Karbala (Bahasa Arab: کربلاء) adalah nama salah satu kota di Irak yang merupakan tempat suci dan sangat bernilai bagi mazhab Syiah. Karbala sangat bernilai karena di sana pernah terjadi tragedi Asyura, yaitu dibantainya Imam Husain As beserta pengikut setianya pada hari ke-10 bulan Muharram tahun 61 H. Selain itu, karena di Karbala terdapat makam suci Imam Husain As dan Abul Fadhl Abbas.
Dalam berbagai momen, kaum Syiah dari berbagai penjuru dunia banyak yang datang ke Karbala untuk berziarah. Puncak terpadat acara ziarah itu berlangsung pada bulan-bulan duka Ahlulbait, yaitu bulan Muharram dan Shafar, terlebih pada hari Arbain (hari ke-40 syahidnya Imam Husain As). Pada hari Arbain banyak rombongan peziarah datang mengunjungi Karbala, bahkan tidak sedikit dari mereka yang datang dengan berjalan kaki. Selain hari Arbain, pada pertengahan bulan Sya’ban kaum Syiah juga banyak yang mengunjungi Karbala dengan berjalan kaki.
Sejak dahulu, Karbala memiliki Hauzah Ilmiah (pusat studi Islam) yang telah mencetak banyak ulama. Nilai-nilai yang dimiliki Karbala telah menyita perhatian kawan maupun lawan. Sejak berabad-abad yang lalu, di samping mengalami perbaikan-perbaikan, Karbala juga menjadi obyek serangan dari berbagai pihak.
Letak Geografis
Kota Karbala adalah pusat Provinsi Karbala, jaraknya sekitar 105 km sebelah barat daya Baghdad. Wilayah Provinsi Karbala sebelah utara berbatasan dengan Provinsi al-Anbar, selatan dengan Provinsi Najaf, timur dengan Babul, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Gurun Suriah dan Arab Saudi. Letak Kota Karbala berdekatan dengan gurun, tepat sebelah barat daya Sungai Eufrat dan di antara kawasan kering bernama Sawad.
Nama-nama Karbala
Karbala
Ada beberapa pendapat tentang makna kata Karbala:
1. Sebagian meyakini, “Karbala” berasal dari kata “Karbalah”, bermakna “lemah/lesu”. [1]
2. Karbala diambil dari kata “Karbal” yang berarti “membersihkan”. Karbala disebut Karbala karena waktu itu di sana merupakan lahan yang tak memiliki tumbuhan, pepohonan, kerikil dan bebatuan. Seakan-akan tempat itu telah dibersihkan petani untuk keperluan bercocok tanam. [2]
3. Karbala berasal dari dua kata, “Karb” dan “Ila”, bermakna “rumah tuhan”. [3]
4. Karbala berasal dari Bahasa Persia yang terdiri dari dua kata, “Kar” dan “Bala”, bermakna “urusan langit nan bernilai”, maksudnya adalah tempat shalat dan berdoa. [4]
5. Karbala berasal dari kata “Kuar Babul”, bermakna Desa-desa Babul/Babilon. [5]
6. Imam Husain As, Imam Ali As dan Rasulullah Saw menjelaskan, Karbala berasal dari kata “Karbun” dan “Bala”, bermakna “siksa/derita” dan “petaka/cobaan”. [6]
Syair terkuno yang memuat nama Karbala adalah syair milik Muin bin Aus yang hidup di zaman jahiliah: [7]
اذا هی حلّت کربلا فلعلعا فجوز العذیب دوناً فالنوابحا
Hair
Dalam Bahasa Arab, kata Hair merupakan bentuk isim fail (subjek) dari kata hara – yahiru, artinya, “tempat genangan air yang airnya tidak mengalir keluar”. Maksud kata Karbala dalam kitab-kitab hadis[8] dan fikih[9]kebanyakan bermakna demikian.
Nawawis
Nama Nawawis berkaitan dengan umat Kristen, karena saat ini tempat itu adalah nama sebuah pemakaman umat Kristen yang berada di barat daya Karbala. Pemakaman tersebut terletak di dekat danau Sulaimaniah di daerah bernama Buraz Ali[10]
Imam Husain As pernah menyebut nama tempat ini. [11]
Thaff
Thaff bermakna “tepi laut”. Karena Imam Husain As syahid di tepi Sungai Furat, maka tempat itu disebut Thaff. [12]
Ghadhiriah
Karbala juga disebut Ghadhiriah karena waktu itu di dekat daerah itu tinggal sekelompok orang Bani Ghadir dari Kabilah Bani Asad. [13]
Nainawa
Artikel Asli: Nainawa
‘Aqr
‘Aqr bermakna “jarak antara dua tempat”. [14] Ketika Imam Husain As sampai di daerah ini dan bertanya namanya, salah satu jawaban yang diberikan adalah nama ‘Aqr. Mendapat jawaban itu, Imam Husain As berkata, “Aku berlindung kepada Allah dari ‘Aqr”. [15]
Riwayat Sejarah Karbala
Pasca kesyahidan Imam Husain As kaum Syiah mulai banyak yang mengunjungi Karbala guna meziarahi makam Imam, namun bertahun-tahun berikutnya tempat tersebut berubah menjadi kawasan pemukiman.
Tidak banyak informasi yang menerangkan tentang Karbala pra-Islam. Namun, jika melihat akar kata nama Karbala yang berasal dari “Kuar Babul” (bermakna: Desa-desa Babul/Babilon), bisa diambil kesimpulan bahwa sejarah pemukiman di Karbala kembali ke masa Babilonia. Atau dengan memperhatikan bahwa Karbala juga disebut Nawawis, yang di sana terdapat pemakaman Kristen, bisa disimpulkan bahwa Karbala pra-Islam merupakan pemukiman umat Kristen. Di zaman Islam, tepatnya setelah kesyahidan Imam Husain As, Karbala menjadi tempat yang sering diziarahi oleh para pecinta Ahlul Bait Nabi Saw, kemudian sebagian mereka menetap di sana. Namun pada tahun 236 H al-Mutawakkil dari Bani Abbasiah memerintahkan untuk menghancurkan makam Imam Husain As beserta rumah-rumah yang ada di sekitarnya. [16]
Pada tahun 247 H setelah terbunuhnya ayahnya, al-Mutawakkil, al-Muntashir kembali membangun tempat-tempat suci Ahlul Bait. Setelah itu, banyak orang yang menetap di Karbala.
Konon, dari kalangan Alawi (keturunan Imam Ali As) yang pertama kali menetap di Karbala bersama keluarganya adalah Sayid Ibrahim Mujab bin Muhammad Abid bin Imam Musa al-Kadzim As.
Pasang-Surut Karbala
Setelah kekhalifahan al-Mutawakkil banyak peristiwa yang terjadi di Karbala, baik berupa pembangunan maupun penghancuran yang dilancarkan para musuh Ahlul Bait, di antaranya sebagai berikut:
1. 280 H: Pembangunan dinding dan kubah makam Imam Husain As, pembangunan tempat tinggal bagi para peziarah dan warga sekitar oleh Muhammad bin Zaid, penguasa Gorgan .
2. 366 H: Bertambahnya imigran Syiah ke Karbala setelah kepergian Amir Izzu al-Daulah Alu Buyah ke sana.
3. 369 H: Serangan Dhabbah bin Muhammad al-Asadi, penguasa Kota Ain, ke Karbala disertai penjarahan harta dan pembunuhan warga.
4. 372 H: Pembangunan pertama kali dinding kota atas perintah Adhud al-Daulah Alu Buyah, pembagunan perumahan dan perbelanjaan, dan Masjid Ra’su al-Husain As. [17]
5. 407-412 H: Pembangunan dinding kota kedua dan pemasangan gerbang besi pada keempat sisi kota atas perintah wazir Alu Buyah Hasan bin Fadhl bin Sahlan Ramhormozi. [18]
6. 489 H: Serangan warga kota Khawajah ke Karbala[19], pasukan kiriman penguasa Halab (Aleppo) Saif al-Daulah berhasil memadamkan kerusuhan tersebut.
7. 795 H: Serangan Timur Lenk ke Karbala.
8. 858 H: Serangan penguasa Bashrah ke Karbala oleh Ali Masy’asyi disertai penjarahan harta Haram Imam, pembunuhan dan penawanan warga.
9. 914 H: Renovasi Haram Imam Husain As atas perintah Syah Ismail Shafawi. [20]
10. 953 H: Irak dikuasai Turki Utsmani, renovasi Haram Imam Husain As dan Abu Fadhl Abbas, penggalian Sungai Sulaimani atas perintah Sultan Utsmani Sulaiman Qanuni.
11. 1013 H: Serangan Kabilah Alu Muhanna yang dipimpin Nashir bin Muhanna ke Karbala.
12. 1041 H: Karbala dikuasai Syah Abbas Shafawi dengan menjadikannya bagian wilayah kekuasaan Iran.
13. 1047 H: Karbala kembali dikuasai Turki Utsmani.
14. 1216 H: Serangan Wahabi ke Karbala di bawah pimpinan Saud bin Abdul Aziz, pembunuhan massal warga, penghancuran kubah Haram Imam Husain As dan penjarahan harta milik Haram Imam Husain As.
15. 1216 H: Renovasi bagian-bagian rusak atas perintah salah seorang raja India.
16. 1217 H: Pembangunan dinding kota ketiga oleh Sayid Ali Thabathabai dan pemasangan enam gerbang.
17. 1241 H: Serangan pasukan Turki Utsmani ke Karbala yang disertai penjarahan kota.
18. 1258 H: Serangan Muhammad Najib Pasha ke Karbala.
19. 1285 H: Renovasi dinding kota, pembangunan kawasan Abbasiah.
20. 1332 H: Pembangunan gedung-gedung baru dalam kota.
21. 1338 H: Awal Revolusi Irak yang dimulai dari Karbala atas seruan Fatwa Syaikh Muhammad Taqi Hairi Syirazi guna mengharamkan memilih non-muslim sebagai pemimpin Irak.
22. 1397 H: Pembunuhan masal peziarah Imam Husain As pada peringatan Arbain oleh tentara Rezim Ba’ts.
23. 1411 H: Serangan pasukan Rezim Ba’ts ke Karbala dan Haram Imam Husain As disertai pembantain massal warga atas perintah Saddam Husain pada pemberontakan Sya’baniah.
Tempat-tempat Ziarah di Karbala
Selain makam suci Imam Husain As dan Abu Fadhl Abbas, di Karbala terdapat banyak makam tokoh-tokoh besar, di antaranya adalah sebagai berikut:
Makam para sahabat Imam Husain As
Kebanyakan para pendukung setia Imam Husain As yang syahid dalam peristiwa Asyura dimakamkan di sekitar makam Imam Husain As. Namun karena alasan tertentu, ada sebagian yang dimakamkan di tempat lain.
1. Al-Hurr bin Yazid al-Riyahi
Orang-orang dari kabilahnya mengambil jenazahnya dari medan perang dan memakamkannya di sebuah daerah yang berjarak sekitar 9 km sebelah barat Karbala. Karena keberadaan makam al-Hurr, kini daerah itu dikenal dengan nama al-Hurr. Pada tahun 370 H Adhud al-Daulah Dailami membangun makam al-Hurr. Kemudian tahun 914 H Syah Ismail Shafawi, setelah berziarah ke makam al-Hurr, memerintahkan untuk merenovasi makam tersebut. [21]
Aun bin Abdullah
Di pinggir jalan raya antara Karbala-Bagdad sekarang, terdapat makam yang ramai dikunjungi para peziarah, disebut-sebut itu adalah makam Aun bin Abdullah. Menurut satu riwayat, ia adalah Aun bin Abdullah bin Ja’far al-Thayyar, putra Zainab al-Kubra Sa yang syahid pada hari Asyura. Namun riwayat lain menyatakan, itu adalah makam Aun bin Abdullah salah seorang keturunan Imam Hasan al-Mujtaba As. Pendapat kedua nampaknya lebih tepat, karena jika Aun bin Abdullah yang syahid di Karbala, semestinya ia juga dimakamkan tidak jauh dari syuhada Karbala lainnya.
2. Thiflan Muslim (dua putra Muslim bin Aqil)
Makam Thiflan Muslim berada di pinggir jalan raya antara Karbala-Bagdad, tepatnya 30 km dari Karbala, di pinggir kota Masib.
Makam Sejumlah Ulama dan Sayid
Karena kemuliaan Karbala, sejak dahulu banyak ulama dan Sayid yang dimakamkan di sana, baik di dalam maupun luar Haram Imam Husain As, di antaranya adalah:
1. Muhammad bin Nabi bin Kadhim As
Ia adalah cucu Imam Musa al-Kadhim As. Di kalangan Arab ia dikenal dengan sebutan Imam Nuh. Makamnya berada di daerah bernama Thuwairaj, terletak 12 km dari Karbala. [22]
Ahras bin Kadhim As
Muhammad bin Abi al-Fath, dikenal dengan panggilan al-Ahras, ia adalah keturunan Imam Musa al-Kadhim bin Imam Ja’far As. Makamnya terletak di daerah dekat Karbala bernama al-Abtar. Banyak peziarah yang mengunjungi makamnya[23] Silsilah para Sayid Alu Khursan yang ada di Najaf berujung ke al-Ahras ini.
2. Sayid Ahmad Abu Hasyim
Nasab beliau bersambung ke Imam Musa al-Kadhim As dengan jeda beberapa generasi. Ia dimakamkan di sebelah barat laut daerah Syifauh. Makamnya memiliki pelataran dan kubah yang dihiasi dengan lapisan berwarna biru. [24]
3. Ibnu Hamzah
Imaduddin Abu Muhammad bin Ali bin Hamzah bin Hasan bin Ubaidillah bin Abbas bin Ali As, yang dikenal dengan sebutan Ibnu Hamzah ini adalah keturunan Abu Fadhl Abbas Sa, putra Imam Ali As. Ia adalah ulama besar dan fakih terkemuka sekaligus perawi hadis. Makamnya berada di pemakaman kuno Karbala yang saat ini terlaetak di sebelah tenggara pelataran Abu Fadhl Abbas, tepatnya di pinggir jalan raya antara Karbala-Thuwairaj.
4. Abu Ahmad Husain bin Muahmmad (304-400 H)
Ayah dari dua ulama besar, Sayid Radhi dan Sayid Murtadha ini adalah keturunan generasi ketiga Imam Musa al-Kadhim As.
5. Sayid Murtadha (355-436 H)
Sayid Murtadha atau Syarif Murtadha adalah salah seorang fakih dan ulama besar Syiah di abad ke-4 H, karyanya sangat banyak.
7. Sayid Radhi (358-406 H)
Sayid Sayid Radhi adalah ulama 6. besar Syiah di abad ke-4 H penghimpun kitab Nahjul Balaghah. Makamnya di samping makam ayah dan saudaranya, dekat makam Sayid Ibrahim Majab, di sebelah barat serambi Haram Imam.
8. Ibnu Fahd al-Hilli (758-841 H)
Syaikh Ahmad bin Muhammad bin Fahd adalah fakih besar Syiah Imamiah, makamnya berada di sebelah barat jalan Babul Kiblah, tepatnya di dalam masjid yang bernama sama dengan namanya. Ia mewakafkan rumahnya sebagai penginapan bagi para peziarah. Setelah wafat, ia dimakamkan di rumah itu. Pada tahun 1033 H Syah Abbas mendirikan masjid di pekarangan makam Ibnu Fahd, di samping itu ia juga memasang kubah di atas makam tersebut.
9. Syaikh Yusuf al-Bahrani (1107-1186 H)
Syaikh Yusuf Alu Ushfur al-Bahrani adalah pengarang kitab al-Hadaiq al-Nadhirah. Ia dimakamkan menjadi satu dengan Sayid Ali Thabathabai dan Wahid Bahbahai di serambi timur Haram Imam.
10. Allamah Wahid Bahbahai (1118-1205 H)
Syaikh Muhammad Baqir bin Muhammad Akmal, terkenal dengan sebutan Wahid Bahbahai, adalah ulama besar Syiah di abad ke-12 H. Di zamannya, ia adalah pemimpin spiritual dan marja’ kaum Syiah. Makamnya berada di serambi timur Haram Imam.
11. Sayid Kadhim al-Rashti (1214-1259 H)
Sayid Kadhim bin Qasim Husaini al-Rashti adalah salah seorang murid Syaikh Ahmad al-Ahsai. Makamnya berada di serambi timur Haram Imam.
Sayid Ahmad bin Sayid Kadhim al-Rashti
Sayid Ahmad bin Sayid Kadhim al-Rashti terbunuh pada tahun 1295 H. Ia dimakamkan di serambi timur Haram Imam, di samping makam ayahnya.
12. Syariful Ulama (1246 H)
Muhammad Syarif bin Hasan Amuli adalah ulama besar Syiah. Guru dari Syaikh Murtadha al-Anshari ini dimakamkan di sebelah tenggara pelataran Haram Imam, tepatnya di gang jalan Imam Husain As.
13. Sayid Ali Thabathabi
Sayid Ali Thabathabi adalah pengarang kitab Riyadh al-Masail dan pembangun dinding Kota Karbala. Makamnya berada di serambi timur Haram Imam. Putranya dikenal dengan sebutan Sayid Muhammad Mujahid.
14. Mujahid (1180-1242 H)
Sayid Muhammad Mujahid bin Sayid Ali Thabathabai adalah pengarang kitab Mafatih wa Manahil. Ia dikenal dengan sebutan Mujahid karena bergabung di medan perang melawan Rusia. Makamnya terletak di antara al-Haramain Karbala (makam Imam Husain As dan Abu Fadhl Abbas).
15. Muhammad Taqi Syirazi (1338 H)
Syaikh Muhammad Taqi Syirazi adalah marja’ agung kaum Syiah. Ia memimpin rakyat Irak dalam perjuangan melawan penjajahan Inggris (1920 M). Berkat perjuangan yang ia pimpin, kekuatan Inggris di Irak dapat dihancurkan. Makam beliau berada di sebelah tenggara pelataran Haram. Pada tahun 1263 H, bersamaan dengan perluasan pelataran, di samping makam tersebut dibangun sebuah gedung seluas 200 m yang diberi nama “Iwan Syirazi”. Gedung ini dulunya digunakan sebagai tempat proses belajar mengajar para pelajar agama, namun kemudian ditutup oleh rezim Ba’ts.
16. Keluarga Qazwini (Mujtahid Qazwini)
Di dalam pelataran, yaitu di jalur arah ke pelataran Imam Husain As yang mengarah ke pelataran Abu Fadhl Abbas, gerbang Qadhi al-Hajat, tepatnya di dalam sebuah ruangan, dimakamkan tiga jasad keluarga Mujtahid Qazwini: - Sayid Ibrahim bin Muhammad Mujtahid Qazwini, pengarang kitab Dhawahib al-Ushul (1262 H) - Sayid Mahdi Mujtahid - Syaikh Muhammad Husain Qazwini (1281 H)
17. Syaikh Abdul Husain Tehrani
Syaikh Abdul Husain Tehrani adalah fakih dan ulama mutakhir, makamnya berada di salah satu ruangan sebelah barat pelataran Haram.
18. Sayid Abdullah al-Bahrani
Sayid Abdullah al-Bahrani adalah fakih dan ulama besar Syiah pengarang kitab al-Ifadhat al-Husainiah dan Syarh Mukhtashar al-Nafi’ karya Allamah Hilli. Makamnya terletak di beranda Ibrahim Majab. Di samping makamnya terdapat makam putra dan cucunya, sayid Muhsin dan sayid Muhammad bin Sayid Muhsin pengarang kitab al-Fushul al-Bahiah Fi Ba’dhi al-Akhbar al-Hujjaj al-Mardhiah dan Hidayah al-‘Ibad.
19. Syaikh Abdul Husain Tehrani
Syaikh Abdul Husain Tehrani merupakan fakih dan ulama mutakhir. Makamnya berada di salah satu ruangan sebelah barat pelataran Haram.
20. Shahib Dhawabith
Sayid Ibrahim bin Muhammad Baqir Musawi Qazwini Hairi adalah ulama besar Syiah. Ia dikenal dengan sebutan Shahib Dhawabith. Makamnya berada di depan Bab al-Syuhada. Karyanya di bidang fikih sangat terkenal.
21. Keluarga Baraghani
Beberapa jasad dari keluarga Baraghani yang kesemuanya merupakan fakih dan ulama besar Syiah dimakamkan di beranda barat Haram Imam Husain As. Yang paling terkenal di antara mereka adalah Mulla Muhammad Ali Baraghani, ia wafat tahun 1271 H. Ia memiliki banyak karya di bidang fikih dan tafsir. Selain itu, putranya yang bernama Mirza Abdul Wahhab merupakan arif dan fakih di zaman Dinasti Qajar, ia wafat tahun 1294 H. Mulla Ali Burghani yang meninggal tahun 1269 H juga dimakamkan di sana.
22. Sayid Murtadha Thabathabai
Sayid Murtadha bin Sayid Muhammad Thabathabai al-Husaini Burujurdi adalah ayah dari Sayid Mahdi Bahrul Ulum. Beliau wafat pada tahun 1204 H dan dimakamkan di beranda timur Haram Imam.
23. Keluarga Alu Kamunah
Beberapa jasad dari keluarga Alu Kamunah yang terkenal dimakamkan di ruang bawah tanah yang terletak antara beranda para raja dan Masjid Husaini. Mereka merupakan para ulama dan ahli sastra Karbala. Di antaranya, Syaikh Mahdi Kamunah (1272 H), juru kunci gedung Haram, Syaikh Mirza Hasan Kamunah (1292 H) juga saudaranya yang menggantikan posisinya dan Syaikh Muhammad Ali Kamunah (1282 H), penyair Syiah.
24. Sayid Hasyim Haddad
Makam beliau berada di Wadi al-Shafa Karbala.
Catatan Kaki:
1.Kitab al-‘Ain, jld. 5, hlm. 431.
2. Mausu’ah al-‘Atabat al-Muqaddasah, jld. 8, bag. Karbala, hlm. 9.
3. Madinah al-Husain As, hlm. 1.
4. Madinah al-Husain As, hlm. 1.
5. Nahdhah al-Husain As, hlm. 66.
6. Nahdhah al-Husain As, hlm. 66.
7. Al-Aghani, jld. 12, hlm. 309.
8. Kamil al-Ziyarat, hlm. 271.
9. Al-Istibshar Fima Ikhtalafa Min al-Akhbar, jld. 2, hlm. 334.
10. Alu Tha’mah, Tarikh Marqad al-Husain wa al-Abbas, hlm. 25.
11. Ibnu Thawus, al-Luhuf ‘Ala al-Quthla al-Thufuf, hlm. 53.
12. Lisan al-Arab, jld. 9, hlm. 221.
13. Mu’jam al-Buldan, jld. 4, hlm. 183.
14. Kitab al-‘Ain, jld. 1, hlm. 151.
15. Mu’jam al-Buldan, jld. 4, hlm. 136.
16. Al-Bidayah wa al-Nihayah, jld. 10, hlm. 315.
17. Dairah al-Ma’arif Tasyayu’, jld. 1, hlm. 75.
18. Ibnu Jauzi, al-Muntadham, jld. 7, hlm. 283.
19. Ibnu Atsir, al-Kamil Fi al-Tarikh, jld. 10, hlm. 177.
20. Shfawiah Dar Arse-e Din Farhang wa Siyasat, jld.2, hlm. 758.
21. Dairah al-Ma’arif Tasyayu’, jld. 1, hlm. 73.
22. Adib al-Muluk, Safar-Name Adib al-Muluk B Atabat, hlm. 204.
23. Alu Tha’mah, Turats Karbala, hlm 116.
24. Alu Tha’mah, Turats Karbala, hlm 117.
Daftar Pustaka
1. Thusi, Abu Ja’far, Muhammad bin Hasan, Al-Istibshar Fima Ikhtalafa Min al-Akhbar, Tehran, Darul Kutub al-Islamiah, 1390 H.
2. Isfahani, Abul Faraj, al-Aghani, Bairut, Daru Ihya’ al-Turats al-Arabi, 1415 H.
3. Al-Dimasyqi, Ibnu Katsir, al-Bidayah wa al-Nihayah, Bairut, Darul Fikri, 1407 H.
4. Farahidi, Khalil bin Ahmad, al-‘Ain, Qom, Penerbit Hijrat, 1410 H.
5. Ibnu Atsir, al-Kamil Fi al-Tarikh, Bairut, Dar Shdir, Bairut, 1385 H.
6. Ibnu Thawus, Ali bin Musa, al-Luhuf ‘Ala al-Quthla al-Thufuf, Masyhad, Markaz-e Asnad Ostan-e Qods Razavi, 1390.
7. Al-Muntadham.
8. Alu Tha’mah, Salman Hadi, Tarikh Marqad al-Husain wa al-Abbas, Bairut, 1416 H.
9. Alu Tha’mah, Salman Hadi, Turats Karbala’, Bairut, Muassasah al-A’lami al-Mathbu’at, 1403 H.
10. Shadr Haji Sayid Jawadi, Ahmad, Dairah al-Ma’arif Tasyayu’, Muassasah Tahqiqat wa Nashr Ma’arif Ahlil Bait As, 1375 H.
11. Adib al-Muluk Muqaddam Murageh-im Abdul Ali, Safar-Name Adib al-Muluk B Atabat, Tehran, Dadju, 1364 Hs.
12. Ja’fariyan, Rasul, Shafawiah Dar Arse-e Din Farhang wa Siyasat, Tehran, Pazuheshkadeh Hauzah wa Daneshgah, 1379 Hs.
13. Al-Anshari, Rauf Muhammad Jamil, Ammarah Karbala’, Dirasah Umraniah wa Thakhthithiah, Dimasyq, Muassasah al-Shalihani, 2005 M.
14. Qommi, Ibnu Qaulawiah, Abul Qasim, Ja’far bin Muhammad, Kamil al-Ziyarat, Najaf al-Ashraf, Darul Murtadhawiah, 1398 H.
15. Ibnu Mandhur, Abul Fadhl, Jamaluddin, Muhammad bin Muakarram, Lisan al-Arab, Bairut, Dar al-fikr 16. Li al-thaba’ah wa al-Nashr wa al-Tauzi’, 1414 H.
17. Hamudi, Yaqut, Mu’jam al-Buldan, Bairut, Dar Shadir, 1995 M.
18. Khalili, Ja’far, Mausu’ah al-Atabat al-Muqaddasah, Bairut, Muassasah al-A’lami Li al-Mathbu’at.
(Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email