Hari ini, Senin (5/6/2017) Arab Saudi, Mesir, Bahrain dan Uni Emirat Arab serta Yaman, secara serentak menyatakan telah “mentalak-tiga” Qatar. Alasannya, Qatar dicap tidak lagi satu kubu bersama mereka dalam memerangi terorisme Ikhwanul Muslimin dan ISIS, serta dianggap melemah dalam melawan provokasi sektarian oleh Iran di kawasan.
Darimana tudingan ini bermula? Dikabarkan, pemicu awalnya adalah tulisan di kantor berita Qatar, Qatar News Agency, pada 24 Mei lalu. Dalam tulisan itu, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, dilaporkan berpidato dalam sebuah upacara militer, menyebutkan bahwa Iran adalah “kekuatan besar” yang mesti diperhitungkan di Timur Tengah.
Pernyataan Emir ini juga dikutip dalam news-ticker siaran stasiun televisi Qatar, namun tanpa menampilkan cuplikan pidato. Dalam kutipan itu, Emir mengatakan: “Iran mewakili kekuatan regional dan Islam yang tidak bisa diabaikan, dan tidak bijaksana jika melawan mereka. Iran adalah kekuatan besar dalam stabilitas di kawasan.”
Dalam berita itu, Emir juga mengatakan Qatar tengah bersitegang dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang sedang disudutkan di negaranya karena berhubungan dengan Rusia.
Pernyataan ini membuat Arab Saudi dan negara-negara Teluk berang. Pasalnya, Iran adalah rival mereka dalam berebut pengaruh di kawasan. Bukan rahasia lagi jika Saudi dan Iran berseberangan dalam berbagai konflik di Timur Tengah, seperti di Yaman dan Suriah.
Tak cukup sampai disitu, kemarahan Saudi diperparah dengan cuitan di akun Twitter Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman al-Thani yang mengatakan Qatar akan menarik duta besar dari negara-negara tetangga, termasuk Mesir, Kuwait, dan Arab Saudi.
Akibat pemberitaan itu, Saudi dan Uni Emirat Arab langsung memblokir seluruh media Qatar, termasuk yang terbesar, Al-Jazeera.
Tak lama setelah itu, pemerintah Qatar mengklaim bahwa pemberitaan itu tidak benar. Menurut mereka, kantor berita Qatar telah diretas dan ditulisi berita hoax mengatasnamakan Emir.
Menurut juru bicara pemerintah Qatar, Saif Ahmed Al Thani, hacker tak bertanggung jawab telah membuat kutipan palsu dari dan atas nama Emir dan Menlu Qatar. News-ticker yang memuat kutipan itu juga tidak muncul di tayangan televisi Qatar, melainkan hanya rekaan di tayangan Youtube.
Untuk membuktikan klaimnya, Qatar bahkan menyatakan siap mendatangkan penyidik dari Amerika Serikat.
Buntut peristiwa itu, saling baku hantam komentar terjadi di media-media Saudi dan Qatar. Melalui media Saudi, pejabat Arab mengatakan bahwa Saudi “tidak akan menoleransi pembangkangan seperti itu, jika disengaja, terutama jika berhubungan dengan Iran.”
(Qatar-News/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email