Wanita Adalah Sekuntum Bunga

Berdasarkan riwayat-riwayat dari para Ma’shumin as, sesungguhnya wanita itu ibaratkan sekuntum bunga. Oleh karena itu bagaimana kita melihat wanita seharusnya sama seperti bagaimana kita melihat sekuntum bunga.

Hujjatul Islam Muhammad Ridha Aghamir, seorang ruhaniawan dan ketua Hauzah Ilmiah Wanita di Tehran saat diwawancarai oleh wartawan Shabestan mengatakan, “Imam Ali as dalam satu kalimat menjelaskan apa itu wanita secara indah. Beliau berkata, ‘Wanita adalah sekuntum bunga.’.”

Beliau menerangkan bahwa sebagaimana kita melihat keindahan pada bunga, kita juga melihat keindahan Ilahi pada sosok wanita.

Sebagaimana yang dijelaskan riwayat-riwayat lainnya, wanita seharusnya diperlakuan secara lembut dan kita tidak boleh bersikap kasar terhadapnya. Begitu pula kita tidak seharusnya memberikan beban berat kepada wanita.

Oleh karena itu kita tidak boleh mengharapkan seorang wanita melakukan pekerjaan yang berat yang mana tak seharusnya dia kerjakan. Pola pikir masyarakat yang ada juga harus dirubah, jangan sampai masyarakat mengharapkan para wanita berbuat sesuatu yang seharusnya tidak perlu mereka lakukan.

Ini artinya para wanita tidak seharusnya banyak mengemban tugas-tugas yang seharusnya dikerjakan kaum lelaki, dan inilah artinya mengapa wanita lebih baik tidak dilihat lelaki dan tidak melihat lelaki. Di situlah makna hijab yang sebenarnya.

Menurut penjelasan beliau, definisi seorang wanita Muslimah yang ideal bertumpu pada rukun-rukun ini: iman, agama, ilmu dan keseriusan menjalankan perannya di masyarakat.

Beliau menegaskan, “Kita kaum lelaki yang merupakan bagian dari masyarakat ini, yang mana bagian lain dari diri kita (masyarakat) adalah kaum perempuan, maka sudah selayaknya kita membantu mereka untuk menjalankan tugas mereka sebaik-baiknya.”

(Shabestan/ABNS)