Benar, paling tidak begitulah yang dikatakan dalam sebagian kitab Rijal di sisi Ahlus Sunnah. Terdapat perawi hadis yang dikatakan “bisa berbicara setelah wafat”. Bahkan terdapat ulama ahlus sunnah yang membuat kitab khusus berkaitan dengan hal ini yaitu Ibnu Abi Dunya dalam kitabnya Man ‘Asya Ba’dal Maut. Tulisan ini hanya membawakan sedikit contoh sebagai bukti bahwa fenomena ini diyakini kebenarannya oleh ulama ahlus sunnah.
Ų²َŁْŲÆُ ŲØْŁُ Ų®َŲ§Ų±ِŲ¬َŲ©َ ŲØْŁِ Ų£َŲØِŁ Ų²ُŁَŁْŲ±ٍ Ų§ŁْŲ®َŲ²ْŲ±َŲ¬ِŁُّ Ų§ŁŲ£َŁْŲµَŲ§Ų±ِŁُّ، Ų“َŁِŲÆَ ŲØَŲÆْŲ±ًŲ§، ŲŖُŁُŁِّŁ Ų²َŁ َŲ§Łَ Ų¹ُŲ«ْŁ َŲ§Łَ، ŁُŁَ Ų§ŁَّŲ°ِŁ ŲŖَŁَŁَّŁ َ ŲØَŲ¹ْŲÆَ Ų§ŁْŁ َŁْŲŖِ،
Zaid bin Khaarijah bin Abi Zuhair Al Khazrajiy Al Anshaariy, termasuk yang ikut perang Badar, wafat di masa Utsman dan ia adalah orang yang berbicara setelah wafat [Tarikh Al Kabir Al Bukhariy 3/383 no 1281]
Ų²ŁŲÆ ŲØŁ Ų®Ų§Ų±Ų¬Ų© ŲØŁ Ų£ŲØŁ Ų²ŁŁŲ± Ų§ŁŲ®Ų²Ų±Ų¬Ł Ų£ŲŲÆ Ų§ŲØŁŁ Ų§ŁŲŲ§Ų±Ų« Ų§ŲØŁ Ų§ŁŲ®Ų²Ų±Ų¬ Ų§ŁŲ£ŁŲµŲ§Ų±Ł Ł ŲÆŁŁŁ ŁŁ ŲµŲŲØŲ© Ų“ŁŲÆ ŲØŲÆŲ±Ų§ ŲŖŁŁŁ Ų²Ł Ł Ų¹Ų«Ł Ų§Ł Ų±Ų¶Ł Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁ ŁŁŁ Ų§ŁŲ°Ł ŲŖŁŁŁ ŲØŲ¹ŲÆ Ų§ŁŁ ŁŲŖ Ų±ŁŁ Ų¹ŁŁ Ł ŁŲ³Ł ŲØŁ Ų·ŁŲŲ© ŲŲÆŲ«ŁŲ§ Ų¹ŲØŲÆ Ų§ŁŲ±ŲŁ Ł ŁŲ§Ł س٠عت Ų£ŲØŁ ŁŁŁŁ Ų°ŁŁ
Zaid bin Khaarijah bin Abi Zuhair Al Khazraajiy salah seorang dari bani Al Haarits bin Khazraaj Al Anshaariy Al Madiiniy, seorang sahabat Nabi, ikut serta dalam perang Badar, wafat pada masa Utsman [radiallahu ‘anhu] dan ia adalah orang yang berbicara setelah wafat, telah meriwayatkan darinya Muusa bin Thalhah. Telah menceritakan kepada kami ‘Abdurrahman yang berkata aku mendengar ayahku mengatakan demikian. [Al Jarh Wat Ta’dil Ibnu Abi Hatim 3/562 no 2541].
Fenomena Zaid bin Khaarijah bicara setelah ia wafat telah disebutkan dalam salah satu riwayat Baihaqiy dan dishahihkannya dalam kitabnya Dala’il An Nubuwah
Ų£Ų®ŲØŲ±ŁŲ§ Ų£ŲØŁ ŲµŲ§ŁŲ ŲØŁ Ų£ŲØŁ Ų·Ų§ŁŲ± Ų§ŁŲ¹ŁŲØŲ±Ł ، Ų£ŁŲØŲ£ŁŲ§ Ų¬ŲÆŁ ŁŲŁŁ ŲØŁ Ł ŁŲµŁŲ± Ų§ŁŁŲ§Ų¶Ł ، ŲŲÆŲ«ŁŲ§ Ų£ŲØŁ Ų¹ŁŁ Ł ŲŁ ŲÆ ب٠ع٠ر٠ŁŲ“Ł Ų±ŲÆ ، Ų£ŁŲØŲ£ŁŲ§ Ų§ŁŁŲ¹ŁŲØŁ ، ŲŲÆŲ«ŁŲ§ Ų³ŁŁŁ Ų§Ł ŲØŁ ŲØŁŲ§Ł ، ع٠ŁŲŁŁ ŲØŁ Ų³Ų¹ŁŲÆ ، ع٠سعŁŲÆ ŲØŁ Ų§ŁŁ Ų³ŁŲØ ، أ٠زŁŲÆ ŲØŁ Ų®Ų§Ų±Ų¬Ų© Ų§ŁŲ£ŁŲµŲ§Ų±Ł ، Ų«Ł Ł Ł ŲØŁŁ Ų§ŁŲŲ§Ų±Ų« ŲØŁ Ų§ŁŲ®Ų²Ų±Ų¬ ŲŖŁŁŁ Ų²Ł Ł Ų¹Ų«Ł Ų§Ł ŲØŁ Ų¹ŁŲ§Ł ، ŁŲ³Ų¬Ł ŁŁ Ų«ŁŲØŁ ، Ų«Ł Ų£ŁŁŁ Ų³Ł Ų¹ŁŲ§ Ų¬ŁŲ¬ŁŲ© ، ŁŁ صدر٠، Ų«Ł ŲŖŁŁŁ ، Ų«Ł ŁŲ§Ł : Ų£ŲŁ ŲÆ Ų£ŲŁ ŲÆ ŁŁ Ų§ŁŁŲŖŲ§ŲØ Ų§ŁŲ£ŁŁ ، ŲµŲÆŁ ŲµŲÆŁ Ų£ŲØŁ ŲØŁŲ± Ų§ŁŲµŲÆŁŁ Ų§ŁŲ¶Ų¹ŁŁ ŁŁ ŁŁŲ³Ł Ų§ŁŁŁŁ ŁŁ أ٠ر Ų§ŁŁŁ ŁŁ Ų§ŁŁŲŖŲ§ŲØ Ų§ŁŲ£ŁŁ ، صد٠صد٠ع٠ر ŲØŁ Ų§ŁŲ®Ų·Ų§ŲØ Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŲ£Ł ŁŁ ŁŁ Ų§ŁŁŲŖŲ§ŲØ Ų§ŁŲ£ŁŁ ، ŲµŲÆŁ ŲµŲÆŁ Ų¹Ų«Ł Ų§Ł ŲØŁ Ų¹ŁŲ§Ł Ų¹ŁŁ Ł ŁŁŲ§Ų¬ŁŁ Ł Ų¶ŲŖ Ų£Ų±ŲØŲ¹ ŁŲØŁŁŲŖ Ų§Ų«ŁŲŖŲ§Ł ، Ų£ŲŖŲŖ Ų§ŁŁŲŖŁ ŁŲ£ŁŁ Ų§ŁŲ“ŲÆŁŲÆ Ų§ŁŲ¶Ų¹ŁŁ ، ŁŁŲ§Ł ŲŖ Ų§ŁŲ³Ų§Ų¹Ų© ŁŲ³ŁŲ£ŲŖŁŁŁ Ł Ł Ų¬ŁŲ“ŁŁ Ų®ŲØŲ± ŲØŲ¦Ų± Ų£Ų±ŁŲ³ ŁŁ Ų§ ŲØŲ¦Ų± Ų£Ų±ŁŲ³ . ŁŲ§Ł ŁŲŁŁ : ŁŲ§Ł Ų³Ų¹ŁŲÆ : Ų«Ł ŁŁŁ Ų±Ų¬Ł Ł Ł Ų®Ų·Ł Ų© ŁŲ³Ų¬Ł ŲØŲ«ŁŲØŁ ŁŲ³Ł Ų¹ Ų¬ŁŲ¬ŁŲ© ŁŁ ŲµŲÆŲ±Ł Ų«Ł ŲŖŁŁŁ ، ŁŁŲ§Ł : Ų„Ł Ų£Ų®Ų§ ŲØŁŁ Ų§ŁŲŲ§Ų±Ų« ŲØŁ Ų§ŁŲ®Ų²Ų±Ų¬ ŲµŲÆŁ ŲµŲÆŁ ŁŲ£Ų®ŲØŲ±ŁŲ§ Ų£ŲØŁ Ų¹ŲØŲÆ Ų§ŁŁŁ Ų§ŁŲŲ§ŁŲø ، ŲŲÆŲ«ŁŲ§ Ų£ŲØŁ ŲØŁŲ± ŲØŁ Ų„Ų³ŲŲ§Ł Ų§ŁŁŁŁŁ ، Ų£ŁŲØŲ£ŁŲ§ ŁŲ±ŁŲ“ ŲØŁ Ų§ŁŲس٠، ŲŲÆŲ«ŁŲ§ Ų§ŁŁŲ¹ŁŲØŁ ، ŁŲ°ŁŲ±Ł ŲØŲ„Ų³ŁŲ§ŲÆŁ ŁŲŁŁ ŁŁŲ°Ų§ Ų„Ų³ŁŲ§ŲÆ ŲµŲŁŲ ŁŁŁ Ų“ŁŲ§ŁŲÆ
Telah mengabarkan kepada kami Abu Shalih bin Abi Thaahir Al ‘Anbariy yang berkata telah memberitakan kepada kami kakekku Yahya bin Manshuur Al Qaadhiy yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Aliy Muhammad bin ‘Amru yang berkata telah memberitakan kepada kami Al Qa’nabiy yang berkata telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Bilaal dari Yahya bin Sa’iid dari Sa’iid bin Al Musayyab bahwa Zaid bin Khaarijah Al Anshaariy dari Bani Harits bin Khazraj wafat pada masa ‘Utsman bin ‘Affan maka jasadnya ditutupi dengan kain, kemudian orang-orang mendengar suara dari dadanya kemudian ia berbicara, ia berkata “Ahmad Ahmad ada dalam kitab yang pertama, benarlah benarlah Abu Bakar Ash Shiddiq yang lemah terhadap dirinya tetapi kuat dalam menjalankan perintah Allah juga ada dalam kitab yang pertama, benarlah benarlah Umar bin Khaththab yang kuat lagi terpercaya juga ada dalam kitab yang pertama, benarlah benarlah Utsman bin ‘Affan yang berada di atas manhaj mereka pada empat tahun pertama dan dua tahun yang tersisa akan datang fitnah, hari kiamat akan datang, dan akan datang kepada kalian pasukan kalian yang membawa kabar tentang sumur Ariis”. Yahya berkata Sa’iid berkata kemudian seorang laki-laki dari bani Khathmah meninggal lalu jasadnya ditutupi kain maka terdengar suara dari dadanya kemudian ia berbicara, ia berkata “sesungguhnya saudara dari Bani Harits bin Khazraaj benar, benar”. Dan telah mengabarkan kepada kami Abu ‘Abdullah Al Haafizh yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Ishaaq Al Faaqih yang berkata telah memberitakan kepada kami Quraisy bin Hasaan yang berkata telah menceritakan kepada kami Al Qa’nabiy dan ia menyebutkan dengan sanad di atas. Sanad ini shahih dan memiliki syawaahid [Dala’il An Nubuwah Baihaqiy 6/195].
Selain Zaid bin Kharijah, hal yang sama terjadi juga pada perawi hadis lain yaitu dari golongan tabiin yang bernama Rabi’ bin Hiraasy. Ibnu Sa’ad dalam Ath Thabaqat ketika menuliskan biografi Rib’i bin Hiraasy ia menyebutkan
ŁŲ£Ų®ŁŁŁ Ų§ Ų±ŲØŁŲ¹ ŲØŁ ŲŲ±Ų§Ų“ Ų§ŁŲ°Ł ŲŖŁŁŁ ŲØŲ¹ŲÆ Ł ŁŲŖŁ
Dan saudara keduanya yaitu Rabii’ bin Hiraasy telah berbicara setelah kematiannya [Ath Thabaqat Ibnu Sa’ad 6/127]
Ų±ŲØŁŲ¹ ŲØŁ ŲŲ±Ų§Ų“ أخ٠ربع٠ب٠ŲŲ±Ų§Ų“ Ų§ŁŲ°Ł ŲŖŁŁŁ ŲØŲ¹ŲÆ Ų§ŁŁ ŁŲŖ ŁŲ°ŁŲ± أ٠ر٠ŁŲ¹Ų§Ų¦Ų“Ų© ŁŁŲ§ŁŲŖ س٠عت Ų±Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ ŁŁŁŁ: Ų§ŁŁ ŁŲŖŁŁŁ رج٠٠٠أ٠ت٠بعد Ų§ŁŁ ŁŲŖ Ł Ł Ų®ŁŲ± Ų§ŁŲŖŲ§ŲØŲ¹ŁŁ
Rabii’ bin Hiraasy saudara dari Rib’i bin Hiraasy, ia adalah orang yang berbicara setelah wafat dan disebutkan perkaranya kepada Aisyah maka ia berkata aku mendengar Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] mengatakan bahwa akan berbicara seseorang dari umatku setelah wafat yaitu yang paling baik dari kalangan tabiin [Al Jarh Wat Ta’dil Ibnu Abi Hatim 3/456 no 2062].
Ų±َŲØِŁŲ¹ُ ŲØْŁُ ŲِŲ±َŲ§Ų“ٍ Ł ِŁْ Ų¹ُŲØَّŲ§ŲÆِ Ų£َŁْŁِ Ų§ŁْŁُŁŁَŲ©ِ ŁَŁُŲ±َّŲ§Ų¦ِŁِŁ ْ ŁَŲ±ْŁِŁ Ų¹َŁْ Ų¬َŁ َŲ§Ų¹َŲ©ٍ Ł ِŁَ Ų§ŁŲµَّŲَŲ§ŲØَŲ©ِ Ų±َŁَŁ Ų¹َŁْŁُ Ų¹َŲØْŲÆُ Ų§ŁْŁ َŁِŁِ ŲØْŁُ Ų¹ُŁ َŁْŲ±ٍ ŁَŲ£َŲ®ُŁŁُ Ų±ِŲØْŲ¹ِŁٌّ Ų¢ŁَŁ Ų£َŁْ ŁَŲ§ ŲŖَŁْŲŖُŲ±َ Ų£َŲ³ْŁَŲ§ŁُŁُ Ų¶َŲ§ŲِŁًŲ§ ŲَŲŖَّŁ ŁَŲ¹ْŁَŁ َ Ų£َŁْŁَ Ł َŲµِŁŲ±ُŁُ ŁَŁ َŲ§ Ų¶َŲِŁَ Ų„ِŁŲ§ ŲØَŲ¹ْŲÆَ Ł َŁْŲŖِŁِ
Rabii’ bin Hiraasy termasuk ahli ibadah dari penduduk Kuufah dan qari’ mereka, ia meriwayatkan dari jama’ah sahabat Nabi dan telah meriwayatkan darinya ‘Abdul Malik bin ‘Umair dan saudaranya Rib’i. Disebutkan bahwa ia tidak akan tertawa sampai ia mengetahui nasibnya kelak [surga atau neraka], maka ia tidak pernah tertawa kecuali setelah ia wafat [Ats Tsiqat Ibnu Hibban 4/226 no 2633]
Aneh memang tetapi begitulah yang diyakini oleh para ulama ahlus sunnah dan dinyatakan dalam riwayat shahih. Memang tidak ada yang tidak mungkin jika Allah SWT berkehendak. Kami hanya ingin mengingatkan kepada para pembaca bahwa hal-hal yang aneh memang terdapat dalam kitab Ahlus Sunnah dan kitab Syi’ah. Terdapat sekelompok orang yang berwatak buruk begitu bersemangat mencari hal-hal aneh dalam kitab Syi’ah dan menjadikan hal itu sebagai bahan tertawaan padahal di sisi Ahlus Sunnah hal-hal aneh pun juga banyak.
Tidak jarang hal-hal aneh itu dibungkus dengan bahasa yang sensasional sehingga jika disajikan pada pembaca awam [apalagi yang akalnya rendah] maka mereka akan berlezat-lezat dalam menghina Syi’ah. Contohnya bukankah belum lama ini ada Pembenci Syi’ah yang membungkus sajian dengan judul “Ketika Keledai Telah Menjadi Perawi Hadis” dan “Alien”.
_________________________
Ketika Keledai Telah Menjadi Perawi Hadits
Semalam,
saya sempat tersenyum geli saat membaca satu riwayat. Dan mungkin,
inilah hal yang paling menggelikan bagi saya saat membaca buku yang
menceritakan seekor keledai bisa membawakan sanad satu riwayat. Pingin
tahu ? Begini kisahnya :
Łَ
Ų±ُŁِŁَ Ų£َŁَّ Ų£َŁ
ِŁŲ±َ Ų§ŁْŁ
ُŲ¤ْŁ
ِŁِŁŁَ ( Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŲ§Ł
) ŁَŲ§Łَ Ų„ِŁَّ Ų°َŁِŁَ
Ų§ŁْŲِŁ
َŲ§Ų±َ ŁَŁَّŁ
َ Ų±َŲ³ُŁŁَ Ų§ŁŁَّŁِ ( ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ¢ŁŁ ) ŁَŁَŲ§Łَ
ŲØِŲ£َŲØِŁ Ų£َŁْŲŖَ Łَ Ų£ُŁ
ِّŁ Ų„ِŁَّ Ų£َŲØِŁ ŲَŲÆَّŲ«َŁِŁ Ų¹َŁْ Ų£َŲØِŁŁِ Ų¹َŁْ Ų¬َŲÆِّŁِ Ų¹َŁْ Ų£َŲØِŁŁِ
Ų£َŁَّŁُ ŁَŲ§Łَ Ł
َŲ¹َ ŁُŁŲٍ ŁِŁ Ų§ŁŲ³َّŁِŁŁَŲ©ِ ŁَŁَŲ§Ł
َ Ų„ِŁَŁْŁِ ŁُŁŲٌ
ŁَŁ
َŲ³َŲَ Ų¹َŁَŁ ŁَŁَŁِŁِ Ų«ُŁ
َّ ŁَŲ§Łَ ŁَŲ®ْŲ±ُŲ¬ُ Ł
ِŁْ ŲµُŁْŲØِ ŁَŲ°َŲ§
Ų§ŁْŲِŁ
َŲ§Ų±ِ ŲِŁ
َŲ§Ų±ٌ ŁَŲ±ْŁَŲØُŁُ Ų³َŁِّŲÆُ Ų§ŁŁَّŲØِŁِّŁŁَ Łَ Ų®َŲ§ŲŖَŁ
ُŁُŁ
ْ
ŁَŲ§ŁْŲَŁ
ْŲÆُ ŁِŁَّŁِ Ų§ŁَّŲ°ِŁ Ų¬َŲ¹َŁَŁِŁ Ų°َŁِŁَ Ų§ŁْŲِŁ
َŲ§Ų±َ .
Dan diriwayatkan bahwasannya Amiirul-Mukminiin (‘alaihis-salaam) berkata : “Sesungguhnya keledai itu (yaitu keledai tunggangan beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam – Abul-Jauzaa’) berkata kepada Rasulullah (shallallaahu ‘alaihi wa aalihi) : “Demi ayah dan ibuku, sesungguhnya ayahku telah menceritakan kepadaku, dari ayahnya, dari kakeknya, dari ayahnya : Bahwasannya ia pernah bersama Nuuh di dalam perahu. Maka Nuuh bangkit berdiri dan mengusap pantatnya, kemudian bersabda : ‘Akan muncul dari tulang sulbi keledai ini seekor keledai yang akan ditunggangi oleh pemimpin dan penutup para Nabi’. Dan segala puji bagi Allah yang telah menjadikanku sebagai keledai itu” [selesai].
Silakan
perhatikan dengan seksama……… bahwa seekor keledai telah memerankan diri
layaknya seorang perawi hadits dengan menggunakan lafadh : haddatsanii abiy…dst. Tentu saja riwayat ini tidak akan kita ketemukan di kitab-kitab Ahlus-Sunnah. Ia terdapat dalam kitab Al-Kaafiy – kitab hadits paling valid menurut madzhab Syi’ah - , tepatnya pada jilid 1 halaman 237, pada Baab : Maa ‘indal-aimmah min silaahi Rasuulillah shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wamataa’ihi [ŲØَŲ§ŲØُ Ł
َŲ§ Ų¹ِŁْŲÆَ Ų§ŁْŲ£َŲ¦ِŁ
َّŲ©ِ Ł
ِŁْ Ų³ِŁَŲ§Ųِ Ų±َŲ³ُŁŁِ Ų§ŁŁَّŁِ ( ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ¢ŁŁ ) Łَ Ł
َŲŖَŲ§Ų¹ِŁِ], hadits ke-9.
Si keledai, bapaknya keledai, sampai kakeknya keledai menjadi rantai periwayatan yang menghubungkan pengkhabaran dari Nabi Nuuh ‘alaihis-salaam sampai Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Si keledai telah bersumpah dengan bapak dan ibunya keledai di hadapan beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam tentang pengkhabaran itu. Al-Khuu’iy – salah seorang fuqahaa’ Syi’ah kontemporer – saat menjelaskan hadits ini berkata :
Ų§ŁŲøŲ±ŁŲ§ Ų„ŁŁ ŁŲ°Ł Ų§ŁŁ
Ų¹Ų¬Ų²Ų©، ŁŁŲ Ų³ŁŲ§Ł
Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ®ŲØŲ± ŲØŁ
ŲŁ
ŲÆ Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŲ§Ł
، ŁŲØŁŲØŁŲŖŁ ŁŲØŁ ŁŁŲ§ŲÆŲŖŁ ŲØŲ£ŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŁŁ.
“Lihatlah oleh kalian akan mu’jizat ini. Nuuh salaamullaah ‘alaihi mengkhabarkan Muhammad ‘alaihis-salaam dan tentang kenabiannya sebelum kelahirannya beribu-ribu tahun” [lihat Lillaahi Tsumma lit-Taariikh, hal. 15].
Jika
manusia – yang notabene makhluk yang dikaruniai akal – harus ditimbang
dalam penyampaian riwayat, bagaimana statusnya jika ia seekor keledai ?
Dan bagaimana bisa khabar aneh ini mengagumkan Al-Khuu’iy dan
menganggapnya sebagai satu mu’jizat ? Dan mungkinkah ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu yang
terkenal teliti, kritis, dan berilmu menyampaikan khabar ini ?
Nampaknya, ini adalah kebohongan serius yang telah menyisip dalam kitab Al-Kaafiy karangan Al-Kulainiy.
[abul-jauzaa’ – perumahan ciomas permai 1431 H].Alien
Membicarakan
keanehan Syi’ah Raafidlah seakan-akan tidak ada habisnya. Telah berlalu artikel
di blog ini bagaimana keledai bisa menjadi perawi hadits.[1]
Kali ini, ada yang tak kalah menariknya.
Dalam
kitab referensi Syi’ah Raafidlah yeng membahas tentang rijaal : Muntahaa
Al-Maqaal fii Ahwaalir-Rijaal (5/96-97), disebutkan demikian :
٢ٔ٤٢ - Ų¹Ł
Ų§Ų±Ų© ŲØŁ Ų²ŁŲÆ
Ų£ŲØŁ Ų²ŁŲÆ Ų§ŁŲ®ŁŁŲ§ŁŁ (Ł„) Ų§ŁŁŁ
ŲÆŲ§ŁŁ ، ŁŲ§ ŁŲ¹Ų±Ł
Ł
Ł Ų£Ł
ر٠غŁŲ± ŁŲ°Ų§ ، Ų°ŁŲ± Ų§ŁŲŲ³ŁŁ ŲØŁ Ų¹ŲØŁŲÆ Ų§ŁŁŁ Ų£ŁّŁ Ų³Ł
Ų¹ ŲØŲ¹Ų¶ Ų£ŲµŲŲ§ŲØŁŲ§ ŁŁŁŁ : سئ٠عبد Ų§ŁŁŁ
ŲØŁ Ł
ŲŁ
ّŲÆ Ų§ŁŲØŁŁŁ : Ł
Ł Ų¹Ł
Ų§Ų±Ų© ŲØŁ Ų²ŁŲÆ ŁŲ°Ų§ Ų§ŁŲ°Ł ŲŲÆّŲ«Ł؟ ŁŲ§Ł : رج٠ŁŲ²Ł Ł
Ł Ų§ŁŲ³Ł
Ų§Ų” ŲŲÆّŲ«ŁŁ
Ų«Ł
ّ Ų¹Ų±Ų¬ ، Ų¬Ų“
“2142 – ‘Umaarah bin Zaid.
Abu Zaid Al-Khaiwaaniy
Al-Hamdaaniy. Tidak diketahui tentang perihal dirinya selain ini. Al-Husain bin
‘Ubaidillah menyebutkan bahwasannya ia mendengar sebagian shahabat kami. Al-Husain
berkata : ‘Abdullah bin Muhammad Al-Balawiy pernah ditanya tentang ‘Umaarah bin
Zaid ini yang telah menceritakan hadits kepadamu. Ia (‘Abdullah) menjawab : “Seorang
laki-laki yang turun dari langit yang telah menceritakan hadits kepadaku, lalu kembali
naik (ke langit)” – dari kitab Rijaal An-Najasyiy[2]”
[selesai – lihat : http://rafed.net/booklib/view.php?type=c_fbook&b_id=538&page=96].
Saya menjadi berpikir keras, siapakah gerangan laki-laki yang turun dari langit meriwayatkan
hadits, lalu naik lagi ?. Manusia ? tidak mungkin. Barangkali ia seorang Alien
yang turun dari piring terbang – seperti komik/film fiksi buatan orang Barat.
Siapapun dia, saya rasa orang-orang
Syi’ah Raafidlah cukup kreatif membuat karakter rijaal dalam kitab-kitab
mereka.
Wallaahul-musta’aan.
[abul-jauzaa’ – perumahan ciomas
permai, ciapus, ciomas, bogor - 13061434/22042013 – 21:25].
_______________________________
Padahal duduk perkara sebenarnya jauh sekali dari bahasanya yang sensasional. Seandainya kita menuruti kerendahan akal para pembenci Syi’ah tersebut maka riwayat atau nukilan di atas bisa saja disajikan dalam bahasa yang sensasional pula seperti “Ternyata Ada Zombie Yang Jadi Perawi Hadis” atau “Mayat Hidup Menceritakan Hadis Dalam Kitab Ahlus Sunnah”. Tetapi kami tidak akan merendahkan akal kami seperti itu, kami tidak akan menjadikan riwayat ini sebagai bahan tertawaan.
Kami hanya ingin menunjukkan bahwa hal-hal yang musykil dalam mazhab Ahlus Sunnah juga banyak, kalau hal-hal musykil seperti itu dijadikan dasar mencela dan merendahkan suatu mazhab maka mazhab mana yang akan selamat dari celaan tersebut.
(Sumber)








Post a Comment
mohon gunakan email