Menteri luar negeri dari negara-negara Islam pada Selasa (1/8) meminta Israel tidak melakukan tindakan lain untuk berusaha mengubah status quo di Yerusalem Timur. Pernyataan ini merupakan perlawanan dari dunia Islam sebagai tanggapan atas sikap Israel di Kompleks Masjid Al-Aqsha.
Para menteri negara-negara Islam berada di Istanbul, Turki, untuk menghadiri pertemuan luar biasa satu-hari Organisasi Kerja Sama Islam (OIC). Israel belum lama ini memasang alat pendeteksi logam dan kamera di pintu masuk Masjid Al-Aqsha setelah insiden pada 14 Juli. Israel juga sempat menutup Al-Aqsha buat Muslim.
Bentrokan berdarah terus berlanjut antara polisi Israel dan orang Palestina, sehingga 10 orang tewas dan lebih dari 500 orang lagi cedera. "Setiap tindakan serupa pada masa depan takkan diterima dan tidak sah," demikian peringatan para menteri OIC di dalam komunike akhir, kemarin.
Israel mencabut pembatasan tersebut pada Jumat lalu (28/7), dan mengizinkan semua orang Palestina kembali memasuki kompleks Masjid Al-Aqsha. Menteri Luar Negeri Palestina Riad Al-Malki menyerukan kerja sama lebih lanjut di kalangan masyarakat internasional dan negara Islam, dan menyatakan pendudukan Israel telah berlangsung selama 50 tahun di Yerusalem Timur.
"Israel takkan menerima kekalahan itu," kata Al-Malki dalam taklimat bergama dengan timpalannya dari Turki Mevlut Cagusoglu dan Sekretaris Jenderal OIC Jousef bin Ahmed Al-Othaimeen. "Kita harus memperlihatkan kepada Israel bahwa kerja sama kita sangat berurat-berakar dan langgeng."
(Xinhua/Antara-News/Republika/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email