Kantor Berita Dunia melaporkan, dalam sebuah pernyataan tentang dokumen hukum PBB yang sudah diresmikan, Kementrian Luar Negeri Amerika menentang larangan senjata nuklir dan mengatakan bahwa tak akan ada senjata nuklir yang diluncurkan.
Setelah tiga minggu menghadiri pertemuan dan negosiasi, pada hari Jumat para perwakilan dari negara-negara yang menolak senjata nuklir termasuk Iran menyetujui perjanjian di markas PBB yang mana perjanjian ini melarang segala macam produksi, pengujian, akuisisi, kepemilikan, penimbunan, transfer, penggunaan dan ancaman penggunaan dalam keadaan apapun.
Negara-negara anggota dari “NPT” yang memiliki senjata nuklir, menganggap bahwa mereka mempunyai hak yang sah untuk mempunyai, menggunakan, dan mengancam dengan menggunakan senjata pemusnah masal tersebut. Dengan segala upayanya, mereka menolak segala larangan dan perlucutan senjata nuklir yang bersifat universal dan non diskriminatif. Atas hal tersebut beberapa negara ini tidak diperkenankan untuk menghadiri negosiasi.
Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu pagi, Kementrian Luar Negeri Amerika mengatakan: “Negosiasi yang membahas perjanjian tentang rencana pelarangan senjata nuklir telah selesai pada 7 Juli di New York. Amerika serikat tidak ikut serta dalam pembicaraan dan tidak mendukung perjanjian tersebut”.
Dia menambahkan dalam penjelasannya: “Perjanjian yang telah diusulkan untuk melarang senjata nuklir dengan mengabaikan tantangan keamanan, tidak akan menghancurkan satupun senjata nuklir dan tidak akan meningkatkan keamanan negara manapun”.
Karena tekanan dan ancaman, banyak dari negara-negara anggota NATO dan negara-negara lain yang berada di bawah payung nuklir Amerika absen pada negosiasi dan perjanjian tersebut.
Kementrian Luar Negeri Amerika mencatat bahwa tidak satupun dari negara-negara pemilik senjata nuklir berpatisipasi dalam negosiasi ini dan tidak satupun dari sekutu Amerika yang bergantung pada kelanjutan dari senjata nuklir mendukung teks akhir dari perjanjian tersebut.
Meski begitu, para pendukung perjanjian menganggap penting peresmian perjanjian tersebut di PBB, karena mereka percaya tindakan ini akan memberi tekanan pada negara-negara yang memiliki senjata nuklir.
(Berita-Dunia/Hajij/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email