Gusdur berkata: NU itu Syiah Minus Imamah.
“Gus Dur
selalu menganjurkan kebaikan kepada kelompok minoritas, termasuk kita
yang berpegang pada madzhab Ahlul Bait, Syiah. Kita merasa dibela Gus
Dur dari beberapa kelompok yang akan membubarkan Syiah. Gus Dur juga
selalu mengatakan bahwa Syiah itu adalah NU plus imamah dan NU itu
adalah Syiah minus imamah. Bahkan beliau orang yang pertama di Indonesia
yang bukan Syiah yang menggelar peringatan Asyura di Ciganjur,” kata
salah seorang ulama Syiah Indonesia, Hasan Dalil, kepada Rakyat Merdeka
Online, beberapa saat lalu (Jumat,1/1).
Namun
demikian, kata Hasan Dalil, ada beberapa sikap Gus Dur yang mesti
dikritisir termasuk keterlibatan dalam yayasan milik Israel. Menurut
Pembina Sekolah Tinggi Agama Islam Madinatul Ilmi ini, masalah Israel
adalah masalah hitam putih yang bukan multitafsir.
“Sikap Gus
Dur sering multitafsir. Tapi berkaitan dengan Israel harus hitam putih.
Israel itu menginjak-injak hak asasi manusia dan menjajah. Tentu hal ini
sangat bertentangan dengan konstitusi tertinggi negara kita,
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang melarang segala bentuk penjajahan.
Kita kritik itu,” kata Hasan Dalil.
Namun satu
hal yang menarik dari Gus Dur, kata Hasan Dalil, tidak pernah marah dan
tersinggung jika dikritik. Hasan Dalil pun punya kesan pribadi dengan
Gus Dur.
“Kita ulama
Syiah datang pada beliau. Saya sebutkan pada beliau di kalangan atas
elit dan intelektual, sudah memahami madzhab Ahlul Bait dan menghormati
Ayatullah Imam Khomaini. Namun dikalangan sebagian NU di bawah ada yang
masih berlaku keras pada kelompok Syiah. Saya contohkan peristiwa di
Bangil. Ternyata Gus Dur langsung menelpon ulama NU Bangil dan
memerintahkan untuk menjaga kelompok syiah dan mencegah segala bentuk
kekerasan. Ini luar biasa,” kata Hasan Dalil.
Post a Comment
mohon gunakan email