Pesan Rahbar

Home » , » Pemuda Lampung Ini Masuk Islam Lalu Ber-NU, Kiai Said Membimbingnya

Pemuda Lampung Ini Masuk Islam Lalu Ber-NU, Kiai Said Membimbingnya

Written By Unknown on Thursday, 19 October 2017 | 17:15:00

Foto; NU Online

Seorang pemuda asal Lampung Timur Panca Windu Sugara masuk Islam. Kemantapan Panca memeluk agama rahmat bagi semesta alam ini dibimbing langsung Ketum PBNU Kiai Said Aqil Siraj.

Pembacaan dua kalimat syahadat berlangsung di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (10/10/2017) selepas adzan maghrib. Dilansir NU Online, Panca mengaku, memeluk agama Islam tidak ada paksaan sama sekali. Dia juga ingin memeluk Islam di PBNU. Dia ingin beragama islam di PBNU agar lebih mantap.

Dalam video yang beredar, Kiai Said membimbing Panca pelan-pelan. Dua kalimat Syahadat diikutinya dengan lancar meskipun tidak dibaca langsung dari awal sampai akhir. Setelah membaca dua kalimat syahadat Kiai Said membacakan artinya yang juga diikuti oleh Panca. Kesaksian Panca dikahir doa yang dipimpin Kiai Said.


Tonton videonya:



Setelah membimbing Panca masuk Islam, Ketum PBNU Saiq Aqil Siraj memberi arahan dasar Islam kepada Panca. Menurutnya, memeluk agama Islam itu gampang. Dimulai dengan membaca dua kalimat syahadat kemudia meyakini tiada tuhan selain Allah. Allah tidak ada bapak, tidak ada ibu, tidak punya anak dan diperanakkan. Serta Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Kemudian, pemeluk Islam harus belajar shalat dan puasa,

Kiai Said juga menjelaskan bahwa agama Islam memiliki kitab suci bernama Al-Qur’an. Kitab suci Al Qur’an telah 15 abad tidak berubah satu titik pun. “Original hingga sekarang karena dihafal jutaan orang di seluruh dunia. Kalau ada kesalahan sedikit saja oleh percetakan, akan diketahui orang. Ketahuan walaupun satu huruf,” tegasnya.

Al-Qur’an, lanjut Kiai Said, bisa dihafal oleh orang mana pun. Orang Mesir, Indonesia, Amerika, Eropa, China, India. Itu keistimewaannya juga. Orang untuk menghafal selembar makalah bahasa Arab saja setengah mati susahnya, tapi Al-Qur’an dimudahkan Allah.

“Al-Qur’an bacanya ada aturannya, iramanya; tidak ada kitab suci seperti itu,” ujar pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqofah, Ciganjur, Jakarta, Selatan itu.

(NU-Online/Duta-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS) 
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: