Kawasan puncak Bogor selalu menyimpan daya tarik bagi para pemburu nafsu. Salah satunya prostitusi tersembunyi di balik penawaran Vila.
Jika melintasi jalur puncak bakal menemui pemandangan penjaja jasa penginapan di tepi jalan. Mereka biasa dijuluki pekong. Biasanya mereka berada di jalan menggoyang-goyangkan plang.
Tulisan ini bisa dijumpai di sepanjang Jalan Raya Puncak. Usut punya usut, rupanya tidak semua pesanggrahan sekadar menawarkan jasa untuk menginap.
Bisnis ini dimanfaatkan segelintir pemilik vila untuk menyajikan layanan plus-plus. Mereka mendatangkan wanita tuna susila. Bahkan kawin kontrak yang menjadi buruan wisatawan timur tengah ada di Vila. Namun, tidak semua villa.
Sebut saja Tommy (46) menuturkan, untuk mendapatkan jasa plus-plus bisa di vila yang dibawa pekong atau terpajang di jalan.
“Kalau huruf L-nya dua berarti adaan itu (ada layanan plus). Itu adalah kodenya. Kasihan wisatawan yang dapat lokasi yang biasa dibuat tempat mesum. Padahal, mereka bukan mencari penginapan plus-plus,” ujarnya kepada Radar Bogor (Jawa Pos Group).
Vila sendiri, lanjut warga asli setempat ini, tersebar mulai dari Kecamtan Cisarua, Megamendung, sampai masuk Kabupaten Cianjur. Harganya mulai Rp500 ribu sampai Rp5 juta.
Lokasi prostitusi terselubung ini sulit diendus. Menurut salah satu penjaga penginapan di Kampung Citeko, awalnya kode double huruf “L” ini tak banyak diketahui.
Sebab, rekan-rekan seprofesinya tak sembarang menawarkan. “Dulu biar ngebedain awalnya buat wisatawan asing, tapi sekarang orang-orang sudah banyak tau,” ujar Yudi yang mengaku hanya menawarkan vila biasa.
(Jawa-Pos/Info-Teratas/Berbagai-Sumber-lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email