Pesan Rahbar

Home » » Tidak Terima Fitsa Hats Jadi Bahan Buliyan, DPP FPI Menyalahkan Polisi Begini! Pedas Banget

Tidak Terima Fitsa Hats Jadi Bahan Buliyan, DPP FPI Menyalahkan Polisi Begini! Pedas Banget

Written By Unknown on Thursday 5 January 2017 | 20:12:00


Berita Acara Pemeriksaan (BAP) salah satu saksi pelapor kasus dugaan penistaan agama yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Habib Bamukmin, mendadak viral di media sosial (medsos). Dalam keterangan yang tercantum di BAP, ada keterangan yang menyebut Habib Novel pernah bekerja di Pizza Hut.

Lucunya, penulisan Pizza Hut itu diketik dengan nama Fitsa Hats. Hal ini langsung menuai respon dari netizen dan menjadi Trending Topik Twitter juga menjadi pergunjingan di facebook.

Entah apa maksud dibalik penulisan Fitsa Huts itu, apakah memang salah ketik atau disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia. Namun, netizen langsung menuangkan berbagai macam komentar atas penulisan versi lain dari salah satu tempat makan siap saji paling populer di dunia tersebut.

Ahok sendiri merespons penulisan Fitsa Hats di BAP Habib Novel ini. Dia beranggapan Habib Novel malu bekerja di perusahaan milik Amerika tersebut sehingga menuliskan Pizza Hut menjadi Fitsa Hats.

"Nama saksinya Habib Novel. Dia kerja dari tahun 92 sampai 95 di Pizza Hut. Tapi mungkin karena dia malu kerja di Pizza Hut karena itu punya Amerika, dia sengaja menuliskan Fitsa Hats," ujar Ahok usai persidangan, Selasa (2/1).

"Dia sengaja ubah. Ini saya kasih lihat. Saya sampai ketawa. Dia ngakunya nggak perhatikan, padahal dia tanda tangan semua," sambung Ahok sembari memegang berkas identitas Novel.

Atas penulisan Fitsa hats yang jadi Trending, DPP FPI menyalahkan Polisi yang mengetik. Padahal yang setelah BAP diketik, dibaca dan ditandatangan.



Sebelumnya juga Kuasa hukum Buni Yani, Aldwin Rahadian, menganggap bukan salah kliennya jika pada akhirnya status Facebook mengenai pidato Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Kepulauan Seribu, jadi viral.

Status Facebook Buni tersebar dengan sendirinya karena ada mekanisme mesin di Facebook yang memungkinkan semua orang melihat hal tersebut.

"Saya tadi tanya sama ahli ITE, beda tidak mekanisme antara pengirim dan penerima informasi elektronik. Mekanisme Facebook dengan WhatsApp dan Line, itu berbeda. Kalau WhatsApp itu ada yang menyebarkan, mengirim, dan menerima. Kalau dari Facebook, itu ada, tapi fitur lain, yaitu Facebook Messenger," kata Aldwin di tengah sidang lanjutan praperadilan Buni di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (16/12/2016).

Bagaimana menurut anda?

(Info-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: