Pesan Rahbar

Home » » Ulama Wahabi Saudi: Perempuan Dilarang Menyetir Mobil Karena Punya Seperempat Otak

Ulama Wahabi Saudi: Perempuan Dilarang Menyetir Mobil Karena Punya Seperempat Otak

Written By Unknown on Saturday, 23 September 2017 | 22:44:00

Sheikh Saad al-Hajari, seorang ulama senior Arab Saudi dikecam publik atas pernyataannya yang dianggap menghina kaum perempuan. Dia melarang perempuan menyetir mobil karena punya seperempat otak. (Foto: Mirror)

Arab Saudi menjadi satu-satunya negara yang memberlakukan larangan perempuan menyetir mobil. Kebijakan yang diterapkan Arab Saudi memang tak sekadar aturan semata. Pemerintah setempat serius mengawal peraturan itu sekalipun bagi sebagian aktivis perempuan keberadaan regulasi itu tak populis sekaligus diskriminatif.

Usut-punya usut munculnya kebijakan itu berdasarkan fatwa Dewan Senior Ulama Negara. Fatwa itu kembali ditegaskan oleh seorang ulama Saudi bernama Sheikh Saad al-Hajari. Dalam khotbahnya ia mengatakan, perempuan awalnya hanya memiliki setengah otak, namun setelah belanja mereka tinggal punya seperempat otak.

“Akankah Anda memberi izin mengemudi kepada pria yang setengah otak? Jadi bagaimana Anda memberinya kepada perempuan yang cuma punya setengah otak.Dan jika mereka ke pasar, akan berkurang setengah lagi! Jadi mereka kini punya seperempat,” kata Syekh al-Hajari.

Syekh al-Hajari menguatkan alasannya dengan membuat asumsi perbedaan syariat bagi laki-laki dan perempuan dalam beribadah. Ia mengatakan perempuan tidak bisa beribadah sama banyaknya seperti pria karena menghadapi masa menstruasi sehingga ‘bukan salah mereka’ jika tidak berada dalam tingkat otak yang sama.

“Itu bukan salah mereka, namun perempuan kurang kecerdasannya, bukankah begitu?” tanyanya kepada hadirin, seperti dilaporkan situs The New Arab, yang mengutip koran Sabq terbitan Arab Saudi.

Rekaman video khotbahnya Syekh al-Hajari menyebar secara meluas. Kontan saja ceramahnya si ulama Wahabi itu memicu kecaman di internet. Bushra‏ menulis pesan di Twitter, “Yakin dia berbicara tentang perempuan yang membesarkannya, makanya jadi begitulah dia.”

Sementara akun Master‏ menyatakan permintaan maaf, “Sebagai seorang pria saya merasa malu dengan tagar ini dan meminta maaf untuk semua perempuan di dunia, khususnya ibu dan kakak-kakak saya.”

Pengguna Twitter lainnya menulis; ”Tidakkah mereka merasa malu, berbicara tentang ibu mereka sendiri seperti ini?”.

Di antara mereka yang telah mengkritik larangan mengemudi bagi perempuan adalah Pangeran Saudi, Alwaleed bin Talal. Menurut bangsawan Saudi yang terkenal sebagai miliarder ini, larangan tersebut tidak adil.

Cendekiawan setempat, Dr Abdullah al-Ghathami, seperti dilansir surat kabar Sabq, telah mengkritisi pernyataan ulama tersebut. ”Musuh-musuh Islam tidak akan menemukan apa yang lebih mematikan dalam agama kita daripada orang yang salah menafsirkan teks dan salah mengartikannya,” katanya.

Syekh al-Hajari merupakan pemuka agama terkemuka di Provinsi Assir, barat daya Arab Saudi. Pemerintah Provinsi Assir kini melarangnya untuk berkhotbah dan melakukan kegiatan umum yang berkaitan dengan agama.

Fatwa larangan menyetir mobil bagi perempuan yang menjadi kebijakan kerajaan Saudi dikeluarkan Dewan Senior Ulama Negara pada 7 November 1990/20 Rabiul Awal 1411, namun menurut menurut The Independent.co.uk, larangan itu datang dari Menteri Dalam Negeri Saudi sejak 1957.

Sejumlah nama tercatat mendukung fatwa ini antara lain Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Syekh Abd ar-Razzaq Afifi, Syekh bin Abdudullah bin Abdurrahman bin Ghadyan, dan Syekh Shalih bin Muhammad bin Lahidan.

Pelarangan ini merujuk pada sejumlah argumentasi syari’i dan penyikapan atas merebaknya fenomena kerusakan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

(Sabq/The-New-Arab/Satu-Islam/Berbagai-Sumber-lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: