Pesan Rahbar

Home » , » Manifestasi Arsitek Islam Iran di Subbenua India

Manifestasi Arsitek Islam Iran di Subbenua India

Written By Unknown on Wednesday, 31 May 2017 | 15:23:00


Penggabungan dua peradaban dan budaya menciptakan corak baru dan tunggal dalam pelbagai industri, dimana simbolnya dapat terlihat dengan jelas dalam jurusan pelbagai seni, seperti arsitektur, lukisan, musik, dan kerajinan tangan seperti menjahit dan berkebun.

Menurut laporan IQNA, di edisi 124 "Catatan sejarah dan analisis budaya India” rumah budaya Iran di Mumbai, yang naskahnya diberikan kepada IQNA dikemukakan, dua peradaban besar Iran dan India memiliki pengaruh satu sama lain, dan hal ini menyebabkan mereka saling berdekatan satu sama lainnya. Arsitek termasuk salah satu cabang dimana penggabungan dua budaya ini lebih terlihat kentara di situ ketimbang selainnya.

Kaum muslim India, menurut prinsip-prinsip agamanya mengharamkan pembuatan patung dan lukisan para nabi dan para imam suci, membangun sebuah rumah dan bangunan bersejarah yang tinggi dengan menggunakan daya dan karakter alami dan dalam sejumlah bangunan tersebut menggunakan batu-batu indah dan ukiran-ukiran geometris secara indah.

Pada masa dinasati Mughal, dibangun bangunan-bangunan megah nan menjulang di seantero India. Di seluruh kota dibangun beragam bangunan seperti istana, taman, sekolah, tampat ibadah, dan pemakaman dimana semuanya adalah sumber keajaiban, kekaguman, dan menjadi sanjungan untuk para pengunjung dan sekarang ini juga sejumlah insinyur dan cendekiawan sedang melakukan riset dan kajian di sejumlah sekolah-sekolah tinggi arsitek.


Dalam renovasi sejumlah bangunan tersebut, didatangkan para pakar terkemuka dari Iran ke kota tersebut untuk merebut hati para raja India dan di situ di bawah perlindungan para raja dan pemuka, mengajari mereka dalam merekonstruksi bangunan, sebagaimana corak dan metode yang digunakan di Herat, Isfahan, Shiraz, Masyhad, dan Samarkand, yang mereka pakai di sejumlah kota seperti Agra, Delhi, Lahore dan Lucknow.

Pada saat yang sama, dengan melihat bangunan-bangunan lama India, seperti tempat ibadah India dan gaya pahatan, cerminan pemikiran dan ide-ide baru, lambat laun mengadopsi darinya dan dipakai dalam sejumlah bangunan-bangunannya dan disitu lambat laun menciptakan gabungan tunggal dalam seni arsitektur, yang tersohor dengan "Arsitek India dan Islam” di dunia.

Harus dikatakan bahwa gaya ini pada tahun ke-9 Hijriah mendapat perhatian di sejumlah bangunan dan serambi-serambi masjid serta istana para raja di kota-kota utara India dan beberapa waktu kemudian, para pemuka dan raja propinsi lain juga menyambutnya dan contoh tertingginya dapat dilihat di Agra dan Kashmir.


Pada masa kepemimpinan Akbar Shah (Akbar II) saat ibukota dipindahkan dari kota Fatehpur (Sikri) ke Agra (Akbarabad), maka dibangunlah bangunan-bangunan menjulang dan istana-istana indah. Di istana-istana yang terkait para raja masa itu dapat disinyalirkan sejumlah tradisi, lukisan, tulisan prasasti, desain Arabes dan gambar-gambar geometris seperti muqarnas dan hiasan, yang termasuk tradisi para raja-raja timur Islam. Banyak sekali darinya menggunakan bunga dan lukisan-lukisan naturalis, ceruk muqarnas dan prasati dengan menggunakan khat Tsuluts, Nasakh, dan Nasta’liq.

Di bangunan muslim India dibarengi dengan keindahan dan keanggunan dan kemegahan. Masjid raja Lahore yang termasuk salah satu masjid terbesar dunia dibangun pada masa Jahangir dengan metode-metode masjid Iran dan bangunan Taj Mahal yang dibangun di kota Agra, sang raja membangun untuk tempat peristirahatan istrinya (Mumtaz) termasuk contoh terbaik nan tinggi serta contoh bangunan-bangunan Islam India dan tershohor dunia.

Harus dikatakan bahwa Maharaja Hindu juga dalam istana dan tempat rekreasinya menggunakan corak baru, yaitu arsitek Islam India, yang memiliki simbol riil terbaik di selatan Subbenua.



(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: