromistis.
Prabowo Subianto tertawan mendengar kesimpulan yang diambil Alfito.
"Nggak lah, itu kan mitos yang dibuat bahwa saya suka marah-marah dan sebagainya. Itu kan mitos. Dibedakan dong, selalu saya katakan tak ada itu the real atau the new prabowo," kata Prabowo Subianto.
Prabowo kemudian menjelaskan bahwa dia dibesarkan dalam pasukan tempur.
Prabowo Subianto kemudian menyebut memimpin pasukan tempur seperti memimpin harimau.
"Saya sering cerita pasukan tempur itu harimau-harimau yang saya pimpin. Bener loh, dan harimau-harimau ini punya senjata. Kalau saya mimpin dengan lemah gemulai, waduh ini harimau makan saya.Bener gak," kata Prabowo Subianto.
Prabowo pun mengingat sebuah peristiwa ketika ia baru 3-4 hari menjabat sebagai Wakil Komandan Batalion 328.
Prabowo ingat bahwa saat itu terjadi peristiwa seorang sersan mayor mengejar seorang letnan dua dengan sangkur.
"Aduh gimana, karena sersan mayor ini kan pengalaman tempurnya banyak. Letnan ini baru lulus Akabri marah-marah, bentak-bentak, dan sebagainya, tersinggung orangtua ini. Kalau orang tua yang pengalaman tempurnya banyak tersinggung, repot itu. akhirnya saya harus penengah," kata Prabowo.
Prabowo pun menyebut makanya ketika itu kalau pidato ia bicaranya harus keras. Sebab kalau tidak bisa tidur audiencenya.
Terkait lebih akomodati dan kompromistis, Prabowo mengatakan dia percaya hidup itu ujungnya adalah kompromi.
"Jadi kita selalu harus cari jalan tengah menurut saya. Saya memang percaya perjalanan hidup kita pada ujungnya semua harus kompromi dan indonesia ini selalu cari jalan tengah itu paling bagus kita," ujar Prabowo Subianto.
(Tribun-News/Patriot-NKRI/Berita-Terheboh/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email