Pesan Rahbar

Home » » Cerita Lucu Presiden Soekarno Ketika Pusing Menghadapi Istri-istrinya

Cerita Lucu Presiden Soekarno Ketika Pusing Menghadapi Istri-istrinya

Written By Unknown on Thursday, 17 March 2016 | 02:58:00


Siapa yang tidak kenal dengan pesona Presiden RI pertama, Ir. Soekarno? Pesonanya membuat banyak wanita bertekuk lutut oleh panah asmara. Ya, Bung Karno memang dikenal merupakan penakluk dan pecinta wanita. Suatu hal yang tidak aneh mengingat pesona dan wibawanya yang amat melegenda.

Bung Karno tercatat mempunyai 9 istri. Tentu saja, dengan begitu banyak istri ternyata muncul bermacam-macam persoalan, apalagi mereka cemburu satu dengan yang lain. Maka tak heran kalau Bung Karno harus mengeluarkan banyak akal agar para istrinya tidak saling bertengkar.

Ketika Bung Karno menikah dengan Hartini, Fatmawati yang saat itu menjadi First Lady (Ibu Negara) marah dan pergi keluar dari Istana. Fatmawati adalah wanita yang menjahit bendera pusaka sang merah putih yang dikibarkan pertama kali saat pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Istri kedua Bung Karno ini memilih tinggal di Kebayoran Baru dan tak mau balik lagi ke istana.

Bung Karno dan Fatmawati dalam sebuah acara di istana

Hartini akhirnya tidak tinggal di Istana, tetapi di paviliun Istana Bogor. Istri berikutnya, Dewi Soekarno, wanita Jepang jelita yang aslinya bernama Naoko Nemoto ini ditempatkan di Wisma Yaso (yang kini menjadi Museum Satria Mandala) di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Sementara istri lainnya, Haryati tinggal di kawasan Slipi, Jakarta Barat.

Ratna Sari Dewi Soekarno

Dalam pernikahannya, banyak kisah lucu tentang Bung Karno dengan istri-istrinya. Karena sebagai Presiden kegiatannya setiap hari sangat sibuk, Bung Karno tidak sempat menulis surat cinta untuk masing-masing istrinya. Maka dia menyuruh juru tulis Istana untuk mengetikkan surat cinta bagi istrinya.

Tapi betapa kagetnya saat mendapati surat cinta itu diketik di atas kertas berkop kepresidenan resmi. Lengkap dengan logo burung garuda dan cap kepresidenan. Bukan itu saja, si pengirim bukan ditulis sebagai ‘mas’ atau ‘Soekarno’ tetapi Paduka Yang Mulia Presiden Republik Indonesia, Ir Soekarno. Ini surat cinta ataukah Surat Resmi Kepresidenan? Bingung kan?

Menurut aturan protokoler resmi, Presiden dan Ibu Negara masing-masing mendapat ajudan sendiri-sendiri. Nah, karena Bung Karno mempunyai banyak istri, maka karuan saja para ajudan pun jadi punya tugas-tugas tambahan.

Ajudan Presiden Soekarno, Bambang Widjanarko menceritakan semua kerepotan ini. Para istri Bung Karno ini selalu curiga ke mana "suami mereka" pergi setelah jam dinas usai. Apakah menemui istrinya yang lain? ke rumah si A, si B atau si C atau bahkan melakukan hal lain?

Oleh karena itu, mau tidak mau para ajudan tersebut pun harus selalu berbohong demi menyelamatkan bos mereka. “Kami para ajudannya harus membantu dan mengamankan setiap timbul persoalan. Kalau perlu harus berbohong, apabila ibu yang satu bertanya apakah Bung Karno bertemu dengan ibu yang lainnya,” kata Bambang Widjanarko.

Jika Soekarno bertanya “Apakah aku sudah rapi?” Maka ‘rapi’ itu artinya bersih dari bekas lipstik, dan wangi parfum salah satu istrinya. Ajudan pun harus ektra teliti memeriksa. Jika ada bekas parfum misalnya, maka Soekarno akan pulang dulu ke Istana Negara untuk mandi dan berganti pakaian.

Pernah suatu saat, Haryati, mendengar Soekarno sedang menemui istrinya yang lain. Dia pun marah dan hendak menyusul ke tempat acara. Soekarno yang mendapat laporan, memerintahkan bagaimana dan apapun caranya, Haryati tak boleh meninggalkan Slipi.

Bung Karno dan Haryati bercengkerama di rumah Haryati di Slipi

Maka ‘operasi sabotase’ itu digelar. Awalnya sopir Haryati berpura-pura mobilnya mogok. Haryati yang murka meminta agar dikirim mobil dari Istana. Tapi berjam-jam mobil itu tidak juga datang.

Saat sopir sudah berhasil menyalakan mobil yang tadi mogok, sebuah truk tiba-tiba mogok di depan rumahnya. Mobil Haryati pun tidak bisa keluar dari garasi. Misi sabotase ini sukses. Ada-ada saja kisah Bung Karno yang mengundang tawa.

(Sewindu Dekat Bung Karno - Gramedia dan Total Bung Karno karya Roso Daras)

(Memobee/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: