Isu mengenai perombakan jilid ketiga Kabinet Kerja kembali berembus. Presiden Joko Widodo, biasa disapa Jokowi, dikabarkan mengganti sejumlah menteri. Ada yang dikeluarkan dari kabinet, dan ada yang reposisi atau rotasi.
Tujuan perombakan kabinet kali ketiga ini antara lain untuk mengakomodasi umat Islam, dengan memasukkan sosok yang berasal dari organisasi keagamaan berbasis Nahdlatul Ulama (NU).
Ada tiga jabatan menteri yang diisukan digusur dari kabinet, atau reposisi. Lalu dua menteri koordinator akan tergusur, atau mungkin reposisi.
"Yahya Cholil Staquf, Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), organiasi Islam terbesar di Indonesia, akan masuk kabinet menggantikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin," demikian tertulis dalam satu dokumen analisis pasar modal dan saham yang diterima www.Tribun-Medan.com, Selasa (18/7/2017) pagi.
Kia Haji Yahya Cholil Staquf adalah Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), organisasi Islam yang dekat dengan pemerintah dan barisan terdepan mengawal Pancasila. PBNU termasuk mendukung Peraturan Pemerintah yang pekan lalu diumumnya untuk membubarkan organisasi anti-Pancasila.
Gus Yahya, sapaan KH Yahya Cholil Staquf merupakan mantan Juru Bicara Presiden KH Abdurrahman Wahid. Ia pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin di Rembang, Jawa Tengah.
Selain merombak Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, yang berlatar belakang politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), ada sejumlah menteri yang masuk sorotan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno kemungkinan bergeser menjadi Kepala Staf Presiden, menggantikan Teten Masduki.
Menteri Keuangan Sri Mulyani kemungkinan merangkap atau naik pangkat menjadi Menteri Koordinator Perekonomian menggeser Darmin Nasution.
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan pun kemungkinan digeser lagi.
Pos yang akan ditempati purnawirawan jenderal TNI ini adalah kembali ke posisi semula sebagai Mennteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan menggeser Wiranto. Atau Luhut kemungkinan menempati posisi Darmin Nasution.
Pada awal Kabinet Kerja, Luhut duduk sebagai Kepala Staf Kepresidenan. Ketika reshuffle jlid pertama Kabinet Kerja, 12 Agustus 2015, Luhut menggantikan politikus Partai Nasdem, Laksamana TNI (Purnwirawan) Tedjo Edhy Purdjiatno.
Mantan Menteri Perhubungan yang kini jadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan dikabarkan akan menggantikan Rini Soemarno urusi Kementerian BMUN.
Mantan Menteri ESDM yang 'turun jabatan' menjadi Wakil Menteri ESDM Ardandra Tahar karena masalah dwikewarganegaraan kemungkinan, kembali menjadi menteri penuh ESDM.
Bagaimana nasib Darmin Nasution, Wiranto, dan Teten Masduki andai skenario perombakan kabinet ini terjadi? Apa posisi dan jabatan mereka selanjutnya? Tidak disebut dalam analisis ini.
Hal pasti disebutkan, Presiden Jokowi memerlukan konsolidasi dalam situasi politik makin hangat, apalagi Pemiliham Umum 17 April 2019 semakin dekat, tinggal 21 bulan.
Hingga hari ini, Selasa (18/7/2017) Kabinet Kerja yang dipimpin duet Presiden Jokowi - Jusuf Kalla, terdapat 30 menteri, empat menko dan tiga wakil menteri.
Sejak usai Lebaran 2017, isu perombakan kabinet kerap muncul. Hingga kini, belum diperoleh konfirmasi mengenai perombakan kabinet ini.
Namun, pekan lalu, Presiden Joko Widodo memastikan tidak akan ada perombakan atau reshuffle kabinet. "Enggak ada, hari ini enggak ada (reshuffle)," ujar Jokowi setelan kegiatan membagikan sertifikat tanah di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (13/7/2017).
Berdasarkan fakta, perombakan kabinet sudah lumrah dilakukan Jokowi. Mantan Wali Kota Solo dan mantan Gubernur DKI Jakarta itu sudah dua kali merombak kabinetnya.
Redaksi Infoteratas mendapatkan info a1 kalau resuffle akan dilakukan diantara September-Oktober setelah analis kinerja masing-masing menteri selesai.
(Tribun-News/Info-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email