Presiden Joko Widodo menyebut, isu komunisme yang menerpa dirinya merupakan bentuk politisasi.
"Itu kan masalah politik, lalu didorong-dorongkan ke saya, disodor-sodorkan ke saya. Seolah-saya melindungi (komunisme)," ujar Jokowi dalam dalam acara silaturahim di Pondok Pesantren Miftahul Huda, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (10/6/2017).
Jokowi lalu mencontohkan beberapa isu yang menerpa dirinya.
Pertama, Jokowi adalah pengikut komunisme.
Jokowi menegaskan, hal itu tidak masuk akal.
"Lah, wong waktu PKI itu dibubarkan saja saya baru berumur 3,5 tahun. Logikanya di mana?" ujar Jokowi.
Tidak hanya dirinya yang dituduh komunis, orangtuanya pun tak lepas dari sasaran fitnah itu.
Sampai-sampai kediamannya di Solo pernah didatangi oleh beberapa orang yang ingin mengklarifikasi soal isu itu.
"Ada yang datang ke rumah dua kali. Yang nemuni pembantu. Ibu saya baru pulang pengajian, juga langsung ketemu," cerita Jokowi.
"Setelah ketemu, sudah. Dari sisi fisik saja sudah kelihatan, seperti itu, ndak berani nanya juga dia. Ya sudah rampung (terklarifikasi) berarti," lanjut dia.
Jokowi menambahkan, sebenarnya tidak terlalu sulit memastikan bahwa keluarga Jokowi tak terkait dengan organisasi terlarang itu.
"NU kan di Solo ada cabangnya, dicek saja dari orangtua, kakek dan nenek hingga buyut, desanya di mana jelas. Ini sesuatu hal yang sebetulnya gampang dicek. Jadi kenapa masih pakai isu-isu seperti ini?" ujar Jokowi.
Jokowi menegaskan, Indonesia memiliki TAP MPRS Nomor 25 Tahun 1966 yang menyatakan bahwa komunis dan PKI adalah hal yang terlarang.
Oleh sebab itu, pemerintah akan menindak tegas jika memang ada gerakan komunisme di Indonesia.
"Kalau memang ada betul, ya tunjukan ke pemerintah. Detik itu juga akan saya gebuk," lanjut Jokowi.
(Tribun-News/Info-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email