Warga Palestina menyaksikan petugas pemadam kebakaran yang memadamkan api yang timbul dari tangki bahan bakar pembangkit listrik satu-satunya di Jalur Gaza, 15 Januari 2015. (Foto: AFP)
Satu-satunya pembangkit listrik di Jalur Gaza terpaksa ditutup karena kekurangan bahan bakar setelah wilayah Palestina ini menderita pengepungan oleh rezim Israel selama sembilan tahun, kata para pejabat.
Ahmed Abu Al-Amreen, seorang pejabat di Kementerian Energi Gaza, mengatakan pada hari Selasa (12/4/16) bahwa pembangkit listrik ditutup sejak Sabtu malam setelah kehabisan bahan bakar.
Sementara itu, PBB mengatakan wilayah di pesisir itu tanpa dialiri listrik selama 20 jam sehari, dibandingkan sebelumnya 12 jam.
Laporan menyalahkan kekurangan bahan bakar ini pada Otoritas Palestina yang berbasis di Ramallah terkait pembebasan pajak bahan bakar di Jalur Gaza yang dituntut oleh gerakan perlawanan Hamas.
Otoritas energi Gaza, mengatakan mereka tidak mampu membayar pajak yang terus meningkat sampai sekitar 10 juta shekel (2,6 juta dolar) per bulan.
Pembangkit listrik Gaza berhenti bekerja Juli lalu dalam kondisi yang sama. Fasilitas ini rusak oleh tembakan lebih dari sekali selama perang 50 hari agresi Israel pada tahun 2014.
Asap dan api membunbung setelah serangan Israel atas Kota Gaza, 29 Juli 2014. (Foto: AP)
Jalur Gaza telah berada di bawah pengepungan Israel sejak Juni 2007. Blokade telah menyebabkan penurunan standar hidup ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya yang menyebabkan pengangguran dan kemiskinan tak henti-hentinya.
Israel juga telah mengobarkan perang tiga kalinya di Gaza sejak 2008, termasuk ofensif 2014 yang menewaskan lebih dari 2.200 warga Palestina dan lebih dari 11.100 lainnya terluka.[]
(Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email