Oleh: Abdul Moqsith Ghazali
Dari sepuluh orang yang dijamin masuk sorga, Sayyidina Utsman ibn Affan adalah salah satunya. Tentu ia gembira dengan kabar bahagia itu. Di sorga, Sayyidina Utsman bukan hanya akan tinggal bersama sang mertua, Rasulullah. Di sana juga ia akan melihat Allah seperti mata menyaksikan bulan purnama.
Namun, satu waktu Ustman menangis. Pulang dari ziarah ke Pekuburan Baqi’, air matanya tumpah. Ia sedih. Istri dan sahabat-sahabatnya bertanya, “wahai Utsman, kenapakah engkau menangis? Bukankah engkau termasuk salah seorang dari sepuluh orang yang masuk sorga?”.
Lirih Utsman menjawab, “Nabi SAW hanya menjamin saya masuk sorga, tapi beliau tak menggaransi saya bebas dari siksa alam barzakh”. Suasana mendadak hening. Semua terdiam. Masing-masing introspeksi diri.
Kita bukan Sayyidin Utsman. Tak ada juga yang menjamin kita akan masuk sorga. Tapi entah kenapa, kita sering mengancam orang lain sebagai penghuni neraka. Lalu lupa bahwa kita belum pantas masuk surga.
Ilahi lastu lil firdausi ahla. Wala aqwa ‘ala naril jahimi.
Rabu, 9 Agustus 2017
(suaraislam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email