Pesan Rahbar

Home » » Nasib Aktivis di Saudi, Disalib Bagi yang Ikut Demo Anti-Pemerintah

Nasib Aktivis di Saudi, Disalib Bagi yang Ikut Demo Anti-Pemerintah

Written By Unknown on Saturday, 19 September 2015 | 12:47:00

Ali MuhaMmad Al-Nimr bakal dieksekusi mati dengan disalib di Saudi karena demo. (Foto: Facebook/Free Sheikh Nimr Baqir Al-Nimr)

Pemerintah Arab Saudi menindak keras aktivis yang melakukan demo untuk menentang kebijakan Riyadh. Bagi pelaku yang dituding membuat gerakan anti-pemerintah, pengadilan tak segan mengganjar dengan hukuman mati.

Meski bukan inspirator, sekedar demo pun terancam hukuman mati dengan cara disalib. Sebagaimana yang dialami Ali Muhammad Al-Nimr, seorang tahanan Arab Saudi ditangkap pada Februari 2012 saat berusia 17 tahun di kota kelahirannya, Qatif karena ikut demo menentang pemerintah di kota kelahirannya,
Ali ikut demo besar di kota itu setelah terinpirasi gerakan “Arab Spring” pada saat itu. Beberapa demonstran di kota itu juga telah diganjar hukuman mati. Ali akan dihukum mati dengan cara disalib setelah upaya banding terakhirnya ditolak pada pekan ini.

Ali dituduh oleh Pemerintah Saudi berpartisipasi dalam demoo ilegal dan kepemilikan senjata api. Secara sepihak pemerintah Saudi menjebloskannya ke penjara tanpa ada akses ke pengacara. Bukti telah muncul bahwa dia disiksa dan dipaksa untuk menandatangani sebuah dokumen kosong yang kemudian dibuat seakan sebuah pengakuan.

Meskipun tidak pernah ada bukti bahwa dia memiliki senjata api, dokumen yang ditandatangani menjadi dasar penjeblosan Ali ke penjara. Dia kemudian dihukum oleh Pengadilan Kriminal Khusus Arab Saudi (SCC), yakni hukuman mati dengan cara disalib pada 27 Mei 2014.

Kasus Ali juga diyakini dikaitkan dengan sosok pamannya, Sheikh Nimr al-Nimr Baqr, yang merupakan tokoh agama berpengaruh dan seorang aktivis di Inggris. Nimr dikenal sebagai seorang kritikus terkenal yang menentang keluarga penguasa Saudi.

Menurut laporan International Business Times, Pemerintah Saudi berencana untuk mengeksekusi Ali dalam beberapa hari ke depan. Pihak keluarga tidak pernah diberitahu kapan tanggal eksekusi itu. Ali dan keluarganya telah secara konsisten membantah tuduhan terhadap dirinya. Namun, upaya banding terakhir Ali untuk menghindari hukuman mati telah kandas.

Reprieve, sebuah organisasi hak asasi manusia dan badan bantuan hukum, telah mendesak Uni Eropa untuk campur tangan atas rencana eksekusi terhadap Ali.

”Tidak ada yang harus pergi melewati cobaan, Ali telah menderita karena penyiksaan, dipaksa membuat pengakuan, dan proses persidangan rahasia yang tak adil, yang membuatnya akan dihukum mati dengan penyaliban,” kata Direktur Reprieve, Maya Foa, yang dilansir Sputnik, Jumat 18 September 2015.

(Satu-Islam/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita:

Index »

KULINER

Index »

LIFESTYLE

Index »

KELUARGA

Index »

AL QURAN

Index »

SENI

Index »

SAINS - FILSAFAT DAN TEKNOLOGI

Index »

SEPUTAR AGAMA

Index »

OPINI

Index »

OPINI

Index »

MAKAM SUCI

Index »

PANDUAN BLOG

Index »

SENI