Ritual duka malam keenam bulan Muharam digelar kemarin di Husainiah Ayatullah Haqsyenas Tehran, Iran.
Hujjatul Islam wal Muslimin Ali Reza Panahiyan hadir sebagai orator inti pada ritual duka ini.
Dalam wejangan dan ceramah Asyura ini, Panahiyan berpesan supaya kita bisa meninggalkan kebiasaan yang tak baik. Tobat juga harus disertai dengan komitmen untuk meninggalkan kebiasaan. Ada sebagian orang yang sudah bertobat. Akan tetapi, lantaran kebiasaan yang dimiliki, ia masih tetap mengulangi kesalahan dan dosa.
Panahiyan juga menegaskan kandungan sebuah hadis yang menyatakan bahwa seseorang yang berperangai buruk, sekalipun gugur syahid, akan tetap menerima tekanan kubur. Jihad seorang wanita dapat diperoleh dengan menanggung perangai suaminya. Seorang pria memperoleh kemajuan spiritual dan pahala dengan cara berperang melawan kelompok teroris Daʻisy. Pahala ini bisa diperoleh dengan cara menanggung perangai suaminya.
Kaum Zionis ingin menguasai dan menghegemoni dunia. Untuk tujuan ini, mereka berusaha keras memporak-porandakan pondasi rumah tangga.
Panahiyan menjelaskan, kerendahan hati ibu rumah tangga sangat berpengaruh dalam pendidikan anak. Sangat banyak contoh dalam hal ini. Saya sendiri pernah menyaksikan sebuah rumah tangga dengan suami yang busuk. Akan tetapi, lantaran kerendahan hati ibu, anak-anak mereka berhasil dididik dengan baik. Sebaliknya, ada seorang ibu yang senantiasa eksis dalam setiap ritual duka. Akan tetapi, lantaran ketakacuhan terhadap suami, anak-anak mereka menjadi anak yang busuk.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email