Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), AntasarI Azhar, 'bernyanyi' perihal dugaan kriminalisasi dialaminya selama ini. Antasari pernah mendekam dibui selama delapan tahun lebih karena dituduh membunuh bos PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen.
Antasari menyebut Presiden Keenam Susilo Bambang Yudhoyono tahu kasus yang menjeratnya. Dugaannya itu menguat karena sebelum dirinya terjerat hukum, Antasari menangani dua kasus yang berkaitan dengan keluarga SBY.
Pertama, kasus dugaan korupsi besan SBY, Aulia Pohan dan kasus pengadaan IT KPU yang disebut-sebut melibatkan keluarga dekat SBY.
Dalam perbincangan secara eksklusif dengan Metro TV, Antasari sempat membeberkan komunikasi dirinya dengan SBY setelah KPK menangani kasus dari Aulia Pohan, ayah dari menantunya Annisa Pohan.
Antasari mengatakan, sebenarnya, terkait penahanan Aulia Pohan dia pernah berkomunikasi langsung dengan SBY. Meskipun sebelumnya dia menyebut, SBY mengutus Hary Tanoesoedibjo untuk menemui Antasari di rumahnya.
"Saat itu kita bertemu, beliau (SBY) bilang saya tidak keberatan namun tolong, sebelum ditahan lapor dulu. Itu dua minggu sebelum penahanan, Hary Tanoe sudah datang," katanya.
Namun saat itu, kata Antasari, dia sempat mengatakan pada SBY akan sulit bertemu karena pasti akan jadi perhatian media. Dia takut bila pertemuan terjadi, media akan mengaitkan dengan Pilpres.
"Saya katakan, Pak SBY, saya ini ketua KPK, bapak Presiden, saat itu ya. Kalau ketemu ketua KPK dan Presiden jadi fokus media. Karena KPK independen, saya bilang ini akan sulit (bertemu)," bebernya.
Akhirnya, kata Antasari, SBY menyarankan menunjuk seorang mediator. Kemudian ditunjuklah Hatta Rajasa yang kala itu menjabat sebagai Mensesneg.
"Beliau bilang, Pak Hatta kita perlu ada mediator, kalau Pak Antasari perlu. Kemudian saya sampaikan, saya SMS dulu (Hatta) ke HP-nya, dua hari lagi saya tahan Aulia Pohan. Saya sudah sampaikan, tolong sampaikan ke dia (SBY)," jelasnya.
Sampai hari penahanan Aulia Pohan tiba, Antasari tidak menerima kabar apapun terkait pesan singkat yang dia kirim ke Hatta. Dia sudah mencoba menghubungi Hatta, tapi tak ada respons.
"Karena komitmen, berarti enggak ada masalah. Saya tahan. Lalu saya dipanggil ke ruang Mensesneg, saya kira yang panggil Pak SBY. Rupanya saya duduk ada Pak Hatta dan Pak Sudi, di antara keduanya. Pak Sudi tanya, kenapa itu besan Presiden, kenapa enggak ngomong dulu? Saya bilang kami komitmen Pak Sudi. Saya tanya Pak Hatta, Pak Hatta bilang saya lupa sampaikan SMS ke SBY," kata Antasari.
"Setelah itu Pak Sudi, Pak Hatta saya bilang 'ayo kita ke dalam temui beliau (SBY)'. Kita sampaikan supaya beliau tidak anggap saya tidak komit. 'Sudah biar saja lagi marah itu'," sambung Hatta.
Ditambahkan dia, penetapan tersangka Aulia beberapa bulan sebelum kasus dirinya. Antasari menjadi tersangka pada Mei 2009 bertepatan dengan kasus dugaan korupsi pengadaan IT KPU.
Di akhir penjelasannya, Antasari dengan tegas mengatakan siap menerima risiko apapun setelah membongkar kasus yang membelitnya selama ini.
"Saya sudah delapan tahun di penjara, saya sudah jalani, mau risiko gimana lagi, risiko mati? Lebih baik mati sekarang saya sudah ungkap, ini jadi misteri Indonesia. Saya enggak yakin akan mati," tegasnya.
"Lebih baik kita buktikan siapa fitnah. Siap (bertemu) ada SBY dan Hary Tanoe-nya bertiga," jelas pria asal Sumsel.
(Merdeka/Info-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email