Oleh: Ibnu Jakfari.
Ada sebuah dokumen yang rasa-rasanya agak
rahasia terlanjur ditulis oleh sebagian ulama Ahluusunnah… dokumen
rahasia tentang persekongkolan sebagian sahabat (tentunya yang munafik)
untuk membunuh Nabi Muhammad saw. dengan menggelincirkan kendaraan yang
beliau tunggangi dari atas tebing tajam yang sangat tinggi sepulang
beliau dari perang Tabƻk. Dokumen kejahatan itu mereka sebutkan terkait
dengan tafsir ayat 74 surah at Taubah [9]:
.
ŁَŲْŁِŁُŁŁَ ŲØِŲ§ŁŁَّŁِ Ł Ų§ ŁŲ§ŁُŁŲ§ Łَ ŁَŁَŲÆْ ŁŲ§ŁُŁŲ§ ŁَŁِŁ َŲ©َ Ų§ŁْŁُŁْŲ±ِ Łَ ŁَŁَŲ±ُŁŲ§ ŲØَŲ¹ْŲÆَ Ų„ِŲ³ْŁŲ§Ł ِŁِŁ ْ Łَ ŁَŁ ُّŁŲ§ ŲØِŁ Ų§ ŁَŁ ْ ŁَŁŲ§ŁُŁŲ§ Łَ Ł Ų§ ŁَŁَŁ ُŁŲ§ Ų„ِŁŲ§َّ Ų£َŁْ Ų£َŲŗْŁŲ§ŁُŁ ُ Ų§ŁŁَّŁُ Łَ Ų±َŲ³ُŁŁُŁُ Ł ِŁْ ŁَŲ¶ْŁِŁِ ŁَŲ„ِŁْ ŁَŲŖُŁŲØُŁŲ§ ŁَŁُ Ų®َŁْŲ±Ų§ً ŁَŁُŁ ْ Łَ Ų„ِŁْ ŁَŲŖَŁَŁَّŁْŲ§ ŁُŲ¹َŲ°ِّŲØْŁُŁ ُ Ų§ŁŁَّŁُ Ų¹َŲ°Ų§ŲØŲ§ً Ų£َŁŁŁ Ų§ً ŁِŁ Ų§ŁŲÆُّŁْŁŲ§ Łَ Ų§ŁْŲ¢Ų®ِŲ±َŲ©ِ Łَ Ł Ų§ ŁَŁُŁ ْ ŁِŁ Ų§ŁْŲ£َŲ±ْŲ¶ِ Ł ِŁْ ŁَŁِŁٍّ Łَ ŁŲ§ ŁَŲµŁŲ±ٍ
“Mereka (orang-orang
munafik itu) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak
mengatakan (sesuatu yang menyakitimu). Sesungguhnya mereka telah
mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir sesudah Islam, dan mengingini apa yang mereka tidak dapat mencapainya;
dan mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya), kecuali karena Allah
dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka. Maka jika
mereka bertobat, itu adalah lebih baik bagi mereka, dan jika mereka
berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di
dunia dan di akhirat; dan mereka sekali- kali tidak mempunyai pelindung
dan tidak (pula) penolong di muka bumi.”
Ketika menerangkan ayat di atas, khususnya: , dan (mereka) mengingini apa yang mereka tidak dapat mencapainya, para mufassir Ahlusunnah begitu serius “melansirkan isu itu”… mereka benar-benar telah “menuduh” ada sekelompok sahabat (yang namanya dirahasiakan) telah berencana dan bermakar jahat hendak mengbahisi nyawa Junjungan kita Nabi Muhammad saw.
Tentang ayat di atas, Ibnu Katsir berkata:
.
Ł ŁŲÆ ŁŲ±ŲÆ Ų£Ł ŁŁŲ±Ų§ Ł Ł Ų§ŁŁ ŁŲ§ŁŁŁŁ ŁŁ ŁŲ§ ŲØŲ§ŁŁŲŖŁ ŲØŲ§ŁŁŲØŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁّŁ Ų¹ŁŁŁ Ł Ų³ŁŁ Ł ŁŁ ŁŁ ŲŗŲ²ŁŲ© ŲŖŲØŁŁ، ŁŁ ŲØŲ¹Ų¶ ŲŖŁŁ Ų§ŁŁŁŲ§ŁŁ ŁŁ ŲŲ§Ł Ų§ŁŲ³ŁŲ±، Ł ŁŲ§ŁŁŲ§ ŲØŲ¶Ų¹Ų© Ų¹Ų“Ų± Ų±Ų¬ŁŲ§، ŁŲ§Ł Ų§ŁŲ¶ŲŲ§Ł: ŁŁŁŁŁ ŁŲ²ŁŲŖ ŁŲ°Ł Ų§ŁŲ¢ŁŲ©
“Dan telah datang riwayat bahwa ada sekelompk orang munafik bermaksud membunuh Nabi saw.
ketika dalam peperangan tabuk pada salah satu malam dalam perjalanan
pulang beliau. Mereka berjumlah belasan orang. Adh- Dhahhâk berkata,
‘Untuk merekalah ayat ini turun.’”.
Kemudian Ibnu Katsir menyebutkan bukti kebenaran pendapat ini dengan mengutip beberapa riwayat para ulama dalam masalah ini, seperti riwayat al Baihaqi yang telah lewat, riwayat Imam Ahmad, Imam Muslim dan lainnya.
Dalam sebagian riwayat dikatakan bahwa yang bermaksud membunuh Nabi saw. itu adalah seorang dari suku Quraisy!
Dalam tafsir al Jalâlain (tafsir
yang paling merakyat di kalangan pesantren-pesantren tradisional di
bumi Indonesia) juga dijelaskan demikian ayat tersebut:
.
Łَ ŁَŁ ُّŁŲ§ ŲØِŁ Ų§ ŁَŁ ْ ŁَŁŲ§ŁُŁŲ§ Ł Ł Ų§ŁŁŲŖŁ ŲØŲ§ŁŁŲØŁ ŁŁŁŲ© Ų§ŁŲ¹ŁŲØŲ© Ų¹ŁŲÆ Ų¹ŁŲÆŁ Ł Ł ŲŖŲØŁŁ ŁŁŁ ŲØŲ¶Ų¹Ų© Ų¹Ų“Ų± Ų±Ų¬ŁŲ§ ŁŲ¶Ų±ŲØ Ų¹Ł Ų§Ų± ŲØŁ ŁŲ§Ų³Ų± ŁŲ¬ŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŲ§ŲŁ ŁŁ Ų§ ŲŗŲ“ŁŁ ŁŲ±ŲÆŁŲ§
“dan (mereka) mengingini apa yang mereka tidak dapat mencapainya yaitu untuk membunuh Nabi di malam ‘Aqabah (tebing) sepulang beliau dari Taubuk.
Mereka berjumlah belasan orang. Ammâr bin Yâsir memuluk wajah-wajah
kendaraan mereka dan menghalaunya ketika mereka hendak mengerumuni Nabi
saw.”.
Ibnu Jauzi juga menyebutnya dalam tafsir Zâdul Masîr-nya. Ia berkata:
.
Ł Ų§ŁŲ«Ų§ŁŁ: Ų£ŁّŁŲ§ ŁŲ²ŁŲŖ ŁŁŁŁ ŲŁŁ ŁŁ ّŁŲ§ ŲØŁŲŖŁ Ų±Ų³ŁŁ Ų§ŁŁّŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁّŁ Ų¹ŁŁŁ Ł Ų³ŁŁ ، Ų±ŁŲ§Ł Ł Ų¬Ų§ŁŲÆ Ų¹Ł Ų§ŲØŁ Ų¹ŲØŲ§Ų³، ŁŲ§Ł: Ł Ų§ŁŲ°Ł ŁŁ ّ Ų±Ų¬Ł ŁŁŲ§Ł ŁŁ: Ų§ŁŲ£Ų³ŁŲÆ. Ł ŁŲ§Ł Ł ŁŲ§ŲŖŁ: ŁŁ خ٠سة Ų¹Ų“Ų± Ų±Ų¬ŁŲ§، ŁŁ ّŁŲ§ ŲØŁŲŖŁŁ ŁŁŁŲ© Ų§ŁŲ¹ŁŲØŲ©.
“Pendapat kedua: Ayat ini turun tentang mereka yang berniat membunuh Rasulullah saw..
demikian diriwayatkan Mujahid dari Ibnu Abbas, ia berkata, ‘Yang
berniat membunuh adalah seorang bernama Aswad. Muqatil berkata, ‘Mereka berjumlah lima belas orang. Mereka berniat membunuh Nabi saw. di malam ‘Aqabah.”.
Al AlĆ»si dalam tafsir RĆ»h al Ma’Ć¢ni-nya juga menegaskan adanya persekongkolan para sahabat untuk membunuh Nabi saw. itu sepulang dari pertempuran TabĆ»k itu.
Serta masih banya lagi kutipan para ulama Ahlusunnah yang “menuduh” para sahabat itu telah berencana membunuh Nabi Muhammad saw.
Sekilas Peristiwa Makar Itu.
Bersama sahabat kepercayaan beliau; Hudzaifah dan Ammâr bin Yâsir,
Nabi saw. menempuh jalan pintas dengan melalui tebing sebuah gunung
yang tajam, dan meminta sabahat beliau berjalan melewati jalan biasa.
Tetapi ada belasan sabahat munafik
membuntuti beliau. Mereka mengenakan penutup wajah. Dengan tujuan
sesampainya di atas tebing, mereka akan mendorong kendaraan beliau agar
terjungkir jatuh ke dalam jurang. Nabi saw. mengetahui
rencana jahat mereka yang membuntuti beliau menaiki tebing itu. Nabi
meminta Hudzaifah untuk mengusir mereka! Ia pun bergegas mengusir
mereka. Sekembalinya, Nabi saw.
bertanya kepadanya, ‘Tahukan engkau siapa mereka? Dan apa rencana
mereka? Hudzaifah menjawab, aku tidak kenali wajah-wajah mereka karena
mereka menggunakan penutup wajah. Tetapi aku kenali kendaraan-kendaraan
milik mereka. Kemudian Nabi saw. memberitahukan kepada Hudzaifah nama-nama mereka dan bahwa mereka itu berencana membunuh beliau dengan menggelindingkan kendaraan tunggangan beliau ke dalam jurang! Hudziafah berkata, ‘Mengapa tidak Anda perintahkan saja agar mereka dibunuh? Nabi saw. mengatakan, bahwa beliau tidak mau nanti orang-orang berkata bahwa Muhammad membunuh sabahatnya sendiri!.
Untuk menyingkap waktu perhatikan rincian dokumen rahasia ini dalam riwayat para ulama Ahlusunnah!.
Ł Ų£Ų®Ų±Ų¬ Ų§ŁŲØŁŁŁŁ ŁŁ Ų§ŁŲÆŁŲ§Ų¦Ł Ų¹Ł Ų¹Ų±ŁŲ© Ų±Ų¶Ł Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁ ŁŲ§Ł Ų±Ų¬Ų¹ Ų±Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ł Ų³ŁŁ ŁŲ§ŁŁŲ§ Ł Ł ŲŖŲØŁŁ Ų„ŁŁ Ų§ŁŁ ŲÆŁŁŲ© ŲŲŖŁ Ų„Ų°Ų§ ŁŲ§Ł ŲØŲØŲ¹Ų¶ Ų§ŁŲ·Ų±ŁŁ Ł ŁŲ± ŲØŲ±Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ł Ų³ŁŁ ŁŲ§Ų³ Ł Ł Ų£ŲµŲŲ§ŲØŁ ŁŲŖŲ¢Ł Ų±ŁŲ§ أ٠ŁŲ·Ų±ŲŁŁ Ł Ł Ų¹ŁŲØŲ© ŁŁ Ų§ŁŲ·Ų±ŁŁ ŁŁŁ Ų§ ŲØŁŲŗŁŲ§ Ų§ŁŲ¹ŁŲØŲ© Ų£Ų±Ų§ŲÆŁŲ§ أ٠ŁŲ³ŁŁŁŁŲ§ Ł Ų¹Ł ŁŁŁ Ų§ ŲŗŲ“ŁŁŁ Ų±Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ł Ų³ŁŁ Ų£Ų®ŲØŲ± Ų®ŲØŲ±ŁŁ ŁŁŲ§Ł Ł Ł Ų“Ų§Ų” Ł ŁŁŁ Ų£Ł ŁŲ£Ų®Ų° ŲØŲ·Ł Ų§ŁŁŲ§ŲÆŁ ŁŲ§ŁŁ Ų£ŁŲ³Ų¹ ŁŁŁ Ł Ų§Ų®Ų° Ų±Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ł Ų³ŁŁ Ų§ŁŲ¹ŁŲØŲ© Ł Ų§Ų®Ų° Ų§ŁŁŲ§Ų³ ŲØŲØŲ·Ł Ų§ŁŁŲ§ŲÆŁ Ų§ŁŲ§ Ų§ŁŁŁŲ± Ų§ŁŲ°ŁŁ Ł ŁŲ±ŁŲ§ ŲØŲ±Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ł Ų³ŁŁ ŁŁ Ų§ س٠عŁŲ§ Ų°ŁŁ Ų§Ų³ŲŖŲ¹ŲÆŁŲ§ Ł ŲŖŁŲ«Ł ŁŲ§ Ł ŁŲÆ ŁŁ ŁŲ§ بأ٠ر Ų¹ŲøŁŁ ٠أ٠ر Ų±Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ł Ų³ŁŁ ŲŲ°ŁŁŲ© ŲØŁ Ų§ŁŁŁ Ų§Ł Ų±Ų¶Ł Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁ ٠ع٠ار ŲØŁ ŁŲ§Ų³Ų± Ų±Ų¶Ł Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁ ŁŁ Ų“ŁŲ§ ٠ع٠٠ؓŁŲ§ ŁŲ£Ł Ų± ع٠ارا أ٠ŁŲ£Ų®Ų° ŲØŲ²Ł Ų§Ł Ų§ŁŁŲ§ŁŲ© ٠أ٠ر ŲŲ°ŁŁŲ© ŁŲ³ŁŁŁŲ§ ŁŲØŁŁŁ Ų§ ŁŁ ŁŲ³ŁŲ±ŁŁ Ų„Ų° س٠عŁŲ§ ŁŁŲ²Ų© Ų§ŁŁŁŁ Ł Ł ŁŲ±Ų§Ų¦ŁŁ ŁŲÆ ŲŗŲ“ŁŁ ŁŲŗŲ¶ŲØ Ų±Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ł Ų³ŁŁ ٠أ٠ر ŲŲ°ŁŁŲ© أ٠ŁŲ±ŲÆŁŁ Ł Ų£ŲØŲµŲ± ŲŲ°ŁŁŲ© Ų±Ų¶Ł Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁ ŲŗŲ¶ŲØ Ų±Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ł Ų³ŁŁ ŁŲ±Ų¬Ų¹ ٠٠ع٠٠Ųج٠ŁŲ§Ų³ŲŖŁŲØŁ ŁŲ¬ŁŁ Ų±ŁŲ§ŲŁŁŁ ŁŲ¶Ų±ŲØŁŲ§ Ų¶Ų±ŲØŲ§ ŲØŲ§ŁŁ Ųج٠٠أبصر Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŁ Ł ŲŖŁŲ«Ł ŁŁ ŁŲ§ ŁŲ“Ų¹Ų±ŁŲ§ Ų§ŁŁ Ų§ Ų°ŁŁ ŁŲ¹Ł Ų§ŁŁ Ų³Ų§ŁŲ± ŁŲ±Ų¹ŲØŁŁ Ų§ŁŁŁ ŲŁŁ Ų£ŲØŲµŲ±ŁŲ§ ŲŲ°ŁŁŲ© Ų±Ų¶Ł Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁ Ł ŲøŁŁŲ§ Ų§Ł Ł ŁŲ±ŁŁ ŁŲÆ ŲøŁŲ± Ų¹ŁŁŁ ŁŲ§Ų³Ų±Ų¹ŁŲ§ ŲŲŖŁ Ų®Ų§ŁŲ·ŁŲ§ Ų§ŁŁŲ§Ų³ Ł Ų£ŁŲØŁ ŲŲ°ŁŁŲ© Ų±Ų¶Ł Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁ ŲŲŖŁ Ų£ŲÆŲ±Ł Ų±Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ł Ų³ŁŁ ŁŁŁ Ų§ Ų£ŲÆŲ±ŁŁ ŁŲ§Ł Ų§Ų¶Ų±ŲØ Ų§ŁŲ±Ų§ŲŁŲ© ŁŲ§ ŲŲ°ŁŁŲ© Ł Ų§Ł Ų“ Ų£ŁŲŖ ŁŲ§ ع٠ار ŁŲ§Ų³Ų±Ų¹ŁŲ§ ŲŲŖŁ Ų§Ų³ŲŖŁŁŲ§ ŲØŲ£Ų¹ŁŲ§ŁŲ§ ŁŲ®Ų±Ų¬ŁŲ§ Ł Ł Ų§ŁŲ¹ŁŲØŲ© ŁŁŲŖŲøŲ±ŁŁ Ų§ŁŁŲ§Ų³ ŁŁŲ§Ł Ų§ŁŁŲØŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ł Ų³ŁŁ ŁŲŲ°ŁŁŲ© ŁŁ Ų¹Ų±ŁŲŖ ŁŲ§ ŲŲ°ŁŁŲ© Ł Ł ŁŲ¤ŁŲ§Ų” Ų§ŁŲ±ŁŲ· Ų£ŲŲÆŲ§ ŁŲ§Ł ŲŲ°ŁŁŲ© Ų¹Ų±ŁŲŖ Ų±Ų§ŲŁŲ© ŁŁŲ§Ł Ł ŁŁŲ§Ł Ł ŁŲ§Ł ŁŲ§ŁŲŖ ŲøŁŁ Ų© Ų§ŁŁŁŁ Ł ŲŗŲ“ŁŲŖŁŁ ŁŁŁ Ł ŲŖŁŲ«Ł ŁŁ ŁŁŲ§Ł Ų§ŁŁŲØŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ł Ų³ŁŁ ŁŁ Ų¹ŁŁ ŲŖŁ Ł Ų§ ŁŲ§Ł Ų“Ų£ŁŁŁ Ł Ł Ų§ Ų£Ų±Ų§ŲÆŁŲ§ ŁŲ§ŁŁŲ§ ŁŲ§ Ł Ų§ŁŁŁ ŁŲ§ Ų±Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲ§Ł ŁŲ„ŁŁŁ Ł ŁŲ±ŁŲ§ ŁŁŲ³ŁŲ±ŁŲ§ ٠ع٠ŲŲŖŁ Ų„Ų°Ų§ Ų·ŁŲ¹ŲŖ ŁŁ Ų§ŁŲ¹ŁŲØŲ© Ų·Ų±ŲŁŁŁ Ł ŁŁŲ§ ŁŲ§Ł Ų£ŁŁŲ§ ŲŖŲ§Ł Ų± ŲØŁŁ ŁŲ§ Ų±Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŁŲ¶Ų±ŲØ Ų£Ų¹ŁŲ§ŁŁŁ ŁŲ§Ł Ų£ŁŲ±Ł أ٠ŁŲŖŲŲÆŲ« Ų§ŁŁŲ§Ų³ Ł ŁŁŁŁŁŲ§ Ų§Ł Ł ŲŁ ŲÆŲ§ ŁŲ¶Ų¹ ŁŲÆŁ ŁŁ Ų£ŲµŲŲ§ŲØŁ ŁŲ³Ł Ų§ŁŁ ŁŁŁ Ų§ Ł ŁŲ§Ł Ų§ŁŲŖŁ Ų§ŁŁ
Imam al Baihaqi
meriwayatkan dalam kitab DalĆ¢il-nya dari Urwah ia berkata, “Rasulullah
saw. puulang dari tabuk menuju kota Madinah, sesampainya di sebagian
jalan, sekelompok orang dari sahabat beliau berbuat makar. Mereka bersekongkol untuk menjatuhkan beliau saw. dari atas tebing di jalan itu.
Sesampainya mereka di ujung tebing itu, mereka bermaksud berjalan di
sana bersama-sama Nabi saw. ketika telah bergabung, Rasulullah saw.
bersabda kepada para sahabat, ‘Siapa yang ingin menempuh jalan lewat
perut lembah silahkan, ia lebih lebar untuk kalian!’ Sementara
Rasulullah saw. melewati jalan tebing itu. Para sahabat melewati perut
lembah kecuali beberapa orang yang berencana berbuat makar terhadap
Rasulullah saw. Ketika beliau mendengar pengumuman itu mereka
bersiap-siap dan mengenakan penutup wajah dan berencana melakukan makar
besar. Rasulullah saw. memerintahkan Hudzaifah bin al Yamân ra. Dan Ammâr bin Yâsir ra..
Keduanya berjalan bersama beliau, Ammâr diperintah untuk memegang
kendali kendran beliau, sementra Hudzaifah diminta untuk menuntunnya.
Ketika mereka sedang berjalan, mereka mendengar suara suara
langkah-langkah mereka (yang bermakar itu). Mereka berusa menerobos
rombongan Nabi saw. Beliau marah dan memerintahkan Hudzaifah untuk
menghalau mereka. Hudzaifah melihat marah Rasulullah saw.. Hudzaifah
kembali ke belakang dengan membawa tongkat kecil untuk menghalau mereka.
Hudzaifah menghadap wajah-wajah kendaraan mereka dan memukulnya dengan
tongkat itu. Hudzaifah melihat mereka dalam keadaan mengenakan penutup
wajah seperti kebiasaan sebagian kaum musafir. Allah menanamkan rasa
takut dalam hati mereka ketika mereka melihat Hudzaifah ra. dan mereka
mengira bahwa Hudzaifah mengetahui rencana jahat mereka terbongkar.
Mereka bercepat-cepat lari dan bergabung dengan orang-orang lain.
Hudzaifah ra. kembali kepada Rasulullah saw., setelah sampai, beliau
memerintahnya dan Ammâr agar bercepat-cepat menuntun kendaraan beliau
sehingga sampai di puncak tebing itu dan setelahnya mereka keluar
darinya sambil menanti rombongan lain yang menempuh jalan perut lembah.
Nabi saw. berkata Hudzaifah, ‘Hai Hudzaifah, akapah engkau mengenal seorang dari mereka itu?
Hudzaifah menjawab, ‘Aku mengenali kendaraan-kendaraan itu milik si fulan dan si fulan. Gelapnya malam menutupi wajah mereka di samping itu mereka mengenakan penutup wajah.”
Nabi saw. bersabda, “Tahukan kamu apa mau mereka?”
Tidak. Demi Allah. Jawab Hudzaifah.
Nabi saw. menjelaskan, “Mereka berencana jahat membunuhku. Mereka ikut berjalan bersamaku sehingga ketika sampai di atas tebing mereka akan melemparkanku dari aatasnya.”
Hudzaifah berkata, “Mengapakah tidak Anda perintahkan saja agar kami penggal leher-leher mereka?!”
Nabi saw. “Aku tidak suka nanti orang-orang berkata Muhammad membunuh sahabatnya sendiri.”
Kemudian Nabi saw. menyebutkan nama-nama mereka untuk Hudzaifah dan Ammâr dan meminta keduanya merahasiakan.[1].
Riwayat-riwayat senada juga telah disebutkan oleh para ulama seperti Syeikh Jalaluddin as Suyuthi dalam tafsirnya dan lainnya.
Di bawah ini saya sebutkan teks asli riwayat tanpa terjemahan sekedar untuk melengkapi.
-
Ł Ų£Ų®Ų±Ų¬ Ų§ŁŲØŁŁŁŁ ŁŁ Ų§ŁŲÆŁŲ§Ų¦Ł Ų¹Ł Ų§ŲØŁ Ų§Ų³ŲŁ ŁŲŁŁ Ł Ų²Ų§ŲÆ ŲØŲ¹ŲÆ ŁŁŁŁ ŁŲŲ°ŁŁŲ© ŁŁ Ų¹Ų±ŁŲŖ Ł Ł Ų§ŁŁŁŁ Ų£ŲŲÆŲ§ ŁŁŲ§Ł ŁŲ§ ŁŁŲ§Ł Ų±Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ł Ų³ŁŁ Ų§Ł Ų§ŁŁŁ ŁŲÆ Ų£Ų®ŲØŲ±ŁŁ ŲØŲ£Ų³Ł Ų§Ų¦ŁŁ ٠أس٠اؔ Ų¢ŲØŲ§Ų¦ŁŁ Ł Ų³Ų£Ų®ŲØŲ±Ł ŲØŁŁ Ų§Ł Ų“Ų§Ų” Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŲÆ ŁŲ¬Ł Ų§ŁŲµŲØŲ ŁŁŁ Ų§ Ų£ŲµŲØŲ Ų³Ł Ų§ŁŁ ŁŁ Ų¹ŲØŲÆ Ų§ŁŁŁ ŲØŁ Ų£ŲØŁ Ų³Ų¹ŲÆ Ł Ų³Ų¹ŲÆ ŲØŁ Ų£ŲØŁ Ų³Ų±Ų Ł Ų£ŲØŲ§ ŲŲ§ŲµŲ± Ų§ŁŲ§Ų¹Ų±Ų§ŲØŁ Ł Ų¹Ų§Ł Ų± Ł Ų£ŲØŲ§ Ų¹Ų§Ł Ų± Ł Ų§ŁŲ¬ŁŲ§Ų³ ŲØŁ Ų³ŁŁŲÆ ŲØŁ Ų§ŁŲµŲ§Ł ŲŖ ٠٠ج٠ع ŲØŁ ŲŲ§Ų±Ų«Ų© Ł Ł ŁŁŲŲ§ Ų§ŁŲŖŁŁ Ł Ł ŲŲµŁŁ ŲØŁ ŁŁ ŁŲ± ٠طع٠ة ŲØŁ Ų£ŲØŁŲ±Ł Ł Ų¹ŲØŲÆ Ų§ŁŁŁ ŲØŁ Ų¹ŁŁŁŲ© Ł Ł Ų±Ų© ŲØŁ Ų±ŲØŁŲ¹ ŁŁŁ Ų§Ų«ŁŲ§ Ų¹Ų“Ų± Ų±Ų¬ŁŲ§ ŲŲ§Ų±ŲØŁŲ§ Ų§ŁŁŁ Ł Ų±Ų³ŁŁŁ Ł Ų£Ų±Ų§ŲÆŁŲ§ ŁŲŖŁŁ ŁŲ§Ų·ŁŲ¹ Ų§ŁŁŁ ŁŲØŁŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ł Ų³ŁŁ Ų¹ŁŁ Ų°ŁŁ Ł Ų°ŁŁ ŁŁŁŁ Ų¹Ų² ٠ج٠Łَ ŁَŁ ُّŁŲ§ ŲØِŁ Ų§ ŁَŁ ْ ŁَŁŲ§ŁُŁŲ§ Ł ŁŲ§Ł Ų£ŲØŁ Ų¹Ų§Ł Ų± Ų±Ų£Ų³ŁŁ Ł ŁŁ ŲØŁŁŲ§ Ł Ų³Ų¬ŲÆ Ų§ŁŲ¶Ų±Ų§Ų± Ł ŁŁ Ų£ŲØŁ ŲŁŲøŁŲ© ŲŗŲ³ŁŁ Ų§ŁŁ ŁŲ§Ų¦ŁŲ©
-
Ł Ų£Ų®Ų±Ų¬ Ų§ŲØŁ Ų³Ų¹ŲÆ ع٠ŁŲ§ŁŲ¹ ŲØŁ Ų¬ŲØŁŲ± ب٠٠طع٠ŁŲ§Ł ŁŁ ŁŲ®ŲØŲ± Ų±Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ł Ų³ŁŁ بأس٠اؔ Ų§ŁŁ ŁŲ§ŁŁŁŁ Ų§ŁŲ°ŁŁ ŲŖŲŲ³ŁŁ ŁŁŁŲ© Ų§ŁŲ¹ŁŲØŲ© ŲØŲŖŲØŁŁ ŲŗŁŲ± ŲŲ°ŁŁŲ© Ų±Ų¶Ł Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁ ŁŁŁ Ų§Ų«ŁŲ§ Ų¹Ų“Ų± Ų±Ų¬ŁŲ§ ŁŁŲ³ ŁŁŁŁ ŁŲ±ŁŲ“Ł Ł ŁŁŁŁ Ł Ł Ų§ŁŲ£ŁŲµŲ§Ų± Ł Ł Ł ŲŁŁŲ§Ų¦ŁŁ
-
Ł Ų£Ų®Ų±Ų¬ Ų§ŁŲØŁŁŁŁ ŁŁ Ų§ŁŲÆŁŲ§Ų¦Ł Ų¹Ł ŲŲ°ŁŁŲ© ŲØŁ Ų§ŁŁŁ Ų§Ł Ų±Ų¶Ł Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁ ŁŲ§Ł ŁŁŲŖ Ų¢Ų®Ų° ŲØŲ®Ų·Ų§Ł ŁŲ§ŁŲ© Ų±Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ł Ų³ŁŁ Ų£ŁŁŲÆ ب٠٠ع٠ار ŁŲ³ŁŁŁ أ٠أŁŲ§ Ų£Ų³ŁŁŁ Ł Ų¹Ł Ų§Ų± ŁŁŁŲÆŁ ŲŲŖŁ Ų„Ų°Ų§ ŁŁŲ§ ŲØŲ§ŁŲ¹ŁŲØŲ© ŁŲ„Ų°Ų§ Ų£ŁŲ§ ŲØŲ§Ų«ŁŁ Ų¹Ų“Ų± Ų±Ų§ŁŲØŲ§ ŁŲÆ Ų§Ų¹ŲŖŲ±Ų¶ŁŲ§ ŁŁŁŲ§ ŁŲ§Ł ŁŲ£ŁŲØŁŲŖ Ų±Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ł Ų³ŁŁ ŁŲµŲ±Ų® ŲØŁŁ ŁŁŁŁŲ§ Ł ŲÆŲØŲ±ŁŁ ŁŁŲ§Ł ŁŁŲ§ Ų±Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ł Ų³ŁŁ ŁŁ Ų¹Ų±ŁŲŖŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŁŲ§ ŁŲ§ ŁŲ§ Ų±Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲ§ŁŁŲ§ Ł ŲŖŁŲ«Ł ŁŁ Ł ŁŁŁŲ§ Ų¹Ų±ŁŁŲ§ Ų§ŁŲ±ŁŲ§ŲØ ŁŲ§Ł ŁŲ¤ŁŲ§Ų” Ų§ŁŁ ŁŲ§ŁŁŁŁ Ų„ŁŁ ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲ§Ł Ų© ŁŁ ŲŖŲÆŲ±ŁŁ Ł Ų§ Ų£Ų±Ų§ŲÆŁŲ§ ŁŁŁŲ§ ŁŲ§ ŁŲ§Ł Ų£Ų±Ų§ŲÆŁŲ§ Ų§Ł ŁŲ²ŲŁ ŁŲ§ Ų±Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ł Ų³ŁŁ ŁŁ Ų§ŁŲ¹ŁŲØŲ© ŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŲ§ ŁŁŁŲ§ ŁŲ§ Ų±Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų§ŁŲ§ ŲŖŲØŲ¹Ų« Ų„ŁŁ Ų¹Ų“Ų§Ų¦Ų±ŁŁ ŲŲŖŁ ŁŲØŲ¹Ų« Ų„ŁŁŁ ŁŁ ŁŁŁ ŲØŲ±Ų£Ų³ ŲµŲ§ŲŲØŁŁ ŁŲ§Ł ŁŲ§ Ų§ŁŁ Ų£ŁŲ±Ł Ų§Ł ŲŖŲŲÆŲ« Ų§ŁŲ¹Ų±ŲØ ŲØŁŁŁŲ§ Ų§Ł Ł ŲŁ ŲÆŲ§ ŁŲ§ŲŖŁ ŲØŁŁŁ ŲŲŖŁ Ų„Ų°Ų§ Ų£ŲøŁŲ±Ł Ų§ŁŁŁ ŲØŁŁ Ų£ŁŲØŁ Ų¹ŁŁŁŁ ŁŁŲŖŁŁŁ Ų«Ł ŁŲ§Ł Ų§ŁŁŁŁ Ų§Ų±Ł ŁŁ ŲØŲ§ŁŲÆŲØŁŁŲ© ŁŁŁŲ§ ŁŲ§ Ų±Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŁ Ł Ł Ų§ Ų§ŁŲÆŲØŁŁŲ© ŁŲ§Ł Ų“ŁŲ§ŲØ Ł Ł ŁŲ§Ų± ŁŁŲ¶Ų¹ Ų¹ŁŁ ŁŁŲ§Ų· ŁŁŲØ Ų£ŲŲÆŁŁ ŁŁŁŁŁ
.
Ibnu Jakfari Berkata:
Kami tidak mengerti bagaimana sahabat yang berencana membunuh Nabi Muhammad saw. juga diyakini keadilannya?
Dan karena kita tidak mengenali nama-nama mereka maka bukankah merisaukan jika kita mengambil agama dari sembarang sahabat?
Jangan-jangan mereka yang kita banggakan dan kita jadikan rujukan dan
panutan dalam agama termasuk dari mereka yang bermakar terhadap Nabi
kita saw.?
Siapa tahu?
Apa yang
menjamin kita bahwa yang selama ini kita banggakan ternyata bukan mereka
yang bermakar jahat terhadap Nabi penutup, kekasih Allah Muhammad
ssaw.?
[1] Tafsir ad Durrul Mantsƻr,3358.
***********************






Post a Comment
mohon gunakan email