Pesan Rahbar

Home » » Dua Perempuan Ini Memeluk Islam di PBNU, Alasannya Bungkam Anti NU

Dua Perempuan Ini Memeluk Islam di PBNU, Alasannya Bungkam Anti NU

Written By Unknown on Thursday, 19 October 2017 | 17:07:00

Foto: NU Online

Di tengah tempaan fitnah dahsyat belakangan ini, Nahdlatul Ulama (NU) tetap dipercaya sebagai Organisasi Keberagamaan (Ormas) yang memiliki cara padangan keagamaan yang baik di Indonesia. Kepercayaan itu tak hanya datang dari umat Islam. Namun, datang juga dari orang-orang non Islam.

Terbukti untuk kesekian kalinya, PBNU menjadi tempat umat agama lain mengkrarkan diri dan memeluk agama islam. Setelah pemuda asal Lampung Timur Panca Windu Sugara masuk Islam, kini giliran dua perempuan bernama Tjindrawati (54) dan Tan Ke Moy (65) memeluk agama Islam. Keduanya berikrat dan membacakan dua kalimat syahadat di Kantor LD PBNU Jakarta Pusat, Jumat (13/10/2017).

Tjindrawati dan Tan Ke Moy memeluk agama islam dibimbing salah satu Pengurus LD PBNU KH Nur Hasyim Ilyas. Perempuan yang tinggal di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan tersebut mengupkan kebahagiaan setelah resmi menjadi muslimah. Mereka juga berjanji akan menjalankan ajaran islam dengan baik.

Tjindrawati mengaku ingin meneruskan perjuangan suaminya yang juga bergama Islam. “Senang sekali, soalnya suami saya yang sudah meninggal juga seorang Muslim. Saya bertekad semaksimal mungkin belajar Islam secara mendalam ke depannya,” ujar Tjindrawati diamini Tan Ke Moy.

Tjindrawati yang bekerja sebagai wiraswasta di daerah Glodok Jakarta Barat mengaku harus berkompromi dengan keluarganya sebelum sebelum ikrar syahadat. Sebab, dia merupakan satu-satunya yang memeluk agama Islam di dalam keluarganya yang sekarang sebagian besar beragama Buddha.

“Pada akhirnya mereka mengizinkan dan diserahkan ke diri pribadi masing-masing,” ungkap ibu satu anak ini.

Tjindrawati juga mengakui alasan mengapa memilik PBNU sebagai tempat berikrar memeluk agama islam. Menurutnya, NU memiliki pandangan keagamaan yang baik.

“Kami memilih NU untuk mengikrarkan syahadat karena kami mengetahui NU mempunyai pandangan keagamaan yang baik,” ujar perempuan kelahiran Padang, Sumatera Barat ini.

KH Nur Hasyim Ilyas yang membimbing kedua perempuan tersebut mengatakan, dengan menjadi Mualaf, kedua perempuan yang dibimbingnya itu didorong menyesuaikan dengan ajaran-ajaran Islam. Baik soal cara berpakaian, makanan, dan menunaikan kewajiban-kewajiban ibadah.

“Belajar bertahap, tidak harus sekaligus 100 persen berubah. Cari guru yang tepat dalam membimbing dan belajar agama Islam,” ujar Kiai Nur Hasyim. [dutaislam.com/Fathoni/pin]

(NU-Online/Duta-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: