Ketua MUI yang juga Rais Aam PBNU Ma'ruf Amin (kanan) berbincang dengan Ketua PBNU Said Aqil Siroj (kiri) di Gedung PBNU, Jakarta. Foto: Antara/Aprillio Akbar (Foto: metrotvnews)
Rais Am Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) K. H. Ma’ruf Amin menilai, penyebaran radikalisme sudah sangat memprihatinkan. Bahkan, paham tersebut sudah masuk Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN).
“Bukan pusat radikalisme, tapi ternyata di STAN saja ada radikalisme. Ada kelompok radikalisme,” kata Ma’ruf di Gedung PBNU, Jalan Kramat, Jakarta Pusat, Senin 9 Oktober 2017.
Anggota Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) itu menilai perlu gerakan deradikalisme untuk menangkal paham ini. Hal ini penting lantaran STAN milik pemerintah.
“Karena itu ini harus menjadi perhatian kita dalam rangka melakukan kontraradikalisme itu dan di deradikalisasi,” ucap dia.
Menurut dia, pemahaman deradikalisme bisa diberikan melalui kegiatan orientasi masyarakat. Mahasiswa bisa diberikan pemahaman tentang ideologi Pancasila. Cara ini dinilai ampuh buat mencegah paham radikalisme yang terus berkembang.
“Ospek itu harus untuk pencucian. Bahkan ada penceramah diusir. Ini luar biasa. UKP-PIP menerima data laporan perguruan tinggi mengalami penolakan-penolakan karena mereka sudah radikalis. Kalau tidak segera pengkaderannya ditutup, ini bahaya,” pungkas dia.
(Metro-TV-News/suaraislam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email