Jika kita perhatikan, saat Imam Husain as ingin menjelaskan falsafah kebangkitannya ia berkata “aku akan bertindak sesuai dengan cara datuk dan ayahku, karena aku melihat jalan ini sebagai jalan Ilahi.”
Shabestan News Agency, jika pandangan kita kepada Imam Husain as adalah sebuah pandangan makrifat maka hal yang akan terjadi kepada kita ialah bahwa keyakinan kita akan semakin kuat dan kokoh, dan hal ini membuat kita dapat memahami tauhid dengan baik, begitu juga dengan ma’ad dan kedudukan Imamah.
Jika kita perhatikan, saat Imam Husain as ingin menjelaskan falsafah kebangkitannya ia berkata “aku akan bertindak sesuai dengan cara datuk dan ayahku, karena aku melihat jalan ini sebagai jalan Ilahi.”
Sebagaimana yang dikatakan Imam Ridha as “kalimat Laa Ilaha Illallah adalah bentengku, barang siapa yang memasuki bentengku maka ia akan aman dari azab-Ku.”
Kemudian Imam as melanjutkan “akan tetapi semua itu dengan syarat dan aku adalah syarat tersebut.”
Meskipun kebangkitan Imam Husain as terjadi pada tempat dan waktu tertentu, akan tetapi pengaruh dan keberkahannya selalu ada dan menyebar luas di setiap tempat dan sepanjang waktu, sebagaimana sebuah ungkap menyebutkan “setiap hari adalah Asyura dan setiap tempat adalah bumi Karbala”.
Perjuangan Husaini yakni menolak kehinaan, kezhaliman dan penindasan, dan juga menjaga harga diri, menuntut kebenaran, mengajak pada jalan kepemimpinan Imam, keadilan, memerangi kebathilan dan bid’ah, menegakkan hak, keadilan dan menjalankan amar ma’ruf nahi munkar.
Salah satu pesan lainnya dari kebangkitan Asyura ialah menghidupkan kembali amar ma’ruf nahi munkar di dalam masyarakat dan juga untuk menarik orang-orang supaya mengarah ke Ahlul Bayt Rasulullah saww.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email