Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi mengatakan, Tehran akan mengembalikan kegiatan nuklirnya ke era sebelum kesepakatan nuklir jika pihak lain tidak menghormati komitmen mereka.
Dalam sebuah diskusi di kota Qom, Selasa (31/1/2017) sore, Araqchi berbicara tentang langkah-langkah yang mungkin diambil oleh Iran dalam menghadapi perubahan potensial dalam kebijakan anggota Kelompok 5+1.
"Ada ruang di Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) yang memungkinkan Iran untuk berpaling dari itu," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa ada mekanisme dalam JCPOA, di mana ketika Tehran memastikan pihak lain tidak melaksanakan komitmennya, ia dapat membuat keputusan independen untuk menarik diri.
Bersamaan dengan itu, lanjut Araqchi, program nuklir dengan cepat akan dikembalikan ke kondisi sebelumnya dan berdasarkan resolusi Parlemen Iran, pengayaan uranium akan dilakukan dalam waktu yang paling singkat.
"Justru pihak lawan yang harus melewati sebuah proses untuk menegakkan kembali resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB. Tentu penting, apakah mereka mampu atau tidak," tegasnya.
Soal kebijakan Presiden AS Donald Trump, pejabat Iran ini menandaskan, yang pasti Trump sudah mengambil jarak dari slogan-slogan kampanyenya dan belum terlihat ia mengambil kebijakan yang konsisten terkait JCPOA. Araqchi lebih lanjut menanggapi klaim negara tertentu yang menuding Iran melanggar resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB dengan uji coba rudalnya, dan menegaskan, Republik Islam tidak memerlukan izin pihak lain untuk menciptakan keamanannya.
(Parstoday/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email