Konferensi Internasional ke-6 untuk Mendukung Perjuangan Palestina menghasilkan komunike bersama pada 22 Februari di Teheran, Iran yang secara garis besar meliputi tiga prinsip.
Komunike bersama itu disusun oleh lima komite pada sesi terakhir dari konferensi yang berlangsung pada 21-22 Februari 2017 itu, setelah Presiden Iran Hassan Rouhani menyampaikan pidato penutupan konferensi pada Selasa (22/2/2017).
Lima komite tersebut terdiri atas Komite untuk Parlemen dan Majelis, Komite untuk Rakyat Palestina dan Gerakan Pro-Perlawanan, Komite untuk Pemuda, Komite untuk Organisasi Non-pemerintah Pro-Palestina, dan Komite untuk Urusan Politik dan Perumusan Deklarasi Akhir.
Tiga prinsip yang ditekankan dalam Komite Bersama itu adalah masalah Palestina harus menjadi prioritas pertama dan utama bagi dunia muslim dan negara-negara Arab, termasuk dalam upaya negara-negara sahabat dalam mendukung hak-hak sah rakyat Palestina.
Prinsip yang ke dua adalah menekankan penyatuan Palestina dan memilih perlawanan sebagai satu-satunya cara untuk mewujudkan hak-hak yang sah bagi bangsa dan menyatukan umat Islam dan negara-negara pencari kemerdekaan untuk membantu bangsa Palestina yang tertindas.
Sedangkan prinsip yang ke tiga adalah intifada dan perlawanan rakyat Palestina yang tertindas harus dihormati dan dihargai sebagai satu-satunya cara yang efektif untuk menangani pendudukan Palestina oleh rezim Zionis Israel, dan seluruh kapasitas dan peluang akan digunakan untuk mendukung Palestina yang sah dan perjuangan kemerdekaan dalam rangka mengembalikan hak-hak sah mereka.
Sementara itu, pada pidato penutupan konferensi, Presiden Iran Hassan Rouhani menegaskan bahwa tak ada pilihan bagi rakyat Palestina kecuali terus menggencarkan ‘intifada’ (perlawanan) terhadap penjajah Israel demi mempertahankan hidup bangsa yang selama bertahun-tahun tertindas di wilayah mereka sendiri.
(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email