Zakir Naik
Aamir Gazdar, asisten penceramah India, Zakir Naik, mengakui pernah menerima uang tunai 1,4 miliar rupee atau Rp 316,8 miliar.
Menurut Gazdar, ia diberi uang itu antara Agustus dan Oktober 2016 untuk disimpan di tempat aman, Zakir mengambilnya sedikit demi sedikit melalui seorang ajudan.
Seperti dilansir Times Of India, Senin, 1 Mei 2017, Gazdar ditangkap Direktorat Penegakan Hukum India atau DE pada awal Februari lalu dalam kasus dugaan pencucian uang Zakir Naik dan sejumlah entitasnya, termasuk yayasannya, Islamic Research Foundation atau IRF.
Gazdar mengatakan kepada National Investigation Agency atau NIA bahwa dia secara teratur menandatangani cek kosong dan pengembalian pajak penghasilan untuk perusahaan Naik.
Gazdar memegang 5 persen saham di perusahaan Naik, Longlast Constructions Pvt Ltd dan Harmony Media Pvt Ltd, dan merupakan pemegang separuh saham di dua perusahaan lainnya, Alpha Lubricants dan Majestic Perfumes.
Sisa saham di masing-masing perusahaan ini dipegang saudara perempuan Naik, Nailah Noorani.
Gazdar juga merupakan wali amanat dalam Islamic Research Foundation International dan direktur perusahaan Naik yang berbasis di Inggris, Universal Broadcasting Corporation Pvt Ltd Co dan Lord Production Pvt Ltd Co.
Menurut pernyataan Gazdar kepada NIA, modus operandi Naik adalah membentuk perusahaan bayangan dan menggunakannya untuk menghasilkan banyak uang.
Tidak jelas dari mana asal uang itu, tapi dikatakan bahwa Naik memanfaatkan keluarga serta pembantu yang tepercaya untuk terus mengembangkan usahanya.
Gazdar pertama kali bertemu Naik pada 2003 saat wawancara anaknya untuk masuk sekolah. Pada 2005, Naik mengundang Gazdar untuk menjadi mitra di Harmony Media, yang memproduksi konten untuk ditayangkan di Peace TV.
Sejak itu hubungan Zakir Naik dan Gazdar terus berkembang hingga dugaan pencucian uang itu muncul ke permukaan.
Zakir Naik saat ini masih menjadi buron otoritas India dalam kaitan dengan penyelidikan kasus terorisme. Organisasi yang dipimpin Zakir Naik, IRF, menjadi fokus penyelidikan terkait dengan terorisme di India. Organisasi itu telah dilarang di India.
Pada November 2016, media India melaporkan bahwa NIA telah menggerebek beberapa properti komersial dan residensial yang dimiliki Dr Zakir.
Pejabat NIA menyita beberapa dokumen yang diduga menunjukkan bahwa IRF telah mensponsori para calon milisi untuk melakukan perjalanan ke Suriah guna bergabung dengan kelompok radikal ISIS.
(Times-Of-India/Tempo/Gerilya-Politik/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email