Pesan Rahbar

Home » » Nilai UNESCO Anti-Israel, Amerika Keluar Dari Keanggotaan

Nilai UNESCO Anti-Israel, Amerika Keluar Dari Keanggotaan

Written By Unknown on Sunday, 15 October 2017 | 21:04:00

UNESCO pernah mengeluarkan resolusi menyatakan Kota Tua di Yerusalem Timur milik Palestina dan tidak ada kaitannya dengan Yahudi.

Situasi dalam kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur, Palestina. (Foto: Dokumentasi Albalad.co)

Amerika Serikat kemarin mengumumkan keluar dari UNESCO (Organisasi Kependidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa) dengan alasan lembaga berpusat di Ibu Kota Paris, Prancis, itu beberapa kali bersikap anti-Israel.

Melalui keterangan tertulis, Departemen Luar Negeri Amerika menyatakan pengunduran diri itu baru berlaku pada 31 Desember 2018. Nantinya, negara adikuasa ini hanya akan menjadi negara peninjau di UNESCO. "Amerika akan tetap menjadi anggota penuh UNESCO hingga tanggal tersebut."

Amerika menilai perlu ada perubahan mendasar dalam UNESCO agar tidak terus berperilaku anti terhadap negara Zionis.

Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova sangat menyesalkan keputusan Amerika itu. "Mundurnya Amerika merupakan kehilangan bagi keluarga PBB dan multilateralisme," katanya lewat keterangan tertulis.

Semasa Presiden Ronald Reagan berkuasa, Amerika juga keluar dari UNESCO pada 1980-an. Amerika bergabung kembali dua dasawarsa kemudian, di masa pemerintahan Presiden George Walker Bush.

Pada 2011, semasa pemerintahan Barack Obama, Amerika mengurangi sebagian besar iurannya kepada UNESCO lantaran badan internasional ini menerima Palestina sebagai anggota penuh.

Keluarnya Amerika dari UNESCO juga dipicu oleh keinginan untuk menghemat anggaran, seperti dilansir majalah Foreign Policy.

Amerika memang sangat gusar terhadap UNESCO atas sejumlah resolusinya belakangan ini. UNESCO menetapkan Hebron di Tepi Barat sebagai situs warisan dunia milik Palestina. Lembaga ini juga menyatakan Kota Tua di Yerusalem Timur merupakan kepunyaan Palestina dan tidak ada kaitannya dengan Yahudi.

(BBC/Haaretz/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: