Hujjatul Islam wal Muslimin Num Pathan, atau Jamaluddin, Doktor Divinity universitas antar agama Qom dan pelajar tingkat empat fiqih dan ma’arif hauzah ilmiah yang aktif sebagai mubaligh di Thailand.
Hujjatul Islam wal Muslimin Num Pathan, saat wawancara dengan IQNA memaparkan sejumlah aktivitas dakwahnya dalam kancah internasional yang mencakup program-program al-Quran dan penyadaran tentang keluarga muslim Thailand terhadap upaya wahabi untuk merusak ideologi-ideologi Syiah.
Num Pathan seorang Doktor Divinity universitas antar agama Qom dan pelajar tingkat empat fiqih dan ma’arif hauzah ilmiah yang aktif sebagai seorang mubaligh di Thailand.
Ia warga Kanchanaburi, sekitar 130 km Bangkok, dan menamatkan SD nya di kota tersebut dan sekitar 16 tahun lalu datang ke Iran untuk melanjutkan belajarnya.
Aktivitas Al-Quran di Thailand
Pathan selain menimba ilmu dan melakukan sejumlah aktivitas kebudayaan di Iran, pada hari-hari khusus seperti bulan Ramadhan juga pergi ke Thailand dengan tujuan dakwah dalam kancah internasional dan sebagai seorang mubalig bebas menyelenggarakan musabaqoh al-Quran, majelis harmonisasi dengan al-Quran, majelis khataman al-Quran dan kelas-kelas pendidikan al-Quran untuk anak-anak dan para remaja di sejumlah masjid negara ini.
Ia demikian juga bekerjasama dengan lembaga al-Quran Rasul A’dzam (Saw) di Thailand, dalam bidang aktivitas al-Quran dan publikasi majalah al-Quran.
Num Pathan mengatakan, kaum muslim Thailand yang telah membentuk 10% populasi negara ini, mayoritas tinggal di selatan Thailand dan mayoritas Ahli Sunnah Syafi’i dan juga Hanafi dan penganut Hanafi mayoritasnya adalah Pakistan.
"Di Thailand terdapat beragam Darul Quran, yang mayoritas menetap di masjid. Sejumlah Darul Quran ini dibangun di pelbagai kota, di selatan dan utara Thailand dan demikian juga di Bangkok, ibukota negara ini, yang dikenal sebagai markas Islam,” tambahnya.
Pathan mengatakan, Thailand memiliki markas telaah Islam dan universitas ilmu Islam, dan seseorang yang ingin mengenal Islam dan al-Quran, dapat belajar di markas tersebut.
Ia menambahkan, demikian juga di Thailand kita memiliki himpunan qori al-Quran, yang mendidik para hafiz dan qori dan himpunan ini mendidik para pelajarnya dengan tujuan dikirim ke musabaqoh internasional. Orang-orang yang terpilih dari himpunan ini datang ke Iran sekitar 9 kali dan juga ikut berpartisipasi dalam musabaqoh negara Malaysia, Indonesia, dan negara-negara Arab.
Num Pathan mengatakan, di Thailand juga diselenggarakan musabaqoh al-Quran seperti di Republik Islam Iran dalam pelbagai tingkat daerah, propinsi dan negara dan para juara terbaik negara dipilih untuk musabaqoh internasional.
Kedudukan Kaum Muslim di Thailand
Ia mengatakan, dengan melihat bahwa Islam di Thailand dikenal sebagai agama kedua dan memiliki urgensi lebih, karenanya kaum muslim juga memiliki peran signifikan.
"Sebelumnya kita memiliki ketua majelis muslim dan juga memiliki wakil majelis muslim. Sekarang ini, Alhamdulillah salah satu tokoh kami aktif sebagai penasehat salah satu menteri. Kedudukan kaum muslim di Thailand adalah kedudukan khusus dan ini menjadi kebanggaan,” imbuhnya.
Ia mengatakan, Tasayyu’ muncul di Thailand lewat perantara Syaikh Ahmad Qomi, dan ia merupakan pendiri Syiah di Thailand dan dirinya juga dikenal sebagai Syaikhul Islam pertama.
Pathan menambahkan, di Thailand orang-orang Syiah memiliki markas al-Quran khusus, seperti Darul Quran Syiah, yang berada di Husainiyyah dan sejumlah masjid selatan negara. Di ibukota kita juga memiliki markas al-Quran dan kita juga bekerjasama dengan sejumlah markas al-Quran Ahli Sunnah. Hubungan antara Syiah dan Ahli Sunnah amatlah bagus dan tidak ada masalah dan sangat menyambut baik kita semua.
Ia mengatakan, sebelumnya sekelompok ulama dan para pengajar al-Quran Ahli Sunnah Thailand atas undangan Iran datang mengunjungi sejumlah markas al-Quran kita, dan sekarang ini bekerjasama dengan kita.
Perang Cyber dengan Wahabi
Mubalig Thailand ini mengatakan, dimanapun ada kaum muslim, wahabi selain berkehendak menyelundup masuk, namun aktivitas mereka di Thailand mayoritas lewat media dan sosial media. Mereka memiliki cannel TV atau cannel parabola, yang aktif dengan sokongan Arab Saudi.
Num Pathan menambahkan, namun cannel takfiri ini tidaklah terlalu efektif. Sekarang ini masyarakat semakin sadar dikarenakan pembahasan kebangkitan Islam, ISIS, dan terorisme, dan mereka bukanlah pendukung wahabi.
Ia mengatakan, mereka pada sebelumnya dengan meributkan perbedaan ajaran-ajaran Syiah seperti tawasul dan mengkafirkan orang-orang Syiah, mereka berupaya memindahkan ideologi-ideologinya, namun masyarakat amatlah cerdas; mereka tahu bahwa kliam wahabi semata-mata omongan belaka dan tidak memiliki kredibilitas ilmiah. Sekarang ini amatlah berbeda dengan 10 tahun lalu; wahabi dalam pandangan kaum muslim Thailand seperti kelompok Khawarij di era awal Islam.
Num Pathan mengatakan, poin penting untuk melawan ideologi wahabi dan takfiri adalah kita harus saling bersatu, dengan kerjasama para cendekiawan Ahli Sunnah, para ulama dan tokoh Syiah, akan menemukan sejumlah solusi yang bagus.
Ia menambahkan, pengadaan seminar, konferensi, kemping budaya untuk saling mengenal satu sama lain adalah urgen. Aktif dalam ranah publikasi buku juga dapat melawan ideologi takfiri.
Pathan mengatakan, kami sendiri membela Syiah dengan meluncurkan situs terhadap sejumlah syubhat yang dipaparkan oleh wahabi atas Syiah, dan lewat ini kita menjawab klaim mereka di parabola; para tokoh dan ulama kami juga saling bekerjasama.
"Wibsite ini menjawab cukup bagus, dimanapun mereka ingin masuk, kita beritahukan masyarakat terlebih dahulu tentang apa tujuan mereka.
Num Pathan lebih lanjut menjelaskan, saya sebelum datang ke Iran, adalah seorang pengajar al-Quran bagi anak-anak di masjid-masjid; di hari-hari libur, seperti hari Sabtu dan Minggu, saya mengajari mereka al-Quran, hukum dan ma’arif Islam. Namun di Iran, saya lebih banyak aktif di dunia maya.
Ia menambahkan, kita memiliki satu situs www.tvshia.com, dimana kinerjanya produksi konten untuk memperkenalkan ma’arif Islam dalam pelbagai bahasa dan saya sendiri yang mengemban manajemen bahasa Thailandnya.
Pathan mengatakan, para pelajar Syiah di sini memiliki dua situs yang berbahasa Thai, satu terkait dengan himpunan pelajar Thailand Iran, yang aktif dalam ranah produksi dan publikasi makalah dan berita-berita dunia Islam dan yang satunya untuk himpunan Muhibbin Wilayatul Faqih di Thailand, dimana kami yang mendirikannya. Dalam situs himpunan ini, kami menerjemahkan berita-berita takfiri dan kawasan Timur Tengah seperti Yaman, Suriah ke dalam bahasa Thai dan mengupload untuk para netizen.
"Situs ini amat efektif sekali, karena dengan melihat mayoritas media yang ada adalah barat, situs tersebut menjadi sumber bermanfaat untuk mendengarkan berita-berita dunia Islam, dari dalam dunia Islam dan juga mengimplementasikan petuah Pemimpin Besar Revolusi, yang berbicara kepada para remaja yang meminta mereka agar mencari Islam dari pokoknya, bukan dari media-media barat,” imbuhnya.
Pathan menjelaskan, himpunan Muhiibin Wilayatul Faqih di Thailnad termasuk kinerja efektif yang dilakukan di negara ini, yang aktif dalam rangka menjelaskan dasar sistem Wilayatul Faqih dan menjawab syubhat-syubhat kaum muslim dan memiliki banyak pendukung.
(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email