Bubur Asyura, bubur khas untuk berbuka puasa 10 Muharam
Akhir pekan lalu mayoritas warga Muslim di Indonesia melakukan ibadah puasa Muharram, puasa sunnah yang dinilai bisa menghapus dosa dan memberi syafaat atau manfaat pada hari kiamat nanti.
Yang menarik ada beberapa daerah di Indonesia yang menyediakan sajian khusus pada saat berbuka puasa Muharram, yang kabarnya hanya dimasak pada saat istimewa itu, yaitu bubur Asyura.
“Kamo dineusu baro peget 10 Muharram, 3 boh blangong 1 untuk buka puasa di mesjid, 2 boh blangong untuk warga dusun nyan tingkat dusun goh lom gampong. Lengkap mandum jenis umbi-umbian. Kamo boh mandum. That msngat (Kami di Nesu – nama daerah di Banda Aceh.red – pada hari 10 Muharam membuat tiga periuk bubur untuk buka puasa di mesjid, dua periuk bubur untuk warga dusun di kampung. Terdiri dari umbi-umbian. Lezat sekali),” ujar Mus, salah seorang warga di Nesu, Banda Aceh.
Bubur Asyura adalah bubur yang dibuat dengan berbagai bahan dan ramuan khusus untuk berbuka puasa pada 10 Muharram. Menurut Fikriah Haridhi, salah seorang pendengar VOA yang juga tinggal di Banda Aceh, bubur Asyura ini merupakan tradisi lama. “Ibu-ibu di kampung kami di Lamseupeng membuatnya untuk berbuka puasa 10 Muharram dan dibagikan ke mesjid, makan bersama di kampung atau bawa pulang ke rumah,” ujar Fikriah.
Tradisi memasak bubur Asyura ini tidak saja ada di Nanggroe Aceh Darussalam tetapi juga di hampir seluruh daerah di Indonesia yang warganya melaksanakan puasa Muharram. Ada yang berpuasa sejak hari Kamis (28/9) hingga Minggu (1/10), tetapi sebagian besar berpuasa pada hari Sabtu (30/9) saja. Bubur ini juga merupakan bagian dari tradisi di Malaysia dan Brunei Darusalam. Namun rasanya beranekaragam, ada yang terbuat dari umbi-umbian yang manis rasanya, ada pula yang gurih karena mengandung rempah-rempah dan daging.
Hal senada disampaikan Nurul Akmal, yang mengatakan bahan-bahan bubur Asyura dikumpulkan sejak lama dan dibawa ke sebuah rumah untuk dimasak bersama-sama. “Bahan-bahannya adalah santan kelapa, pisang, nangka masak gula merah, beureune atau sejenis sagu tetapi butirannya keras, kacang hijau, labu kuning, ubi dan lain-lain,” ujar Nurul. Ditambahkannya, biasanya ketika memasak bersama ini para ibu saling tukar cerita keluarga, membahas isu-isu terkini di kampung, hingga isu sosial politik di tanah air dan dunia.
(Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email