Jerinx SID
Musisi asal Bali, I Gede Ari Astina atau akrab disapa Jerinx memposting tulisan ini :
‘Apa yang saya lakukan jika agama saya dihina?’
Berikut tulisan ringkas Jerinx:
Apa yang akan saya lakukan jika agama saya dihina?
Saya akan diam.
Kenapa?
Karena saya percaya TUHAN maha kuasa, maha segala2NYA
Ingat ya,…..
Bali dibom dua kali oleh orang-orang yang mengatas namakan sebuah agama, menganggap Bali sebuah tempat yang ‘kotor dan layak dilenyapkan’.
Tapi apa yang terjadi setelah bom-bom tersebut?
Enggak ada yang namanya demo atau aksi menolak agama tertentu di Bali.
Yang terjadi malah saling bantu untuk memulihkan Bali.
Sekarang bayangkan,
jika saya dan orang-orang Bali lainnya berpola pikir
“wah, agama itu memusuhi agama/budaya saya, dan agama saya mengajarkan saya untuk membalas dendam dan membunuh orang-orang tersebut” bisa kamu bayangkan apa yang akan terjadi?
Ya. Perang. Perang. Dan perang. Darah.
Air mata. Kehancuran.
Lalu?
Masuklah asing dengan propaganda
‘mendamaikan’ konflik dan mengambil alih semua SDA yang dimiliki bangsa ini.
Kasus seperti itu sudah banyak terjadi di belahan bumi lain.
Dan cara yang paling gampang untuk mencegah semua itu adalah: berhentilah menjadi pembela agama.
Simpan agamamu untuk dirimu sendiri.
Untuk apa percaya TUHAN itu Maha Kuasa,…Maha Segala2 NYA jika kamu masih menyangsikan kekuatanNya?
Salam Indonesia Raya!
Gejolak isu SARA sangat kencang berhembus beberapa hari terakhir ini usai terjadinya kisruh surat Al Maidah Ayat 51 yang digaungkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Ahok.
Bahkan, kemarin telah terjadi aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh FPI dan ormas Islam lainnya di Jakarta.
Sebelumnya untuk dari pihak MUI sendiri telah mengeluarkan sikapnya mengenai dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok.
MUI memutuskan bahwa apa yang telah dilakukan oleh Ahok merupakan penistaan agama yang harus segera ditindak.
Menanggapi hal tersebut, sepertinya, musisi ternama, Jerinx yang berasal dari band Superman Is Dead turut menanggapinya dengan keras.
Ia menuturkan di dalam akun facebook miliknya, JRX, bahwa setiap orang memiliki hak untuk bisa membenci pemuka agama yang melakukan kesalahan.
“Boleh kok benci sama ulama/pendeta/pemuka agama apa saja kalau mereka salah. Like us, they’re only human. Yg ga boleh dibenci itu agamanya. Bukan umatnya,” tulisnya.
(Okterus/Like-Berita-Oke/Gerilya-Politik/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email