Kesalahan Nanik Deyang terkait aksi tipu-tipu Ratna Sarumpaet adalah kecerobohan dia yang akut. Nanik lupa bahwa eskalasi situasi politik saat ini membuat polisi pasang muka kenceng bagi siapapun yang dipandang berpotensi menciptakan keresahan.
Seenaknya dia menyebar berita bohong tanpa mengecek kebenarannya. Padahal ngakunya dia wartawan yang harusnya peka soal berita sensitif model beginian.
Pada drama RS, seolah digambarkan nenek-nenek itu digebuki. Polisi tidak dilapori hingga mengesankan polisi tidak bertindak. Ini sesuai dengan khayalan kubu Prabowo bahwa polisi memihak apa yang sering mereka sebut sebagai “rezim pemerintah Jokowi. “
Sebaran berita bohong membuat polisi kalang kabut dan tidak mau dianggap lambat apalagi memihak. Sampai akhirnya polisi membongkar kebohongan tersebut. Sarumpaet dan mereka yang mencoba menggoreng isu itu terdesak.
RS akhirnya buka kartu dan yang tadinya berkoar sibuk buang badan dan membiarkan RS jadi pesakitan sendirian. Termasuk Nanik Deyang.
Seenaknya dia buang badan sambil merasa posisinya aman-aman saja. Mentalitas tengil seperti dia itu mungkin disebabkan perasaan dia dan orang-orang di kubu Prabowo bahwa mereka tidak bakal tercyduk karena dekat dengan para mantan Jenderal.
Mereka pikir para pensiunan itu bakal melindungi mereka dan punya kuasa untuk berbuat apa saja.
Padahal nyatanya, para mantan Jenderal itu tidak punya pengaruh apa-apa. Kewenangan dan kekuatan mereka sudah rontok begitu pensiun.
Sementara yang masih aktif tidak bisa berbuat apa-apa karena terikat sumpah Sapta Marga yang tidak memungkinkan para Jenderal aktif itu berpolitik dan membela kubu Prabowo secara tidak langsung apalagi langsung.
Tapi pendukung Prabowo kelas kroco, seperti Deyang dan para kepala peyang penyebar kebohongan merasa mereka berada diatas hukum.
Nanik Deyang sampai dengan surat panggilan polisi datang, masih berfikir gaya Orde Baru. Yang dengan sombong nya berasa tidak bersalah karena yakin dia punya backing seragam ijo atau coklat.
Tapi belakangan Deyang sadar bahwa backing-backingan sudah tidak zaman. Apalagi sekelas kroco seperti dia. Amin Rais saja menyerah dan bersedia diperiksa polisi.
Ini semua menunjukkan bahwa tidak satupun orang yang berpengaruh di kubu Prabowo. Termasuk Prabowo dan Sandy. Keduanya menjauh dari gerombolan yang terciprat air comberan yang sangat bau.
Tidak heran, jika di wallnya, Nanik Deyang menulis dalam bahasa standard yang akan memenuhi panggilan polisi karena Warganegara yang baik.
Kalimat standard ini mengindikasikan Nanik Deyang sedang kencing di celana ketakutan menjelang pemeriksaan polisi. Deyang ketakutan setengah mati karena dia adalah mata rantai paling lemah pada kasus hoax akut ini.
Yang bisa menjadikan "Jonru cewek" ini tersangka.
Ditahan dan susah tidur karena serangan nyamuk ganas.
Sendirian..
Emang enak?
Sumber: Status Facebook Budi Setiawan
(Info-Menia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email