Warga Aljazair mengerjakan salat jamaah di sebuah kemah yang mereka sulap menjadi mushalla. Kemah ini terletak di sebuah daerah bernama Al-Dār Al-Baidhā’.
Menurut laporan Huffington Post edisi Arab, mereka menyulap kemah tersebut menjadi mushalla setelah gagal berusaha membangun sebuah masjid.
20 puluh menit sebelum waktu azan tiba, para jamaah yang sudah berusia dewasa berada di saf pertama. Mereka berdatangan dari setiap penjuru daerah, baik dekat maupun jauh, sekitar 3 hingga 5 kilometer. Mereka sudah berbulan-bulan mengerjakan salat di rumah masing-masing dengan sendirian. Dan sekarang baru tersedia tempat untuk mengerjakan salat berjamaah.
Mereka yang memiliki kendaraan tidak menghadapi problem untuk menggapai masjid. Akan tetapi, mereka yang tertinggal akan kesulitan memperoleh kendaraan untuk menuju mushalla.
Dengan suara azan, mereka mengumumkan kepada para jamaah bahwa salat akan dimulai.
Menurut pengakuan Ali, salah seorang jamaah salat, kepada Huffingtan Post, setelah mengerjakan salat di kemah tersebut, ia merasa lega dan bahagia, karena telah tersedia tempat untuk mengerjakan salat berjamaah. Sudah sepuluh tahun mereka berencana menjadikan lahan pertanian ini sebagai masjid. Akan tetapi, pihak Pemda tidak mengizinkan lahan pertanian dirubah fungsi.
Untuk membangun mushalla ini, tidak hanya warga Al-Dār Al-Baidhā’ yang mengeluarkan bantuan. Pihak-pihak dermawan Aljazair juga banyak memberikan bantuan.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email