TKP penembakan/ledakan di jembatan Westminster - London, Inggris,
Reuters melaporkan, terdengar ledakan keras di dalam gedung parlemen, sementara seorang reporter media Inggris juga melihat ada puluhan orang terluka di jembatan Westminster, yang berada di seberang gedung parlemen Big Ben.
Seorang perempuan tewas dan seorang lainnya dilarikan ke rumah sakit karena luka yang parah setelah seseorang menyerang di dekat Gedung Parlemen Inggris di pusat kota London, Rabu (22/3).
Kantor berita Inggris, Press Association, melaporkan, informasi itu diperoleh dari seorang dokter muda di sebuah rumah sakit di pusat kota London.
Polisi mengatakan, mereka sedang menghadapi serangan teroris.
Kepolisian Inggris mengatakan, aparatnya sedang menghadapi kemungkinan serangan kelompok teroris, dan seorang teroris telah menikam seorang polisi.
Peristiwa itu terjadi di area gedung parlemen Inggris di London. Namun, serangan lain juga terjadi di jembatan Westminster, sejumlah orang tergetelak, entah terluka atau tewas, belum terkonfirmasi.
"Petugas – termasuk petugas bersenjata api – tetap berada di tempat kejadian dan kami memperlakukan ini sebagai insiden teroris sampai kami dapat memastikan kejadiannya,” kata polisi dalam sebuah pernyatannya.
Beberapa tembakan terdengar di dekat Gedung Parlemen Inggris, di pusat kota London, sekitar pukul 14.40 waktu setempat.
Seorang saksi mata yang sempat merekam kejadian itu dengan telepon pintarnya mengatakan melihat lima orang tergeletak cedera di jembatan Westminster.
Diperkirakan terjadi dua insiden yang terjadi pada waktu yang berdekatan.
Ketua Majelis Rendah Parlemen Inggris, David Lidington, mengataakan kepada para anggota parlemen bahwa seorang polisi ditikam dengan pisau.
Sidang yang sedang berlangsung di dalam Gedung Parlemen sudah ditunda dan para anggota parlemen diminta untuk tidak ke luar dari gedung.
Laporan awal megatakan bahwa orang yang menikam polisi tadi ditembak polisi namun belum bisa dikukuhkan sementara penyelidikan terus dilangsungkan.
Informasi terkait serangan di Inggris ini masih terus berkembang dan masih mungkin terjadi perubahan data korban.
(Reuters/AP/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email