Arab Saudi dibentuk oleh Inggris dengan membiarkan persekongkolan para ulama Wahabi dengan kepala kabilah Al Saud alias Abdulaziz bin Al Saud. Awal terbentuknya Arab Saudi adalah pembunuhan Gubernur Riyadh pengikut penguasa Rashidi saingannya oleh Al Saud. Jatuhnya Rashidi mengawali kekalahan dominasi Turki Usmani yang menguasai Jazirah Arabia.
Dengan bersekongkol dengan Inggris, dengan dukungan ulama Wahabi, Ibn Saud mendirikan Kerajaan Saudi Arabia. Alasan Inggris mendukung Wahabi adalah untuk meredam pengaruh Ikhwanul Muslimin di Mesir. Ikhwanul Muslimin pada awalnya adalah ancaman terhadap keberadaan gerakan Zionis Yahudi yang mulai di Inggris – dalam rangka niatan untuk mendirikan negara bagi komunitas Yahudi di seluruh dunia.
Ibnu Saud bertemu dengan Frankin Delano Roosevelt I (Foto: Wikipedia)
Tindakan Inggris mendukung pendirian Arab Saudi juga didasari oleh kepentingan persaingan dengan Turki Usmani yang semakin melemah. Akhirnya Turki memang sepenuhnya kehilangan kekuasaan di Arab Saudi dengan berdirinya Kerajaaan Saudi. Ibnu Saud adalah kepala kabilah yang malang melintang di Jazirah Arabia sejak tahun 1902. Pada tahun 1926 dia mengangkat dirinya menjadi Raja Nejad dan Hejaz, sebelum pada tahun 1932 sepenuhnya menguasai Saudi Arabia sampai meninggal pada 1953.
Sebagaimana tradisi Arab, penguasa Ibnu Saud membangun kekuasaan melalui perkawinan dengan para anak kabilah yang ditaklukkan. Ibnu Saud memiliki 100 anak dengan 45 anak lelaki, dengan sekitar 22 istri dan beberapa ratus harem atau selir. Dengan politik perkawinan, maka distribusi kekuasaan, sampai sekarang terjaga.
Kekayaan dan kekuasaan politik, militer, dan ekonomi di tangan sepenuhnya keluarga besar kerajaan dengan seluruh kabilah terwakili. Seluruh kontrak minyak – yang menjadi emas hitam dan ditemukan pada tahun 1938 – dikuasai oleh Inggris dan Amerika. Salah satu kekuatan ekonomi adalah munculnya pengusaha kaya keluarga Bin Laden. Keluarga Bin Laden, yang bekerjasama dengan keluarga kerajaan, memiliki peran penting berkolaborasi membangun Kerajaan Saudi di bidang infrastruktur.
Oleh sebab itu, Arab Saudi setengah-setengah menghadapi Al Qaeda yang berbasis di Arab Saudi. Keyakinan dan pengaruh ekonomi keluarga Bin Laden dan kolaborasi ulama Wahabi yang kental dengan keluarga kerajaan yang berjumlah besar telah membuat Kerajaan Arab Saudi lemah. Al Qaeda tetap tumbuh dan berkembang di Arab Saudi. Al Qaeda sendiri tidak melakukan kekarasan di dalam negara Kerajaan Arab Saudi. Ulama Wahabi sendiri mendukung Al Qaeda secara diam-diam karena kekuatan ekonomi keluarga Bin Laden. (Kebersihan dan perawatan kompleks Masjid Haram dan Masjid Nabawi di Madinah sepenuhnya dilakukan oleh perusahaan Bin Laden dengan nilai kontrak 1 riyal. Sekali lagi satu riyal.)
Arab Saudi melakukan perjanjian dengan Amerika dan Inggris untuk tetap melindungi Arab Saudi dari pengaruh Iran dan ancaman ideology Ikhwanul Muslimin. Konsesinya adalah Arab Saudi tidak membantu Palestina. Sejak awal pertemuan Ibnu Saud dengan Franklin Delano Roosefelt dan Churchill pada 1943, Arab Saudi menjadi bagian dari Amerika dan Inggris.
Ibnu Saud bertemu Winston Churchill I (Foto: Wikipedia)
Pertemuan dengan Churchill menghasilkan bahwa Arab Saudi tak akan mencampuri pembentukan Israel. Maka pada tahun 1948 Arab Saudi pun ikut berperang secara terbatas hanya sekedarnya. Sikap Arab Saudi yang tidak mendukung perang ini menjadi pemicu kekalahan demi kekalahan perang Arab-Israel.
Ulama Wahabi yang berkolaborasi dengan Kerajaan Saudi sudah cukup menikmati kekuasan di Mekah dan Madinah serta gelimangan miliaran riyal yang tak terbatas. (Amerika pun tidak memerangi Al Qaeda di jantung pusat Al Qaeda yakni Arab Saudi karena kepentingan 7 sisters alias 7 perusahaan minyak. Konsesi minyak menyebabkan Arab Saudi, Inggris, dan Amerika – dengan dukungan Wahabi membiarkan Al Qaeda.)
(Kompasiana/Sumber-Sejarah/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email