Pesan Rahbar

Home » » Resah Jadi Alat Politik Sandiaga, Pedagang Pasar Pilih Jokowi dan Bakal Lakukan Hal Ini

Resah Jadi Alat Politik Sandiaga, Pedagang Pasar Pilih Jokowi dan Bakal Lakukan Hal Ini

Written By Unknown on Wednesday, 24 October 2018 | 00:21:00


Resah dengan gaya kampanye Sandiaga Uno, pedagang pasar yang tergabung dalam Komite Pedagang Pasar (KPP) pilih dukung Jokowi - Ma'ruf Amin. Setiap kali masuk pasar, Sandiaga Uno selalu mengatakan harga tempe hingga sembilan bahan pokok (sembako) di pasar naik.

Ketua Umum KPP Abdul Rosyid menyatakan kampanye Sandiaga Uno yang keluar masuk pasar justru membuat mereka merasa dipojokkan.

Abdul menilai calon Wakil Presiden nomor urut 02 itu hanya menjadikan para pedagang pasar tradisonal sebagai alat politik untuk merebut hati masyarakat.

Untuk itu, Abdul Rosyid dan seluruh anggotanya lebih memilih mendukung Jokowi - Ma'ruf amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2019-2024.

“Meski era Jokowi saat ini belum banyak dampak bagi kami, tapi Jokowi buktikan kerja nyata, dan terbukti pelaku pasar dan UMKM merasa diayomi,” kata Abdul Rosyid saat deklarasi dukungan kepada Jokowi di Bogor, Minggu 21 Oktober 2018.

Abdul menambahkan, KPP sudah resmi mendeklarasikan dukungannya terhadap pasangan nomor urut 1 Jokowi-Ma'ruf Amin dengan bergabung bersama Balad Jokowi.

“Hari ini kami akan mulai berkeliling ke pasar se- Jawa Barat untuk meyakinkan para pedagang pasar agar mendukung Jokowi” ujarnya.

Sebelumnya, Abdul mengungkapkan kegelisahan pedagang pasar tradisional lantaran Sandiaga Uno yang selalu menyebut harga bahan pokok di pasar selalu mengalami peningkatan. Mereka khawatir masyarakat malah beralih belanja ke mall yang harganya sudah pasti, daripada ke pasar.


Kekhawatiran tersebut diperkuat dengan tidak adanya sistem konkret yang dimiliki oleh Sandiaga Uno untuk menstabilkan harga pangan saat berkunjung dan berbincang dengan para pedagang pasar.


Sandiaga Uno Sebut Harga di Pasar Naik Terus, Pedagang Ini Protes

Ketua Umum KPP, Abdul Rosyid mengatakan mengkritik gaya kampanye Sandiaga Uno yang selalu blusukan ke pasar dan menyebut harga bahan pokok di pasar selalu mengalami peningkatan. Hal ini justru menimbulkan kegelisahan para pedagang pasar.

“Dengan terus berbicara seperti itu, kami khawatir terjadi pergeseran, masyarakat malah beralih belanja ke mall yang harganya sudah pasti, daripada ke pasar,” kata Rosyid di Bogor, Minggu 21 Oktober 2018.

Rosyid mengatakan, kekhawatiran tersebut diperkuat dengan tidak adanya sistem konkret yang dimiliki oleh Sandiaga Uno untuk menstabilkan harga pangan saat berkunjung dan berbincang dengan para pedagang pasar.

“Beliau bicarakan stabilkan harga tapi tak punya sistem, makanya kami melihat ada politisasi dari Sandiaga untuk memojokkan pemerintah dan menggunakan kami, pedagang pasar, sebagai alat politik,” kata Rosyid.

Akhir pekan lalu, mantan wakil gubernur DKI itu menyampaikan data kenaikan harga sembilan kebutuhan bahan pokok atau sembako di pasaran.

"Data kami betul bahwa 65 persen masyarakat menyatakan kenaikan harga bahan pokok membebani perekonomian," kata Sandiaga di Kompleks Pondok Jurang Mangu Indah (PJMI), Tangerang Selatan, Sabtu, 20 Oktober 2018.

Sandiaga tidak merinci berapa besar kenaikan di tiap item bahan pokok. Calon wapres untuk Prabowo Subianto itu hanya menyampaikan bahwa kenaikan harga itu ditemukannya di Pasar Jombang, Tangerang Selatan, atau sekitar 6 kilometer dari Kompleks PJMI. "Kami akan mengawal perbaikan ekonomi," kata dia.

Sehari sebelumnya, saat berkunjung ke Sumatera Barat, Sandiaga Uno menyebutkan kenaikan harga bahan makanan membuat ibu-ibu rumah tangga mengeluh. "Jadi apa keluhannya ibu-ibu? Harga-harga pada naik ya,?” tanya Sandiaga pada ibu-ibu di pasar, Jumat, 19 Oktober 2018.

(Tempo/Berita-Terheboh/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: