Ahlu Sunnah (RasĆ»lillĆ¢h) dan SyĆ®‘ ah (RasĆ»lillĆ¢h) adalah dua julukan untuk orang-orang muslim yang berpegang teguh kepada Al-Quran dan Al-Sunnah dan taat kepada Allah dan RasĆ»l-Nya, maka Ahlus sunnah dan Syi‘ ah itu sama, tidak ada bedanya seperti ummat Islam dan kaum muslim. Dan yang berbeda itu adalah Ahlu Sunnah ...dan SyĆ®‘ ah… yang tidak mengikuti RasĆ»lullĆ¢h saw.
Dan yang tidak sama itu adalah orang-orang yang mengaku-ngaku Ahlus Sunnah dan orang-orang yang mengklaim dirinya SyĆ®‘ ah , maka mereka sampai kapan pun tidak akan pernah sama, sebab yang bĆ¢thil itu sifatnya katsrah (banyak).
Makna Sunnah
Sunnah itu artinya:
(1) TharƮqah , yaitu jalan yang menyampaikan seseorang kepada suatu maksud.
(2) SƮrah , yang artinya perjalanan hidup.
(3) HadĆ®ts , seperti dalam perkataan orang, “Kembalilah kepada Al-Quran dan Al-Sunnah.” Maksudnya ialah Al-QurĆ¢n dan HadĆ®ts Nabi saw.
(4) Jalan (kehidupan) yang terpuji lagi lurus, dan dikatakan, “Si Fulan dari Ahlus Sunnah .” Maka maknanya bahwa dia dari kalangan ma-nusia yang menempuh jalan yang terpuji lagi lurus.[1]
Tentunya juga apa yang dimaksudkan dengan Sunnah adalah Sunnah RasĆ»lullĆ¢h saw atau apa yang telah di-sunnah -kan oleh beliau. AmĆ®rul Mu`minĆ®n as berkata, “Sunnah itu ialah apa-apa yang di-sunnah-kan oleh RasĆ»lullĆ¢h saw.” [2]
Ahlus sunnah maksudnya ialah ummat Islam yang berpegang kepada Kitâb Allâh dan Sunnah Rasûl -Nya, mereka tidak berpaling darinya, tidak menambah-nambahnya dan tidak menguranginya. Mereka ialah orang-orang yang berada pada jalan yang lurus dan terpuji, yaitu jalan yang telah ditempuh oleh para nabi, para shiddîq , syuhadâ dan shâlih în .[3]
Ahlus sunnah adalah kaum muslim yang tidak tersesat dari jalan yang lurus, karena mereka senantiasa mengikuti petunjuk-petunjuk AllĆ¢h ta‘Ć¢lĆ¢ dan RasĆ»l-Nya, mereka berpedoman kepada Al-QurĆ¢n dan Al-Sunnah yang diriwayatkan Ahlulbait Nabi saw. Mereka menjadikan Islam di atas segalanya, mereka tidak mendahului AllĆ¢h dan RasĆ»l-Nya dengan pendapat dan rasionya. Mereka itulah orang-orang yang syi‘arnya disebutkan dalam Al-KitĆ¢b, “Sami‘nĆ¢ wa atha‘nĆ¢ (kami men-dengar dan kami taat).” [4]
Ahlus sunnah adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir yang apabila Allâh dan Rasûl-Nya telah memutuskan suatu perkara, maka tidak ada pilihan lain bagi mereka selain menerimanya dengan rela.[5]
Dan mereka tidak merasa keberatan pada diri-diri mereka dengan hukum dan keputusan yang telah ditetapkan oleh Rasûlullâh saw serta berserah diri dengan sesungguhnya.[6]
Makna JamĆ¢‘ah
JamĆ¢‘ah (jamaah atau jemaah) bukanlah istilah untuk orang ‘Arab dan bukan pula bagi orang ‘Ajam (non ‘Arab). Dan jamaah yang dimaksudkan bukanlah nama sebuah organisasi massa seperti “…Jamaah” atau “Jamaah…” atau “…Jamaah…” atau “Jemaah…” atau “Jemaat…” dan sebagai-nya. JamĆ¢‘ah yang dimaksudkan tiada lain melainkan orang yang berpegang teguh kepada yang benar walaupun sendirian, karena jamĆ¢‘ah itu kaitannya dengan kualitas bukan dengan kuantitas.
Ų¹َŁْ Ų¹َŲØْŲÆِ Ų§ŁŁŁِ ŲØْŁِ ŁَŲْŁَŁ ŲØْŁِ Ų¹َŲØْŲÆِ Ų§ŁŁŁِ Ų§ŁŲ¹َŁَŁِŁِّ Ų±َŁَŲ¹َŁُ ŁَŲ§Łَ : ŁِŁْŁَ ŁِŲ±َŲ³ُŁŁِ Ų§ŁŁŁِ Ųµ : Ł
َŲ§ Ų¬َŁ
َŲ§Ų¹َŲ©ُ Ų£ُŁ
َّŲŖِŁَ ؟ ŁَŲ§Łَ : Ł
َŁْ ŁَŲ§Łَ Ų¹َŁَŁ Ų§ŁْŲَŁِّ Łَ Ų„ِŁْ ŁَŲ§ŁُŁŲ§ Ų¹َŲ“ْŲ±َŲ©ً.
Dari ‘AbdullĆ¢h bin YahyĆ¢ bin ‘AbdullĆ¢h Al-‘Alawi dia mengangkat sanadnya berkata: RasĆ»lullĆ¢h saw ditanya, “Apa jamĆ¢‘ah ummatmu itu?” Beliau berkata, “JamĆ¢‘ah ummatku adalah ahli kebenaran sekalipun mereka sepuluh orang.” [7]
Ų¹َŁْ Ų£َŲØِŁ Ų¹َŲØْŲÆِ Ų§ŁŁŁِ Ų¹ ŁَŲ§Łَ : Ų³ُŲ¦ِŁَ Ų±َŲ³ُŁŁُ Ų§ŁŁŁِ Ųµ Ų¹َŁْ Ų¬َŁ
َŲ§Ų¹َŲ©ِ Ų£ُŁ
َّŲŖِŁِ ŁَŁَŲ§Łَ : Ų¬َŁ
َŲ§Ų¹َŲ©ُ Ų£ُŁ
َّŲŖِŁ Ų£َŁْŁُ Ų§ŁْŲَŁِّ Łَ Ų„ِŁْ ŁَŁُّŁŲ§.
Dari AbĆ» ‘AbdillĆ¢h as berkata: RasĆ»lullĆ¢h saw telah ditanya tentang jamĆ¢‘ah ummatnya, lalu beliau berkata, “JamĆ¢‘ah ummatku adalah ahli kebenaran sekalipun sedikit.” [8]
ŁَŲ§Łَ Ų£َŁ
ِŁْŲ±ُ Ų§ŁْŁ
ُŲ¤ْŁ
ِŁِŁْŁَ Ų¹َŁَŁْŁِ Ų§ŁŲ³َّŁŲ§َŁ
ُ : Łَ Ų§ŁْŲ¬َŁ
َŲ§Ų¹َŲ©ُ Ų£َŁْŁُ Ų§ŁْŲَŁِّ Łَ Ų„ِŁْ ŁَŲ§ŁُŁŲ§ ŁَŁِŁْŁŲ§ً.
AmĆ®rul Mu`minĆ®n as berkata, “…dan jamĆ¢‘ah adalah kumpulan orang yang benar sekalipun sedikit jumlahnya.” [9]
Dan juga beliau as mengatakan bahwa jamĆ¢ ‘ah tidak diukur dengan kuantitas, melainkan dengan kualitas.
Ahlus Sunnah wal JamĆ¢‘ah
Ahlus Sunnah wal JamĆ¢‘ah ialah kaum muslim yang ahli dalam mengamalkan sunnah-sunnah RasĆ»lullĆ¢h saw dan ahli dalam hal berpegang kepada yang benar, mereka mencintai serta mengikuti Ahlulbait Nabi saw yang disucikan.
ŁَŲ§Łَ Ų±َŲ³ُŁŁُ Ų§ŁŁŁِ ŲµَŁَّŁ Ų§ŁŁŁُ Ų¹َŁَŁْŁِ Łَ Ų¢ŁِŁِ ŁَŲ³َŁَّŁ
َ : Ų£َŁŲ§َ Łَ Ł
َŁْ Ł
َŲ§ŲŖَ Ų¹َŁَŁ ŲُŲØِّ Ų¢Łِ Ł
ُŲَŁ
َّŲÆٍ Ł
َŲ§ŲŖَ Ų¹َŁَŁ Ų§ŁŲ³ُّŁَّŲ©ِ Łَ Ų§ŁْŲ¬َŁ
َŲ§Ų¹َŲ©ِ.
RasĆ»lullĆ¢h saw. berkata, “ Ketahuilah, siapa yang mati di atas kecintaan kepada keluarga Muhammad, dia mati di atas al-sunnah wal jamĆ¢‘ah .” [10]
Pokoknya ahlussunnah itu ahlinya dalam hal mengamalkan sunnah Nabi saw, maka mengaku-ngaku sebagai Ahlus Sunnah dengan tidak mengikuti petunjuk Nabi saw adalah dusta belaka.
SyĆ®‘ah
SyĆ®‘ah artinya pengikut setia sebagaimana pada firman AllĆ¢h yang maha tinggi tentang Nabi IbrĆ¢hĆ®m as.
Łَ Ų„ِŁَّ Ł
ِŁْ Ų“ِŁْŲ¹َŲŖِŁِ ŁŲ„ِŲØْŲ±َŲ§ŁِŁْŁ
َ, Ų„ِŲ°ْ Ų¬َŲ§Ų”َ Ų±َŲØَّŁُ ŲØِŁَŁْŲØٍ Ų³َŁِŁْŁ
ٍ.
Dan sesungguhnya di antara syi‘ah-nya adalah IbrĆ¢hĆ®m, ketika dia datang kepada Tuhannya dengan hati yang selamat. [11]
Łَ ŲÆَŲ®َŁَ Ų§ŁْŁ
َŲÆِŁْŁَŲ©َ Ų¹َŁَŁ ŲِŁْŁِ ŲŗَŁْŁَŲ©ٍ Ł
ِŁْ Ų£َŁْŁِŁَŲ§ ŁَŁَŲ¬َŲÆَ ŁِŁْŁَŲ§ Ų±َŲ¬ُŁَŁْŁِ ŁَŁْŲŖَŲŖِŁŲ§َŁِ, ŁَŲ°َŲ§ Ł
ِŁْ Ų“ِŁْŲ¹َŲŖِŁِ Łَ ŁَŲ°َŲ§ Ł
ِŁْ Ų¹َŲÆُŁِّŁِ, ŁَŲ§Ų³ْŲŖَŲŗَŲ§Ų«َŁُ Ų§ŁَّŲ°ِŁ Ł
ِŁْ Ų“ِŁْŲ¹َŲŖِŁِ Ų¹َŁَŁ Ų§ŁَّŲ°ِŁ Ł
ِŁْ Ų¹َŲÆُŁِّŁِ, ŁَŁَŁَŲ²َŁُ Ł
ُŁْŲ³َŁ ŁَŁَŲ¶َŁ Ų¹َŁَŁْŁِ.
Dia (MĆ»sĆ¢ as) masuk ke kota pada saat lengah dari penduduknya lalu dia dapati dua orang yang sedang berkelahi yang satu dari syĆ®‘ ah-nya dan yang satunya lagi dari musuhnya. Kemudian orang yang dari syĆ®‘ ah-nya itu meminta tolong untuk mengalahkan musuhnya, lantas dia meninjunya hingga orang itu mati. [12]
Pada ayat diatas ada dua kata syĆ®‘ah yang dipertentangkan dengan kata lawannya, yaitu ‘aduww atau musuh. Selain dalam firman AllĆ¢h yang maha suci tersebut, ka-ta syĆ®‘ah juga telah diucapkan oleh RasĆ»lullĆ¢h saw.
Łَ Ų£َŲ®ْŲ±َŲ¬َ Ų§ŲØْŁُ Ų¹َŲ³َŲ§ŁِŲ±َ Ų¹َŁْ Ų¬َŲ§ŲØِŲ±ِ ŲØْŁِ Ų¹َŲØْŲÆِ Ų§ŁŁŁِ ŁَŲ§Łَ : ŁُŁَّŲ§ Ų¹ِŁْŲÆَ Ų§ŁŁَّŲØِŁِّ ŲµَŁَّŁ Ų§ŁŁŁُ Ų¹َŁَŁْŁِ Łَ Ų³َŁَّŁ
َ ŁَŲ£َŁْŲØَŁَ Ų¹َŁِŁٌّ Ų¹َŁَŁْŁِ Ų§ŁŲ³َّŁŲ§َŁ
ُ, ŁَŁَŲ§Łَ Ų§ŁŁَّŲØِŁُّ ŲµَŁَّŁ Ų§ŁŁŁُ Ų¹َŁَŁْŁِ Łَ Ų³َŁَّŁ
َ : Łَ Ų§ŁَّŲ°ِŁ ŁَŁْŲ³ِŁ ŲØِŁَŲÆِŁِ Ų„ِŁَّ ŁَŲ°َŲ§ Łَ Ų“ِŁْŲ¹َŲŖَŁُ ŁَŁُŁ
ُ Ų§ŁْŁَŲ§Ų¦ِŲ²ُŁŁَ ŁَŁْŁ
َ Ų§ŁْŁِŁَŲ§Ł
َŲ©ِ. Łَ ŁَŲ²َŁَŲŖْ : Ų„ِِŁَّ Ų§ŁَّŲ°ِŁْŁَ Ų¢Ł
َŁُŁŲ§ Łَ Ų¹َŁ
ِŁُŁŲ§ Ų§ŁŲµَّŲ§ŁِŲَŲ§ŲŖِ Ų£ُŁŁَŲ¦ِŁَ ŁُŁ
ْ Ų®َŁْŲ±ُ Ų§ŁْŲØَŲ±ِŁَّŲ©ِ. ŁَŁَŲ§Łَ Ų£َŲµْŲَŲ§ŲØُ Ų§ŁŁَّŲØِŁِّ ŲµَŁَّŁ Ų§ŁŁŁُ Ų¹َŁَŁْŁِ Łَ Ų³َŁَّŁ
َ Ų„ِŲ°َŲ§ Ų£َŁْŲØَŁَ Ų¹َŁِŁٌّ Ų¹َŁَŁْŁِ Ų§ŁŲ³َّŁŲ§َŁ
ُ ŁَŲ§ŁُŁŲ§ : Ų¬َŲ§Ų”َ Ų®َŁْŲ±ُ Ų§ŁْŲØَŲ±ِŁَّŲ©ِ.
Dan Ibnu ‘AsĆ¢kir telah meriwayatkan h adĆ®ts dari JĆ¢bir bin ‘Abdillah berkata: Adalah kami ketika bersama-sama Na-bi saw, tiba-tiba ‘Ali as datang, lantas Nabi saw berkata, “ Demi yang diriku dalam genggaman-Nya, sesungguhnya orang ini dan syĆ®‘ah-nya (para pengikut setianya) benar-benar ber-untung pada hari kiamat. ’ Dan turunlah ayat, Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, mereka itu sebaik-baik makhluk .” Maka para sahabat Nabi saw apabila ‘Ali datang mereka berkata, “ Telah datang sebaik-baik makhluk.” [13]
SyĆ®‘ah ‘Ali
SyĆ®‘ah ‘Ali adalah para pengikut setia Imam ‘Ali dan mereka berdiri di pihak ImĆ¢m ‘Ali, mereka dinyatakan sebagai kaum yang beruntung pada hari kiamat nanti seperti kata RasĆ»lullĆ¢h saw di atas, AllĆ¢h rela kepada mereka dan mereka juga rela kepada-Nya dan mereka adalah kaum yang masuk surga ‘Aden.
SyĆ®‘ah ‘Ali adalah mereka yang taat kepada ‘Ali, taat kepada ‘Ali berarti taat kepada Nabi, taat kepada Nabi berarti taat kepada AllĆ¢h ta‘Ć¢lĆ¢.
Demikian juga halnya dengan kedurhakaan, maka orang yang durhaka kepada ‘Ali berarti durhaka kepada Nabi, dan durhaka kepada Nabi berarti durhaka kepada AllĆ¢h.
Ų¹َŁْ Ų£َŲØِŁ Ų°َŲ±ٍّ Ų±َŲ¶ِŁَ Ų§ŁŁŁُ Ų¹َŁْŁُ ŁَŲ§Łَ : ŁَŲ§Łَ Ų±َŲ³ُŁŁُ Ų§ŁŁŁِ ŲµَŁَّŁ Ų§ŁŁŁُ Ų¹َŁَŁْŁِ Łَ Ų¢ŁِŁِ Łَ Ų³َŁَّŁ
َ : Ł
َŁْ Ų£َŲ·َŲ§Ų¹َŁِŁ ŁَŁَŲÆْ Ų£َŲ·َŲ§Ų¹َ Ų§ŁŁŁَ, Łَ Ł
َŁْ Ų¹َŲµَŲ§ŁِŁ ŁَŁَŲÆْ Ų¹َŲµَŁ Ų§ŁŁŁَ, Łَ Ł
َŁْ Ų£َŲ·َŲ§Ų¹َ Ų¹َŁِŁًّŲ§ ŁَŁَŲÆْ Ų£َŲ·َŲ§Ų¹َŁِŁ Łَ Ł
َŁْ Ų¹َŲµَŁ Ų¹َŁِŁًّŲ§ ŁَŁَŲÆْ Ų¹َŲµَŲ§ŁِŁ.
Dari AbĆ» Dzarr ra berkata: RasĆ»lullĆ¢h saw telah berkata, “Siapa yang taat kepadaku maka sesungguhnya dia taat kepada Allah, siapa yang durhaka kepadaku maka sesungguhnya dia durhaka kepada Allah, siapa yang taat kepada ‘Ali maka sesungguhnya dia taat kepadaku, dan siapa yang durhaka kepada ‘Ali maka sesungguhnya dia telah durhaka kepadaku.” [14]
SyĆ®‘ah adalah orang-orang yang saleh yang senantiasa taat kepada AllĆ¢h, taat kepada RasĆ»l-Nya dan Ulil Amri. Mereka adalah orang-orang yang berpedoman pada Al-Quran dan Sunnah Nabi saw yang diriwayatkan Ahlulbaitnya, maka mengaku-ngaku syĆ®‘ah tanpa mengikuti perintah Nabi adalah dusta. Maka pengikut setia ‘Ali as (syĆ®‘ah ) itu ialah ummat Islam yang benar-benar mengikuti RasĆ»lullĆ¢h saw dan ‘Ali bin AbĆ® ThĆ¢lib as.
Sunnah dan SyĆ®‘ah tidak Ada Bedanya
Sunnah dan SyĆ®‘ah tidak ada bedanya jika yang dimaksud dengan Sunnah itu Ahlu Sunnah Nabi saw dan yang dimaksud dengan SyĆ®‘ah itu adalah SyĆ®‘ah Nabi saw atau SyĆ®‘ah ‘Ali as. Ahlu Sunnah Nabi saw adalah orang-orang muslim atau muslimah yang benar-benar berpegang teguh kepada sunnah-sunnah Nabi saw sebagai padanan Al-Quran. Dan SyĆ®‘ah Nabi adalah orang-orang yang benar-benar menjadi pengikut Nabi saw.
Berpegang kepada sunnah Nabi dan menjadi pengikutnya sama-sama diperintahkan oleh RasĆ»lullĆ¢h saw, maka SyĆ®‘ah itu adalah Ahlus Sunnah , dan Ahlus Sunnah itu adalah SyĆ®‘ah . Tetapi jika Sunnah dan SyĆ®‘ah itu direduksi maknanya menjadi dua buah madzhab (pendapat), maka yang namanya madzhab (bukan wahyu), tentu keadaannya akan beragam dan berbeda-beda dan bahkan saling bertentangan satu sama lain.
Dan ketika Sunnah dan SyĆ®‘ah dipandang sebagai madzhab , maka harus segera dikembalikan ke posisi netral (ke pengaturan awal), yaitu Al-IslĆ¢m supaya menjadi utuh kembali. Dan Islam itu dituangkan dalam Al-Quran dan Al-Sunnah yang sah dari RasĆ»lullĆ¢h saw, dan ini disepakati oleh seluruh ummat Islam.
Maka demi keutuhan persaudaraan, ukhuwwah dan persatuan, jika ada persoalan yang diperselisihkan sekecil apa pun harus segera dikembalikan kepada Allah dan RasĆ»l-Nya, jika kita beriman kepada Allah dan hari akhir. Allah ‘azza wa jalla berfirman.
ŁَŲ§ Ų£َŁُّŁَŲ§ Ų§ŁَّŲ°ِŁŁَ Ų¢Ł
َŁُŁŲ§ Ų£َŲ·ِŁŲ¹ُŁŲ§ Ų§ŁŁَّŁَ Łَ Ų£َŲ·ِŁŲ¹ُŁŲ§ Ų§ŁŲ±َّŲ³ُŁŁَ Łَ Ų£ُŁŁِŁ Ų§ŁŲ£َŁ
ْŲ±ِ Ł
ِŁْŁُŁ
ْ ŁَŲ„ِŁْ ŲŖَŁŲ§Ų²َŲ¹ْŲŖُŁ
ْ ŁِŁ Ų“َŁْŲ”ٍ ŁَŲ±ُŲÆُّŁŁُ Ų„ِŁَŁ Ų§ŁŁَّŁِ Łَ Ų§ŁŲ±َّŲ³ُŁŁِ Ų„ِŁْ ŁُŁْŲŖُŁ
ْ ŲŖُŲ¤ْŁ
ِŁُŁŁَ ŲØِŲ§ŁŁَّŁِ Łَ Ų§ŁْŁَŁْŁ
ِ Ų§ŁŲ¢Ų®ِŲ±ِ Ų°َŁِŁَ Ų®َŁْŲ±ٌ Łَ Ų£َŲْŲ³َŁُ ŲŖَŲ£ْŁِŁŁŲ§ً.
Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Al-Rasƻl dan Ulil Amri (Ahlulbait) darimu, jika kamu berselisih dalam suatu perkara, maka kembalikanlah kepada Allah dan Al-Rasƻl bila kamu beriman kepada Allah dan hari akhir, yang demikian itu baik dan lebih indah akibatnya . [15]
Khulâshah (Kesimpulan)
Siapakah Ahlus Sunnah wal JamĆ¢‘ah itu? Mereka itu adalah orang-orang yang konsisten dan istiqĆ¢mah dengan kebenaran, mereka tak berpaling dari Al-Quran dan Sunnah Nabi saw. Dan siapakah SyĆ®‘ah itu? Jawabannya juga sama.
Jadi Ahlus Sunnah atau SyĆ®‘ah sama saja , tidak ada bedanya sedikit pun juga jika disandarkan kepada RasĆ»lullĆ¢h saw dan Ahlulbaitnya as, mereka itu adalah orang-orang yang mulia yang senantiasa setia kepada Allah dan RasĆ»l-Nya, mereka berpegang kepada Kitab Suci Al-Quran dan sunnati RasĆ»lillĆ¢h yang diriwayatkan Ahlulbaitnya yang disucikan, mereka taat kepada Allah, RasĆ»l-Nya dan Ulil Amri (Ahlulbait Nabi) sebagaimana yang diperintahkan Allah ta‘Ć¢lĆ¢ dalam Kitab Suci.
Oleh karena itu janganlah mereka dipertentangkan, sebab sesungguhnya mereka tidaklah bertentangan. Kaum muslim yang suka bertentangan dan bermusuhan itu adalah manu-sia-manusia yang mengaku-ngaku Ahlus Sunnah atau meng-klaim dirinya SyĆ®‘ah , padahal sebenarnya mereka itu bukan dari Ahlus Sunnah dan bukan pula dari SyĆ®‘ah . Sekali lagi Sunnah atau SyĆ®‘ah sama saja, kedua julukan itu dari RasĆ»lullĆ¢h saw untuk orang-orang muslim yang ber-taqwĆ¢ .
Referensi:
[1] LisĆ¢n Al-‘Arab oleh Ibnu ManzhĆ»r bab sĆ®n.
[2] Bih âr Al-Anwâr 2/266.
[3] QS Al-Nisâ` 4/69.
[4] QS Al-Baqarah 2/285.
[5] QS Al-Ah zâb 33/36.
[6] QS Al-Nisâ` 4/65.
[7] Bih âr Al-Anwâr 2/266.
[8] Bih âr Al-Anwâr 2/265.
[9] Bih âr Al-Anwâr 2/266.
[10] Tafsîr Al-Kasysyâf, ketika Al-Zamakhsyarî menafsirkan ayat Al-Qur-bâ pada sûrah Al-Syûrâ ayat 23.
[11] QS Al-Shâffât 37/83-84.
[12] QS Al-Qashash 28/15.
[13] Al-Suyƻthi dalam Al-Durr Al-Mantsƻr ketika menafsirkan sƻrah 98/7.
[14] Al-Mustadrak ‘alĆ¢ Al-Shah Ć®h ain 3/121 .
[15] Sûrah Al-Nisâ` 4/59.
(Abu-Zahra/ABNS)






Post a Comment
mohon gunakan email